Anda di halaman 1dari 17

58

tradisional di Puskesmas Pejeruk sehingga memungkinkan

peneliti untuk melakukan penelitian.

2. Waktu Penelitian

a. Penyusunan proposal penelitian dilaksanakan mulai dari

Oktober 2018 sampai dengan Maret 2019.

b. Penelitian akan dilakukan dari bulan Maret sampai dengan

bulan Mei 2019.

B. Rancangan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka

penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Metode penelitian

dekskriptif dapat didefinisikan sebagai salah satu jenis penelitian yang

tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap dari setiap fenomena.

Dengan kata lain bahwa penelitian deskriptif digunakan untuk

menggambarkan situasi terkini dari suatu objek atau populasi yang

akan diteliti (Rian dan Andi, 2017).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan

(memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini.

Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti

tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena

tersebut bisa terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini tidak

memerlukan adanya suatu hipotesis (Nursalam, 2017).

Dalam penelitian ini melihat pengetahuan pasien tentang

perawatan hipertensi dan terapi komplementer obat tradisional. di

Puskesmas Pejeruk tahun 2019.


59

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya

manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

pasien hipertensi yang berada di wilayah Puskesmas Pejeruk.

2. Sampel

a. Besar sampel.

Sampel dapat didefinisikan sebagai suatu dari bagian adalah

suatu populasi yang dianggap dapat mewakili secara

keseluruhan dari sifat dan karakter dari populasi tersebut (Rian

dan Andi, 2017).

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat

diperguna kan sebagai subjek penelitian melalui sampling

(Nursalam, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien

hipertensi yang datang berkunjung ke poli jamu Puskesmas

Pejeruk. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dari

jumlah responden yang datang berkunjung untuk menjalani

terapi komplementer obat tradisional.

b. Teknik Sampling.

Berbeda dengan definisi dari sampel, sampling di

definisikan sebagai proses pengambilan sampel atau proses


60

seleksi sampel dari populasi tersebut (Rian dan Andi, 2017).

Sampling bertujuan untuk menyeleksi porsi dari populasi

sehingga dapat mewakili populasi (Nursalam, 2017).

Secara garis besar teknik sampling dalam penelitian dapat

dikelompokkan menjadi 2 kelompok diantaranya probabilitas

(random sampling) dan non-probabilitas (non-random sampling).

Probabilitas adalah teknik penarikan sampel dengan

menggunakan teknik random atau acak sehingga representatif

sampel yang diperoleh lebih meyakinkan. Sedangkan non-

probabilitas sampling adalah jenis penarikan sampel tanpa

menggunakan teknik random sehingga tidak semua sampel

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel

(Rian dan Andi, 2017).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan

sampling secara non probabilitas (non probability sampling)

menggunakan metode accidental sampling. Aksidental sampling

(accidental sampling) adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/

incidenal bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok

sebagai sumber data (Rian dan Andi, 2017). Penelitian

mengambil langsung sampel yang kebetulan ada di tempat

penelitian.

D. Data yang dikumpulkan


61

Data ialah suatu bahan mentah yang jika diolah dengan baik

melalui berbagai analisis dapat melahirkan berbagai informasi . Data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah (Usman dan Purnomo,

2008) :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh

peneliti melalui pihak yang disebut sumber primer (Usman dan

Purnomo, 2008). Data primer dalam penelitian ini meliputi :

a. Mengetahui karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, lama mengidam hipertensi, riwayat

keturunan hipertensi, riwayat penggunaan terapi komplementer

untuk hipertensi, tanaman obat yang dikonsumsi untuk

hipertensi, lamanya menggunakan obat tradisional, sumber

informasi yang didapat mengenai penggunaan obat tradisional

untuk hipertensi, riwayat penggunaan obat medis dan obat

tradisional secara bersamaan, waktu minum obat tradisional

selama 1 hari, waktu minum obat medis selama 1 hari, lamanya

mengkonsumsi obat tradisional hingga habis, dan banyaknya

kunjungan ke puskesmas untuk mengikuti terapi obat tradisional

selama 1 bulan.

b. Data tentang pengetahuan pasien mengenai perawatan

hipertensi.

c. Data tentang pengetahuan pasien mengenai terapi

komplementer obat tradisional.


