Anda di halaman 1dari 49

Pengaruh Olahraga

Terhadap Penyakit
Hipertensi, DM, Jantung

Disusun Oleh Kelompok 4


Anggota Kelompok
Athiyah Nasywa
01 210612608940 Izzatsaltsa Maya A
05 210612608959
Briza Tris Mawarni
02 210612608822
Nadia Rosalinda
06 210612608853
03 Devina Ramadhanty
210612608810
Rosa Okta Risma
07 210612608954
04 Haliza Amalina
210612608929
Topik Pembahasan

Pengertian Penyebab

Gejala Faktor Risiko

Terjadi Pada Usia Olahraga &


Intensitas
HIPERTENSI
01 Pengertian
➔ Hipertensi merupakan tanda klinis ketidakseimbangan hemodinamik suatu
sistem kardiovaskular, di mana penyebab terjadinya disebabkan oleh beberapa
faktor/multi faktor sehingga tidak bisa terdiagnosis dengan hanya satu faktor
tunggal.
(Setiati, 2015)

➔ Hipertensi identik dengan peningkatan tekanan darah melebihi batas normal.


Seseorang dikatakan hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah sistoliknya
>140 mmHg dan diastoliknya >90 mmHg.
(Hartono, 2013)
02 Klasifikasi
Klasifikasi tekanan Tekanan darah Tekanan darah
darah sistol (mmHg) diastol (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi tahap 1 140-159 90-99

Hipertensi tahap 2 ≥160 ≥100

Catatan:
- Tekanan darah sistol : tekanan darah ketika jantung berkontraksi / berdetak memompa darah
- Tekanan darah diastol : tekanan darah ketika jantung berelaksasi
03 Gejala

Gejala umum yang terjadi pada Gejala yang terjadi pada


pada penderita hipertensi antara hipertensi berat disertai
lain : komplikasi, yaitu :
1. Sakit kepala 1. Gangguan penglihatan
2. Mimisan 2. Gangguan saraf
3. Vertigo 3. Gangguan jantung
4. Mual muntah 4. Gangguan fungsi ginjal
5. Kesemutan pada tangan dan kaki 5. Gangguan serebral (otak)
6. Sesak nafas
7. Nyeri dada
8. Muka memerah
9. Telingga berdenging
04 Terjadi Pada Usia

❏ Usia muda → 18 tahun - 40 tahun


❏ Usia dewasa → 41 tahun - 60 tahun
❏ Usia Tua → 60 tahun ke atas
05 Penyebab
1. Terlalu sering mengkonsumsi kafein
2. Kecanduan minum alkohol
3. Kebiasaan merokok
4. Konsumsi garam, gula, lemak berlebih
5. Sering mengkonsumsi makanan instan, dan makanan kaleng
6. Faktor genetik
7. Obesitas
05 Penyebab
1. Hipertensi essensial (primer) → tidak dapat diketahui

Faktor yang dapat berpengaruh karena bertambahnya usia, stress


psikologis, dan hereditas.

2. Hipertensi sekunder → dapat diketahui

Penyebab yang dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah


ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal.
06 Faktor Risiko
Hipertensi memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu :
Tidak Dapat Diubah : Dapat Diubah :
1. Gen (Keturunan) 1. Konsumsi Garam
2. Usia 2. Kolesterol
3. Jenis Kelamin 3. Kafein
4. Alkohol
5. Obesitas
6. Kurang Olahraga
7. Stress
8. Kebiasaan merokok
9. Penggunaan Kontrasepsi
Hormonal
06 Faktor Risiko
Berdasarkan faktor akibat hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di
dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
❖ Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya.
❖ Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut.
❖ Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan
darah.
07 Patofisiologi
Bagaimana terjadinya ? ? ?

Proses terjadinya hipertensi adalah menurunnya tonus otot vaskuler


merangsang saraf simpatis untuk diturunkan ke sel jugularis. Sel jugularis ini yang
menyebabkan meningkatnya tekanan darah, jika sel jugularis ini diteruskan pada
ginjal akan mempengaruhi ekskresi renin yang berkaitan dengan angiotensin,
adanya perubahan angiostensin II berakibat terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah dan dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan
retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah.

