ANEMIA
Disusun Oleh :
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Definisi Anemia.....................................................................................4
B. Derajat Anemia.......................................................................................5
C. Klasifikasi Anemia......................................................................................7
D. Etiologi Anemia.....................................................................................9
E. Patofisiologi Anemia.................................................................................9
F. Manifestasi klinis Anemia.........................................................................12
G. Diagnosa KeperawataAnemia..............................................................13
H. Pemeriksaan Penunjang Anemia...............................................................13
I. Penatalaksanaan Anemia.......................................................................16
A. Kesimpulan................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Anemia?
2. Apa Derajat Anemia?
3. Macam-macam Klasifikasi Anemia?
4. Apa saja Etiologi Anemia?
5. Bagamaina Patofisiologi Anemia?
6. Apa saja Manifestasi Klinis Anemia?
7. Apa saja Diagnosa Keperawatan Anemia?
8. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang Anemia?
9. Bagaimana Penatalaksanaan Anemia?
C. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Anemia.
2. Mengetahui Derajat Anemia.
3. Mengetahui Klasifikasi Anemia.
4. Mengetahui Etiologi Anemia.
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian
5 11 tahun 11,5
12 14 tahun 12,0
4
5
Sebagian besar anemia disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat
gizi esensial (zat besi, asamfolat, B12) yang digunakan dalam pembentukan
sel-sel darah merah. Anemia bias juga disebabkan oleh kondisi lain seperti
penyakit malaria, infeksi cacing tambang.
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan tubuh.
Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar
hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah normal.
(Handayani & Haribowo, 2008)
Anemia dibagi menjadi :
1. Anemia karena perdarahan.
2. Produksi eritrosit terganggu.
3. Meningkatkan kerusakan eritrosit.
4. Defisiensi nutrisi.
Penyuluhan kesehatan mempunyai peranan penting dalam pencegahan
anemia. Misalnya, defisiensi nutrisi seperti anemia megaloblastik
(kekurangan vit. B12 dan asam folat), dan anemia defisiensi zat
(kekurangan zat besi). Penyuluhan kesehatan dapat pula mencegah anemia
megaloblastik dengan pemberian informasi bahwa ada obat-obatan dan zat
kimia tertentu yang dapat mengakibatkan anemia megaloblastik. (Baradero,
Dayrit & Siswadi, 2008)
Anemia menunjukkan suatu status penyakit atau perubahan fungsi tubuh.
Terdapat banyak berbedaan jenis anemia. Beberapa menyebabkan
ketidakadekuatan pembentukkan sel sel darah merah (eritropoiesis) ; SDM
prematur atau penghancuran SDM yang berlebihan (hemolisis) ; kehilangan
darah (penyebab yang paling umum) ; faktor-faktor etiologi lain, seperti
defisit besi dan nutrien, faktor-faktor hereditas, dan penyakit kronis.
(Baughman & Hackley, 2000)
6
B. Derajat Anemia
C. Klasifikasi Anemia
D. Etiologi
Dalam berbagai keadaan, anemia aplastik terjadi saat obat atau bahan
kimia masuk dalam jumlah toksik. Namun, pada beberapa orang, dapat
timbul pada dosisi yang dianjurkan untuk pengobatan. Kasus terkahir
dapat dianggap sebagai reaksi obat idiosinkrasia pada orang yang sangat
peka dengan alasan yang tidk jelas. Apabila pajanannya segera dihentikan
(dalam hal ini, pada saat pertama kali timbulnya retikulositopenia, anemia,
granulositopenia, atau trombositopenia) dapat diharapkan penyembuhan
yang segera dan sempurna.
Apapun bahan penyebabnya, apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda
hipoplasia muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai
titik di mana terjadi kegagalan sempurma dan ireversibel, disinilah
pentingnya pemeriksaan angka dara sesering mungkin pada pasien yang
mendapat pengobatan atau terpajan secara teratur pada bahan kimia yang
dapat menyebabkan anemia aplastik (Smelzer & Bare, 2002)
d. Anemia hemolitik :
Faktor ekstra seluler (sepsis, IHA, racun, dsb).
Faktor intra seluler (stromatopati, Hb pati, Enzimopati).
(Kusuma & Nurarif, 2012)
Anemia sel sabit
Malaria
Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir ; dan
Reaksi transfuse.
(Handayani & Haribowo, 2008)
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
curah jantung pada kadar Hb mencapai 5 g% (Ht 15%). Gejala timbul bila
kadar Hb turun di bawah 5 g%, pada kadar Hb lebih tinggi selama aktivitas
atau ketika terjadi gangguan mekanisme kompensasi jantung karena penyakit
jantung yang mendasarinya.
Gejala utama adalah sesak napas saat beraktivitas, sesak pada saat
istirahat, fatigue, gejala dan tanda keadaan hiperdinamik (denyut nadikuat,
jantung berdebar, dan roaring in the ears). Pada anemia yang lebih berat,
dapat timbulletargi, konfusi, dan komplikasi yang mengancam jiwa (gagal
jantung, angina, aritmia dan/atau infark miokard).
Anemia yang disebabkan perdarahan akut berhubungan dengan
komplikasi berkurangnya volume intraseluler dan ekstraseluler. Keadaan ini
menimbulkan gejala mudah lelah, lassitude (tidak bertenaga), dan kram otot.
Gejala dapat berlanjut menjadi posturaldizzines, letargi, sinkop; pada keadaan
berat,dapat terjadi hipotensi persisten, syok, dan kematian. (Oehadian, 2012)
Gejala anemia sangat bervariasi, tetapi pada umunya dapat dibagi
menjadi tiga golongan besar, yaitu sebagai berikut.
Gejala umum anemia
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom atau anemic
syndrome. Gejala umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala yang
timbul pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah
menurun sedemikian rupa di bawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena
anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap
penurunan Hb. Gejala-gejala tersebut diklasifikasikan menurut organ yang
terkena.
1. Sistem kardiovaskular, lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak napas
saat beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
2. Sistem saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata
berkunang-kunang, kelemahan otot.
3. Sistem urogenital : gangguan haid dan libido menurun.
Gejala khas masing-masing anemia
1. Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis.
2. Anemia defisiensi asam folat : lidah merah (buffy tongue)
3. Anemia hemolitik : ikterus dan hepatosplenomegali.
4. Anemia aplastik : perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi.
Gejala akibat penyakit dasar
6
Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemi. Gejala ini timbul
karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut. Misalnya
anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat
akan menimbulkan gejala seperti pembesaran parotis dan telapak tangan
bewarna kuning seperti jerami. (Handayani & Haribowo, 2008)
G. Diagnosa Keperawatan
H. Pemeriksaan Penunjang
I. Penatalaksanaan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Kehilangan darah.
17
11
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
15
19