Anda di halaman 1dari 10

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian tentang Pengetahuan Pasien

tentang Perawatan Hipertensi dan Terapi Komplementer Obat Tradisional

di Puskesmas Pejeruk Tahun 2019. Penelitian ini dilaksanakan pada

tanggal 22 - 27 April 2019. Adapun hasil penelitian yang didapati meliputi

gambaran umum Puskesmas Pejeruk, gambaran umum ruang Poli Jamu

Puskesmas Pejeruk, gambaran umum karakteristik responden serta data

khusus penelitian mengenai pengetahuan pasien tentang perawatan

Hipertensi dan terapi komplementer obat tradisional, yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

A. Gambaran Umum Puskesmas Pejeruk

1. Letak Wilayah

Puskesmas Pejeruk adalah salah satu puskesmas yang berada

di wilayah Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Adapun wilayah

kerja Puskesmas Pejeruk mempunyai batas-batas sebagai berikut :

Sebelah utara terdapat Kelurahan Ampenan Utara wilayah kerja

Puskesmas Ampenan, Kecamatan Ampenan. Sebelah selatan

terdapat Kelurahan Dasan Agung wilayah kerja Puskesmas Dasan

Agung, Kecamatan Selaparang. Sebelah timur terdapat Kelurahan

Karang Baru wilayah kerja Puskesmas Selaparang, Kecamatan


73

Selaparang. Dan sebelah barat terdapat Kelurahan Ampenan

Tengah wilayah kerja Puskesmas Ampenan Kecamatan Ampenan.

2. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Pejeruk

Wilayah kerja Puskesmas Pejeruk adalah 0,2170 km2, yang

terbagi dalam 3 kelurahan dan 18 lingkungan. Masing-masing

adalah Kelurahan Pejeruk dengan 8 Lingkungan, Kelurahan

Pejarakan Karya dengan 4 Lingkungan, dan Kelurahan Kebun Sari

dengan 5 Lingkungan. Kelurahan terluas adalah Kelurahan Pejeruk

seluas 0,8 km2, disusul dengan Kelurahan Pejarakan Karya 0,74

km2, dan terakhir adalah Kelurahan Kebun Sari seluas 0,58 km 2.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk tahun 2017

adalah 26.650 jiwa, dengan jumlah KK adalah 6.824 KK dan

kepadatan penduduk rata-rata mencapai 123 jiwa/km2.

3. Visi dan Misi

a. Visi
Menjadikan puskesmas sebagai pengayom masyarakat

diwilayah kerja puskesmas demi tercapainya masyarakat yang

memiliki prilaku dan lingkungan sehat mandiri pada tahun 2020.

b. Misi
1) Menjadikan puskesmas sebagai mitra masyarakat dalam hal

pembangunan berbagai sektor, khususnya yang terkait

dalam bidang kesehatan.

2) Menjadikan puskesmas sebagai panutan masyarakat dalam

menjaga kesehatan pribadi maupun lingkungan.


74

3) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan cara

selalu mengikuti perkembangan informasi yang ada, demi

terjaganya kualitas kesehatan yang merata.

4) Memberikan pelayanan kesehatan secara holistik.

4. Sumber daya di Wilayah Puskesmas Pejeruk

a. Sarana Pelayanan Kesehatan

Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Pejeruk tahun 2017 sebanyak 25 pelayanan

kesehatan yaitu 1 puskesmas pembantu, 1 poskesdes, 18

posyandu, dan 5 praktik dokter perorangan.

b. Tenaga Kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Pejeruk

pada bulan Desember tahun 2017 sebanyak 55 tenaga

kesehatan yaitu 5 tenaga medis, 14 perawat, 12 bidan, 3

keperawatan gigi, 3 farmasi, 5 promosi kesehatan/ admin, 4

kesling, 2 gizi, 2 laboratorium, dan 5 lain-lain. Dimana seluruh

tenaga kesehatan terdiri dari 38 ASN, kontrak APBD 3 orang

dan tenaga mengabdi 14 orang termasuk pengadministrasi

umum, tenaga kontrak dan tenaga mengabdi. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan yang

ada di Puskesmas Pejeruk tahun 2017 adalah tenaga

keperawatan yang meliputi perawat, perawat gigi dan bidan.