Menurut Wijaya (2013)


08 Komplikasi

Menurut Anggraini Dewi, (2019) komplikasi dari


hipertensi adalah :
1. Stroke
2. Infark Miokardium
3. Gagal Ginjal
4. Ensefalopati
09 Pencegahan
● Mengatur pola hidup sehat sejak usia muda
● Mengurangi konsumsi gula dan garam
● Mengurangi konsumsi makanan yang berlemak
● Berhenti merokok dan menghindari alkohol
● Tidur yang cukup
● Pencegahan dini dengan dengan mengecek tekanan darah secara rutin
● Olahraga teratur
10 Olahraga
Lari Pagi
Olahraga aerobik dapat menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada
orang yang mempunyai tekanan darah tinggi. Olahraga aerobik
menimbulkan efek yang dapat menenangkan sistem saraf parasimpatis dan
melambatkan denyut jantung. Lari pagi bisa menurunkan tekanan darah
karena dapat merilekskan pembuluh - pembuluh darah.
11 Intensitas
Frekuensi 3 - 5 kali/minggu

Intensitas Sedang 70 - 80%

Time 20 - 60 menit/sesi

Type Olahraga Aerobic


Diabetes Mellitus
01 Pengertian
Apakah itu Diabetes Mellitus ? ? ?
➔ Merupakan penyakit dimana kadar gula dalam darah cukup tinggi karena tubuh
tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin sehingga gula didalam darah
tidak dapat dimetabolisme.
➔ Ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara
absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.

Sumber: http://rsp.unand.ac.id/artikel/mengenal-diabetes-mellitus
02 Gejala
➔ Gejala Klasik Diabetes Melitus : Poliuria (sering buang air kecil),
polidipsia (kondisi haus berlebihan/banyak minum), polifagia (rasa lapar
berlebihan/ peningkatan nafsu makan), dan penurunan berat badan

➔ Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur.

Repository Poltekkes Denpasar (Agustini Putri, Kusumayanti and Wiardani, 2020)


03 Usia & Alasan
Prevalensi Diabetes Melitus :
2013 2018

4,8% Usia 55-64 thn 6,3% Usia 55-64 thn

4,2% Usia 55-64 thn 6,0% Usia 55-64 thn

(Riskesdas, 2013) (Riskesdas, 2018)


03 Usia & Alasan
Penurunan kemampuan tubuh pada lansia untuk melakukan
metabolisme glukosa dalam darah. Sistem pengaturan glukosa
darah menjadi terganggu dan menyebabkan terjadinya
peningkatan glukosa darah lebih dari normal. Adanya proses
penuaan tersebut membuat semakin banyak lansia berisiko
terkena diabetes melitus.

Repository Poltekes Denpasar (Ni Putu Ayu, 2022)


04 Faktor Risiko
DM memiliki beberapa faktor risiko, diantaranya yaitu :
Tidak Dapat Diubah : Dapat Diubah :
1. Riwayat keturunan 1. Obesitas
2. Umur >45 tahun 2. Kurang aktivitas fisik
3. Jenis kelamin 3. Hipertensi
4. Bayi yang memiliki Berat 4. Dislipidemia dan diet yang
Badan Lahir Rendah (BBLR) tidak seimbang
<2,5 kg Faktor lain : penderita sindrom metabolik,
5. Riwayat kehamilan dengan penderita PCOS, riwayat penyakit
gula darah tinggi kardiovaskuler, faktor stress, kebiasaan
konsumsi alkohol dan rokok, dsb

Sumber: Kemenkes RI, 2019


05 Patofisiologis
Bagaimana terjadinya ? ? ?

Pada DM 2 terdapat beberapa keadaan yang terjadi yaitu


:

1. Resistensi insulin
2. Disfungsi sel B pankreas
06 Komplikasi
A. Komplikasi Akut
● Hipoglikemia
- Merupakan kondisi kadar glukosa darah terlalu rendah <70 mg/dl.
- Kadar gula darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat
pasokan energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
- 2 jenis gejala hipoglikemia:
1. Adrenergik : berdebar, banyak berkeringat, rasa lapar
2. Neuro-glikopenik : pusing, gelisah, penurunan kesadaran (koma)

● Hiperglikemia
- Merupakan kondisi kadar glukosa darah sangat tinggi >300 mg/dl
- Dapat menyebabkan gangguan penurunan kesadaran (ketoasidosis), mengalami infeksi
yang berulang, pusing dan penglihatan menjadi kabur/buram.

