Penyusun:
Yuliana Masuara, Amd.Keb
Semester : 2 (Dua)
BAB I
PENDAHULUAN
Masa transisi adalah waktu ketika bayi melakukan stabilitasi dan penyusaian terhadap
kehidupan diluar uterus. Ada 3 priode transisi, yaitu:
a. Tahap pertama /periode reaktif adalah dimulai segera setelah lahir dan
berakhir setelah 30 menit.
b. Tahap kedua/ periode interval adalah berlangsung mulai menit 30 sampai 2 jam
setelah lahir (biasanya pada priode ini banyak tidur).
c. Tahap ketiga /periode reaktif kedua adalah yang berlanjut dari dua jam sampai enam
jam.
Selain itu, waspadai jika bayi berusia kurang dari 3 bulan yang
mengalami demam >38C. Sebaiknya, segera periksakan ia ke dokter atau dibawa ke
UGD
berusia di bawah 6 bulan tidak dapat menunjukkan bahwa ia dalam kondisi tidak
sehat. Oleh karena itu, Anda harus lebih peka terhadap kondisi bayi Anda. Siapa tahu ia
mungkin menunjukkan gejala penyakit tertentu. Yuk kenali delapan tanda bayi sedang
tidak sehat, seperti dilansir Sheknows.
1. Demam
Demam bukanlah penyakit, tetapi kondisi tersebut terjadi ketika bayi menanggapi
penyakit atau infeksi tertentu. Segera hubungi dokter jika bayi Anda yang masih
berusia kurang dari 3 bulan mengalami demam dengan suhu di atas 37 derajat Celcius,
atau jika bayi Anda berusia antara 3-6 bulan dan memiliki suhu di atas 38 derajat
Celcius. Jika suhu tubuh bayi Anda tidak terlalu panas, tetapi muncul tanda-tanda,
seperti ruam, iritabilitas, kesulitan bernapas, leher kaku, muntah atau diare, segera
bawa bayi Anda ke dokter.
2. Dehidrasi
Dehidrasi dapat terjadi jika bayi Anda memiliki pola makan yang buruk, demam,
lingkungan yang panas, muntah atau diare. Gejala dehidrasi pada bayi, antara
lain mulut dan gusi kering, jarang buang air kecil, dan tidak meneteskan
air mata ketika menangis. Jika Anda berpikir bayi Anda mengalami dehidrasi, segera
hubungi dokter.
3. Diare
Kondisi ini sering terjadi pada bayi, tetapi Anda tetap perlume meriksakan kondisi
bayi Anda ke dokter, jika ada darah dalam tinja, buang air besar lebih dari enam kali
sehari dan tinja berair.
4. Muntah
Muntah pada bayi mungkin tidak serius jika terjadi hanya sekali atau dua kali. Namun,
jika hal itu sering terjadi berulang kali, terutama mengandung darah, serta berwarna
hijau, segera konsultasikan dengan dokter.
5. Kesulitan bernapas
Jika bayi Anda mengalami kesulitan bernapas, sebaiknya segera hubungi dokter.
Tanda-tanda sesak napas adalah bayi bernapas lebih cepat dari biasanya, bayi tampak
seperti mendengus saat menghembuskan napas dan kulit berwarna bayi bibir atau
semburat kebiruan.
7. Ruam
Ruam adalah gejala yang sangat umum pada bayi, namun segera hubungi dokter jika
ruam telah menyebar luas, terutama pada wajah, atau disertai demam, perdarahan, dan
bengkak.
8. Pilek
Infeksi saluran pernapasan biasanya disebabkan oleh virus dan sangat umum pada
bayi. Kondisi ini umumnya berlangsung satu hingga dua minggu yang ditandai dengan
demam, pilek dan batuk. Gejala yang lebih serius tentu memerlukan perawatan di
rumah sakit.
Jika bayi Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, segera bawa berobat ke
dokter. Anda tentu tidak mau bayi Anda mendapatkan penanganan yang terlambat
KN KF
KN 1 (6 jam - 48 jam) KF 1 (6 jam - 48 jam)
KN 2 (3 hari - 7 hari) KF 2 (4 hari - 28 hari)
KN 3 (8 - 28 hari)
KF 3 (29 hari - 42 hari)
jadi dalam pelaksanaannya, KN1 bersamaan dengan KF1 yaitu antara 6-48 jam,
sementara KN2 dan KN3 bersamaan dengan KF2 yaitu antara 3-28 hari setelah persalinan, tetapi
untuk KF idealnya dari hari ke 4. Sedangkan kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan diantara hari
ke 29-42 hari. Implementasi waktu kunjungan bisa digunakan saat pemberian asuhan kebidanan
komperhensif
Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah
pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m2) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan
darah pada waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan
pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan
kira-kita 85/40 mmHg (Armini, dkk. 2017:6-7).
Suhu Tubuh
Ada 4 mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke
lingkungannya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan
tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).
Contoh: Menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang dingin
memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL.
b. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas
yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu udara). Contoh: membiarkan atau
menempatkan BBL dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang
terpasang kipas angin.
c. Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin
(pemindahan panas antara 2 objek yang berbeda). Contoh: bayi baru lahir dibiarkan
dalam ruangan AC tanpa di berikan pemanas (radiant warmer), bayi baru lahir
dibiarkan dalam keadaan telanjang, bayi baru lahir ditidurkan berdekatan dengan
ruang yang dingin, misalnya dekat tembok.
d. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembapan
udara (perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi
dipengaruhi oleh: jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, aliran udara
yang melewati. Mencegah kehilangan panas: keringkan bayi secara saksama, selimuti
bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, tutup bagian kepala bayi,
anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya, jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahir, tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Dalam proses
adaptasi kehilangan panas, bayi mengalami: stres pada BBL menyebabkan hipotermi,
BBL mudah kehilangan panas, bayi menggunakan timbunan lemak cokelat untuk
meningkatkan suhu tubuhnya, lemak cokelat terbatas, sehingga apabila habis akan
menyebabkan adanya stress dingin (Armini, dkk. 2017: 7-9).
e. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh orang dewasa sehingga
metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Pada jam-jam pertama energi
didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari ke dua energi basal dari
pembakaran lemak (Marmi dan rahardjo 2014:23-24).
f. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Tubuh BBL mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari
kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena:
- Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
- Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal.
- Renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa
(Indrayani & Djami, 2013).
g. Imunoglobulin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina propia ilium
dan apendiks. Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari anti antigen dan
stres imunologis. Pada BBL hanya terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari
ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang
dapat melalui plasenta (Lues, toksoplasma, herpes simpleks, dll) raeksi imunologis
dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibody gama A, G dan M
(Armini, dkk. 2017:10).
h. Traktus Digestivus
Traktus digestivus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang
dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang brwarna hitam
kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran
mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk
serta berwarna normal. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada
neonatus, kecuali amylase pankreas. Bayi sudah ada refleks hisap dan menelan,
sehingga pada saat bayi lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari
hubungan esofagus bahwa dengan lambung belum sempurna, dan kapasitas dari
lambung juga terbatas yaitu ± 30 cc (Indrayani dan Djami, 2013).
i. Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu
kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik
juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif
benar pada waktu bayi barulahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum
sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50
mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome (Marmi dan rahardjo, 2014:
22-23).
j. Keseimbangan Asam Basa
PH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus
telah mengompensasi asidosis ini (Indarayani & Djami, 2013).