62

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,

badan/ instansi yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi,

2013). Data sekunder ini berupa data yang didapatkan dari

Puskesmas yang meliputi :

a. Data jumlah peserta Hipertensi dan data jumlah peserta aktif

penggunaan obat tradisional

b. Data gambaran umum lokasi penelitian yaitu ruang poli jamu

Puskesmas Pejeruk.

E. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam

suatu penelitian (Nursalam, 2017).

1. Data Primer

a. Data karakteristik responden dikumpulkan melalui wawancara

langsung kepada pasien dengan menggunakan kuesioner.

b. Data pengetahuan pasien mengenai perawatan hipertensi

dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada pasien

dengan menggunakan kuesioner.

c. Data pengetahuan pasien mengenai terapi komplementer obat

tradisional dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada

pasien dengan menggunakan kuesioner.

2. Data Sekunder
63

a. Data jumlah peserta Hipertensi dan data jumlah peserta aktif

penggunaan obat tradisional didapatkan dari petugas

Puskesmas.

b. Data gambaran umum lokasi penelitian didapatkan dari profil

Puskesmas.

F. Cara Pengolahan

1. Data Primer

a. Data Karakteristik responden diolah secara deskriptif dan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

1) Dalam penyajian hasil penelitian ini, umur dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok (Depkes RI, 2009) :

a) Masa remaja awal : 12-16 tahun

b) Masa remaja akhir : 17-25 tahun

c) Masa dewasa awal : 26-35 tahun

d) Masa dewasa akhir : 36-45 tahun

e) Masa lansia awal : 46-55 tahun

f) Masa lansia akhir : 56-65 tahun

g) Masa manula :

2) Data pasien Hipertensi menurut jenis kelamin

Data responden menurut jenis kelamin dikelompokkan

menjadi laki-laki dan perempuan.

3) Jenjang pendidikan dikategorikan menjadi tiga menurut

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 :


64

a) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat

serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b) Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah

Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),

atau bentuk lain yang sederajat.

c) Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program

pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan

doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

4) Dalam penyajian hasil penelitian ini, pekerjaan akan

dikelompokkan menjadi (Notoatmodjo, 2012) :

a) Bekerja meliputi : PNS, TNI/Polri, petani, buruh,

pedagang, wiraswasta/ swasta.

b) Tidak bekerja meliputi : Ibu Rumah Tangga (IRT).

5) Data lama mengindap hipertensi

Semakin lama seseorang memiliki hipertensi maka

komplikasi yang timbul juga semakin berat. Pada hipertensi

yang berlangsung lama, akan terjadi kerusakan pada

pembuluh darah, ogan jantung, otak dan ginjal. Data lama

mengidap hipertensi dikelompokkan menjadi (Sri W., 2018) :

a) 1-5 tahun
65

b) 6-10 tahun

c) >10 tahun

Berdasarkan penelitian Sri (2018), lama hipertensi >10

tahun risiko terjadinya ganguan ginjal dan jantung lebih

tinggi dibandingkan dengan yang memiliki lama hipertensi 6-

10 tahun dan 1-5 tahun. Semakin lama mengidap hipertensi

maka semakin tinggi risiko untuk terjadi gangguan jantung

dan ginjal terminal.

6) Riwayat keturunan hipertensi

7) Riwayat penggunaan terapi komplementer untuk hipertensi.

Terapi komplementer bersifat terapi pengobatan alamiah

diantaranya adalah (Priscilla & Gerene, 2015) :

a) Terapi hebal

b) Terapi nutrisi

c) Relaksasi progresif

d) Meditasi

e) Terapi tawa

f) Akupuntur

g) Akupresur

h) Aromaterapi

i) Terapi bach flower remedy

j) Refleksiologi.

