Anda di halaman 1dari 42

MODUL DIABETES MELITUS

SUB MODUL 1
KELOMPOK 9
Tutor: dr. Maria Eka, MKK
1. Muhammad Mu’tasim Billah 2017730078
2. Hanif dwi irfandi 2017730054
3. Muhammad Jalaluddin Rumi 2017730080
4. Wahidin Nawawi 2017730125
5. Dewi Rahman 2017730032
6. Alvina Sarda Nour Fadillah 2017730006
7. Maulina Salmah 2017730065
8. Atemi 2017730016
9. Efitri Yunita Sari 2017730041
10. Rifa Aulia Ramadhanty 2017730098
11. Novia Rindani 2017730088
12. Sabrina Jamilah Jalaludin 2017730103
13. Silvia Emy Raras Sakti 2017730112
SKENARIO 1
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun diantar oleh ibunya ke puskesms dengan
keluhan utama sejak 1 bulan yang lalu sering ngompol, banyak minum, dan makan
banyak. Pasien duduk di kelas 2 SD dan aktif bermain seperti biasanya.

KATA SULIT : -
KATA/KALIMAT KUNCI :
-ANAK LAKI-LAKI 7 TAHUN
K.U = - SEJAK 1 BULAN YANG LALU SERING NGOMPOL
- BANYAK MINUM
- BANYAK MAKAN
- AKTIF BERMAIN SEPERTI BIASANYA
MIND MAP
Etiologi
terkait skenario Anatomi dan Histologi
Patomekanisme
organ-organ terkait
- nokturia
skenario (makro & mikro)
- Haus dan lapar
ANAK 9 TH
KELUHAN Fisiologi:
NOKTURIA,
Alur Diagnosis POLIDIPSIA, - Fungsi insulin
POLIFAGIA - Sekresi urin
Pemeriksaan
- Homeostasis
Anamnesis Penunjang tubuh
Pemenriksaan
- Mekanisme haus
Fisik dan lapar
Penyakit yang
disertai K.U
Diagnosis Banding - Epidemiologi
- Faktor risiko
PERTANYAAN
1. Bagaimana Anatomi dari organ yang terkait dengan keluhan utama (makro & mikro)?
2. Bagaimana fisiologi yang terkait dengan scenario
a. Fungsi insulin
b. Sekresi urin
c. Homeostasis tubuh
d. Mekanisme haus dan lapar
3. Apa saja etiologi yang berkaitan dengan scenario?
4. Bagaimana patomekanisme sesuai dengan Keluhan Utama?
a. Sering ngompol
b. Banyak minum
c. Banyak makan
5. Bagaimana Alur Diagnosis yang sesuai dengan skenario?
a. anamnesis
b. pemeriksaan fisik
c. pemeriksaan penunjang
6. Bagaimana DD pada scenario?
a. DD1
b. DD2
c. DD3
7. Bagaimana cara menegakkan diagnosis Diabetes?
8. Apa saja tipe Diabetes, jelaskan!
9. Apa saja kriteria diagnosis diabetes, jelaskan!
1. ANATOMI ORGAN
YANG TERKAIT DENGAN
K.U.
ANATOMI ORGAN PADA
SKENARIO
Kelenjar hipofisis
ANATOMI DAN HISTOLOGI KELENJAR PANKREAS
Histologi pankreas
GINJAL
KELENJAR ADRENAL
2. FISIOLOGI YANG
TERKAIT DENGAN
SKENARIO
Fungsi insulin
Sekresi urin
3. HOMEOSTASIS TUBUH
MEKANISME HAUS DAN
LAPAR
4. ETIOLOGI YANG
BERKAITAN DENGAN
SKENARIO
ETIOLOGI YANG TERKAIT DENGAN
SKENARIO
Banyak Makan Banyak Minum Sering Ngompol

