DISPENSING SEDIAAN
STERIL
DRA RATIH DYAH PERTIWI, M.FARM, APT
1 Nama Lengkap (dengan Dra. Ratih Dyah Pertiwi, M.Farm,Apt
Gelar)
2 Jenis kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 215090606
5 NIDN 0306086904
6 Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 6 Agustus 1969
7 Nomor Telepon/Faxs/HP 08159561966
8 Alamat Kantor Universitas Esa Unggul,Jl Arjuna Utara 9A Jakarta
9 Nomor Telepon/Faxs
10 Alamat e-mail ratih.dyah@esaunggul.ac.id
11 Lulusan yang telah dihasilkan S1= S2= v S3=
12 Mata Kuliah Yang diampu 1. Formulasi dan Teknologi Sediaan Semi solid
2. Formulasi dan Teknologi Sediaan Semi Padat
3. Formulasi Steril
4. Compounding dan dispensing
5.
DRA. RATIH DYAH PERTIWI, M.FARM, APT
S1 S2 S3
Nama perguruan Fakultas Farmasi Universitas Fakultas Farmasi Universitas Fakultas Farmasi Univ Gadjah
Tinggi Gadjah Mada Indonesia Mada
Bidang Ilmu Farmasi Teknologi Farmasi Teknologi Farmasi
Tahun masuk 1987 2012 2016
Judul Uji Daya Anti Bakteri dan Pembuatan, Karakterisasi,
Skripsi/Tesis/Disertasi Identifikasi Citrus aurantifolia, Uji in Vitro dan in vivo
Swingle Nanopartikel Emas berbasis
konjugatGom Arab-
Vinkristin sebagai Terapi
Obat Kanker Terarah
Nama Pembimbing Dra. Wahyuningsih, Apt Dr. Joshita Djajadisastra, Prof. Suwaldi, M.Sc,Apt
M.Pharm, Apt
OUTLINE
Perubahan Paradigma:
Lama:
Dilaksanakan oleh perawat Rumah Sakit di ruang perawat non steril
Baru :
Dilaksanakan oleh apoteker Rumah Sakit di instalasi farmasi di ruang Steril dan
secara aseptis sesuai standar pelayanan farmasi RS No : 1197/sk/x/2004
DASAR HUKUM :
• Pelayanan kefarmasian menurut PP No.51 tahun 2009 adalah pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan sediaan farmasi agar mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
• Apoteker bertanggung jawab dalam keberlangsungan pemberian pengobatan yang diatur
dengan SPO (Standar Prosedur Operasional).
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58
TAHUN 2014
TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT
• Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
TUJUAN
• Pencampuran sediaan steril harus dilakukan secara terpusat di instalasi farmasi rumah
sakit untuk menghindari infeksi nosokomial dan terjadinya kesalahan pemberian obat
• Pencampuran sediaan steril merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi
semula menjadi produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain yang
dilakukan secara aseptis oleh apoteker di sarana pelayanan kesehatan (ASHP, 1985).
• Dispensing sediaan steril harus dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit dengan
teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan stabilitas produk dan melindungi petugas
dari paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya kesalahan pemberian Obat
• Apabila ada keterbatasan personel dan alat untuk dispensing sediian
steril, maka diutamakan untuk sediaan steril risiko tinggi dan risiko sedang
ASEPTIS
• Pada prinsipnya, yang termasuk dalam bentuk sediaan ini antara lain sediaan parentral, obat suntik,
preparat untuk mata dan preparat irigasi (misalnya infus).
• Sediaan parentral merupakan jenis sediaan yang unik di antara bentuk sediaan obat terbagi-bagi,
karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membran mukosa ke bagian tubuh. Karena sediaan
ini mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yaitu membran kulit dan
mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan-bahan toksis lainnya,
serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.
• Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk
menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia atau mikrobiologis.
PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL :
• Pencampuran sediaan steril harus dilakukan secara terpusat di instalasi farmasi rumah
sakit untuk menghindari infeksi nosokomial dan terjadinya kesalahan pemberian obat
• Pencampuran sediaan steril merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi
semula menjadi produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain yang
dilakukan secara aseptis oleh apoteker di sarana pelayanan kesehatan (ASHP, 1985).
STANDAR AKREDITASI RS
(KARS VERSI 2012)
MPO 5:
1. Obat dipersiapkan dan disalurkan dalam area yang
bersih dan aman dengan peralatan dan supplai yang
memadai (lihat juga PPI.7, EP 1 dan 2)
• Dalam melakukan pencampuran sedian steril diperlukan ruangan dan peralatan khusus
untuk menjaga sterilitas produk yang dihasilkan dan menjamin keselamatan petugas dan
lingkungannya
• Syarat yang harus dipenuhi dalam pencampuran sediaan parenteral secara aseptis adalah
ruang bersih, kabinet LAF (Laminar Air Flow), dan personel yang berkompeten
memenuhi syarat sebagai petugas dispensing.
• SDM harus mendapatkan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan
menjamin mutu pelayanan. Pelatihan dapat dilaksanakan oleh IFRS atau pelatihan-
pelatihan dari instansi terkait. IFRS juga harus membuat tim jaminan mutu produk dan
pencampuran sediaan parenteral agar mutu terjamin dan meminimalisir terjadinya
kesalahan.
RUANG PENCAMPURAN OBAT STERIL
• Area harus di ruangan terpisah (clean room), ukuran clean room tergantung besaran kegiatan.
• Lantai dari vinyl atau epoxy, dapat dicuci. Steril atau Semi steril.
• Biological cabinet
• Exhause fan.
• Laminer air flow dan hepa filter penyaring udara,
• Ruang antara ganti baju – cuci tangan (wastafel).
• Tempat sampah khusus DILENGKAPI PASS BOX tempat keluar masuk obat.
TATA LETAK RUANGAN :
RUANGAN :
Pencampuran sediaan steril memerlukan ruangan khusus dan terkontrol. Ruangan ini terdiri dari :
•Ruang persiapan
•Ruangan yang digunakan untuk administrasi dan penyiapan alat kesehatan dan bahan obat (etiket, pelabelan, penghitungan dosis dan volume cairan).
•Ruang cuci tangan dan ruang ganti pakaian
Sebelum masuk ke ruang antara, petugas harus mencuci tangan, ganti pakaian kerja dan memakai alat pelindung diri (APD).
•Ruang antara (Ante room)
Petugas yang akan masuk ke ruang steril melalui suatu ruang antara
•Ruang steril (Cleanroom)
Ruangan steril harus memenuhi syarat sebagai berikut :
•1) Jumlah partikel berukuran 0,5 mikron tidak lebih dari 350.000 partikel
•2) Jumlah jasad renik tidak lebih dari 100 per meter kubik udara.
•3) Suhu 18 – 22°C
•4) Kelembaban 35 – 50%
•5) Di lengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter
•6) Tekanan udara di dalam ruang lebih positif dari pada tekanan udara di luar ruangan.
•7) Pass box adalah tempat masuk dan keluarnya alat kesehatan dan bahan obat sebelum dan sesudah dilakukan pencampuran. Pass box ini terletak di antara ruang persiapan
dan ruang steril.
Gambar 2. Pass box
d. Masker disposible.
Gambar 3. APD
2. LAMINAR AIR FLOW
• Laminar Air flow (LAF) mempunyai sistem penyaringan ganda yang memiliki efisiensi tingkat tinggi, sehingga dapat
berfungsi sebagai : Penyaring bakteri dan bahan-bahan eksogen di udara.
Menjaga aliran udara yang konstan diluar lingkungan.
• Mencegah masuknya kontaminan ke dalam LAF.
Terdapat dua tipe LAF yang digunakan pada pencampuran sediaan steril :
a. AliranUdaraHorizontal (Horizontal AirF low). Aliran udara langsung menuju ke depan, sehingga petugas tidak terlindungi
dari partikel ataupun uap yang berasal dari ampul atau vial. Alat ini digunakan untuk pencampuran obat steril non sitostatika.
• b. Aliran Udara Vertikal (Vertical Air Flow). Aliran udara langsung mengalir kebawah dan jauh dari petugas sehingga
memberikan lingkungan kerja yang lebih aman. Untuk penanganan sediaan sitostatika menggunakan LAF vertikal Biological
Safety Cabinet (BSC) kelas II dengan syarat tekanan udara di dalam BSC harus lebih negatif dari pada tekanan udara di
ruangan.
+20 PA
•Perbedaan
tekanan
antar
ruangan :
10 s/d 15
Pascal cleanroom
•Untuk
non-sitostatika, +10 Pa + 3 0 Pa
tekanan ruangan
semakin ke
dalam maka
semakin positif
─ 20 Pa
•Untuk cleanroom
SITOSTATIKA,
tekanan ruangan
semakin kedalam
maka semakin
NEGATIF
─ 10 Pa ─ 30 Pa
Batasi jumlah item, karena tiap item
menimbulkan turbulensi
Letakkan item berukuran kecil dekat HEPA
filter dan item berukuran besar jauh dari
HEPA filter
Item berukuran besar: ruang antara min 15
cm, item berukuran kecil min 0,5 cm
Jarak antar petugas dan daerah kerja di
hood min 15 cm
TEKNIK ASEPTIS
• Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5 BENAR ( benar pasien, obat, dosis, rute
dan waktu pemberian)
• Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah, nomer batch, tgl kadaluarsa), serta melengkapi
form permintaan.
• Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas/tidak lengkap.
• Menghitung kesesuaian dosis.
• Memilih jenis pelarut yang sesuai.
• Menghitung volume pelarut yang digunakan
• .Membuat label obat berdasarkan: nama pasien, nomer rekam medis, ruang perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi
penyimpanan, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa campuran. (contoh label obat, gambar 1)
• Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomer rekam medis, ruang
perawatan, jumlah paket.
• Melengkapi dokumen pencampuran (contoh form pencampuran di gambar 3)
• Memasukkan alat kesehatan, label, dan obat-obatan yang akan dilakukan pencampuran
kedalam ruang steril melalui pass box.