Terapi herbal juga termasuk kedalam pengobatan

tradisional seperti jamu. Terapi herbal banyak digunakan


66

oleh masyarakat dalam menangani penyakit hipertensi,

dikarenakan memiliki efek samping yang sedikit.

8) Tanaman obat yang dikonsumsi untuk hipertensi

Berikut pengobatan herbal/ tardisional untuk penyakit

hipertensi :

a) Buah Belimbing

Buah belimbing sangat bermanfaat untuk menurunkan

tekanan darah karena kandungan serat, kalium, fosfor

dan vitamin C (Astawan, 2009 dalam Vetri, 2017).

b) Buah Mentimun

Mentimun memiliki banyak khasiat, di antaranya mampu

menurunkan tekanan darah tinggi karena mentimun

mengandung kalium (pottassium), magnesium, dan

fosfor efektif mengobati hipertensi (Dewi & Famili, 2010

dalam Zauhani & Zainal, 2017).

c) Air Rebusan Alpukat

Air rebusan daun alpukat dapat mengatasi berbagai

macam penyakit, di antaranya penyakit darah tinggi

karena mengandung potassium, penyakit batu ginjal,

dan lain-lain (Intan, 2015).

d) Buah Mengkudu

Mengkudu sangat berkhasiat sebagai obat darah tinggi.

Mengkudu mengandung zat-zat yang dapat menurunkan

darah tinggi, diantaranya scopoletin dan morindin.


67

Scopoletin adalah zat yang berfungsi mengatur tekanan

darah (Menteri Kesehatan RI, 2016).

e) Seledri

Seledri bahasa latinnya disebut Apium graveolens L.

Seledri memiliki manfaat yang sangat banyak,

diantaranya dapat menurunkan tekanan darah tinggi

(Menteri Kesehatan RI, 2016).

9) Lamanya menggunakan obat tradisional.

Seperti halnya obat modern, obat tradisional juga tidak

boleh dikonsumsi berlebihan. Oleh karena itu, perhatikan

dan patuhi aturan pakai yang ada dalam kemasan atau

sesuai resep dokter. Mengkonsumsi obat tradisional

tertentu secara terus-menerus juga tidak dianjurkan. Jika

merasa ada hal negatif yang timbul setelah mengkonsumsi

seperti pusing, mual, muntah, megantuk, bahkan gejala lain

yang lebih besar , maka cara paling tepat yang dapat

dilakukan yaitu segera menghentikan konsumsi obat untuk

sementara, lalu konsultasikan kepada dokter (Intan, 2015).

10) Sumber informasi yang didapat mengenai penggunaan obat

tradisional untuk hipertensi.

Bila meramu obat tradisional sendiri atau untuk

mendapatkan informasi mengenai penggunaan obat


68

tradisional hendaknya untuk belajar terlebih dahulu pada

orang-orang yang benar mengerti tentang herbal atau

membaca buku tulisan para pakar herbal atau obat

tradisional untuk meminimalisir kontraindikasi yang mungkin

ditimbulkan oleh obat tradisional. Jika ragu sebaiknya

berkonsultasi dengan dokter demi keamanan sendiri (Intan,

2015).

11) Riwayat penggunaan obat medis dan obat tradisional

secara bersamaan.

Penggunaan obat medis dan obat tradisional secara

bersamaan tidak benar dan berbahaya karena selain bisa

kelebihan dosis, beberapa jenis jamu memiliki efek negatif

jika dikombinasikan dengan obat medis atau obat tradisional

lain. Ketika herbal atau jamu dikonsumsi secara bersamaan

dengan obat konvensional (obat resep dokter maupun obat

bebas), obat-obat itu dapat berinteraksi di dalam tubuh,

menyebabkan perubahan kerja tubuh, dibandingkan bila

obat-obat itu digunakan secara terpisah. Perubahan-

perubahan semacam itu disebut interaksi herbal-obat.

Tentunya interaksi ini dapat mempengaruhi kesehatan dan

efektivitas pengobatan (Intan, 2015).

