DIABETES MELLITUS
DISUSUN OLEH:
NIM : 7420042
Disfungsi
pankreas
Viskositas darah
meningkat
Gangguan sirkulasi
darah
Kerusakan jaringan
dan kulit
I. BIODATA
Nama :
Umur :
Agama :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tanggal MRS :
Diagnosa medis :
Nomor register :
Tanggal pengkajian :
Riwayat minum obat diabet sebelumnya dan tidak dilanjutkan dengan makan atau pasien
mengalami penurunan intake, sehingga mengalami hipoglikemia
2. Pola eliminasi: adanya gangguan eliminasi urin yang berlebih (poliuri), bab: kaji
adanya diare -/+, nyeri perut, perasaan tidak nyaman di perut
3. Pola makan/minum: pasien lebih sering makan (poliphagi) dan lebih sering haus poli
dipsi). Konsumsi makanan yang lebih banyak mengandung karbohidrat serta manis
Kaji adanya riwayat minum obat antidiabet tetapi tdk diikuti dengan makan,
menyebabkan hypoglikemi
5. Pola kegiatan/kebiasaan lain: biasanya terjadi pada pasien yang jarang melakukan
aktivitas secara teratur dan kebiasaan tidur setelah makan
6. Pola hubungan (konsep diri): klien akan merasa rendah diri apabila suda timbul
komplikasi
7. Pola seksual: adanya gangguan disfungsi ereksi akibat dari gangguan perfusi pada
organ penis sehingga menurunkan libido
8. Pola penanggulangan stress: kaji adanya stressor baik dari diri sendiri akibat
penyakitnya , ataupun stressor dari luar yang bisa mempengaruhi kadar gula darah,
serta bagaimana manajemen koping adaptif sangat diperlukan
VII. DATA PSIKOSOSIAL: klien masih bisa berinteraksi dengan orang lain seperti biasa,
kecuali bila sudah timbul komplikasi terutama adanya luka gangren
VIII. DATA SPIRITUAL: penyakit diabetes mellitus tidak mempengaruhi kegiatan spiritual
selama gula darah terkontrol dan tidak terjadi komplikasi
2. Tanda-tanda vital: TTV bisa saja normal apabila diabetes mellitus belum menimbulan
komplikasi, bisa juga mengalami peningkatan TTV (suhu meningkat akibat infeksi
luka, TD menurun, nadi meningkat, RR meningkat akibat, sepsis, atau KAD, suhu
rendah bila terjadi hipoglikemia
9. Thorax/dada: ada bekas luka apabila pasien kurang menjaga kebersihan, nyeri dada,
dada berdebar, ngongsrong
11. Kelamin dan sekitarnya: kemungkinan sering timbul gatal pada area yang lembab, kaji
adanya luka
12. Musculoskeletal: sering terjadi luka pada kaki akibat neuropati, kaji Riwayat amputasi
13. Neurologi: neuropati yang menetap pada area telapak kaki dan telapak tangan atau
organ organ lain yang di serang
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1. Kadar gula dalam darah (baik gula darah acak <200 mg/dL, puasa <126 g/dL maupun
2 jam PP < 140 g/dL)
2. HbA1c untuk mengetahui kadar gula darah selama 3 bulan terakkhir (nilai normal
<6%)
3. Darah lengkap untuk mengetahui apakah ada infeksi (leukosit normal
4.000-10.000/µL), trombosit (nilai normal 150.000-450.000/µL) yang tinggi juga
indikasi adanya viskositas darah meningkat.
XI. PENATALAKSANAAN TERAPI
1. Penggunaan obat hiperglikemi oral pada klien DM tipe 2
2. Penggunaan obat insulin pada DM tipe 1 dan 2
3. Pemberian inf. D40% dan infus D10% pada pasien hipoglikemia
3. Perfusi perifer tidak efektif disebabkan oleh hiperglikemi dengan tanda gejala:
a. Subyektif: Parastesia dan nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten)
b. Obyektif: pengisian kapiler lebih dari 3 detik, turgor kulit menurun, edema, warna
kulit pucat, penyembuhan luka lambat
4. Gangguan integritas kulit disebabkan oleh perubahan sirkulasi dan status nutrisi,
kelembaban, neuropati perifer, dengan tanda gejala:
a. Subyektif: keluhan kulit kering dan gatal
b. Obyektif: kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit, nyeri perdarahan, kemerahan,
hematoma
DAFTAR INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN:
MANAJEMEN HIPERGLIKEMIA (I.03115)
a. Observasi
1. Identifikasi kemungkinan hiprglikemia
2. Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat
3. Monitor kadar gula darah
4. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
5. monitor intake dan output cairan
6. monitor keton urine, analisa gas darah, elektrolit, TTV
b. Terapeutik
1. Berikan asupan cairan oral.
2. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
c. Edukasi
1. Anjurkan menghindari olah raga saat kadar glukosa darah >250mg/dl
2. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
3. Anjurkan kepatuhan terhadap dietdan olahraga
4. Ajarkan pengelolaan diabetes (penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan
airan, penggantian karbohidrat, dan bantuan professional kesehatan)
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian cairan i.v, jika perlu
MANAJEMEN HIPOGLIKEMIA(I.03115)
a. Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
2. Identifikasi kemungkinan penyebab hipolikemia
b. Terapeutik
1. Berikan karbohidrat sederhana
2. Berikan glucagon, jika perlu
3. Berikan karbohidrat komplek dan protein sesuai diet
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Pertahankan akses I.V, jika perlu
6. Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
c. Edukasi
1. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat
2. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
3. Jelaskan interaksi antara diet, insulin dan olah raga
4. Anjurkan kepatuhan terhadap dietdan olahraga
5. Ajarkan pengelolaan hipoglikemia ( tanda dan gejala, factor resiko, pengobatan
hipoglikemia)
6. Ajarka perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia (mengurangi insulin,
agen oral, dan atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga)
d. Kolaborasi.
1. Kolaborasi pemberian dekstrose, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian glukagon, jika perlu
3. Perfusi perifer tidak efektif disebabkan oleh hiperglikemi. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam sirkulasi perifer menjadi adekuat denga kriteria hasil:
Sensasi meningkat
Edema perifer menurun
Parastesia menurun
Kelemahan otot menurun
Turgor kulit membaik
INTERVENSI KEPERAWATAN :
a. Observasi
1. Identifikasi penyebab perubahan sensasi
2. Identifikasi penggunaan alat pengikat, prostesis, sepatu, dan pakaian
3. Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
4. Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
5. Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstur benda
6. Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
7. Monitor perubahan kulit
8. Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena
b. Terapeutik
1. Hindari pemakaian benda-benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau
dingin)
c. Edukasi
1. Anjurkan penggunaan termometer untuk menguji suhu air
2. Anjurkan penggunaan sarung tangan termal saat memasak
3. Anjurkan memakai sepatu lembut dan bertumit rendah
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
4. Gangguan integritas kulit disebabkan oleh perubahan sirkulasi. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selema 2x24 jam menjadi utuh dengan kriteria hasil:
Elastisitas meningkat
Hidrasi meningkat
Nyeri menurun
Kemerahan menurun
Tekstur membaik
INTERVENSI KEPERAWATAN:
a. Observasi
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas)
b. Terapeutik
1. Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
2. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
3. Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
4. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
5. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
6. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
c. Edukasi
1. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
5. Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
6. Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
1.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta: EGC.
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical
Nursing. Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia