Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FITOTERAPI PADA GANGGUAN

SALURAN PENCERNAAN

Ricini Oleum (Minyak Jarak)

Disusun Oleh :

1. Nenti Oktavianti (4161029)


2. Nita Dwi Jayanti (4161030)
3. Nurma Astri Apriyani (4161031)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES NASIONAL SURAKARTA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saluran pencernaan merupakan bagian tubuh manusia yang berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Saluran pencernaan yang bekerja dengan
baik senantiasa dapat menyediakan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh,
misalnya air, elektrolit, dan nutrien. Pada kondisi tertentu dapat terjadi
gangguan pada saluran pencernaan, yang salah satunya adalah diare (Guyton
& Hall, 2010).
Konstipasi atau sembelit merupakan suatu gangguan proses defekasi yang
ditandai dengan berkurangnya frekuensi defekasi kurang dari tiga kali per
minggu, dengan konsistensi feses yang keras dan disertai rasa tidak enak di
dalam pencernaan. Konstipasi dapat dirasakan oleh semua umur baik dari
anak-anak sampai lanjut usia. Gejala konstipasi disebabkan menurunnya
gerakan peristaltik usus sehingga menyebabkan konsistensi feses menjadi
keras dan usus tidak dapat mendorong kotoran (feses) ke arah rektum. Faktor-
faktor seperti mengonsumsi makanan yang tidak sesuai dan kurangnya
aktivitas fisik dapat terjadinya konstipasi (Heinrich et al., 2009).
Penderita biasanya mengatasi keluhan ini dengan mengobati diri sendiri
(swamedikasi), apabila keluhan ini sudah kronis dan tidak dapat diatasi
sendiri, maka penderita konsultasi ke dokter. Swamedikasi untuk konstipasi
dapat dilakukan dengan perubahan pola makan atau aktivitas fisik dan dapat
menggunakan obat sintetik maupun obat herbal atau yang disebut laksatif.
Obat herbal sekarang ini lebih disukai oleh masyarakat jaman sekarang
sebagai kebutuhan dan dari segi ekonomis obat herbal lebih terjangkau dan
murah daripada obat modern. Selain murah dan terjangkau, obat herbal
memiliki efek samping yang lebih rendah daripada obat sintetik, salah satunya
adalah minyak jarak, yang secara empiris digunakan untuk mengatasi
konstipasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Minyak Jarak
Tanaman jarak, yang bernama ilmiah Ricinus communis L. berasal dari
Ethiophia. Ricinus dalam bahasa latin berarti serangga, hal ini karena buah
jarak memiliki bintik-bintik dan bentuknya sekilas mirip dengan serangga.
Tanaman ini untuk pertama kali dibudidayakan oleh bangsa Portugis dan
Spanyol. Mereka menyebutnya sebagai Agno Casto, sedangkan bangsa Inggris
menyebutnya Castor (Widodo & Sumarsih, 2007).
Menurut Widodo & Sumarsih (2007), klasifikasi ilmiah dari tanaman jarak
adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (Tumbuhan Berbiji Belah Dua)
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Ricinus
Jenis : Ricinus communis L.

Gambar 1. Tanaman Jarak (Ricinus communis L.)


