Anda di halaman 1dari 15

BAHAN AJAR

PRAKTEK KLINIK ASUHAN


KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

Penyusun:
Yuliana Masuara, Amd.Keb

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN


STIKES MUHAMADIYAH GORONTALO
2019
BAHAN AJAR

KERANGKA BAHAN AJAR

TINJAUAN MATA KULIAH

A. Deskripsi Mata Kuliah

Program studi : DIII Kebidanan

Kode Mata Kuliah : Bd.302

Mata Kuliah : ASKEB II

Semester : 2 (Dua)

Dosen Pengampuh : Nurnaningsih Abdul, ST

B. Kegunaan Mata Kuliah


Mata kuliah ini mengajarkan tentang Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, yang
merupakan bekal mahasiswa untuk melakukan praktek lapanagn.
C. Kompetensi
Standar kompetensi mata kuliah Praktek Klinik Askeb II bayi baru lahir adalah mahasiswa
mampu melaksanakan tentang pengertian Bayi Baru Lahir, Menjelaskan tentang cirri-ciri
Bayi Baru Lahir Normal, Mengevaluasi tentang penilaian Bayi Baru Lahir, Menjelaskan
tentang tahapan Bayi Baru Lahir, Mendemonstrasikan tentang Asuhan Kebidanan pada
Bayi Baru Lahir Normal, Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir ,
Menjelaskan tentang tanda-tanda Bayi sakit, Mendemonstrasikan tentang periode kunjungan
Neonatus, Menjelaskan tentang perubahan fisiologis pada Bayi Baru Lahir.
D. Susunan Bahan Ajar
a. Pengertian Bayi Baru Lahir
b. Cirri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
c. Penilaian Bayi Baru Lahir
d. Tahapan Bayi Baru lahir
e. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru lahir
f. Tanda-tanda bahaya pada Bayi Baru lahir
g. Tanda-tanda Bayi Sakit
h. Periode kunjungan Neonatus
i. Perubahan fisiologis pada Bayi Baru lahir
E. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang
direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah ada.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran (Saifuddin,
2002).
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia
gestasi 38 – 42 minggu (Donna, 2003).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007).

B. Ciri-ciri Bayi baru Lahir Normal


Berat badan 2500 - 4000 gram, Panjang badan 48 - 52 cm, Lingkar dada 30 - 38 cm, Lingkar
kepala 33 - 35 cm, Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit, Pernafasan ± 40 - 60
kali/menit, Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup, Rambut lanugo
tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna, Kuku agak panjang dan lemas, Genetalia
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, Laki - laki testis sudah turun, skrotum
sudah ada, Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik, Reflek morrow atau gerak
memeluk bila dikagetkan sudah baik, Reflek graps atau menggenggam sudah baik, Eliminasi
baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.

C. Penilaian Bayi baru Lahir


Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama
jam pertama setelah kelahiran. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir :
a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin.
Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilaian sepintas :
 Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat, bayi bergerak aktif,
warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu
 Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari wajah bayi untuk
mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi (sebagian besar
bayi akan menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir).
 Dan nilai APGAR SKORnya, jika bayi bernafas megap-megap atau lemah maka
segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
PENILAIAN APGAR SKOR (tabel 2.1)
Nilai
Tanda 0 1 2
Denyut
Tidak ada Lambat < 100 >100
jantung(pulse)
Usaha Lambat, tidak Menangis dengan
Tidak ada
nafas(respisration) teratur keras
Fleksi pada
Tonus otot(activity) Lemah Gerakan aktif
ekstremitas
Kepekaan
Tidak ada Merintih Menangis kuat
reflek(gremace)
Tubuh merah
Biru Seluruhnya merah
Warna(apperence) muda,
pucat muda
ekstremitas biru
(Sumber : Saifuddin, 2002)
Klasifikasi :
a. Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)
b. Asfiksia sedang (apgar skor 4-6)
c. Asfiksia berat (apgar skor 0-3)

