Hadi Kusuma A.
Anatomi Kepala
Scalp
Tulang tenkorak
Selaput yang membungkus otak (meningens)
Jaringan otak
Cairan serebrospinal
Kompartemen vascular
Tulang temporal lebih tipis dan mudah mengalami
fraktur
Selaput yang membungkus keseluruhan otak, lapisan
lebih tipis berupa pia arachnoid yang terletak dibawah
duramater dan merupakan tempat arteri dan vena
Lapisan yang paling tipis piamater yang terletak
dibawah arachnoid dan langsung melapisi permukaan
otak
Cairan cerebrospinal ditemukan dibawah lapisan
piamater dan arachnoid
Otak mengisi keseluruhan rongga tengkorak
Cairan serebrospinal (CSF) merupakan cairan nutrisi
yang menyeliputi otak dan spinal cord
CSF terus menerus diproduksi dalam ventrikel otak
dengan kecepatan 1/3 ml/menit
CSF diserap kembali oleh membran arachnoid yang
menyelimuti otak dan spinal cord
Segala sesuatu yang menghambat aliran CSF akan
menyebabkan penumpukan cairan ini dalam otak dan
akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial
SUATU INJURI YANG DAPAT MELIBATKAN
SELURUH STRUKTUR KEPALA MULAI DARI
LAPISAN KULIT KEPALA ATAU TINGKAT
YANG PALING RINGAN, TULANG
TENGKORAK, DURAMATER, VASKULER OTAK
SAMPAI DENGAN JARINGAN OTAK SENDIRI
BAIK BERUPA LUKA TERTUTUP MAUPUN
TEMBUS
A. PENGERTIAN
Trauma kepala atau cedera kepala adalah suatu
injuri yang dapat melibatkan seluruh struktur
kepala mulai dari lapisan kulit kepala atau tingkat
yang paling ringan, tulang tengkorak, duramater,
vaskuler otak sampai dengan jaringan otak sendiri
baik berupa luka tertutup maupun tembus
.POSISI
TIDUR
BAGIAN KEPALA DITINGGIKAN 20 – 30 DERAJAT DENGAN
DADA PADA SATU BIDANG
KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT
PEMBERIAN CAIRAN DIBATASI 1000 ML
PADA HARI PERTAMA , 1500 – 2000 ML
PADA HARI KE-3 DAN SELANJUTNYA.
PEMBERIAN NUTRISI, PEMASANGAN
SONDE BILA BISING USUS SDH
TERDENGAR.
HARI I : GLUCOSE 10 % SEBANYAK 100 ML / 2 JAM
HARI II ; SUSU DGN DOSIS SEPERTI GLUCOSE
HARI III : MAKANAN CAIR 2000 – 3000 KAL.
DISESUAIKAN DGN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT.
D. MANAJEMEN CEDERA KEPALA
MANAJEMEN CEDERA KEPALA PADA PASIEN
TIDAK SADAR
1. Lakukan pengkajian lengkap airway, breathing dan
sirkulasi (A,B,C)
Lakukan resusitasi jika perlu. Perlu diingat
resusitasi yang tidak adekuat menyebabkan injuri
otak sekunder yang lenih berat.
- Panggil bantuan
- Pasang cervical collar
- Bersihkan jalan napas (keluarkan debris, dan
pasang orofaringeal)
- Berikan oksigen aliran tinggi
- Lakukan intubasi jika gag refleks
menurun/hilang
- Pastikan pernapasan adekuat
- Pasang monitor jantung, catat HR, TD, RR dan
temperatur
Apakah sirkulasi adekuat atau pasien dalam
keadaan syok?
- Atasi hipotensi dengan pemberian cairan kristaloid.
Tapi perlu diinget terlalu banyak cairan
menyebabkan edema otak berat. Hentikan
pemberian jika ps normotensive
- Berikan darah bila perlu, periksa gula darah dg
glukostik dan berikan glukosa jika kadar GDA
menurun
- Periksa BGA
Tujuan :
Pasien dapat mempertahankan kepatenan
jalan napas dengan kriteria :
- Tidak ada tanda dan gejala obstruksi jalan
napas al stridor, dyspnoea, suara serak
- Pernapasan; irama, kedalaman, pola napas
reguler
- Ekaspansi dada bilateral
- pasien mampu mengeluarkan sekret
Intervensi
- Buka jalan napas
- Pasang cervical colar
- Pasang oropharingeal tube atau nasopharingeal
tube
- Pasang Endotracheal Tube
- Suction
2. Resiko terjadinya aspirasi berhubungan dengan :
- Penurunan tingkat kesadaran
- Gang refleks menurun
- Adanya sekret dan debris pada jalan napas
Tujuan :
Tidak terjadi aspirasi pada pasien :
- Jalan napas paten
- Suara napas normal, bilateral
- Nilai Analisa Gas Darah
PaO2 80-100 mmHg
SaO2 >95%
PaCo2 35-45 mmHg
Ph darah 7,35-7,45
- Ro Foto bersih tanpa infiltrat
- Pasien mampu mengeluarkan skret
Intervensi ;
- Buka jalan napas
- Stabilisasi dengan cervical colar
- Pasang oropharingeal
tube/nasopharingeal tube
- Pasang Nasogastric tube
- Suction
- ambil darah untuk analisa gas darah
arteri
3. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan
dengan :
- Edema cerebral, hematom
- hipoksia cerebral, hipotensi
- Hipovolemia
Tujuan :
Perfusi jaringan cerebral optimal dengan kriteria:
- GCS 14-15
- VS normal sesuai umur
- Ukuran pupil normal, refleks cahaya positif
- Tidak ada tanda dan gejala kenaikan tekanan
intrakranial al ; pusing, muntah, letargi,perubahan
orientasi atau kesadaran
- Analisa Gas darah Arteri dalam batas normal
- Urine ortput 1 ml/kgBB/hr
Intervensi :
- Tentukan faktor-faktor penyebab penurunan perfusi
jaringan otak dan potensial kenaikan TIK
- Monitor dan catan status neurologi
- Evaluasi respon pupil
- Kaji respon verbal
- Pantau tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
- Pantau Frekuensi jantung
- Pertahankan posisi kepala
S E K I A N