PENCAMPURAN
1.Proses pencampuran obat suntik secara aseptis, mengikuti langkah – langkah sebagai berikut:
a) Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
b) Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi sesuai prosedur tetap (gambar 4)
c) Menghidupkan Laminar Air Flow (LAF) sesuai prosedur tetap
d) Menyiapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerap cairan dalam LAF.
e) Menyiapkan kantong buangan sampah dalam LAF untuk bekas obat.
f) Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan alkohol 70 %.
g) Mengambil alat kesehatan dan obat-obatan dari pass box.
h) Melakukan pencampuran secara aseptis
PROSES PENCAMPURAN OBAT SUNTIK SECARA ASEPTIS,
MENGIKUTI LANGKAH – LANGKAH SEBAGAI BERIKUT
• gerakan J-motion.
• b) Seka bagian leher ampul dengan alkohol 70 %, biarkan mengering.
• (c) Lilitkan kassa sekitar ampul
(d) Pegang ampul dengan posisi 45o, patahkan bagian atas ampul dengan arah menjauhi petugas. Pegang ampul dengan
posisi ini sekitar 5 detik.
(e) Berdirikan ampull
(f) Bungkus patahan ampul dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan.
TEHNIK MEMINDAHKAN SEDIAAN OBAT DARI
VIAL: 7) Untuk permintaan infus intra vena (iv) , suntikkan
1) Membuka vial larutan obat larutan obat ke dalam botol infus dengan posisi 45o
perlahan-lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan
•(a) Buka penutup vial.
tercampur sempurna.
(b) Seka bagian karet vial dengan alkohol 70 %, biarkan mengering.
8) Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan
•(c) Berdirikan vial
ukuran yang sesuai untuk penyuntikan.
•(d) Bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam kantong 9) Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan
buangan tertutup
posisi
•2) Pegang vial dengan posisi 45o, masukkan spuit ke dalam vial. jarum ke atas angkat jarum dan buang ke kantong buangan
•3) Masukan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan perlahan-lahan tertutup.
memutar untuk melarutkan obat. 10) Pegang spuit dengan bagian terbuka ke atas, tutup
•4) Ganti needle dengan needle yang baru. dengan ”luer lock cap”.
•5) Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam spuit kosong 11) Seka cap dan syringe dengan alkohol.
sesuai volume yang diinginkan. 12) Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah
•6) Pegang vial dengan posisi 45o, tarik larutan ke dalam spuit tersebut. terkontaminasi ke dalam kantong buangan tertutup.
i) Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus yang sudah berisi obat hasil
pencampuran.
j) Membungkus dengan kantong hitam atau alumunium foil untuk obat-obat yang harus
terlindung dari cahaya.
k) Memasukkan spuit atau infus ke dalam wadah untuk pengiriman.
l) Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus melalui pass box.
m) Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah pembuangan khusus
Obat kompatibel dengan cairan infus / pelarut
pembawa
Obat kompatibel dengan wadah
Antar obat kompatibel
Obat stabil selama infus diberikan
Periksa semua produk jadi
Yang pertama dikeluarkan dari LAF hood
adalah produk jadi, kemudian baru limbah.
Seka daerah kerja dan dinding LAF hood
(setengah ke bawah) dengan kassa
beralkohol
Sarung tangan dapat dilepaskan, tetapi
pakaian lainnya dibuka di luar ruang
aseptic dispensing
Integritas wadah
Organoleptis : warna, bau, volume,
endapan, kekeruhan
Pelabelan
TEKNIK PENANGANAN SEDIAAN
SITOSTATIKA
• Penanganan sediaan sitostatika yang aman perlu dilakukan secara disiplin dan hati-hati
untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan, karena sebagian besar sediaan sitostatika
bersifat :
• - Karsinogenik yang berarti dapat menyebabkan kanker.
• - Mutagenik yang berarti dapat menyebabkan mutasi genetik.
• - Teratogenik yang berarti dapat membahayakan janin.
• Penyiapan
• Proses penyiapan sediaan sitostatika sama dengan proses penyiapan pencampuran obat
suntik.
• Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke
• dalam wadah untuk pengiriman.
15)Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi
• melalui pass box.
16) Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap (lampiran 4):
LIMBAH
Semua limbah yang dihasilkan selama preparasi obat sitostatik dan pembersihan tumpahan
harus dipisahkan, dikemas dan dibuang dalam kemasan yang sesuai
Harus ada SOP pengamanan bagi petugas yang membawa limbah atau yang terkena
tumpahan
Limbah preparasi
Limbah tajam harus ditempatkan dalam wadah tahan bocor. Jarum harus ditutup
dengan tehnik khusus yang memungkinkan petugas tidak tertusuk
Limbah obat harus ditempatkan dalam wadah yang sesuai dan di-seal agar tidak bocor
Wadah limbah sitostatik harus diberi label yang menunjukkan adanya limbah obat
sitostatik
Cara pembuangan
Limbah sitostatik tidak boleh dipress secara mekanik
Limbah sitostatik harus ditangani dengan insenerator
TUMPAHAN