Sumber: Kemenkes RI, 2018


06 Komplikasi
B. Komplikasi Kronis
● Makrovaskuler
- Pembekuan darah pada sebagian otak,
- mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung,
- Stroke.

● Mikrovaskuler
- Nefropati
- Diabetik retinopati (kebutaan)
- Diabetik neuropati (gangguan saraf yang menyebabkan luka dan amputasi pada
kaki)
- Diabetik nefropatik (gangguan ginjal)
07 Rekomendasi Olahraga

Senam Kaki Diabetes

Menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah, maka akan


lebih banyak jala-jala kapiler terbuka. Sehingga lebih banyak
tersedia reseptor insulin dan reseptor menjadi lebih aktif yang
akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa pada pasien
diabetes.

Jurnal Nurse (Purnamasari, 2022)


07 Rekomendasi Olahraga

Senam Kaki Diabetes

Senam direkomendasikan dilakukan dengan intensitas moderat (60-70


maksimum heart rate), Durasi 30-60 menit. Dengan Frekuensi 3-5 kali
per minggu dan tidak lebih dari 2 hari Berturut-turut tidak melakukan
senam

Jurnal Nurse (Purnamasari, 2022)


Video Senam kaki
lansia
“Selamat Menyaksikan”
Penyakit Jantung
Koroner (PJK)
01 Pengertian
❏ Penyakit jantung koroner merupakan gangguan pembuluh darah koroner berupa
penyempitan atau penyumbatan aliran darah yang dapat mengganggu proses
transportasi bahan-bahan energi tubuh, sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen.
Ketidakseimbangan ini menimbulkan gangguan pompa jantung dan berakhir
pada kelemahan dan kematian sel-sel jantung.

(Wahyuni et.al, 2012).


01 Pengertian

❏ Penyakit Jantung Koroner adalah gangguan fungsi jantung akibat otot


jantung kekurangan darah karena penyumbatan atau penyempitan pada
pembuluh darah koroner akibat kerusakan lapisan dinding pembuluh darah
(Aterosklerosis).

(Kemenkes, 2020).

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/apa-definisi-penyakit-jantung-k
oroner-pjk
02 Gejala
Tanda dan gejala khas PJK adalah keluhan rasa tidak nyaman di dada atau nyeri dada
(angina) yang berlangsung selama lebih dari 20 menit saat istirahat atau saat aktivitas yang
disertai gejala keringat dingin atau gejala lainnya seperti lemah, rasa mual, dan pusing.

Tanda gejala yang dirasakan :

● Nyeri dada
● Tertekan di daerah dada
● Rasa berat di dada
● Rasa mual atau nyeri ulu hati
● Keringat Dingin

Tanda gejala ini masih membutuhkan diagnosis medis


03 Penyebab
01
Aterosklerosis atau Atherosclerosis

02

Trombosis Endapan lemak

03
Masalah kesehatan yang mempengaruhi pembuluh
darah
03 Penyebab
❏ Aterosklerosis atau Atherosclerosis
● Aterosklerosis terjadi pengerasan pembuluh darah karena plak. Pembentukan plak
akan memperlambat bahkan menghentikan aliran darah sehingga jaringan yang
disuplai oleh arteri mengalami aterosklerosis sehingga akan kekurangan oksigen dan
nutrisi.

● Proses peradangan ini menyebabkan pengerasan dan penebalan dinding pembuluh


darah arteri karena adanya proses pengendapan lemak, komplek karbohidrat dan
produk darah sehingga akan mengakibatkan hilangnya elastisitas arteri disertai
perubahan degenerasi lapisan tunika media dan intima pembuluh darah.

