SALURAN PENCERNAAN
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Saluran pencernaan merupakan bagian tubuh manusia yang berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Saluran pencernaan yang bekerja dengan
baik senantiasa dapat menyediakan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh,
misalnya air, elektrolit, dan nutrien. Pada kondisi tertentu dapat terjadi
gangguan pada saluran pencernaan, yang salah satunya adalah diare (Guyton
& Hall, 2010).
Konstipasi atau sembelit merupakan suatu gangguan proses defekasi yang
ditandai dengan berkurangnya frekuensi defekasi kurang dari tiga kali per
minggu, dengan konsistensi feses yang keras dan disertai rasa tidak enak di
dalam pencernaan. Konstipasi dapat dirasakan oleh semua umur baik dari
anak-anak sampai lanjut usia. Gejala konstipasi disebabkan menurunnya
gerakan peristaltik usus sehingga menyebabkan konsistensi feses menjadi
keras dan usus tidak dapat mendorong kotoran (feses) ke arah rektum. Faktor-
faktor seperti mengonsumsi makanan yang tidak sesuai dan kurangnya
aktivitas fisik dapat terjadinya konstipasi (Heinrich et al., 2009).
Penderita biasanya mengatasi keluhan ini dengan mengobati diri sendiri
(swamedikasi), apabila keluhan ini sudah kronis dan tidak dapat diatasi
sendiri, maka penderita konsultasi ke dokter. Swamedikasi untuk konstipasi
dapat dilakukan dengan perubahan pola makan atau aktivitas fisik dan dapat
menggunakan obat sintetik maupun obat herbal atau yang disebut laksatif.
Obat herbal sekarang ini lebih disukai oleh masyarakat jaman sekarang
sebagai kebutuhan dan dari segi ekonomis obat herbal lebih terjangkau dan
murah daripada obat modern. Selain murah dan terjangkau, obat herbal
memiliki efek samping yang lebih rendah daripada obat sintetik, salah satunya
adalah minyak jarak, yang secara empiris digunakan untuk mengatasi
konstipasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Minyak Jarak
Tanaman jarak, yang bernama ilmiah Ricinus communis L. berasal dari
Ethiophia. Ricinus dalam bahasa latin berarti serangga, hal ini karena buah
jarak memiliki bintik-bintik dan bentuknya sekilas mirip dengan serangga.
Tanaman ini untuk pertama kali dibudidayakan oleh bangsa Portugis dan
Spanyol. Mereka menyebutnya sebagai Agno Casto, sedangkan bangsa Inggris
menyebutnya Castor (Widodo & Sumarsih, 2007).
Menurut Widodo & Sumarsih (2007), klasifikasi ilmiah dari tanaman jarak
adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (Tumbuhan Berbiji Belah Dua)
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Ricinus
Jenis : Ricinus communis L.
http://castor-oil.com/castor-oil-laxative/
http://www.drugs.com/monograph/castor-oil.html
http://www.drugs.com/monograph/castor-oil.html
http://www.drugs.com/monograph/castor-oil.html
http://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/laxative-oral-route/proper-use/drg-
20070683
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3348737/
http://www.pharmacy.ca.gov/publications/measuring_liquid_medicine.pdf
Putri H. A., Busman H., Nurcahyani N., 2016, Uji Efektifitas Ekstrak Rimpang
Antidiare pada Mencit (Mus musculus L.) Jantan yang Diinduksi Oleum
Rumape, O., 2013, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antifeedant dari Daun Jarak
Wulansari, K, G., 2009, Dosis Efektif Antidiare Sari Buah Salak Pondoh (Zallaca
edulis Reinw) pada Mencit dengan Metode Proteksi oleh Oleum Ricini,