D. Tahapan Bayi baru Lahir


 Klem dan potong tali pusat
 Klem tali pusat dengan 2 buah klem pada klem pertama kira-kira 2 dan 3 cm dari
pangkal pusat bayi
 Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting
dengan tangan kiri
 Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Potong tali pusat dengan
gunting yang perawatan alat steril atau desinfeksi tingkat tinggi
 Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan pengikatan ulang
yang lebih ketat.perawatan tali pusat , jangan membungkus punting tali pusat atau
perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke punting tali pusat (JNPK-
KR/ POGI,APN, 2007)
 Jagalah kehangatan bayi
 Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Dengan cara
 Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit
ibu
 Ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan
memastikan bahwa kepala terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas
tubuh
 bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit yaitu :
- Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi
- Apabila suhu bayi kurang dari 36,5°C, segera hangatkan bayi
 Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
 Jangan segera menimbang bayi atau memandikan bayi baru lahir (memandikan bayi
setelah 6 jam)
 Identifikasi bayi
Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya yang mungkin lebih dari
satu persalinan maka alat pengenal harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir , Alat
yang digunakan hendaknya kebal air, tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, tidak
mudah lepas (gelang bayi). Pada alat identifikasi harus tercantum :
 Nama bayi /Nama ibu
 Tanggal lahir dan jam
 Nomor bayi
 Jenis kelamin
 Nama ibu lengkap
 Pemberian ASI dini
Memberikan ASI dini (dalam 1 jam pertama setelah bayi baru lahir) akan memberikan
keuntungan yaitu:
a. Merangsang produksi ASI
Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke
hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin (hormon ini yang memacu
payudara untuk menghasilkan ASI.
b. Memperkuat reflek menghisap
- Reflek rooting (reflek mencari putting susu)
- Reflek suckling (reflek menghisap)
- Reflek swallowing (reflek menelan)
c. Mempercepat hubungan batin ibu dan bayi (membina ikatan emosional dan
kehangatan ibu-bayi).
d. Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.
e. Merangsang kontraksi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pada ibu.
 Perawatan mata
Memberikan eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata diberikan pada 1 jam pertama
setelah persalinan.
 Pemberian vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir lakukan hal-hal berikut : Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu
diberi vitamin K peroral 1mg/hari, Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral
dengan dosis 0,5-1 mg IM dipaha kiri.
 Pemberian Imunisasi Hepatitis B
Pemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi Hepatitis B di berikan
pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject) di suntik, IM dipaha kanan dan
selanjutnya di berikan ulangan sesuai imunisasi dasar lengkap.
 Pemantauan lanjutan
Tujuan pemantauan bayi baru lahir yaitu untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian dan
tindak lanjut dari petugas kesehatan. Dua jam pertama sesudah lahir, Hal-hal yang di
nilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah kelahiran yaitu:
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi tampak kemerahan atau biru

Masa transisi adalah waktu ketika bayi melakukan stabilitasi dan penyusaian terhadap
kehidupan diluar uterus. Ada 3 priode transisi, yaitu:

a. Tahap pertama /periode reaktif adalah dimulai segera setelah lahir dan
berakhir setelah 30 menit.
b. Tahap kedua/ periode interval adalah berlangsung mulai menit 30 sampai 2 jam
setelah lahir (biasanya pada priode ini banyak tidur).
c. Tahap ketiga /periode reaktif kedua adalah yang berlanjut dari dua jam sampai enam
jam.

E. Tanda-tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir


Tanda dan gejala sakit berat pada bayi baru lahir dan bayi muda sering tidak spesifik.
Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi baru lahir datang atau saat
perawatan di rumah sakit. Pengelolaan awal bayi baru lahir dengan tanda ini adalah stabilisasi
dan mencegah keadaan yang lebih buruk. Tanda ini mencakup:
a. Tidak bisa menyusu
b. Kejang
c. Mengantuk atau tidak sadar
d. Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti selama>15 detik)
e. Frekuensi napas > 60 kali/menit
f. Merintih
g. Tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
h. Sianosis sentral.