75

Secara umum keadaan ketenagaan di puskesmas Pejeruk

sudah mencukupi, tetapi ada beberapa jenis ketenagaan yang

masih kurang seperti ketekhnisian medis dan farmasi, dimana

tenaga ini sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan.

Sedangkan tenaga medis yang ada (dokter umum) satu orang

sedang mengikuti pendidikan spesialis.

5. Program dan Kegiatan Puskesmas Pejeruk

Berdasarkan Permenkes No. 75 tahun 2014 lingkup Upaya

Kesehatan Puskesmas meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat

Tingkat Pertama dan Upaya Kesehatan Peserorangan Tingkat

Pertama yang saling berkaitan satu dengan lainnya.

Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama meliputi upaya

kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat

pengembangan.

a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial meliputi :

1) Pelayanan Promosi Kesehatan.

2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan.

3) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana.

4) Pelayanan Gizi.

5) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

b. Upaya Kesehatan Esensial Pengembangan

Upaya Kesehatan Pengembangan merupakan upaya

kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya


76

yang sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan

intesifikasi pelayanan, kekhususan wilayah kerja dan potensi

sumber daya yang tersedia di Puskesmas masing-masing

meliputi :

1) Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat

2) Upaya Kesehatan Sekolah

3) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

4) Upaya Kesehatan Kerja

5) Upaya Kesehatan Tradisional

6) Upaya Kesehatan Olah Raga

7) Upaya Kesehatan Indera (mata dan telinga)

8) Upaya Kesehatan Jiwa

6. Keadaan Ruang Poli Jamu

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pejeruk di Ruang Poli

Jamu yang terletak di sebelah timur UGD. Ruang Poli Jamu

dilengkapi dengan : 1 ruang perawatan. Untuk menjalankan

program-program yang ada, adapun jumlah tenaga kesehatan di

ruang Poli Jamu terdiri dari 1 orang dokter umum yang telah

mengikuti pelatihan dokter saintifikasi jamu, 1 orang perawat

koordinator ruang jamu modern dan akupresure.


77

B. Gambaran Umum Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi yang

menjalani terapi komplementer obat tradisional di ruang Poli Jamu

Puskesmas Pejeruk pada tahun 2018 yaitu sebanyak 33 orang.

Untuk mengetahui karakteristik responden yang menjalani terapi

komplementer obat tradisional digunakan metode wawancara

langsung menggunakan kuesioner. Adapun karakteristik responden

yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, pekerjaan, lama mengidap hipertensi, riwayat

keturunan, terapi komplementer yang digunakan selain obat herbal,

tanaman obat yang dikonsumsi, sumber informasi yang didapat, waktu

minum obat tradisional dan medis selama 1 hari, lamanya

mengkonsumsi obat tradisional, serta banyaknya kunjungan ke

puskesmas. Adapun gambaran umum karakteristik responden

dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 4 : Gambaran umum karakteristik responden di wilayah kerja


Puskesmas Pejeruk, 22 - 27 April 2019 (n=33).
Karakteristik
No Kategori Jumlah Persen
Responden
1 Umur 36-45 tahun 1 3,04
46-55 tahun 11 33,33
56-65 tahun 10 30,30
> 65 tahun 11 33,33
33 100,00
2 Jenis Kelamin Laki-laki 7 21,22
Perempuan 26 78,78
33 100,00
3 Pendidikan Tidak Sekolah 11 33,33
Pendidikan Dasar 12 36,37
Pendidikan Menengah 5 15,15
Perguruan Tinggi 5 15,15
33 100,00
78

