Anda di halaman 1dari 17

Add an image Add an image Add an image Add an image Add an image

TERAPI KOMPLEMENTER

CERAGEM BATU GIOK UNTUK


PASIEN ASAM URAT

Add an image Add an image Add an image Add an image Add an image
DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

Dwi Bagus T. (201601069)


Distya Alfiatun Ni’mah (201601071)
Ferlinda Ayuanita (201601079)
Ni’ma Safrotul Mafruchah (201601101)
Ryo Triwiyono (201601111)
Wahyu Prasetyo (201601060)
Widya Azmi Ulin Nuha (201601061)
PENGERTIAN

Terapi komplementer adalah sebuah kelompok


dari macam - macam sistem pengobatan dan
perawatan kesehatan, praktik dan produk yang
secara umum tidak menjadi bagian dari
pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).

3
Klasifikasi Terapi Komplementer
1. Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang
mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh
(imagery, yogo, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy).
2. Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang mengembangkan pendekatan
pelayanan biomedis (cundarismo, homeopathy, nautraphaty).
3. Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya misalnya herbal, dan
makanan.
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan pergerakan tubuh misalnya
kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.
5. Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau mendapatkan energi dari
luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini
kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik.
4
 
Hubungan antara klasifikasi dengan terapi

Terapi ceragem batu giok = terapi energi.


Terapi energi adalah terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan,
reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan
bioelektromagnetik. Ceragem batu giok akan menghasilkan sinar inframerah
ketika dipanaskan. Sinar inframerah akan menstimulasi panas sampai pada
jaringan sub cutan yang mengakibatkan vasolidasi pembuluh darah meningkat,
serta meningkatkan metabolisme mengakibatkan peningkatan suply O2 ke
jaringan tersebut sehingga nyeri berkurang. Sinar inframerah dapat
membersihkan darah dan mencegah/mengurangi rematik karena asam urat tinggi. 5
The Power of PowerPoint | thepopp.com 6
Bab 1 Pendahuluan

Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang


mempunyai dampak negatif terhadap fisik maupun psikologis
penderita, dampak psikologis seperti kecemasan.

1. Dunia : International Diabetes Federation (IDF) pada tahun


2016 prevalasi
2. DM berjumlah lebih dari 425 juta orang di seluruh dunia.
SKALA
3. Indonesia : 10,2 juta penderita (Hikmah, dkk, 2018)
4. Provinsi jawa timur : prevalensi 0,6 % diabetes mellitus di
atas prevelensi nasional.
5. Ponorogo : Bulan Juni - Oktober 2015 sebanyak 276 px
(Buku Rekam Medis RSUD dr.Harjono Ponorogo).
Kecemasan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap glukosa darah
pada penderita DM,dimana jika kecemasan meningkat maka glukosa
darah juga akan meningkat (Murdiningsih & Ghofur, 2013) Untuk
menangani masalah tersebut perlu adanya penatalaksanaan kecemasan
yang baik jadi bukan hanya penatalaksanaan secara fisik.
Penatalaksanaan kecemasan secara umum meliputi terapi obat dan
terapi psikologis.Manajemen kecemasan yang salah satu tindakannya
yaitu dengan relaksasi. Terapi relaksasi ini ada bermacam-macam, salah
satunya adalah relaksasi otot progresif Progressive Muscle Relaxation
(PMR) (Rokhman, dkk, 2018).
8
BAB 2
Etiologi
DEFINISI : Diabetes Mellitus (DM) DM disebabkan oleh penurunan
merupakan penyakit gangguan metabolic produksi insulin oleh sel-sel beta pulau
kronis yang ditandai peningkatan glukosa langerhans jenis juvenilis (usia muda)
darah (hiperglikemi), disebabkan karena disebabkan oleh predisposisi herediter
terhadap perkembangan antibodi yang
ketidakseimbangan antara supplai dan
merusak sel-sel beta atau degenerasi
kebutuhan insulin
sel-sel beta.

•Faktor resiko dari penyakit DM


anatara lain :
•Obesitas (kegemukan)
•Hipertensi
•Riwayat Keluarga DM
•Dislipedimia
•Umur
•Faktor Genetik
•Alkohol dan Rokok 9
GAMBARAN KLINIS