TATALAKSANA KEDARURATAN tanda bahaya:


 Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda mengalami
sianosis atau distres pernapasan berat.
 Beri VTP dengan balon dan sungkup (halaman 53), dengan oksigen 100% (atau
udara ruangan jika oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (< 20
kali/menit).
 Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah. Jika glukosa <
45 mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrosa 10% (2 ml/kg BB)
IV selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus tidak terputus (continual)
dekstrosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg BB/menit harus dimulai. Jika tidak
mendapat akses IV, berikan ASI atau glukosa melalui pipa lambung.
 Beri fenobarbital jika terjadi kejang (lihat bagian 3.8).
 Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi bakteri berat
(lihat bagan dosis obat bayi baru lahir).
 Rujuk jika pengobatan tidak tersedia di rumah sakit ini.
 Pantau bayi dengan ketat.

F. Tanda Bayi Sakit

 Mengenali dan Mengantisipasi Gejala Umum


Agar dapat mengenali gejala-gejala penyakit serius pada bayi lebih awal, maka
langkah pertama adalah tidak panik dalam mengamati gerak-gerik bayi Anda. Cermati
perubahan-perubahan umum di bawah ini dengan saksama.
 Tangisannya terdengar tidak biasa dan terjadi terus menerus. Bisa kencang dengan
nada yang sangat tinggi atau sebaliknya yang terdengar adalah tangisan lemah.
 Tubuh bayi terkulai saat diangkat atau bayi tampak lebih sering mengantuk dari
biasanya.
 Wajah bayi tampak pucat, berbintik-bintik, atau pun berjerawat.
 Muntah dalam jumlah banyak, apalagi jika muntahnya berwarna hijau.
 Tidak mau menyusu atau makan seperti biasanya.
 Lebih sedikit urine pada popoknya atau terdapat darah pada tinjanya.
 Suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celcius terutama pada bayi di bawah usia 3 bulan,
atau sebaliknya, di bawah 36 derajat.
 Suhu tubuh tinggi, tapi kaki dan tangan terasa dingin.
 Suhu tubuh tidak kunjung turun setelah bayi diberi obat penurun panas.
 Susah bernapas, napasnya pendek, atau pun terdengar bunyi tidak biasa saat
bernapas.
 Muncul ruam berwarna ungu kemerahan yang tidak hilang setelah digulirkan gelas
di atasnya.
 Bayi mengalami kejang untuk pertama kalinya.
Beberapa bayi baru lahir dengan kondisi tertentu lebih berisiko mengalami penyakit
serius dibanding yang lain. Beri perhatian ekstra pada bayi jika ibu atau bayi mengalami
kondisi-kondisi di bawah ini:
 Bayi lahir sebelum 37 minggu dalam kandungan.
 Sang ibu mengidap penyakit streptokokus grup B.
 Pernah memiliki bayi yang mengidap streptokokus grup B.
 Sang ibu mengalami infeksi atau demam 24 jam sebelum atau setelah melahirkan.
 Ketuban ibu pecah lebih dari 18 jam sebelum bayi lahir, terutama jika bayi lahir 37
minggu kehamilan.
 Ibu menerima antibiotik yang diberikan melalui infus ke pembuluh darah.

Selain itu, waspadai jika bayi berusia kurang dari 3 bulan yang
mengalami demam >38C. Sebaiknya, segera periksakan ia ke dokter atau dibawa ke
UGD
berusia di bawah 6 bulan tidak dapat menunjukkan bahwa ia dalam kondisi tidak
sehat. Oleh karena itu, Anda harus lebih peka terhadap kondisi bayi Anda. Siapa tahu ia
mungkin menunjukkan gejala penyakit tertentu. Yuk kenali delapan tanda bayi sedang
tidak sehat, seperti dilansir Sheknows.

