Anda di halaman 1dari 12

“Relationship between clinical and radiological

signs of bronchiectasis in COPD patients: Results


from COSYCONET”
Pembimbing:
Dr. dr. Muhammad Fachri, Sp.P, FAPSR, FISR

Penyusun:
Muhammad Mutasim Billah
2017730078
STASE ILMU PENYAKIT DALAM RSIJ SUKAPURA
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Pendahuluan
● Selama lebih dari 150 tahun, gambaran klinis bronkiektasis telah diketahui, dan
merupakan penyakit penyerta yang banyak terjadi secara bersamaan pada pasien
PPOK.
● Kedua penyakit tersebut menunjukkan kesamaan tanda klinis dan diagnostik, yaitu
dengan adanya produksi sputum dan peningkatan risiko terjadinyaeksaserbasi
berulang atau infeksi persisten
● Berdasarkan gejala dan riwayat pasien dapat meningkatkan penegakkan diagnosis ke
arah bronkiektasis, namun kunci diagnosis adalah mengetahui dilatasi saluran napas
dan penebalan dinding bronkus dengan computed tomography (CT).
● Berdasarkan pertimbangan ini, Peneliti mempelajari hubungan tanda klinis
bronkiektasis dengan adanya dan tingkat tanda radiologisnya pada pasien dengan
tingkat keparahan PPOK yang berbeda.
Metode dan Sampel Penelitian
• Penelitian ini didasarkan pada data sekunder dari studi kohort COSYCONET COPD
• Pengkajian data dari COSYCONET dilakukan sebanyak 4 kali, data pasien kunjungan ke 4
diambil berdasarkan kriteria GOLD 1-4 dan yang dijadikan sebagai analisis adalah kajian
yang pertama
• Sampel yang diambil adalah data pasien berdasarkan GOLD grade 1-4 dengan
mengevaluasi gambaran radiologis dengan total sampel 1174 dan yang memiliki hasil CT
scan hanya 429
Analisis Statistik
● Data disajikan dalam bentuk angka dan persentase, atau nilai rata-rata dan
standar deviasi (SD).
● Perbandingan antar kelompok (pasien dengan CT vs tanpa CT) dilakukan
dengan dengan uji chisquare.
● Sebanyak 1174 sampel digunakan untuk pemeriksaan pasien dengan
komorbiditas "bronkiektasis" berdasarkan laporan pasien yang
didiagnosisoleh dokter.
● Jumlah sampel yang memiliki data CT scan sebanyak (n = 429).
● Nilai P <0,05 dianggap signifikan
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
Hasil Penelitian

bronkiektasis kurang dari 50%


pada 2 lobus sebanyak 27,5%,
pada 4 lobus sebanyak 26,1%
pada 6 lobus sebanyak 13,0%,

bronkiektasis lebih dari 50%


pada 1 lobus sebanyak 2,1%
Hasil Penelitian
Diskusi
● Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tidak ada perberadan yang signifikan
antara pasien ppok yang didiagnosis klinis komorbid bronkiektasis dengan
pasien yang didiagnosis dengan CT scan.
● Hasil penelitian pada pasien yang didasarkan pada diagnosis klinis masih
perlu dipertanyakan dibandingkan dengan diagnosis radiologis CT scan.
● Skor radiologis tidak menunjukan hubungan yang kurang signifikan
dengan diagnosis klinis bronkiektasis, mungkin karena jumlah pasien
yang sedikit.
● namun terdapat hubungan yang signifikan dengan diagnosis AA1D.
Kesimpulan
● Temuan yang diperoleh dalam penelitian kohort PPOK ini menunjukkan
prevalensi tinggi temuan CT konsisten dengan bronkiektasis. Namun,
gejala, diagnosis klinis dan deteksi radiologis bronkiektasis tidak ada
hubungan yang signifikan.
● Hubungan gejala dan diagnosis klinis menjadi lebih kuat setelah
kuantisasi temuan CT berdasarkan skor semikuantitatif visual.
● Perbedaan antara bronkiektasis sebagai komponen PPOK itu sendiri atau
sebagai entitas terpisah dan komorbiditas PPOK, tetap menjadi sebuah
kesulitan dalam diagnostik, karena karakteristik klinis yang overlap.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari relevansi klinis dari
bronkiektasis yang terdeteksi secara radiologis, tetapi tersembunyi
secara klinis dan kemungkinan implikasinya terhadap pengobatan pada
pasien PPOK.
D
C
Terimakasih
B

Anda mungkin juga menyukai