12) Waktu minum obat tradisional dan obat medis selama 1 hari

Untuk menghindari terjadinya interaksi antar obat, namun

saat ini mengkonsumsi obat tradisional dan masih


69

mengkonsumsi obat medis (apotek) maka solusinya adalah

dilakukan pengaturan waktu antara obat modern dengan

obat tradisional untuk dikonsumsi dalam waktu yang

berbeda. Dengan mempunyai informasi yang cukup

mengenai obat yang digunakan serta waktu yang tepat

untuk mengkonsumsinya, maka kita dapat menghindari

terjadinya interaksi antara obat medis dengan obat

tradisional dan juga harus berkonsultasi dengan dokter demi

keamanan diri sendiri (Intan, 2015).

13) Lamanya mengkonsumsi obat tradisional hingga habis

14) Banyaknya kunjungan ke puskesmas untuk mengikuti terapi

obat tradisional selama 1 bulan.

b. Data tentang pengetahuan pasien mengenai perawatan

hipertensi diolah secara deskriptif dan disajikan dalam tabel

distribusi frekuensi yang dikumpulkan dengan alat bantu

kuesioner. Dalam kuesioner diberikan soal untuk pengetahuan

pasien mengenai perawatan hipertensi sebanyak 10 soal

dengan nomer soal 1-10. Penilaian skor dilakukan dengan cara

setiap pernyataan yang dijawab dengan benar diberi skor 1 dan

pernyataan yang dijawab dengan salah diberi skor 0. Adapun

skor maksimal 10 dan minimal 0.

c. Data tentang pengetahuan pasien mengenai terapi

komplementer obat tradisional diolah secara deskriptif dan

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi yang dikumpulkan


70

dengan alat bantu kuesioner. Dalam kuesioner diberikan soal

untuk pengetahuan terapi komplementer obat tradisional

sebanyak 10 soal dengan nomer soal 1-10. Penilaian skor

dilakukan dengan cara setiap pernyataan yang dijawab dengan

benar diberi skor 1 dan pernyataan yang dijawab dengan salah

diberi skor 0. Adapun skor maksimal 10 dan minimal 0.

Untuk menilai pengetahuan masing-masing responden

terhadap perawatan hipertensi dan terapi komplementer obat

tradisional, pengetahuan seseorang dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus (Wawan dan Dewi 2010) :

𝑛
P = x 100%
𝑁

Keterangan :

P = Persetase

n = Jumlah jawaban yang benar

N = Jumlah skor maksimal

Kemudian setelah diperoleh hasil, dimasukkan kedalam

kategori pengetahuan yaitu :

a) Pengetahuan baik bila responden menjawab dengan benar

pernyataan yang ada sebanyak 76% - 100%.

b) Pengetahuan cukup bila responden menjawab benar

pernyataan yang ada sebanyak 56% - 75%.


71

c) Pengetahuan kurang bila responden menjawab benar

pernyataan yang ada sebanyak <56% (Wawan dan Dewi,

2010).

2. Data Sekunder

a. Data jumlah peserta Hipertensi dan data jumlah peserta aktif

penggunaan obat tradisional didapatkan dari petugas

Puskesmas Pejeruk.

b. Data gambaran umum lokasi penelitian dideskripsikan dalam

bentuk narasi.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau

mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data

secara sistematis serta objektif dengan tujuan untuk menguji suatu

hipotesis (Rian dan Andi, 2017). Dalam penelitian ini jenis instrumen

yang digunakan adalah lembar kuesioner.

Kuesioner (angket) adalah kumpulan pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi kepada responden

(Rian dan Andi, 2017). Lembar kuesioner yang diberikan sesuai dengan

parameter tingkat pengetahuan yang memiliki masing-masing kriteria

sesuai dengan definisi operasional, sehingga peneliti dapat membuat

tabel frekuensi tentang pengetahuan pasien hipertensi tentang

perawatan dan terapi komplementer obat tradisional.