1. Sering kencing/miksi atau peningkatan frekuensi PENATALAKSANAAN :


buang air kecil (polyuria)
2. Meningkatnya rasa haus (polidipsia) (Tarwoto,
2012). •Management diet DM
3. Banyaknya miksi menyebabkan tubuh kekurangan •Latihan Fisik
cairan (dehidrasi),.
4. Meningkatnya rasa lapar (polipagia) •Obat-obatan
5. Penurunan barat badan •Pendidikan kesehatan
6. (Tarwoto, 2012).
7. Kelainan pada mata, penglihatan kabur
•Monitoring glukosa darah
8. Kulit gatal, infeksi kulit, gata-gatal disekitar penis
dan vagina
9. Kelemahan dan keletihan
10.Terkadang tanpaa gejala
11.Ketonuria
.
10
1.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksan gula darah pada pasien DM antara lain:
1. Gula darah puasa (GDO) Gula darah 2 jam post prodi gal<140 mg/dl
Guladarahsewaktu<140mg/dl
2. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) GD<115 mg/dl ½ jam, 1 jam, 1½
jam <200 mg/dl, 2 jam <140 mg/dl.
3. hiperglikemi yang sedang puasa,
4. orang yang mendapat thiazide, dilantin, propanolol, lasik, thyroid,
estrogen, pil KB, steroid
5. .pasien yang dirawat atau sakit akut atau pasien inaktif.
(Riyadi&Sukarmin, 2013 , dan Tarwoto, 2012)
6. Tes Toleransi Glukosa Intravena (TTGI),
7. Tes Toleransi Kortison Glukosa
8. Glycosatet Hemoglobin (HbA1c)
9. C-Pepticle 1-2 mg/dl (puasa) 5-6 kali meningkat setelah pemberian
glukosa.
10.Insulin serum puasa: 2-20 mu/ml post glukosa sampai 120 mu/ml,
11.Pemeriksaan glukosa urinePemeriksaan ketone urine,
12.Pemeriksaan kolesterol dan kadar serum trigliserida, 11
1.Komplikasi
Pemeriksaan Fisik :
•Tingkat kesadaran
•Tanda-tanda vital
•Otak menjadi pikun dan mudah lupa •Berat badan melalui
•Mata rabun dan bisa mengakibatkan kebutaan penampilan atau pengukuran
•Kulit
•Ginjal terganggu
•Mata dan kepala
Dalam beberapa kasus , komplikasi ini bisa •Telinga
memaksa penderita untuk cuci darah. •Hidung
•Disfungsi ereksi atau hipotensi pada lelaki . •Mulut dan faring
•Leher
•Hipertensi . •Toraks dan paru-paru
•Komplikasi menurut tarwoto : •Dada
•Komplikasi akut •Sistem kardiovaskuler
•Abdomen
•Koma hiperglikemia disebabkan kadar gula
•Ginjal
sangat tinggi biasanya terjadi pada •Aksila
•Gangren dan luka yang susah sembuh , •Genetalia
membusuk , dan terpaksa harus di amputasi . •Sistem muskuloskeletal
•Sistem neurisensori
12
DIAGNOSA
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhBerhubungan dengan :
2. Hilangnya naafsu makan
3. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan : (ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, gaya hidup kurang gerak, imobilisasi, tirah baring, kelemahan).
4. Resiko infeksi Berhubungan dengan : ketidak adekuatan pertahanan sekunder
5. Resiko ketidakstabilan Kadar Glukosa DarahBerhubungan dengan : managemen
diabetes tidak tepat
6. Defisit Perawatan Diri Berhubungan dengan : Kelemahan

13
Definisi Ansietas : Ansietas merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.Ansietas selalu ada dan bukan
milik masyarakat atau budaya tertentu.Ansietas melibatkan fisik seseorang, presepsi diri, dan hubungan
dengan orang lain, menjadikan ansietas sebagi konsep dasar dalam studi keperawatan kesehatan jiwa
dan perilaku manusia.

1. Tingkat Ansietas Gejala Klinis Ansietas


1. Ansietas ringan terjadi saat 1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya
sendiri
ketegangan hidup sehari-hari.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
2. Ansietas sedang, dimana seseorang 3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak
hanya berfokus pada hal yang orang.
penting saja lapang presepsi 4. Gangguan pola tidur dan mimpi-mimpi yang
menyempit. menegangkan.
3. Ansietas berat ditandai dengan 5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
penurunan yyang signifikan dilapang 6. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada
otot dan ttulang,
presepsi.
 
4. Panik di kaitkan dengan rasa takut k
dan terror
14
PROSES TERJADINYA ANSIETAS

1.Genetic inheritability (pewarisan genetis)


2.Physical disease states (penyakit fisik)
3.Psychological trauma/mental trauma (Trauma Mental)
4.Absence of coping mechanisms (tidak adanya mekanisme
penyesuaian diri).
5.Irrational thoughts, assumptions and cognitive processing errors.
(pikiran-pikiran irasional, asumsi dan kesalahan proses kognisi).
 

15
DESAIN PENELITIAN
Desain • Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif jenis
studi kasus. Studi kasus dalam penelitian ini adalah asuhan
Penelitian keperawatan pada DM dengan ansietas

• Asuhan Keperawatan pada Klien yang mengalami DM dengan


Batasan Istilah ansietas di Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono ponorogo

• klien yang mengalami stroke dengan konstipasi, dengan indikasi


Partisipasi pasien sadar dengan hambatan mobilitas fisik dan didapatkan tanda-
tanda penumpukan feses.

• di Ruang Aster lantai 1 gedung selatan RSUD Dr. Harjono


Lokasi Ponorogo yang beralamat di Jl. Ponorogo-Pacitan, Kabupaten
Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
• Proses pembuatan studi kasus ini dimulai pada bulan Oktober 2018 yang diawali dari

Waktu pengajuan judul, dan ujian proposal dilaksanakan pada bulan Desember 2018,
pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2019 sedangkan sidang studi kasus 16
diadakan pada bulan April 2019.
Pengumpulan data adalah suatu proses pedekatan kepada subjek dan proses
Analisa Data pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Wawancara (Interview), Observasi, Pemeriksaan Fisik, Studi Dokumentasi

Pengumpulan Data Pengolahan dan analisa data penelitian (data mentah) harus diolah
berdasarkan prinsip-prinsip pengolahan data secara profesional.

Etika
Penelitian Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect
human dignity)
a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden
Prinsip manfaat (right to self determinated).
a. Bebas dari penderitaan b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perilaku
b. Bebas dari eksploitasi
yang diberikan (right to full disclosure).
c. Resiko (benefit ration)
c. Informed consent 17

Anda mungkin juga menyukai