Anda di halaman 1dari 31

KESEHATAN LANSIA

Bramandita Nabila Nova Triadin, S. Tr.Gz.


INDONESIA MENGALAMI TRANSISI
Angka Harapan Hidup meningkat + fertilitas menurun 
DEMOGRAFI
rasio ketergantungan (dependency ratio) meningkat

Sumber: BPS, 2020

• Populasi anak-anak mencapai puncaknya dan saat ini


mulai menurun
• Penduduk usia kerja terus bertambah hingga tahun 2040 
BONUS DEMOGRAFI
• Peningkatan populasi lansia dengan cepat. Tahun 2020 :
populasi lansia 10%, meningkat menjadi 20% (2045) dan
26% (2070)
• Rasio ketergantungan lansia semakin meningkat 2 kali lipat
pada 25 tahun ke depan (dari 15,7% (2020) menjadi
33,3%)
Sumber: UNDESA, Population Division (2019), World Population Prospect
2010
Bahwa yang menjadi perhatian: selain memiliki harapan hidup (UHH/LE) tinggi, namun kemampuan lansia 4
untuk
Seiring proses penuaan,
terjadi penurunan fungsi PROGRAM
tubuh dan peningkatan risiko KESEHATA
penyakit:
Menyebabkan N LANSIA
menurunnya tingkat
kemandirian dan Tujuan:
meningkatkan kualitas
meningkatnya kebutuhan hidup lansia, agar sehat,
perawatan jangka panjang mandiri, aktif dan
produktif serta berdaya
Untuk itu, Lansia harus rajin hadir guna bagi keluarga dan
di Posyandu Lansia masyarakat, dengan
Dan jika perlu ke Puskesmas atau pendekatan siklus hidup.
Rumah Sakit untuk memeriksakan
diri dan berobat
1. MASALAH GIZI
PADA LANJUT
USIA

5
MASALAH GIZI PADA LANJUT USIA

Kegemukan Kurang energi kronik (KEK)


■ Masukan energi lebih ■ Penyebab KEK p a d a lansia:
besar daripada keluaran
- Berkurangnya indera
energi
p e n g e c a p,
■ Metabolisme tubuh menurun,
pencium
sedangkan aktivitas fisik
berkurang d a n asupan - Gigi geligi tanggal,
makan seperti biasa proses
■ Akumulasi lemak viseral mengunyah terganggu
(perut) - Stres, kesepian, penyakit
□ risiko diabetes kronik, polifarmaka
melitus, penyakit jantung,
hipertensi
6
Masalah Gizi pada Lansia: Kekurangan Zat Gizi Mikro

Umum terjadi p a d a lansia d e n g a n KEK maupun status gizi


normal
Anemia Osteoporosis (keropos tulang)

■ Penyebab: penyakit kronik, kurang ■ Berkurang atau hilangnyanya densitas


asupan zat gizi mineral tulang d a n matriks organik 🡪
■ World Health Organization: kadar menurunnya kekuatan tulang 🡪
hemoglobin normal p a d a usia > tulang rapuh, mudah patah
15 thn ■ Faktor risiko: lanjut usia, rendahnya
• perempuan: 12 mg/dL densitas mineral tulang, riwayat
fraktur, penggunaan obat-obatan
• Laki-laki: 13 mg/dL yang memengaruhi demineralisasi
■ Penelitian Hasan: 19% lansia tulang (glukokortikoid, anti kejang, dll
mengalami anemia defisiensi besi ■ Suplementasi vitamin D 3 d a n
kalsium
7
Masalah Gizi Pada Lanjut Usia:
Penyakit Kronik Degeneratif Yang Mempengaruhi Status Gizi

Penyakit Jantung Koroner (PJK) Hipertensi

■ konsumsi lemak jenuh d a n ■ Berat b a d a n berlebih


kolesterol yang meningkatkan b e b a n jantung
berlebihan ■ Tekanan daarah cenderung lebih
■ penumpukan lemak di dinding
tinggi
pem buluh d arah
■ aterosklerosis ->
■ penimbunan jaringan ikat,
pengapuran, pembekuan darah, meningkatkan tekanan
mempersempit d a n darah
menyumbat pembuluh darah ■ Sumbatan d a p a t memicu stroke

8
Masalah Gizi pada Lanjut Usia:
Penyakit Kronik Degeneratif yang Mempengaruhi Status Gizi

Diabetes Melitus
• Kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal (GDP >125 g/dl
atau GDS >200g/dl)
• kerusakan sel b et a di pankreas  kekurangan insulin absolut/relatif
d a n m en g g a n g g u absorpsi glukosa ke d a l a m sel
• D M tipe I : kerusakan sel pankreas  kekurangan insulin absolut
• D M tip e 2 : ketid a kmampuan tubuh dala m merespons insulin,
terjadi resistensi insulin d e n g a n defisiensi insulin relatif

9
Masalah Gizi pada Lanjut Usia:
Penyakit Kronik Degeneratif yang Mempengaruhi Status Gizi

Osteoarthrosis

• Berkurangnya tulang rawan sendi secara progresif disertai d e n g a n inflamasi


p a d a jaringan p e nya n g g a sendi
• Gejala: nyeri, kekakuan sendi, d a n terbatasnya gerakan sendi
• Lokasi yang sering: sendi panggul, lutut, kaki, tulang cervical, lumbal d a n jari
• Salah satu terapi a da l a h mengurangi berat badan untuk mengurangi beban
tubuh