1. Demam
Demam bukanlah penyakit, tetapi kondisi tersebut terjadi ketika bayi menanggapi
penyakit atau infeksi tertentu. Segera hubungi dokter jika bayi Anda yang masih
berusia kurang dari 3 bulan mengalami demam dengan suhu di atas 37 derajat Celcius,
atau jika bayi Anda berusia antara 3-6 bulan dan memiliki suhu di atas 38 derajat
Celcius. Jika suhu tubuh bayi Anda tidak terlalu panas, tetapi muncul tanda-tanda,
seperti ruam, iritabilitas, kesulitan bernapas, leher kaku, muntah atau diare, segera
bawa bayi Anda ke dokter.

2. Dehidrasi
Dehidrasi dapat terjadi jika bayi Anda memiliki pola makan yang buruk, demam,
lingkungan yang panas, muntah atau diare. Gejala dehidrasi pada bayi, antara
lain mulut dan gusi kering, jarang buang air kecil, dan tidak meneteskan
air mata ketika menangis. Jika Anda berpikir bayi Anda mengalami dehidrasi, segera
hubungi dokter.
3. Diare
Kondisi ini sering terjadi pada bayi, tetapi Anda tetap perlume meriksakan kondisi
bayi Anda ke dokter, jika ada darah dalam tinja, buang air besar lebih dari enam kali
sehari dan tinja berair.

4. Muntah
Muntah pada bayi mungkin tidak serius jika terjadi hanya sekali atau dua kali. Namun,
jika hal itu sering terjadi berulang kali, terutama mengandung darah, serta berwarna
hijau, segera konsultasikan dengan dokter.

5. Kesulitan bernapas
Jika bayi Anda mengalami kesulitan bernapas, sebaiknya segera hubungi dokter.
Tanda-tanda sesak napas adalah bayi bernapas lebih cepat dari biasanya, bayi tampak
seperti mendengus saat menghembuskan napas dan kulit berwarna bayi bibir atau
semburat kebiruan.

6. Pusar dan penis berwarna merah atau berdarah


Jika pusar atau penis berubah merah, telah terjadi pendarahan dan bayi Anda perlu
mendapatkan penanganan medis. Ini adalah tanda infeksi.

7. Ruam
Ruam adalah gejala yang sangat umum pada bayi, namun segera hubungi dokter jika
ruam telah menyebar luas, terutama pada wajah, atau disertai demam, perdarahan, dan
bengkak.

8. Pilek
Infeksi saluran pernapasan biasanya disebabkan oleh virus dan sangat umum pada
bayi. Kondisi ini umumnya berlangsung satu hingga dua minggu yang ditandai dengan
demam, pilek dan batuk. Gejala yang lebih serius tentu memerlukan perawatan di
rumah sakit.

Jika bayi Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, segera bawa berobat ke
dokter. Anda tentu tidak mau bayi Anda mendapatkan penanganan yang terlambat

G. Periode Kunjungan Neonatus

KN KF
KN 1 (6 jam - 48 jam) KF 1 (6 jam - 48 jam)
KN 2 (3 hari - 7 hari) KF 2 (4 hari - 28 hari)
KN 3 (8 - 28 hari)
KF 3 (29 hari - 42 hari)

jadi dalam pelaksanaannya, KN1 bersamaan dengan KF1 yaitu antara 6-48 jam,
sementara KN2 dan KN3 bersamaan dengan KF2 yaitu antara 3-28 hari setelah persalinan, tetapi
untuk KF idealnya dari hari ke 4. Sedangkan kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan diantara hari
ke 29-42 hari. Implementasi waktu kunjungan bisa digunakan saat pemberian asuhan kebidanan
komperhensif

Kunjungan Neonatus (KN)


Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Neonatal ke-1 Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam
(KN 1) dilakukan dan hanya setelah itu jika tidak terjadi masalah medis
dalam kurun dan jika suhunya 36.5 Bungkus bayi dengan kain yang
waktu 6-48 jam kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup
setelah bayi lahir.2. Pemeriksaan fisik bayi
3. Dilakukan pemeriksaan fisik
a. Gunakan tempat tidur yang hangat dan bersih untuk
pemeriksaan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
lakukan pemeriksaan
c. Telinga : Periksa dalam hubungan letak dengan mata
dan kepala
d. Mata :. Tanda-tanda infeksi
e. Hidung dan mulut : Bibir dan langitanPeriksa adanya
sumbing Refleks hisap, dilihat pada saat menyusu
f. Leher :Pembekakan,Gumpalan
g. Dada : Bentuk,Puting,Bunyi nafas,, Bunyi jantung
Kunjungan Penatalaksanaan
h. Bahu lengan dan tangan :Gerakan Normal, Jumlah Jari
i. System syaraf : Adanya reflek moro
j. Perut : Bentuk, Penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, Pendarahan tali pusat ? tiga pembuluh,
Lembek (pada saat tidak menangis), Tonjolan
k. Kelamin laki-laki : Testis berada dalam skrotum,
Penis berlubang pada letak ujung lubang
l. Kelamin perempuan :Vagina berlubang,Uretra
berlubang, Labia minor dan labia mayor
m. Tungkai dan kaki : Gerak normal, Tampak
normal, Jumlah jari
n. Punggung dan Anus: Pembekakan atau cekungan,
Ada anus atau lubang
o. Kulit : Verniks, Warna, Pembekakan atau bercak
hitam, Tanda-Tanda lahir
p. Konseling : Jaga kehangatan, Pemberian ASI,
Perawatan tali pusat, Agar ibu mengawasi tanda-tanda
bahaya
q. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu
: Pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau lemah
hisapan, Kesulitan bernafas yaitu pernafasan cepat > 60
x/m atau menggunakan otot tambahan, Letargi –bayi
terus menerus tidur tanpa bangun untuk makan,Warna
kulit abnormal – kulit biru (sianosis) atau kuning, Suhu-
terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermi),
Tanda dan perilaku abnormal atau tidak biasa,
Ganggguan gastro internal misalnya tidak bertinja
selama 3 hari, muntah terus-menerus, perut
membengkak, tinja hijau tua dan darah berlendir, Mata
bengkak atau mengeluarkan cairan
r. Lakukan perawatan tali pusat Pertahankan sisa tali
pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan
dengan kain bersih secara longgar, Lipatlah popok di
bawah tali pusat ,Jika tali pusat terkena kotoran tinja,
cuci dengan sabun dan air bersih dan keringkan dengan
benar
4. Gunakan tempat yang hangat dan bersih
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
pemeriksaan
6. Memberikan Imunisasi HB-0
Kunjungan 1. Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering
Neonatal ke-2 2. Menjaga kebersihan bayi
Kunjungan Penatalaksanaan
(KN 2) dilakukan3. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan
pada kurun waktu infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah
hari ke-3 sampai dan Masalah pemberian ASI
dengan hari ke 7 4. Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15
setelah bayi lahir. kali dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan
5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan
melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah
dengan menggunakan Buku KIA
8. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Kunjungan 1. Pemeriksaan fisik
Neonatal ke-3 2. Menjaga kebersihan bayi
(KN-3) dilakukan3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi
pada kurun waktu baru lahir
hari ke-8 sampai 4. Memberikan ASIBayi harus disusukan minimal 10-15
dengan hari ke-28 kali dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan.
setelah lahir. 5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk
memberikan ASI ekslutif pencegahan hipotermi dan
melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah
dengan menggunakan Buku KIA
8. Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG
9. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

