SEDIAAN STERIL
YU R I P E RTAMA SARI
I N STAL ASI FA R MA SI
RS K A N KE R “DHA R M A IS”
Curriculum Vitae
Nama : Dra. Yuri Pertamasari, Apt, MARS
No. Hp : +628176388168
E Mail : yuripertamasari@yahoo.com
2014 - 2018
Organisasi : Pengurus Himpunan Seminat Farmasi Rumah Sakit IAI PD DKI Jakarta
SEDIAAN PARENTERAL
Lebih dari 40 % pasien di rumah sakit menerima
terapi dengan sediaan parenteral
Sediaan Parenteral
Macam-macam rute pemberian parenteral :
◦ Intra vena, intra muscular, intra arterial, intra epidural, intra ocular, intra
peritonial, intra cutan ( sub cutan )
Tujuan pemberian sediaan parenteral :
◦ Memasukkan obat sebagai terapi
◦ Menggantikan cairan
◦ Koreksi cepat cairan dan elektrolit
◦ Meningkatkan bioavailabilitas
• Mencapai konsentrasi terapeutik obat dengan segera dalam darah
• Terapi kontinyu
• Obat yang absorpsinya buruk di saluran cerna
• Mengurangi iritasi obat
• Kondisi pasien (tidak boleh/tidak bisa diberikan oral, tidak sadar, tidak
kooperatif)
Macam – macam sediaan
parenteral
Sediaan Parenteral Besar :
◦ Infus obat, Nutrisi parenteral biasanya diberikan dalam
volume > 10 ml, waktu pemberian 30 menit – beberapa
jam
Sediaan parenteral kecil :
◦ Injeksi obat-obatan biasanya diberikan dalam bentuk
iv bolus, im, sc, volume pemberian 1 – 10 ml, waktu
pemberian beberapa menit.
Jalur Pemberian Intra Vena
• Lebih rumit pemasangannya
• Harga nya mahal
Vena Sentral • Perawatan sulit risiko infeksi
• Dapat untuk konsentrasi pekat
• Hanya 1 x pemasangan
Phlebitis
Allergy
Air Emboli
Incompatibilitas
Pyrogen Infeksi
Persyaratan sediaan I.V
Steril
Masalah dalam Pemberian IV
INCOMPATIBILITAS
incompatibilities
Precipitation
Physical
Chemical Inactivation
Therapeutic Interaction
Increase toxicity /
decrase activity
Fenitoin dilarutkan di dalam Ringer Lactat Kristal
Chemotherapy Drug
Reconstitution
Non
Chemotherapy
drug
Radiopharmaceutical
reconstitution
(TPN, iv
admixture)
PERMENKES No 72 Tahun
2016
Standar Pelayanan
kefarmasian di rumah
sakit
PERMENKES RI NO 1799/2010 TTG INDUSTRI FARMASI & PKPO 5
Pasal 2
1) Proses pembuatan obat dan/atau bahan obat hanya dapat dilakukan oleh Industri
Farmasi
2) Selain Industri Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1), Instalasi Farmasi
Rumah Sakit dapat melakukan proses pembuatan obat untuk KEPERLUAN
PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT YANG
BERSANGKUTAN.
3) Instalasi Farmasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat 2) harus
terlebih dahulu memenuhi persyaratan CPOB yang dibuktikan dengan sertifikat
CPOB
STANDAR PKPO 5
Obat disiapkan dan dikeluarkan dalam lingkungan yang aman dan bersih
1. Ada regulasi penyiapan dan penyerahan obat memenuhi ketentuan (UU, Peraturan dan
standar praktek profesional/SPO DLL) ®
2. Ada bukti pelaksanaan staf yang menyiapkan produk steril dilatih, memahami serta
mempraktekan prinsip penyiapan obat dan tehnik aseptis (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pencampuran obat kemoterapi dilakukan sesuai praktik profesi
(O,W)
4. Ada bukti pencampuran obat intravena, epidural, dan nutrisi parenteral serta pengemasan
kembali obat suntik dilakukan sesuai praktik profesi (O,W)
Guideline & Standard
ISOPP ASHP
Keuntungan PIVAS
Errors Dengan melakukan sentralisasi IV
Admixture dapat menurunkan errors
yang terjadi pada pemberian obat IV
kesalahan menghitung dosis,
menghitung konsentrasi, menentukan
pelarut, menentukan rute pemberian,
memilih kemasan akhir yang sesuai,
menentukan BUD.