Minyak jarak adalah minyak nabati yang diperoleh dari ekstraksi biji
tanaman jarak (Ricinus communis). Dalam bidang farmasi dikenal pula
sebagai minyak kastroli. Minyak ini serba guna dan memiliki karakter yang
khas secara fisik. Pada suhu ruang minyak jarak berfasa cair dan tetap stabil
pada suhu rendah maupun suhu sangat tinggi. Pemerian : Cairan kental,
transparan, kuning pucat atau hampir tidak berwarna; bau lemah, bebas dari
bau asing dan tengik; rasa khas. Kelarutan : larut dalam etanol; dapat
bercampur dengan etanol mutlak, dengan asam asetal glasial, dengan
kloroform, dan dengan eter (Anonim, 1995).
B. Kandungan Kimia
Biji tanaman jarak, mengandung 40 – 50 % minyak jarak (castor oil) yang
mengandung bermacam-macam trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat,
asam isorisinoleat, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam stearat, dan
asam dihidroksistearat. Selain itu, biji tanaman jarak juga mengandung risinin,
beberapa macam toksalbumin yang dinamakan risin (risin asam, dan risin
basa) dan beberapa macam enzim diantaranya lipase. (Subiyakto, 2005;
Caprioli et al., 1987; Ishibashi et al., 1993; Juan et al., 2000; Maestro et al.,
2001). Minyak jarak diproduksi secara alami dan merupakan trigliserida yang
mengadung 90% asam ricinoleat. Minyak jarak juga merupakan sumber utama
asam sebasat, suatu asam dikarboksilat.
C. Farmakologi
Minyak kastroli yang diekstrak dari biji kasturi (biji jarak) adalah obat
alami untuk mengatasi sembelit. Minyak kastroli berfungsi sebagai pencahar
yang merangsang BAB dan melumasi saluran cerna tanpa menyerap cairan
dari dinding usus. Minyak jarak juga bersifat emolien, sebagai pencahar obat
ini tidak banyak digunakan lagi, karena dapat menyebabkan kolik, dan
dehidrasi yang disertai gangguan elektrolit. Minyak jarak adalah salah satu
pencahar iritan atau stimulan. Minyak jarak merupakan pencahar yang mampu
menghasilkan pengeluaran feses yang cair dalam waktu 1-6 jam (Dipiro et al.,
2009).
D. Mekanisme Aksi
Menurut Arif (1995), Oleum ricini atau castor oil atau minyak jarak
berasal dari biji Ricinus communis suatu trigliserida risinoleat dan asam lemak
tidak jenuh. Di dalam usus halus minyak jarak dihidrolisis oleh enzim lipase
menjadi gliserol dan asam risinoleat. Asam risinoleat inilah yang merupakan
bahan aktif sebagai pencahar. Asam risinoleat inilah yang bekerja lokal pada
mukosa usus untuk memperlancar pergerakan cairan dalam lumen usus besar
(Anonim, 2008).
Termasuk dalam golongan pencahar rangsang. Bekerja pada sel–sel
“crypt” mukosa usus dengan membuka “kanal klorida” yang memberi peluang
untuk pergerakan klorida, natrium, dan air ke dalam lumen usus. Kanal klorida
dari sel–sel enterocytes (sel yang ada di mukosa usus) diatur oleh cAMP
intraseluler. Oleh karena itu, banyak pencahar rangsang yang secara langsung
maupun tidak langsung diperkirakan dapat menstimulasi aktivitas adenilat
siklase sehingga meningkatkan konsentrasi cAMP dalam sel-sel “crypt”.
Pencahar rangsang dalam lumen usus menimbulkan akumulasi cairan dan isi
usus menjadi cair sehingga mengalir cepat dalam usus (Anonim, 2008).
Mekanisme dari minyak jarak sebagai pencahar adalah mengurangi
absorpsi air dan elektrolit, meningkatkan osmolaritas dalam lumen, dan
meningkatkan tekanan hidrostatik dalam usus (Dipiro et al., 2009).
E. Keamanan
Kebanyakan orang mengonsumsi minyak kastroli tanpa mengalami
masalah, tetapi tetap ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi.
Sebagian besar efek samping ini akan mereda dalam waktu tidak terlalu lama,
tetapi beberapa bisa dianggap serius. Efek samping ringan termasuk sakit
perut atau kram, mual, diare, dan rasa lemah. Efek ini biasanya tidak
berlangsung lama. Efek samping yang lebih serius di antaranya muntah, detak
jatung tidak beraturan, pening, dan kebingungan. Selain itu, ruam atau gatal-
gatal yang timbul hampir di sekujur tubuh, karena ini bisa menunjukkan
bahwa sedang mengalami reaksi alergi.
Wanita hamil, menyusui, dan menstruasi dilarang menggunakan minyak
kastroli. Kelompok lain yang tidak boleh menggunakan minyak kastroli untuk
mengatasi sembelit di antaranya: Orang yang mengalami sakit perut yang
parah, orang yang memiliki penyumbatan usus atau penyakit kantong empedu,
orang yang merasa mual atau muntah-muntah, orang yang sedang mengalami
sakit perut yang tidak terdiagnosis atau pendarahan dubur. Minyak kastroli
tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat diuretik kecuali
penggunaannya diawasi oleh dokter. Hal ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit, khususnya yang berhubungan dengan kalium.
Minyak kastroli biasanya dianggap sebagai pengobatan sementara untuk
sembelit dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Kecuali di bawah pengawasan dokter, minyak kastroli tidak boleh dikonsumsi
lebih dari 7 hari pada satu waktu. Hal ini dapat menimbulkan risiko overdosis
atau meningkatkan ketergantungan pada minyak kastroli untuk BAB secara
teratur. Menggunakan minyak kastroli secara berlebihan juga dapat
menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
F. Dosis
Dalam dosis 4 ml sudah dapat memberikan efek pencahar. Dosis dewasa
yang dianjurkan adalah 15-60 ml sedangkan untuk anak-anak 5-15 ml
(Anonim, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Heinrich, M, et al. 2009. Farmakognosis dan Fitoterapi. Jakarta: EGC

http://castor-oil.com/castor-oil-laxative/

http://www.drugs.com/monograph/castor-oil.html

http://www.drugs.com/monograph/castor-oil.html

http://www.drugs.com/monograph/castor-oil.html

http://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/laxative-oral-route/proper-use/drg-

20070683

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3348737/

http://www.pharmacy.ca.gov/publications/measuring_liquid_medicine.pdf

Naughton, Frank., “Castor Oil”, Kirk-Othmer Encyclopedia of Chemical

Tecnology, New York: John Wiley, doi: 10.1002/0471238961.

0301192014012107.a01.pub2, ISBN 9780471238966 – overview of

chemical properties and manufacturing of castor oil.

Putri H. A., Busman H., Nurcahyani N., 2016, Uji Efektifitas Ekstrak Rimpang

Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Dengan Obat Imodium Terhadap

Antidiare pada Mencit (Mus musculus L.) Jantan yang Diinduksi Oleum

Ricini, Jurnal Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati, Vol. 3

No. 2 November 2016 : hal. 25-32. ISSN : 2338-4344.

Rumape, O., 2013, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antifeedant dari Daun Jarak

Kepyar (Ricinus communis L.) Terhadap Kumbang Epilachna varivestis

Mulsant. Laporan Akhir Penelitian Hibah Doktor, Universitas Gorontalo.


Widodo, W. dan S. Sumarsih. 2007. Jarak Kepyar Tanaman Penghasil Minyak

Kastor Untuk Berbagai Industri. Yogyakarta: Kanisius.

Wulansari, K, G., 2009, Dosis Efektif Antidiare Sari Buah Salak Pondoh (Zallaca

edulis Reinw) pada Mencit dengan Metode Proteksi oleh Oleum Ricini,

Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yoyakarta.

Anda mungkin juga menyukai