H. Perubahan Fisiologis Pada Bayi baru lahir


Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar
dalam pemberian asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik dan termik yang menimbulkan perubahan etabolik,
pernafasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan harus mampu memahami tentang beberapa
adaptasi atau perubahan fisiologi Bayi Baru Lahir. Hal ini sebagai dasar dalam memberikan
asuhan kebidanan yang tepat setela lahir. BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologis, setelah lahir bayi harus
mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi
peroral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan
setiap penyakit/infeksi.
Adapun beberapa perubahan yang terjadi pada bayi ketika sudah lahir di dunia menurut
beberapa ahli yaitu:
 Sistem pernapasan
Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli. Selama
dalam uterus janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi
lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Pernapasan pertama pada bayi normal
terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik napas dan
mengeluarkan napas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam. Respirasi pada
neonatus biasanya pernapasan diafragmatik dan abdomen, sedangkan frekuensi dan dalam
tarikan belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paruparu
kaku, sehingga terjadi atelektasis dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat
mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan metabolisme anaerobik (Indrayani
dan Djami, 2013).
 Peredaran darah
Pada masa fetus daerah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian
ke langsung ke serabi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di
pompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru
dan sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang
mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun,
Sehingga tekanan jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan yang
mengakibatkan menutupnya foramen oval secara fungsionil. Hal ini terjadi pada jam-jam
pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta
desenden naik dank arena rangsangan biokimian (paO2 yang naik), duktus arteriosus
berobliterasi ini terjadi pada hari pertama.

Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah
pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/m2) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan
darah pada waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan
pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan
kira-kita 85/40 mmHg (Armini, dkk. 2017:6-7).
 Suhu Tubuh
Ada 4 mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke
lingkungannya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan
tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).
Contoh: Menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang dingin
memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL.
b. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas
yang hilang tergantung pada kecepatan dan suhu udara). Contoh: membiarkan atau
menempatkan BBL dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang
terpasang kipas angin.
c. Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin
(pemindahan panas antara 2 objek yang berbeda). Contoh: bayi baru lahir dibiarkan
dalam ruangan AC tanpa di berikan pemanas (radiant warmer), bayi baru lahir
dibiarkan dalam keadaan telanjang, bayi baru lahir ditidurkan berdekatan dengan
ruang yang dingin, misalnya dekat tembok.
d. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembapan
udara (perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi
dipengaruhi oleh: jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, aliran udara
yang melewati. Mencegah kehilangan panas: keringkan bayi secara saksama, selimuti
bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, tutup bagian kepala bayi,
anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya, jangan segera menimbang atau
memandikan bayi baru lahir, tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Dalam proses
adaptasi kehilangan panas, bayi mengalami: stres pada BBL menyebabkan hipotermi,
BBL mudah kehilangan panas, bayi menggunakan timbunan lemak cokelat untuk
meningkatkan suhu tubuhnya, lemak cokelat terbatas, sehingga apabila habis akan
menyebabkan adanya stress dingin (Armini, dkk. 2017: 7-9).
e. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh orang dewasa sehingga
metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Pada jam-jam pertama energi
didapatkan dari pembakaran karbohidrat dan pada hari ke dua energi basal dari
pembakaran lemak (Marmi dan rahardjo 2014:23-24).
f. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Tubuh BBL mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dari
kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena:
- Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
- Ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal.
- Renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa
(Indrayani & Djami, 2013).
g. Imunoglobulin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina propia ilium
dan apendiks. Plasenta merupakan sawar, sehingga fetus bebas dari anti antigen dan
stres imunologis. Pada BBL hanya terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari
ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang
dapat melalui plasenta (Lues, toksoplasma, herpes simpleks, dll) raeksi imunologis
dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibody gama A, G dan M
(Armini, dkk. 2017:10).
h. Traktus Digestivus
Traktus digestivus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang
dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang brwarna hitam
kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran
mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk
serta berwarna normal. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada
neonatus, kecuali amylase pankreas. Bayi sudah ada refleks hisap dan menelan,
sehingga pada saat bayi lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari
hubungan esofagus bahwa dengan lambung belum sempurna, dan kapasitas dari
lambung juga terbatas yaitu ± 30 cc (Indrayani dan Djami, 2013).
i. Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu
kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak serta glikogen. Sel hemopoetik
juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif
benar pada waktu bayi barulahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum
sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50
mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome (Marmi dan rahardjo, 2014:
22-23).
j. Keseimbangan Asam Basa
PH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus
telah mengompensasi asidosis ini (Indarayani & Djami, 2013).

Anda mungkin juga menyukai