• Hormon • Psikologis • Minum banyak air


• Sistem saraf • Hormon • RPK: nocturnal
• Lingkungan sosial • Dehidrasi enuresis
• Emosi dan • Hormon
psikologis • Psikologis
5. PATOMEKANISME
SERING NGOMPOL
5. Bagaimana patomekanisme sering mengompol sesuai
dengan scenario?
Asupan glukosa dalam
Insulin meningkat Sel Beta Pankreas rusak
tubuh meningkat

Deurisis osmotik Hiperglikemia Insulin menurun

Poliuria

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi (Konsep


Klinis Proses-Proses Penyakit). Volume 2. Edisi
6. PATOMEKANISME
BANYAK MINUM DAN
MAKAN
7. ALUR DIAGNOSIS
SESUAI SKENARIO
Anamnesis :
ALUR DIAGNOSIS DM
NO Kegiatan Ditemukan

1 Identifikasi Pasien pasein(Identifikasi(nama,umur,jenis kelamin,pekerjaan,latar belakang etnis

2 K.U • Poliuria
• Polidypsia
• polifagia

3 RP Sekarang • sudah berapa lama K.U berlangsung


• hal-hal apa yang memperburuk keadaan
• hal-hal apa yang mengurangi keluhan

4 RP Sistem • rasa letih,perubahan mood,pandangan


• infeksi bakteri dan jamur
• rasa gatal
• luka yang sulit sembuh
• disfungsi ereksi pada pria

5 RP Dahulu • apakah sebelumnya pernah menderita hal yang sama


• Adakah riwayat melahirkan dengan BB bayi > 4000 gr
• Adakah riwayat hipertensi
6 RP Keluarga (Faktor genetik sangat berperan pada terjadinya DM tipe 1)

Riwayat • jumlah makan,jenis makan,kegiatan sehari-hari,olahraga dll


7 Psikososial
8 Riwayat (beberapa obat dapat menimbulkan poliuria:analgetik dan diuretik)
Pengobatan
Pemeriksaan Fisik
• cari tanda penurunan BB dan dehidrasi(takikardi,kulit kering,tekanan darah
rendah,lidah kering)
• tes kemampuan penglihatan/visus dan periksalah mata serta fundus optik
• lakukan pemeriksaan urinalisis
• adanya aroma nafas manis seperti buah (hal ini menandakan ketoasidosis diabetik)
Temuan abnormal lainnya pada penderita DM :
1)dehidrasi dan pernapasan kusmual
2)infeksi bakterial (contohnya selulitis,ulkus,abses)
4)Glikosuria menandakan hiperglikemia
Pemeriksaan Penunjang :
Dilakukan 2 tes untuk menilai apakah orang tersebut menderita DM atau tidak,yaitu
dengan
1)Tes Saring
2)Tes Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium DM Pemeriksaan Glukosa Darah
1)GDP(Gula Darah Puasa)
persiapan pasien antara lain :
• Pasien puasa 8-12 jam sebelum tes
• Semua obat dihentikan
2)GD2PP
• Dilakukan 2 jam setelah tes GDP
• Pasien diberi makan yang mengandung karbohidrat 100 gram sebelum tes
3)TTGO
• 3 hari sebelum tes makan seperti biasa (dengan karbohidrat yang cukup)dan
melakukan kegiatan jasmani seperti bisa
• Berpuasa paling sedikit 8 jam mulai malam hari dan boleh minum air putih tanpa
8. DD 1 PADA SCENARIO
(DM TIPE 1)
EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

1. Timbul pada anak dan dewasa muda


2. Lebih sering terjadi pada populasi Eropa Utara
3. Di Indonesia penderita DM tipe 1 hanya 5-10% dari jumlah penduduk yang ada

Greenstein Ben dan Wood Diana F.2010. At a Glance Sistem Endokrin Edisi kedua.
Jakarta : Erlangga
ETIOLOGI

