GAMBARAN TENTANG
GEJALA, KOMPLIKASI
DAN MANAJEMEN DIRI
Sebagian besar
komplikasi kronik dari
DM dapat digambarkan
sebagai komplikasi
makrovaskuler atau
mikrovaskuler (Papatheodorou,
2018).
Komplikasi Makrovaskuler:
sistemik aterosklerosis: endothel dysfunction, inflamasi, fibrosis dan
remodelling
Komplikasi Mikrovaskuler:
Pembuluh darah kapiler memiliki
peran penting dalam menjaga tekanan
darah
dan menyediakan oksigen serta nutrisi ke
jaringan (Jin, 2018).
Makulopati adalah
penyebab lain kehilangan
penglihatan pada pasien
DM (Stitt et al 2016).
DM merupakan penyebab
paling umum gangguan
ginjal (Ploughs
Dkk 2018).
Penyebabnya adalah
Hiperglikemia dan
Hipertensi, serta
penumpukan kolesterol
(LDL dan trigliserida) yang
menyebabkan akumulasi
lipid pada nefropati diabetes
(Yuan et al 2017)
Neuropati Diebetikum
Neuropati diabetium
mempengaruhi setengah dari
penderita diabetes dan
berpotensi mengancam jiwa,
karena
mempengaruhi baik saraf
otonom dan saraf perifer.
Neuropati otonom
Kondisi saraf otonom, yaitu saraf yang
berfungsi mengatur kondisi internal tubuh
yang mempersarafi mata, kandung kemih,
system pencernaan, jantung dan pembuluh
darah, dan kelenjar keringat, dan organ
reproduksi yang bertindak independen dan
tidak disadari.
1. Glycaemic control
2. Insulin therapy and lifestyle management
3. Diet
4. Exercise
5. Medicines
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan faktor risiko
komplikasi DM pada masa pandemi
Luka kaki diabetes didefinisikan sebagai nyeri kaki, ulkus kaki, dan gangren
kaki yang disebabkan oleh neuropati dan penyakit vaskular ekstremitas bawah,
yang membutuhkan proses jangka panjang (Acosta et al., 2008; Blakytny dan Jude, 2009).
Dalam keadaan diabetes, beberapa faktor menyebabkan stagnasi dalam satu atau
lebih tahap proses penyembuhan normal.
Luka Terinfeksi: adanya invasi pada jaringan luka dengan adanya multiplikasi
mikroorganism patogen yang menghasilkan jaringan cedera subsequent dan
memberikan penyakit melalui mekanisme toxic atau seluler, dengan tahapan
tingkat gangguan bakterial (kontaminasi- kolonisasi- topical infection/critical
kolonisasi-lokal infection-regional/spreading infection/cellulitis-sepsis)
Lapisan kulit
1. epidermis: lapisan terluar dari kulit, memiliki karakter terdiri dari sel
epitelial, avaskular, ketebalan 0,04 mm, regenerasi setiap 2-4 minggu,
mendapatkan nutrisi dari dermis, terdiri dari 4-5 lapisan tergantung lokasi
tubuh
2. dermis: lapisan tengah dari kulit dengan ketebalan 0,5 mm, terdiri dari 2
lapisan, vaskular, terdapat saraf, jaringan penghubung, kolagen, elastin,
fibroblast, dan sel mass, bertanggung jawab pada reaksi inflamasi sebagai
respon trauma dan infeksi, reseptor panas, dingin, nyeri, tekanan, gatal
3. hipodermis: lapisan terdalam kulit atau yang sering disebut lapisan
subkutan. Mendukung dermis dan epidermis, terdapat jaringan adiposa,
jaringan penghubung, dan pembuluh darah. Sebagai penyimpanan lemak,
menjaga organ dibawahnya, memberikan regulasi temperatur
Fase penyembuhan luka
Fase 1: fase infamatory: 0-3 hari.fase ini merupakan fase normal tubuh
terhadap cidera. Fase ini mengaktifkan vasodilatasi sehingga meningkatkan
aliran darah yang menyebabkan panas, kemerahan, nyeri, bengkak, hilangnya
fungsi
Fase 2: fase proliferatif: 3-24 hari, merupakan fase penyembuhan luka. Tubuh
membuat aliran darah baru yang menutupi permukaan luka. Fase ini meliputi
granulasi dan epitelisasi. Luka akan menjadi lebih kecil yang menunjukkan
semakin sembuh
Fase 3: fase maturasi (24-365 hari). Merupakan fase akhir dari penyembuhan
luka. Terbentuk jaringan luka. Pada fase ini luka masih berisiko dan harus
dijaga sebaik mungkin
Pengkajian Luka
Meliputi riwayat terjadinya luka,
Pengkajian terfokus kulit:
Warna kulit (pucat, sianotik,
terbakar)
Kemerahan, gatal, nyeri, ukuran,