(Wihastuti et al., 2016)


03 Penyebab
❏ Trombosis
● Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah lama kelamaan akan menyebabkan
robekan pada pembuluh darah. Pada mulanya gumpalan darah merupakan mekanisme
pertahanan tubuh untuk mencegah perdarahan berlanjut pada saat terjadinya luka.
Berkumpulnya gumpalan darah di bagian robek tersebut, kemudian bergabung dengan
keping-keping darah menjadi trombus.

● Trombosis yang menyebabkan sumbatan di pembuluh darah jantung, dapat


menyebabkan serangan jantung 13 mendadak dan bila sumbatan terjadi di pembuluh
darah otak akan menyebabkan stroke .

(Kusrahayu, 2004).
03 Penyebab
❏ Masalah Kesehatan yang Mempengaruhi pembuluh darah

Penyebab dari kondisi tersebut masih belum diketahui pasti. Namun, ada beberapa
kemungkinan yang dapat menjadi penyebab terjadinya masalah pada pembuluh darah,
seperti:

● Kerusakan pada dinding arteri atau pembuluh darah lainnya dari peradangan kronis,
tekanan darah tinggi, atau diabetes.
● Perubahan molekul yang biasanya terjadi seiring dengan pertambahan usia. Perubahan
molekul ini mempengaruhi kontrol terhadap gen dan protein di dalam sel.

https://hellosehat.com/jantung/jantung-koroner/penyebab-jantung-koroner/
04 Usia & Alasan
Menurut American College of Cardiology, penyakit jantung koroner adalah kondisi yang paling sering
dialami oleh para lansia, umumnya terjadi pada mereka yang berusia di atas 75 tahun.

Usia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian PJK, terutama terhadap
terjadinya proses aterosklerosis pada arteri koroner. Saluran arteri koroner ini dapat
diibaratkan sebagai saluran pipa, yang semakin tua umurnya maka semakin besar
kemungkinan timbulnya kerak di dindingnya yang mengakibatkan terganggunya aliran air
dalam pipa.
04 Faktor Risiko
Tidak dapat diubah Dapat diubah
1. Usia 1. Hiperlipidemia
Mempengaruhi proses aterosklerosis pada Penyakit yang mengakibatkan kadar lemak dalam darah
arteri koroner. meningkat
2. Jenis kelamin 2. Diabetes Mellitus
Pria memiliki risiko yang lebih tinggi Memicu pertumbuhan atheroma sehingga pembuluh darah
daripada wanita. arteri menjadi sempit (aterosklerosis).
3. Riwayat keluarga 3. Hipertensi
4. Ras 2x lebih beresiko apabila tekanan darah sistolik 130-139
Ras kulit hitam lebih berisiko terkena PJK mmHg dan diastolik 85-89 mmHg
4. Kebiasaan Merokok
5. Obesitas
Jantung bekerja lebih berat pada orang yang mengalami
obesitas
06 Patofisiologis
PJK terjadi apabila arteri koroner (arteri yang memasok darah
dan oksigen ke otot jantung) tersumbat oleh zat lemak yang
disebut plak atau ateroma. Plak ini menumpuk secara bertahap di
dinding bagian dalam arteri, yang akhirnya membuat arteri
menjadi sempit. Proses penyempitan ini disebut dengan
aterosklerosis.
06 Patofisiologis

Aterosklerosis adalah masalah kesehatan


yang terjadi ketika terdapat tumpukan
kolesterol dan zat lain di dalam dinding
pembuluh darah arteri. Tumpukan ini bisa
mengeras dan mengganggu aliran darah ke
jantung lantaran pembuluh darah tersumbat
atau menyempit.
07 Komplikasi

Komplikasi penyakit jantung koroner yang paling sering terjadi antara lain:

● Mati mendadak
● Gagal jantung mendadak atau menahun
● Gangguan aritmia
● stroke
● Kerusakan katup jantung