AUTOIMU
IDIOPATI GENETIK
N

kerusakan sel ß Pankreas sehingga


timbul defisiensi insulin absolut

Greenstein Ben dan Wood Diana


F.2010. At a Glance Sistem Endokrin
Edisi kedua. Jakarta : Erlangga
TANDA DAN GEJALA
1. Poliuria
2. Karena dehidrasi Polidipsia
3. Polifagia
4. Hiperglikemia
5. Wasting (Penurunan berat badan)
6. Fatig (kelelahan)
7. Penurunan kesadaran

Greenstein Ben dan Wood Diana


F.2010. At a Glance Sistem Endokrin
Edisi kedua. Jakarta : Erlangga
Patomekamisme Diabetes Melitus Tipe I

Infiltrasi pulau pankreas


oleh makrofag yang
teraktivasi, limfosit T
sitotoksik dan supresor, dan
limfosit B menimbulkan
insulitis destruktif yang
sangat selektif terhadap
populasi sel ß

Greenstein Ben dan Wood Diana


F.2010. At a Glance Sistem Endokrin
Edisi kedua. Jakarta : Erlangga
9. DD 2 PADA SKENARIO
10. DD 3 PADA SCENARIO
(DIABETES INSIPIDUS (DI))
DIABETES INSIPIDUS (DI)
• Definisinya adalah Keluarnya volume urin dalam jumlah besar (> 3 L / 24 jam).
• klasifikasi DI
Diabetes Inipidus Sentral
DI gestasional dan polidipsia primer (DI dipsogenik)
• Epidemiologi
DI jarang terjadi di Amerika Serikat, dengan prevalensi 3 kasus per 100.000 populasi
sekitar 1:20 juta kelahiran dalam kasus DI

• Faktor resiko
Kelainan Genetik / penyakit turunan
riwayat operasi tumor otak
meningitis
Trauma Kepala
Adanya Kelainan Tubulus Ginjal
TANDA DAN GEJALA
Manifestasi utama DI adalah sebagai berikut:
Poliuria: Volume urin harian relatif konstan untuk setiap pasien tetapi sangat bervariasi antar pasien (3-20 L)
Polidipsia
Nokturia
 Pada bayi dengan DI, tanda-tanda yang paling jelas adalah sebagai berikut:
Menangis
Mudah iritasi/kemerahan
Retardasi pertumbuhan
Hipertermia
Penurunan berat badan
 Pada anak-anak, manifestasi berikut biasanya mendominasi:
Enuresis
Anoreksia
Cacat pertumbuhan linear
Mudah Kelelahan
 Jika kondisi yang menyebabkan DI juga merusak pusat hipofisis atau hipotalamus anterior
Kelelahan yang berlebihan
Penurunan libido atau disfungsi ereksi
Sakit kepala
Kulit kering
Rambut rontok
11. CARA MENEGAKKAN
DIAGNOSIS DIABETES
Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan
adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti di bawah ini.
 Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
 Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.

Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara.


 Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis DM.
 Dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa yang lebih mudah dilakukan, mudah diterima oleh pasien
serta murah, sehingga pemeriksaan ini dianjurkan untuk diagnosis DM.
 Dengan TTGO. Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding
dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit
untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan. Langkah diagnostik DM
dapat dilihat pada bagan.
Sumber: Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi VI, Jilid 2
Acquired non-type 1 diabetes in childhood: subtypes,
diagnosis, and management. BMJ Global Health Journal
12. TIPE DIABETES
DM TIPE 2
DM Gestasional
Olah raga Pola Makan Obat-obatan
Obesitas Umur > 40 tahun Keturunan
Sekresi Hormon
Inkretin stress oleh plasenta

Proliferasi sel β dan Resistensi Insulin Kerja Insulin tjd


penurunan apoptosis Defisiensi Insulin relatif Gangguan

Mekanisme Kompensasi Sekresi amylin oleh sel β


Produksi Insulin >>> dan tertumpuk di sekitar sel

Regulasi KGD Normal


Lama-kelamaan

Penurunan Jumlah & Sel β terdesak : Jumlah


Fungsi sel β progresif berkurang 50-60%

KGD >>>>

Sumber : Purnamasair Dyah. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Hal 2325-2328. Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing.
Glukotoksisitas KGD >>>> Lipotoksisitas