72

H. Variabel penelitian dan Definisi Operasional

Soeparto dalam Nursalam (2017) mendefinisikan variabel sebagai

perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap

sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Variabel dalam penelitian ini

adalah pengetahuan pasien hipertensi tentang perawatan dan terapi

komplementer obat tradisional di Puskesmas Pejeruk.

Definisi Operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang

dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional

(Nursalam, 2017). Adapun definisi operasional dan variabel dalam

penelitian ini adalah seperti tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 1. Definisi Operasional Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan


Hipertensi dan Terapi Komplementer Obat Tradisional di
Puskesmas Pejeruk Tahun 2019.

Definisi Alat Skala


Variabel Parameter Kategori
Operasional Ukur Ukur
1 2 3 4 5 6
Pengetahu Pengetahuan Pengetahuan mengenai Kues Ordinal Persentase :
an pasien pasien mengenai perawatan hipertensi ioner Baik : 76-100%
mengenai perawatan meliputi : Cukup : 56-75%
perawatan hipertensi adalah 1. Modifikasi gaya hidup Kurang : <56%
hipertensi suatu proses dengan pendekatan
mengingat dan a. Diet
mengenal kembali b. Mengurangi
objek yang telah asupan garam
dipelajari melalui c. Aktivitas fisik
panca indra pada d. Mengurangi
suatu bidang konsumsi alkohol
tertentu secara e. Berhenti merokok
baik f. Penurunan stress.
2. Pemeriksaan tekanan
darah secara rutin
3. Medikasi
4. Terapi komplementer
73

Pengetahu Pengetahuan Pengetahuan mengenai Kues Ordinal Persentase :


an pasien pasien mengenai terapi komplementer ioner Baik : 76-100%
mengenai terapi obat tradisional meliputi: Cukup : 56-75%
terapi komplementer 1. Terapi komplementer Kurang : <56%
komplemen obat tradisional adalah bidang ilmu
ter obat adalah suatu kesehatan yang
tradisional proses mengingat bertujuan untuk
dan mengenal menangani berbagai
kembali objek penyakit dengan
yang telah teknik tradisional,
dipelajari melalui yang juga dikenal
panca indra pada sebagai pengobatan
suatu bidang alternatif.
tertentu secara 2. Tujuan terapi
baik komplementer obat
tradisional adalah
untuk memelihara
dan meningkatkan
kesehatan serta
mencegah dan
mengatasi gangguan
kesehatan ringan,
untuk meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat, dan
sebagai pengobatan
komplementer yang
bisa disandingkan
dengan pengobatan
konvensional
(modern)
3. Manfaat terapi
komplementer obat
tradisional yaitu lebih
murah, lebih aman,
efek obat relatif lebih
kecil, bahan mudah
didapat, dan memiliki
efek farmakologi
lebih dari satu
4. Ketepatan terapi
komplementer obat
tradisional yaitu
a. Kebenaran
bahan
b. Ketepatan dosis
c. Ketepatan waktu
pengguna
d. Ketepatan cara
pengguna
e. Ketepatan telaah
informasi
f. Ketepatan
pemilihan obat
untuk indikasi
tertentu.
5. Cara memilih terapi
komplementer obat
74

tradisional yaitu
a. Memilih obat
tradisional yang
sudah
teregistrasi.
b. Membiasakan
diri untuk teliti
dan hati-hati.
c. Waspadai
produsen nakal.
d. Jangan terlalu
sering
mengkonsumsi.
e. Perhatikan reaksi
tubuh.
f. Jangan
mencampur obat
tradisional
dengan obat lain.
g. Waspadai ibu
hami.
h. Waspadai efek
samping obat.
i. Hati-hati meramu
sendiri.
j. Patuhi anjuran
mematang
makanan
tertentu.
k. Jangan langsung
meninggalkan
obat medis.
6. Terapi komplementer
obat tradisional untuk
hipertensi yaitu
a. Belimbing manis.
b. Mentimun.
c. Air rebusan daun
alpukat.
d. Mengkudu.
e. Seledri.

Anda mungkin juga menyukai