4 Pekerjaan Bekerja 11 33,33


Tidak Bekerja 22 66,67
33 100,00
5 Lama mengidap 2- 6 bulan 3 9,09
hipertensi 7-11 bulan 5 15,15
1- 5 tahun 18 54,55
5-10 tahun 6 18,18
> 10 tahun 1 3,03
33 100,00
6 Riwayat keturunan Ada 10 30,30
hipertensi Tidak ada 23 69,70
33 100,00
7 Riwayat penggunaan Terapi herbal obat
33 100,00
terapi komplementer tradisional
Terapi akupresure 0 0,00
Terapi akupuntur 0 0,00
Terapi Refleksologi 0 0,00
Lain – lain 0 0,00
33 100,00
8 Tanaman obat yang Buah Belimbing 9 27,27
dikonsumsi Buah Mengkudu 1 3,03
Buah Mentimun 14 42,42
Daun Alpukat 2 6,06
Lain-lain 7 21,22
33 100,00
9 Sumber informasi Keluarga/ refrensi orang
8 24,24
terdekat
Sosial Media 0 0,00
Petugas Kesehatan 22 66,67
Buku-buku 0 0,00
Internet 0 0,00
Lain-lain 3 9,09
33 100,00
10 Konsumsi obat medis Iya 0 0,00
dan tradisional
bersamaan Tidak 33 100,00

33 100,00
11 Lama mengkonsumsi 1 bulan 28 84,85
obat tradisional hingga 2 – 4 bulan 5 15,15
habis
> 4 bulan 0 0,00

33 100,00
12 Banyaknya kunjungan 1 kali 18 54,55
ke puskesmas selama 2 kali 4 12,13
1 bulan 3 kali 1 3,03
4 kali 10 3,30
Jika ada keluhan 9 27,28
33 100,00
79

Berdasarkan tabel 4 sebagian besar responden hipertensi yang

menggunakan terapi komplementer obat tradisional di Puskesmas

Pejeruk adalah berumur 46-55 tahun dan > 65 tahun (33,33%),

memiliki jenis kelamin perempuan (78,78%), berpendidikan dasar

(36,5%), tidak bekerja (66,67%), lama mengidap hipertensi 1-5 tahun

(54,55%), tidak memiliki riwayat keturunan hipertensi (69,70%),

menggunakkan terapi obat tradisional (100%), mengkonsumsi buah

mentimun sebagai tanaman obat hipertensi (42,42%), mendapatkan

sumber informasi tentang perawatan hipertensi melalui petugas

kesehatan (66,67%), tidak mengkonsumsi obat medis dan tradisional

secara bersamaan (100%), lama mengkonsumsi obat tradisional

hingga habis selama 1 bulan (84,85%), dan 1 kali kunjungan ke

puskesmas selama satu bulan (54,55%).

C. HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan pengambilan data mengenai pengetahuan

pasien tentang perawatan hipertensi dan terapi komplementer obat

tradisional, didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Pengetahuan Tentang Perawatan Hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap

pengetahuan pasien tentang perawatan hipertensi di wilayah

Puskesmas Pejeruk didapatkan data sebagai berikut:


80

Tabel 5 : Pengetahuan tentang perawatan hipertensi di wilayah


Puskesmas Pejeruk, 22 - 27 April 2019 (n=33).
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Baik 19 57,6
2 Cukup 12 36,4
3 Kurang 2 6,1
Total 33 100
.
Berdasarkan tabel 5 di atas memperlihatkan bahwa tingkat

pengetahuan responden tentang perawatan hipertensi yang paling

banyak yaitu pada kategori baik berjumlah 19 responden (57,6%),

sedangkan kategori tingkat pengetahuan responden yang paling

sedikit yaitu pada kategori kurang berjumlah 2 responden ( 6,1% ).

2. Pengetahuan Tentang Terapi Komplementer Obat Tradisional

Di Puskesmas Pejeruk

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap

pengetahuan pasien tentang terapi komplementer obat tradisional

di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk, didapatkan data sebagai

berikut:

Tabel 6 : Pengetahuan tentang terapi komplementer obat


tradisional di wilayah Puskesmas Pejeruk, 22 - 27 April
2019 (n=33).
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Baik 19 57,6
2 Cukup 9 27,3
3 Kurang 5 15,1
Total 33 100

Berdasarkan tabel 6 di atas memperlihatkan bahwa tingkat

pengetahuan responden tentang terapi komplementer obat

tradisional yang paling banyak yaitu pada kategori baik berjumlah


81

19 responden (57,6%), sedangkan kategori tingkat pengetahuan

responden yang paling sedikit yaitu pada kategori kurang

berjumlah 5 responden ( 15,1% ).

Anda mungkin juga menyukai