10
Masalah Gizi pada Lanjut Usia:
Penyakit Kronik Degeneratif yang Mempengaruhi Status Gizi
■ Gout Arthritis
• Asam urat merupakan hasil akhir dari katabolisme purin
• Gangguan yang mendasari adalah endapan kristal monosodium urat
monohidrat 🡪 kadar asam urat dalam darah me ↑, yaitu > 7 mg/dl pada laki-laki
dan > 6 mg/dl pada perempuan
• Hindari makanan tinggi purin: jerohan, gajih hewan, seafood (golongan A), alkohol,
fruktosa, daging merah
Li R, et al. Dietary
factor and risk of
gout and
hyperuricemia: a
meta-analysis and
systemic review.
Asia Pac J Clin Nutr
2018;27(6):1344-56

11
Masalah Gizi pada Lanjut Usia:
Penyakit Kronik Degeneratif yang Mempengaruhi Status
Gizi

Stroke

• G a n g g u a n aliran darah ke otak m e n d a d a k 


Oksigen menurun m e n d a d a k -> m e n g g an g g u fungsi
otak
• Stroke iskemik : sumbatan
• Stroke perdarahan : ruptur pembuluh darah

12
Masalah Gizi pada Lanjut Usia:
Penyakit Kronik Degeneratif yang Mempengaruhi Status Gizi

Kanker

• Pembelahan sel diluar kendali


• sel menginvasi ke jaringan lain maupun metastasis
• M u d a h mengalami malnutrisi akibat kanker d a n
efek samping terapi kanker

13
Pelayanan Gizi Individu: Konseling Gizi

Pelayanan Gizi Lanjut Usia


M a k a n porsi kecil
tetapi sering (tiap M a k a n bersama Pilih snack sehat
3 jam) keluarga, (buah segar
J A N G A N melewati makan dan makanan
waktu makan bersama teman rebus)

Batasi
C a ra pengolahan
makanan/minuman
makan yang sehat
manis, perbanyak
(kukus/rebus/panggang),
makanan yang
hindari bumbu tajam
mengandung protein

14
Konseling Gizi : Pesan Gizi Seimbang

10 Pesan Gizi Seimbang


1. Syukuri d a n Nikmati Anekaragam M a k a n a n
2. Perbanyak M a k a n Sayuran d a n Cukup Buah-Buahan
3. Biasakan Mengonsumsi Lauk-pauk M e n g a n d u n g Protein Tinggi
4. Biasakan Mengonsumsi Anekaragam M a k a n a n Pokok
5. Batasi Konsumsi Panga n Manis, Asin d a n Berlemak
6. Biasakan Sarapan
7. Biasakan Minum Air Putih yang Cukup d a n A m a n
8. Biasakan M e m b a c a Label p a d a Kemasan Panga n
9. C u c i Tangan Pakai Sabun d e n g a n Air Bersih Mengalir
10. Lakukan Aktivitas Fisik yang Cukup d a n Pertahankan Berat Badan
Normal.

15
Tujuan dan Manfaat Skrining Geriatri

Tujuan skrining geriatri


memudahkan kader mengetahui dengan cepat kondisi kesehatan lansia di wilayah kerjanya.

Manfaat skrining geriatri


Untuk dapat merencanakan perawatan lanjutan agar dapat memperlambat atau mencegah
penurunan kapasitas intrinsik dan kemampuan fungsional.

Skrining dilakukan pada setiap lansia yang kontak pertama kali dengan kader/petugas
Kesehatan dan dilakukan minimal 1 tahun sekali.
DEMENSIA =
BUKAN PIKUN BIASA

25
DEMENSIA
 Kronik progresif.
 Gangguan fungsi kognitif multipel : daya ingat, daya nilai,
kemampuan belajar, berbahasa, visuospatial, dll.
 Dapat disertai kemerosotan (deteriorasi) dalam pengendalian emosi,
perilaku sosial, dan motivasi hidup.
 Mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.

26
10 GEJALA UMUM DEMENSIA
3. Sulit
4. Bingung,
1. Gangguan melakukan
2. Sulit fokus tersesat
daya ingat kegiatan
(disorientasi)
sehari-hari
7. Menaruh
8. Keliru /
5. Kesulitan 6. Gangguan barang di
sulit membuat
visuospatial berkomunikasi tempat yang
keputusan
tak wajar

10. Perubahan
9. Menarik diri
perilaku dan
dari pergaulan kepribadian

ABC : Activity, Behaviour, Cognitive


27
STIMULASI KOGNITIF
Mengembangkan
Mengasah otak Aktivitas fisik
hobi
• Bermain catur, • Kerajinan tangan. • Olahraga / senam
teka-teki. • Berkebun. bersama dalam
• Senam otak. • Menyanyi. kelompok lansia.
• Mengingat dan • Menari, dansa. • Jalan / lari /
menceritakan • Memasak. jogging.
kejadian (masa lalu • • Melakukan
Hewan peliharaan.
dan kini). pekerjaan rumah
• Diskusi topik. tangga.

Sosial : pergi ke restauran, nonton pertandingan olahraga, bermain kartu, jalan-jalan,


kerja sosial (sukarelawan), mengunjungi saudara / teman, partisipasi dalam kelompok
(klub lansia, dll), dan melakukan ibadah (kegiatan keagamaan).
28
29
Terima kasih

31

Anda mungkin juga menyukai