TINJAUAN PUSTAKA
4. Perubahan - Perubahan yang Terjadi pada Bayi Baru Lahir
Perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir menurut Marmi dan
Kukuh (2014), antara lain:
a. Perubahan Sistem Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas
melalui placenta. Setelah bayi lahir harus melalui paru-paru bayi
pernafasan pertama pada BBL terjadi normal dalam waktu 30 detik.
Setelah kelahiran tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir
pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya
80 – 100 ml). Kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga cairan
yang hilang ini diganti dengan udara. Pernafasan pada neonatus terutama
pernafasan diafragmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur
frekuensi dan dalamnya pernafasan.Bayi umumnya segera menangis
sekeluarnya dari jalan lahir. Tindakan yang menimbulkan pernafasan
yang pertama, dikemukakan :
- Rangsangan pada kulit bayi.
- Tekanan pada thorax sebelum bayi lahir.
- Penimbunan CO2 : Setelah anak lahir kadar CO2 dalam darah anak
naik dan ini merupakan rangsangan pernafasan.
- Kekurangan O2
- Pernafasan intrautrin : Anak sudah mengadakan pergerakan
pernafasan dalam rahim, malahan sudah menangis dalam rahim.
Pernafasan di luar hanya merupakan lanjutan dari gerakan pernafasan
di dalam rahim.
- Pemeriksaan bayi : Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam
beberapa detik setelah lahir dan menangis dalam setengah menit.
g. Sistem Skeletal
Tulang-tulang neonatus lunak karena tulang tersebut sebagian
besar terdiri dari kartilago yang hanya mengandung sejumlah kecil
kalsium.
h. Sistem neoromuskular
Pada saat lahir otot bayi lambat dan lentur, otot-otot tersebut
memiliki tonus kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang, tetapi
bayi kurang mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem
persarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum
terintegrasi secara sempurna.
d. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama
3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5 – 1 mg IM.
f. Identifikasi Bayi
- Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
- Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus
tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
- Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
- Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomor identifikasi.
d. Refleks Glabella
Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan dengan jari telunjuk pada saat
mata bayi terbuka. Bayi akan mengedipkan mata pada 4 – 5 ketukan
pertama.
g. Refleks Merangkak
Bayi akan berusaha untuk merangkak ke depan dengan kedua tangan dan
kaki bila diletakkan telungkup pada permukaan datar.
i. Refleks Babinski
Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak kaki kea
rah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapk kaki. Bayi akan
menunjukkan respon berupa semua jari kaki hyperekstensi dengan ibu
jari dorsifleksi.
j. Refleks Ekstrusi
BBL menjulurkan lidah ke luar bila ujung lidah disentuh dengna jari atau
puting.