Mutu
Mutu hasil sediaan terjamin stabilitas
sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan, sterilitas terjamin tidak ada
kontaminasi mikroba karena
menggunakan teknik aseptis , ada
sistem monitoring kualitas sediaan
Keuntungan PIVAS
Efisiensi
Kebijakan
dan
Prosedur
ASEPTIS
“BEBAS ORGANISME”
R. ANTARA
R. CUCI R. R. LOBBY
JANITOR PRODUKSI
TANGAN
IV-
ADMIXTURE
HANDLING
R.
CYTOTOXIC
ADMINISTRASI
R. ANTARA
R. GOWNING
R. PERSIAPAN IV-
R.
ADMIXTURE
TRANSFER
MATERIAL
R.
PERSONIL
R.
R. GOWNING R.
GANTI KORIDOR ANTARA
obat IV
RUANG PERSIAPAN
WASTAFEL DAN HAND DRYER
RUANG ANTARA
CLEAN ROOM
Untuk menghasilkan
kebersihan:
• Mengurangi sumber yang
menghasilkan partikel, seperti
orang, mesin dst.
• Mengurangi dengan cara
melarutkan lebih banyak udara
sehingga konsentrasi partikel
berkurang
• Mengurangi dengan cara filtrasi
dengan media filter
Daerah Penyiapan Steril
Apakah yang disebut clean room?
Area dengan desain yang terkontrol jumlah partikel dan
kontaminan mikrobiologi dan digunakan untuk mencegah
kontaminasi dan paparan pada setiap kegiatan preparasi
yang dilakukan diruangan tersebut. (PIC/S GPP Chapter 3)
Mengapa membutuhkan clean room?
◦ Mencegah produk terpapar partikel dan kontaminasi
mikrobiologi
◦ Mendapatkan keamanan lingkungan kerja
◦ Untuk mencegah cross-contamination
◦ Untuk mempertahankan sterilitas produk
Daerah Penyiapan Steril
Clean Room : Harus bebas mikroba, pyrogen, dan
partikel2x kontaminan ( < 10.000 partikel / m3 untuk
partikel > 0,5 µ setara ISO kelas 7 setara grade C)
Harus dibersihkan setiap hari dengan tingkat kebersihan
lebih dari bagian farmasi yang lain
Lantai dibersihkan dan didesinfeksi setiap hari
Dinding dan langit-langit dibersihkan dan didisinfeksi
setiap bulan
Bebas dari lalu lintas orang yang ramai
TATA UDARA
• KONDISI RUANGAN
Uraian Desain
Suhu 22 + 2 oC
Kelembaban nisbi (RH) 50 + 5 %
Perbedaan Tekanan :
Antar Kelas Kebersihan 10 Pa
Dalam Satu Kelas Kebersihan 10 Pa
Menghilangkan kotoran
Dekontaminasi atau kontaminan
secara fisik
Pembersihan tempat
steril
Menghilangkan
Desinfeksi mikroba atau jasad
renik lain
PEMBERSIHAN TEMPAT STERIL
CLEAN ROOM
LAF/BSC
Lakukan
pembersihan Gerakan dari Mulai dari
Gerakan
sebelum dan arah dalam bagian atas
overlapping
sesudah keluar kebawah
penggunaan
PASSBOX DAN PASSTHROUGH
Melakukan pencampuran obat IV
4. Sarung tangan
Critical Point
Semua produk dan alat harus dalam keadaan steril
Gunakan teknik ‘no-touch’, yaitu tidak menyentuh
bagian/area yang dapat terkontaminasi bakteri
(critical), contoh: jarum, ujung syringe, tutup vial.
Kontaminasi mikrobiologis di daerah kritis harus
dimonitor
Bagian Kritis Instrumen Steril
Prilaku selama rekonstitusi