Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

NAMA :

NIM :

KELAS/SEMESTER :

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

KEMETERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2016-2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini telah disahkan atau disetujui oleh pembimbing


lahan dan pembimbing akademik pada :

Hari/Tanggal :

Bangsal/Ruangan :

Mengetahui,

Pembimbing Lahan, Pembimbing Akademik,

( ) ( )

2
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

I. KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Nutrisi dalah makanan yang mengandung unsur gizi yang dibutuhkan
oleh sel-sel tubuh. Nutrisi adalah zat gizi yang terdapat dalam makanan
(Alimul Hidayat A.Aziz : 2005).
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.( Nanda. 2005-2006 ).
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu
yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolic.( Wilkinso Judith M. 2007)
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup
untuk menerima bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas penting dalam
tubuhnya sendiri.Gangguan nutrisi terjadi kalau diet mengandung satu atau
lebih nutrient dalam jumlah yang tidak tepat.

B. ETIOLOGI
Faktor-faktor atau penyebab yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi antara
lain:
1. Fisiologis
Intake nutien
a) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
b) Pengetahuan
c) Gangguan menelan
d) Perasaan tidak nyaman setelah makan
e) Anoreksia
f) Nausea dan vomitus
g) Intake kalori dan lemak yang berlebih

2. Kemampuan mencerna nutrient


a) Obstruksi saluran cerna
b) Malaborbsi nutrient
c) DM
3. Kebutuhan metabolism
a) Pertumbuhan

3
b) Stres
c) Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
d) Kanker.
4. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
5. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
6. Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya.
7. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu
merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
8. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk
mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan
yang gizinya seimbang.
9. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
10. Pendapatan yang rendah / Sumber ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi, penyediaan
makanan bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan
status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi.Ketidakmampuan untuk
membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan pengonsumsian
makanan yang bergizi.
11. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
12. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia.
Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
13. Pengetahuan

4
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan
kebutuhan gizi
14. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan yang bernilai gizi
tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorangMisalnya : di daerah,
tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tidak
digunakan dalam makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap
bahwa mengkonsumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka.
15. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu
dapat juga mempengaruhi status giziMisalnya : di beberapa daerah,
terdapat larangan makan pisang, pepaya bagi para gadis, remaja maupun
anak-anak.
16. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap sesuatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan banyak
mengakibatkan terjadinya kasus soal nutrisi pada anak karena asupan
gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

C. TANDA DAN GEJALA


1. Tanda :
a) Penurunan berat badan
b) Anoreksia
c) Tidak ada penyakit yang menurunkan berat badan
d) Penampilan kurus
e) Makan disembunyikan
f) Pemikiran tak rasional tentang makanan
g) Muntah
2. Gejala :
a) Lapar terus menerus/ menyangkal lapar
b) Takut peningkatan berat badan
c) Terlalu memperhatikan makanan, misal : menghitung kalori
d) Menolak mempertahankan berat badan diatas normal
e) Secara teratur merangsang diri untuk muntah
f) Puasa

5
D. PATOFISIOLOGI
Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella typhosa
masuk melalui mulut terus sampai ke saluran pencernaan. Basil diserap di
usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah
sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe,
sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Basil
masuk kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh terutama kelenjar
limfoid usus halus, sehingga tukak berbentuk lonjong pada mukosanya,
mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus, Gejala demam disebabkan oleh
endotoxin. Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus.
Melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai
di organ-organ terutama hati dan limpa sehingga organ-organ tersebut akan
membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke
dalam darah (bakteremia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam
kelenjar limfoid usus halus menimbulkan plak peyeri. Tukak tersebut dapat
mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam disebabkan oleh
endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh
kelainan pada usus.
1. Produksi saliva menurun → mempengaruhi proses perubahan kompleks
karbohidrat menjadi disakorida
2. Fungsi ludah menurun → sukar menelan
3. Fungsi kelenjar pencenaan menurun → perut terasa tidak enak / kembung
4. Banyak gigi yang lepas (ompong) → nafsu makan berkurang
5. Dengan proses menua terjadi gangguan motilitas otot polos oesofagus.
Dari proses perubahan-perubahan pada proses menua pada lansia
menyebabkan intake makanan pada lansia berkurang yang nantinya akan
mempengaruhi status gizi pada lansia.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG\
1. Rontgen
2. USG

3. Laboratarium

6
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Status kesehatan

2. Kultur dan kepercayaan

3. Status sosial ekonomi

4. Informasi yang salah tentang makanan dan diet

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan terhadap masalah gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi yaitu :
1. Data Subyektif
a. Biodata
b. Alasan datang
c. Keluhan utama
d. Riwayat kesehatan pasien dan keluarga
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik umum

b. Pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi

c. Pemeriksaan khusus

d. Pemeriksaan penunjang

3. Status nutrisi seseorang dalam hal ini klien dengan gangguan status nutrisi
dapat dikaji :
a. Pengukuran antropometik (antropometrik measuremant)
1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan
balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan
pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring.

7
2) Beratbadan
a) Alat serta skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali
menimbang.
b) Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap
kali menimbang.
d) Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan
sesudah makan.
3) Tebal lipatan kulit
a) Anjuran klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan
pada hasil pengukuran.
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
c) Dalam pengukuran TSF utamakan lengan klien yang tidak
dominan.
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik lengan atas, antara
akromion dan olekranon.
e) Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks
f) Alat yang digunakan adalah kaliper
4) Lingkaran tubuh : umumnya area tubuh yang digunakan untuk
pengukuran ini adalah kepala, dada dan otot bagian tengah lengan
atas.
b. Data biomedis (biomedical data)
c. Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical sign)
d. Diet (dietary)
Berikut ini adalah faktor yang menyebabkan gangguan nutrisi
1) Riwayat diet
a) Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
b) Asupan makanan tidak adekuat
c) Diet yang salahatauketat
d) Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau
lebih
e) Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih
f) Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
g) Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
h) Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
i) Ketidakmampuanfisik
j) Lansia yang tinggal dan makan sendiri
2) Riwayatpenyakit
a) Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
b) Penurunan berat badan dan tinggi badan
c) Mengalamipenyakittertentu
d) Riwayatpembedahanpadasistem gastrointestinal
e) Anoreksia
f) Mualdanmuntah

8
g) Diare
h) Alkoholisme
i) Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
j) Disabilitas mental
k) Kehamilanremaja
l) Terapiradiasi
3) Riwayatpemakaianobat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, anti-
depresan, agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens
anti-neoplastik, digitalis, laksatif, diuretik, natrium klorida dan
vitamin atau preparat nutrien lain.
4. Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi :
a. Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan pengaruh terhadap
status kesehatan.
b. Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan rencana asuhan
keperawatan terkait nutrisi.
c. Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan
kemungkinan untuk memodifikasi asuhan tersebut (Potter & Perry,
1992).
d. Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang berisiko
menyebabkan obesitas, diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi.
e. Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Barkauskas, 1994).
5. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien merupakan penilaian
kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip
pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.
6. Pemeriksaan biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah kadar
total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin,
hemoglobin, hemotokrit, keseimbangan nitrogen dan tes antigen kulit
(Barkaukas, 1995).

Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi


Bagiantubuh Tandaklinis Kemungkinankekurangan
Tandaumum Penurunan berat badan, lemah, -Kalori
lesu -Cairan
Rasa haus adanya dehidrasi -Vitamin A
Pertumbuhanterhambat

9
Rambut Kusut, kakuningan, Protein
kekuranganpigmen
Kulit Adanya radang pada kulit atau -Niasin, riboflavin
dermatitis danbiotinemak
Sedangkan pada bayi terjadi -Asam asetat
dermatosis adanya petechial
hemorhagik
Eksema -Pirodoksin
Mata Fotofebia atau penglihatan ganda -Roboflavin
Rabun senja -Vitamin A
Mulut Stomatis -Riboflavin
Glositis -Niasin, asam volat,
sianokobalamin (vit B12)
dan zat besi
Gigi Kariesgigi Fluorida
Sistemneuramuskular Kejang -Vitamin D
Lemahotot -Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem Anoreksia atau nafsu makan -Tiamin
gastrointestinal menurun -Garamdapur
Mual dan muntah
Sistemendrokin Gondok Iodium
Sistemkardiovaskular Adanya pendarahan -Vitamin K
Penyakit jantung -Tiamin
Anemia -Piridoksin dan zat besi
Sistemsaraf Kelainan mental -Sianokobalamin
Kelainan saraf perifer

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi
menjadi tiga (Kozier, 2004) :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
3. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.