(Cahyono, 2008)
08 Rekomendasi Olahraga

Salah satu dari aktivitas olahraga aerobik yang umum di masyarakat dan ditujukan
untuk para lansia adalah olahraga senam jantung sehat.
➔ Tujuan inti dari olahraga ini adalah untuk menyehatkan jantung. Senam jantung ini
bertujuan untuk memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh dalam 24 jam.
➔ Apalagi saat usia bertambah, performa jantung akan semakin menurun. Dengan
demikian maka olahraga senam jantung yang berintikan gerakan aerobik ini,
ditambah dengan gerakan yang melatih kelenturan, kekuatan dan peningkatan otot-
otot secara aman bagi lansia untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner.
Video Senam jantung
lansia
“Selamat Menyaksikan”
09 Intensitas Olahraga

Frekuensi 3 - 5 kali/minggu

Intensitas Ringan 50 - 60% / Sedang 60 - 75%

Time 20 - 60 menit/sesi

Type Latihan Senam Aerobic

Catatan
Lansia berusia 55 tahun melakukan aerobic ringan dengan intensitas 60%, maka :
DNM = 220 - 55 = 165
Denyut jantungnya = 60% x 165 = 99/menit
REFERENCES
Agustini Putri, N.M.D., Kusumayanti, G.A.D. and Wiardani, N.K. (2020) ‘TINJAUAN
KASUS TINGKAT PENERIMAAN DIET DAN LAMA RAWAT INAP PASIEN DIABETES
MELITUS DI RSUD WANGAYA DENPASAR’, Repository Poltekes Denpasar, (Dm), pp. 6–
23.

APA Saja Tanda Dan Gejala Penyakit Jantung Koroner (PJK)? (n.d.).Direktorat
P2PTM.
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-dara
h/apa-saja-tanda-dan-gejala-penyakit-jantung-koroner-pjk

Fatimah, R. N. (2015). Diabetes melitus tipe 2. Jurnal Majority, 4(5).

Hapsasri, A. (2020, Spetember 02). Kenali Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Jantung
Koroner. Retrieved from Hellosehat.com:
https://hellosehat.com/jantung/jantung-koroner/penyebab-jantung-koroner/

Kecemasan Pada Kelompok Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kahakitang


Kecamatan Tatoareng’, Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, 13(2), p. 59.
doi:10.32382/medkes.v13i2.664.
REFERENCES
Kementerian Kesehatan RI. (2020) ‘Infodatin tetap produktif, cegah, dan atasi Diabetes
Melitus 2020’, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, pp. 1–10. Available at:
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin-2020-Diabetes-
Melitus.pdf
.

Ni Putu Ayu, L. (2022) ‘GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU


PADA LANSIA DI BANJAR PANGKUNG LIPLIP KECAMATAN NEGARA TAHUN 2022’,
21(1), pp. 1–9. Available at: http://mpoc.org.my/malaysian-palm-oil-industry/.

Pittara, d. (2021, Oktober 29). Komplikasi Penyakit Jantung. Retrieved from


alodokter.com: https://www.alodokter.com/penyakit-jantung/komplikasi

Purnamasari, D. (2022) ‘PENGARUH SENAM KAKI PADA LANSIA PENDERITA


DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS DUREN SAWIT’, 5(1).

Putri Dafriani (2019) ‘Pendekatan Herbal Dalam Menangani Hipertensi’, p. 98.


REFERENCES
Rokom. (2021, September 28). Penyakit Jantung Koroner Didominasi Masyarakat Kota.
Sehat Negeriku.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210927/5638626/penyakit-jantung-koroner-di
dominasi-masyarakat-kota/

Telaumbanua, A.C. and Rahayu, Y. (2021)

‘Penyuluhan Dan Edukasi Tentang Penyakit Hipertensi’, Jurnal Abdimas Saintika, 3(1),
p. 119. doi:10.30633/jas.v3i1.1069.

Ulfah, Emilia (2019) KESADARAN DAN FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA CIVITAS AKADEMIKA UMM.
Undergraduate (S1) thesis, Universitas Muhammadiyah Malang.

Prasetyo, Y. (2015). Olahraga bagi penderita hipertensi. Universitas Negeri Yogyakarta.


Kesepian tanpa kekasih
Cukup sekian dan terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai