0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
269 tayangan8 halaman
Klinik Dokter Keluarga (KDK) merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer berbasis komunitas dengan sistem pelayanan dokter keluarga. Sumber pembiayaan praktek dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi komersial, atau pasien secara langsung dengan sistem kapitasi, paket, atau anggaran. Penyelenggaraan sistem dokter keluarga diharapkan menjadi lebi
Klinik Dokter Keluarga (KDK) merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer berbasis komunitas dengan sistem pelayanan dokter keluarga. Sumber pembiayaan praktek dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi komersial, atau pasien secara langsung dengan sistem kapitasi, paket, atau anggaran. Penyelenggaraan sistem dokter keluarga diharapkan menjadi lebi
Klinik Dokter Keluarga (KDK) merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer berbasis komunitas dengan sistem pelayanan dokter keluarga. Sumber pembiayaan praktek dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi komersial, atau pasien secara langsung dengan sistem kapitasi, paket, atau anggaran. Penyelenggaraan sistem dokter keluarga diharapkan menjadi lebi
Merupakan klinik yang menyelenggarakan: Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK), Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis), Mempunyai bangunan yang memadai, Dilengkapi dengan sarana komunikasi, Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK, Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan khususpembantu KDK, Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok. Mempunyai iin yang berorientasi !ilayah, Menyelenggarakan pelayanan yang si"atnya paripurna, holistik, terpadu, dan berkesinambungan, Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur, Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik ybs. Mengenai apakah klinik D#$% dapat didirikan di daerah cakupan dokter keluarga lain, belum ada peraturan pasti yang mengatur ini. 2. SUMBER PEMBIAYAAN PRAKTEK DOKTER KELUARGA Keuangan dalam praktik D#$% tercatat secara seksama dengan cara yang umum dan bersi"at transparansi. Manajemen keuangannya dapat mengikuti sistem pembiayaan praupaya maupun sistem pembiayaan "ee "or ser&ice. 'P(S : 'adan Pengelola (aminan Sosial Manajemen Pembiayaan Klinik Doga 'erdasarkan bagan tersebut, dapat disimpulkan bah!a system pembiayaan klinik dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi komersial, dan out o" pocket. Model pembiayaan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan. )ntuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga tentu diperlukan tersedianya dana yang cukup. *idak hanya untuk pengadaan pelbagai sarana dan prasarana medis dan non medis yang diperlukan (in&estment cost), tetapi juga untuk membiayai pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan (operational cost) Seyogiyanyalah semua dana yang diperlukan ini dapat dibiayai oleh pasien dan atau keluarga yang meman"aatkan jasa pelayanan dokter keluarga. Masalah kesehatan seseorang dan atau keluarga adalah tanggung ja!ab masing+masing orang atau keluarga yang bersangkutan. )ntuk dapat mengatasi masalah kesehatan tersebut adalah amat diharapkan setiap orang atau keluarga bersedia membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Mekanisme pembiayaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan banyak macamnya. (ika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, pembiayaan secara tunai ("ee "or ser&ice), dalam arti setiap kali pasien datang berobat diharuskan membayar biaya pelayanan. Kedua, pembiayaan melalui program asuransi kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali pasien datang berobat tidak perlu membayar secara tunai, karena pembayaran tersebut telah ditanggung oleh pihak ketiga, yang dalam hat ini adalah badan asuransi. *entu tidak sulit dipahami, tidaklah kedua cara pembiayaan ini dinilai sesuai untuk pelayanan dokter keluarga. Dari dua cara pembiayaan yang dikenal tersebut, yang dinilai sesuai untuk pelayanan dokter keluarga hanyalah pembiayaan melalui program asuransi kesehatan saja. Mudah dipahami, karena untuk memperkecil risiko biaya, program asuransi sering menerapkan prinsip membagi risiko (risk sharing) dengan penyelenggara pelayanan, yang untuk mencegah kerugian, tidak ada pilihan lain bagi penyelenggara pelayanan tersebut, kecuali berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, dan atau mencegah para anggota keluarga yang menjadi tanggungannya untuk tidak sampai jatuh sakit. Prinsip kerja yang seperti ini adalah juga prinsip kerja dokter keluarga. Bentuk - Bentuk Pemb!"!!n P#!- U$!"! Mengingat bentuk pembayaran pra+upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka pada saaat ini bentuk pembayaran pra+upaya tersebut banyak diterapkan. Pada dasarnya ada tiga bentuk pembiayaan secara pra+upaya yang dipergunakan. Ketiga bentuk yang dimaksud adalah: a. Sistem kapitasi (capitation system) ,ang dimaksud dengan system kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap peserta untuk jangka !aktu tertentu. Dengan system pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan yang tidak ditentukan oleh "rek!ensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka !aktu jaminan. b. Sistem paket (packet system) ,ang dimaksud dengan system paket adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan kesehatan tertentu. Dengan system pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan kesehatan yang diman"aatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu paket pelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara majutelah lama diterapkan. c. Sistem anggaran (budget system) ,ang dimaksud dengan system anggaran adalah system pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket, pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati. In%& te#b!#u te#k!t ''tem $emb!"!!n (!)!m SKN* Salah satu solusi yang dilakukan dalam sumber pembiayaan (termasuk nantinya pembiayaan praktek dokter keluarga) untuk menyelenggarakan Sistem Kesehatan -asional yang baik adalah dengan menyelenggarakan amanat )ndang+)ndang Sistem (aminan Sosial -asional. )ndang+)ndang yang telah ditetapkan tahun .//0 ini mengalami kendala dalam realisasinya terkait pembentukan badan penyelenggaranya ('P(S) yang seharusnya telah ditetapkan saat .//1. %khirnya pada hari rabu, .2 oktober ./33 sekitar pukul ./.0/ 45', 6)) 'P(S disahkan menjadi )) 'P(S dengan kesepakatan bah!a 'P(S 5 yang mengurus jaminan kesehatan diselenggarakan oleh %SK7S akan mulai beroperasi pada tanggal 3 januari ./30. Sedangkan 'P(S 55 ((amsostek, *aspen, dan %sabri) yang mengurus ketenagakerjaan selambat+ lambatnya beroperasi 3 juli ./38. Dengan demikian diharapkan penyelenggaraan sistem dokter keluarga dapat menjadi lebih baik. 9. 6)()K%- M!'!)!+ K&n'u)t!' (!n Ru,uk!n Masalah yang dimaksud mencakup antara lain: a. %pabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiati" dokter serta penjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien, data menimbulkan rasa kurang percaya pasien terhadap dokter. Sebenarnya timbul rasa kurang percaya pasien ini tidak perlu terlalu dirisaukan dalam praktik sehari+hari. Malah telah terbukti, dokter yang bijaksana serta berpikiran de!asa, untuk kebaikan pasien tidak segan+segan melakukan konsultasi atau mrujukan. ,ang perlu dilakukan di sini hanyalah memberikan penjelasan yang sebaik+baiknya kepada pasien tentang alas an serta maksud dilaksanakannya konsultasi atau rujukan tersebut. b. %pabila konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas permintaan pasien, dapat menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter. Dalam hal ini dokter harus meyakinkan pasien tentang perlu atau tidaknya konsultasi atau rujukan yang dimintakan pasien tersebut. *etapi apabila pasien tetap meminta, dokter yang bijaksana laimnya tidak menolak permintaan pasien. c. %pabila tidak ada ja!aban dari konsultasi d. %pabila tidak sependapat dengan saran:tindakan dokter konsultan e. %pabila ada pembatas dalam melakukan konsultasi dan ataupun rujukan. %da yang berasal dari dokter, misalnya sikap dan perilaku yang tidak menunjang. %da yang berasal dari pasien, misalnya tidak bersedia dan ataupun yang terpenting karena tidak cukup biaya atau karena kesulitan transportasi. %tau ada pula yang berasal dari pihak ketiga, misalnya berbagai ketentuan program asuransi kesehatan, dan ataupun perusahaan yang menanggung biaya pelayanan kesehatan. Penyelesaian terhadap berbagai pembatas ini harus dapat dilakukan dengan sebaik+baiknya, dengan catatan seyogyanya sikap dan perilaku dokter sendiri tidakbersi"at negati" terhadap konsultasiatau rujukan. ". %pabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk. 'anyak yang berperan di sini. Mulai dari hambatan social budaya sampai dengan hambatan sosial ekonomi. Di 5ndonesia hambatan yang paling banyak ditemukan adalah karena keadaan ekonomi penduduk yang belum memuaskan, dan karenanya tidak bersedia dan atau tidak dapat memenuhi anjuran konsultasi dan atau rujukan tersebut. T!t! -!#! #u,uk!n Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi dan rujukan. Penjelasan ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal+hal yang peka, seperti dokter ahli tertentu. Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengan dokter yang dimintai konsultasi. 'iasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang memuat in"ormasi secara lengkap tentang identitas, ri!ayat penyakit dan penanganan yang dilakukan oleh dokter keluarga. Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkap mungkin. *ujuan konsultasi pun harus jelas, apakah hanya untuk memastikan diagnosis, menginterpretasikan hasil pemeriksaaan khusus, memintakannasihat pengobatan atau yang lainnya. Sesuai dengan kode etik pro"esi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi !ajib memberikan bantuan pro"esional yang diperlukan. %pabila merasa diluar keahliannya, harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebih sesuai. *erbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja *etap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan Perlu disepakati pembagian !e!enang dan tanggungja!ab masing+masing pihak Pemb!.!n /e/en!n. 0 t!n..un.,!/!b 5nter&al re"erral, pelimpahan !e!enang dan tanggungja!ab penderita sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka !aktu tertentu, dan selama jangka !aktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya. ;ollateral re"erral, menyerahkan !e!enang dan tanggungja!ab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja. ;ross re"erral, menyerahkan !e!enang dan tanggungja!ab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya. Split re"erral, menyerahkan !e!enang dan tanggungja!ab penanganan penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka !aktu pelimpahan !e!enang dan tanggungja!ab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur. Ke/!,b!n (!n 1!k P!'en )ndang+undang -omor .1 *ahun .//0 *entang Praktik Kedokteran Paragra" < mengatur ke!ajiban dan hak pasien sebagai berikut: Ke/!,b!n P!'en 3. memberikan in"ormasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya= .. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi= 9. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan= dan 0. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. 1!k P!'en 3. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis .. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain (second opinion) 9. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis= 0. Menolak tindakan medis= dan 8. Mendapatkan isi rekam medis Ke/!,b!n (!n 1!k D&kte# Sebagaimana laimnya suatu perikatan, perjanjian medik pun memberikan hak dan ke!ajiban bagi dokter. Dalam )ndang+)ndang -omor .1 *ahun .//0 *entang Praktik Kedokteran, hak dan ke!ajiban dokter atau dokter gigi terdapat dalam paragra" >, yaitu= Ke/!,b!n D&kte#2D&kte# G. 3. memberikan pelayanan medism sesuai dengan standar pro"esi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien= .. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan= 9. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia= 0. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas mampu melakukannya= 8. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. 1!k D&kte#2D&kte# G. 3. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar pro"esi dan standar prosedur operasional= .. memberikan pelayanan medis menurut standar pro"esi dan standar prosedur operasional= 9. memperoleh in"ormasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya= dan 0. menerima imbalan jasa. A)u# ''tem #u,uk!n #e.&n!) a. Pelayanan kesehatan rujukan menerapkan pelayanan berjenjang yang dimulai dari Puskesmas, kemudian kelas ;, kelas D selanjutnya 6S kelas ' dan akhirnya ke 6S kelas %. b. Pelayanan kesehatan rujukan dapat berupa rujukan ra!at jalan dan ra!at inap yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari dokter disertai surat rujukan, dilakukan atas pertimbangan tertentu atau kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien atau keluarga pasien. c. 6S kelas ;:D dapat melakukan rujukan ke 6S kelas ' atau 6S kelas % antar atau lintas kabupaten kota yang telah ditetapkan. Kerangka Konsep Promoti", pre&enti", kurati" Dr. %gus Klinik Doga ?arapan Penerapan Sistem 6ujukan Sarana dan Prasarana lengkap Sistem pelayanan Sistem pembiayaan 5bu Marni Memiliki: 4e!enang Kompetensi *indakan situasi spesi"ik Memenuhi syarat doga Klinik *ipe ; Menyarankan Menolak 'erbeda dengan *ipe % dan ' 6ujukan %lur 6ujukan Maksud tujuan rujukan Komunikasi 7"ekti" ?ak dan ke!ajiban pasien dan dokter %gar mau dirujuk