C. PERENCANAAN

1. Dx : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh.

10
Yang berhubungan dengan :
 Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada mulut, mual, muntah.
 Penurunanabsorpsinutrisi
 Muntah, anoreksia, gangguandigesti
 Depresi, stres, isolasisosial
Kriteria hasil
Klien akan mengonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan tingkat
aktivitas dan kebutuhan metabolik.
Indikator
 Menjelaskanpentingnyanutrisi yang adekuat
 Mengidentifikasi kekurangan atau defisiensi dalam asupan sehari-hari
 Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan
Intervensi umum
Mandiri
 Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan cairan yang adekuat.
 Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori
harian dan jenis makanan yang sesuai dengan klien.
 Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu
makan.
 Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.
 Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.
 Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat
makan dan hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah
makan.
 Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
 Atur agar posisi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat
klien biasanya paling lapar.
 Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan
 Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut
tersaji apabila memungkinkan.
 Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area
makan.
 Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan.
 Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang
diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan.
 Ciptakan lingkungan yang santai saat makan.
 Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas :
 Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.

11
 Pengurangan asupan gula, garam, kolesterol, lemak total dan lemak
jenuh.
 Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.
 Asupan kalori yang sesuai untuk mempertahankan berat badan
ideal.

2. Dx 2 : Ketidakseimbangannutrisi : lebihdarikebutuhan
Yang berhubungandengan :
 Perubahan pada indera pengecapan dan penciuman.
 Medikasi (Kortikosteroid, antihistamin, estrogen).
 Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama
kehamilan.
 Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolik.

Kriteria hasil
Klien akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan
berat badan.
Indikator
▪ Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit
pengecapan atau panciuman.
▪ Mendiskusikan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
▪ Mendiskusikan pengaruh olah raga terhadap pengontrolan berat badan.

Intervensi umum
▪ Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti
penurunan indera pembau dan perasa pengaruh medikasi, atau riwayat
penambahan berat badan lebih dari 15 kg selama kehamilan.
▪ Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada persepsi
kenyang setelah makan. Anjurkan klien untuk mengevaluasi asupan
berdasarkan penghitungan jumlah kalori, bukan perasaan kenyang.
▪ Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-
obatan tertentu (misalnya, steroid, androgen).

12
▪ Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama
kehamilan.
▪ Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa
menyebabkan peningkatkan asupan makanan.
 Minta klien menuliskan seluruh makanan yang dikonsumsinya dalam
24 jam terakhir.
 Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1 minggu
yang menjelaskan hal-hal berikut : jenis makanan, kapan, dimana, dan
mengapa klien makan, serta kehadiran orang lain saat makan.
 Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola makan klien
yang mempengaruhi asupan makannya.
 Ajarkan teknik-teknik modifikasi prilaku untuk mengurangi asupan
kalori, seperti :
 Jangan makan pada saat melakukan kegiatan.
 Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.
 Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis
dan alkohol.
 Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali
makan dan buang sisanya.
 Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna.
 Instrusikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membakar
kalori.

3. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan


Pada dasarnya diagnosis keperawatan ini mirip dengan risiko
ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh. Diagnosis ini
menggambarkan individu yang memiliki riwayat obesitas pada
keluarga, yang juga memperlihatkan pola berat badan yang lebih tinggi
serta individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan berat badan
yang berlebihan (misalnya, kehamilan sebalumnya).
Sampai penelitian klinis membedakan diagnosis tersebut
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (aktual atau risiko) atau
risiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh untuk

13
memberikan penyuluhan langsung guna mambantu klien dan keluarga
mengidentifikasi pola diet yang tidak sehat.

D. IMPLEMENTASI
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi
keluhan pasien berdasarkan intervensi-intervensi yang telah dibuat.
Implemetasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang dibuat.

E. EVALUASI
Asuhan keperawatan yang kita berikan dikatakan berhasil bila :
1. Klien mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi diet.
2. Klien mampu mengontrol pola makannya.
3. Klien merasa nyaman saat makan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam


Konteks Keluarga. Departemen Kesehatan: Jakarta.
Wahidiyat, Iskandar. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian
Kesehatan Anak FKUI: Jakarta.
Lynda Juall Capernito,Marilynn E Doengoes)

15

Anda mungkin juga menyukai