Stress oksidatif: Lipolisis


IL-1β, NF-Kβ Anaerob Metabolisme
Apoptosis β sel Ceramide
DM TIPE 1
DM TIPE lain

Autoimun atau idiopatik Kerusakan Sel β Pankreas


1. Defek genetic fungsi sel beta
2. Defek genetic kerja insulin
3. Penyakit eksokrin pancreas
Defisiensi Insulin Absolut
4. Endokrinopati
5. Obat-obatan
(Glukokortikoid)
Peningkatan KGD 6. Infeksi
7. Sindroma genetik lain

Poliuria Polidipsi Polifagia

Sumber : Purnamasair Dyah. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Hal 2325-2328. Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing.
DEFEK GENETIK FUNGSI SEL BETA
MODY 1 MODY 2 MODY 3 MODY 4 MODY 5 MODY 6

Kromosom Kromosom Kromosom Kromosom Kromosom Kromosom


20, HNF-α 7, 12, HNF-α 13, Insulin 17, HNF-1β 2, Neuro D1
glukokinase promoter
factor

DEFEK GENETIK KERJA INSULIN


 Resistensi Insulin Tipe A
 Sindrom Rabson Mendenhall
 Diabetes Lipoatrofik

Sumber : Aster Abbas Kumar. 2013. Buku Ajar Patologi Robbins. Klasifikasi Diabetes Mellitus. Hal 729. Edisi 9. Elsevier.
PENYAKIT EKSOKRIN PANKREAS
 Pankreatitis
 Trauma/Pankreatektomi
 Neoplasma
 Fibrosis Kistik

ENDOKRINOPATI
 Akromegali
 Sindrom Cushing

Karena OBAT/ZAT KIMIA


 Pentamidin
 Vacor
 Glukokortikoid
Sumber : Aster Abbas Kumar. 2013. Buku Ajar Patologi Robbins. Klasifikasi Diabetes Mellitus. Hal 729. Edisi 9. Elsevier.
INFEKSI
 Rubella Kongenital

 Mumps
 Human coxsackievirus

SINDROM GENETIK LAIN


 Sindrom down
 Sindrom Klinefelter
 Sindrom turner

Sumber : Aster Abbas Kumar. 2013. Buku Ajar Patologi Robbins. Klasifikasi Diabetes Mellitus. Hal 729. Edisi 9. Elsevier.
13. KRITERIA DIAGNOSIS
DIABETES
KRITERIA DIAGNOSIS DIABETES

Tabel 3. Kriteria Diagnostik Diabetes Melitus* dan Gangguan Toleransi Glukosa


1. Konsentrasi glukosa darah sewaktu (plasma vena) >200 mg/dl atau
2. Konsentrasi glukosa darah puasa >126 mg/dl atau
3. Konsentrasi glukosadarah >200 mg/dl pada 2 j am sesudah beban glukosa 75 gram
pada TTGO**
* Kriteria diagnostik tersebut harus dikonfirmasi ulang pada hari yang lain, kecuali untuk
keadaan khas hiperglikemia dengan dengan dekompensasi metabolik berat, seperti
ketoasidosis, gejala klasik: poliuri, polidipsi, polifagi dan berat badan menurun cepat
]** Cara diagnosis dengan kriteria ini tidak dipakai rutin di klinik.
Untuk penelitian epidemiologis pada penduduk dianjurkan memakai kriteria diagnostik
kadar glukosa darah puasa dan 2 j am pasca pembebanan Untuk DM Gestasional juga
dianjurkan kriteria diagnostik yang sama

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI JILID 2


Tabel 1. Kriteria Diagnosis DM
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL(11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
2. Atau Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa >126 mg/dL (7,0 mmol/L) Puasa
diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 j am
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO >200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI JILID 2

Anda mungkin juga menyukai