Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE

Oleh Kelompok 3:

1. Sagung Mas Riris Prabawati (P07120120068)

2. Ni Kadek Ema Parwati (P07120120070)

3. Sang Ayu Made Sipik (P07120120071)

4. Putu Ela Wati (P07120120072)

5. Made Uttitha Ramanty Rani Arthaputri (P07120120073)

6. Ni Nyoman Niantari Putri (P07120120075)

7. Ni Putu Aprilia Dwilandari (P07120120076)

8. I.G.A.A. Nym Dian Darma Putri (P07120120077)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2022

1
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN
1. Definisi
Periode antenatal atau kehamilan memiliki pengertian yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal dihitung dari hari pertama menstruasi
terakhir (HPMT) yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan dibagi
atas 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan
ke 2 dari bulan keempat sampai 6 bulan, dan triwulan ke 3 dari bulan ketuju sampai 9
bulan. Selama kehamilan seorang wanita akan mengalami perubahan dalam yang
meliputi perubahan fisiologis dan psikologis.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Antenatal care atau
peraatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah
ditetapkan.

2. Penyebab
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel
telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu
atau 280 hari di hitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya
sel sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya (Sulistyawati, 2010:4).
Fertilisasi pada manusia ini diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus).
Fertilisasi merupakan peleburan anatara inti spermatozoa dengan inti sel telur. Proses
fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba falopi atau uterus yang berhasil
menemukan ovum akan merusak korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi
membran sel ovum, lalu spermatozoa akan melepaskan enzim. Enzim dari banyak
spermatozoa akan merusak korona radiata dan zona pelusida sehingga spermatozoa
berhasil menembus membran sel ovum, konfigurasi membran ovum langsung
berubah sehingga spermatozoa lain tidak. Spermatozoa menuju masa apa saja uang
berbentuk telur yang ditemuinya, dan hanya sedikit yang mencapai ovum sebenarnya.
Spermatozoa dapat msuk. Hanya kepala spermatozoon yang masuk ke dalam ovum,
bagian ekor akan ditinggalkan. DNA dalam nukleus spermatozoon akan dilepaskan
dari kepala, memicu pembelahan miosis akhir pada kromosom wanita. Bersatunya
inti spermatozoon dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot mengalami
pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selama kurang lebih 280 hari.
Tahap-tahap ini meltiperiode implamantasi (7 hari pertama), periode embrionik
(7minggu berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya). Selama 2-4 hari
pertama setelah fertilisasi, zigot berkembang dari satu sel menjadi kelompok 16 sel

2
(morula). Morula kemudian tumbuh dan berdiferesiasi menjadi 100 sel. Selama
periode ini zigot berjalan di sepanjang tuba falopi,setelah itu masuk ke uterus dan
tertanam dalam endomentrium uterus.

3. Pohon Masalah konsespsi


Trimester 1

Fertilisasi

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pada ibu

Perubahan Perubahan fisiologis


psikologis

Krisis
s. Cardiovaskular S. Urinaria
situasional,ketidaks GT
tabilan hormon

Penekanan vesika urinaria


Instabilitas hormon Peningkatan TD

Ansietas
Frekuensi BAK meningkat
Asam lambung Sakit Kepala
meningkat

Gangguan eleminasi urine

Nyeri akut
Mual dan muntah
Kebersihan genetal menurun

3
Nausea
Kelembapan meningkat

Resiko infeksi

4
5
6
4. Klasifikasi
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu kehamilan menurut lamanya dan kehamilan dari
tuanya. Kehamilan ditinjau dari lamanya, kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu.
b. Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu.
c. Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.
Sedangkan kehamilan ditinjau dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 pula yaitu :
a. Kehamilan triwulan pertama ( antara 0 sampai 12 minggu ), dimana dalam
triwulan pertama alat alat mulai terbentuk.
b. Kehamilan triwulan kedua ( antara 12 sampai 28 minggu ), dimana dalam
triwulan kedua alat-alat telah terbentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas
janin masih disangsikan.
c. Kehamilan triwulan terakhir ( antara 28 sampai 40 minggu ), dimana janin
yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup).
5. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala kehamilan (Manuaba 2010) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Tanda tidak pasti hamil
a) Amenore (tidak haid). Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita
hamil tidak haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid
terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan akan menjadi lebih mudah, dengan memakai rumus Neagele
rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga
ovulasi terjadi pada hari ke 14. Caranya yaitu tanggal hari pertama mestruasi
terakhir ditambah 7 dan bulan dikurangi 3.
b) Mual dan muntah. Bisa terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut morning
sickness
c) Mengidam (ingin makan khusus). Sering terjadi pada bulanbulan pertama
kehamilan, Akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d) Pingsan. Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e) Anoreksia (tidak ada selera makan). Hanya berlangsung pada triwulan
pertama kehamilan, Tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
f) Mamae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan pengaruh
hormone estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli
payudara.
g) Miksi sering. Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada

7
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gelaja ini kembali karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
h) Konstipasi atau obstipasi. Ini terjadi karena tonus usus menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
i) Pigmentasi (perubahan warna kulit). Pada areola mamae, genital, cloasma,
linea alba yang berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat
pada perut bagian bawah.
j) Epulis. Suatu hipertrofi papilla ginggiva (egusi berdarah). Sering terjadi
pada triwulan pertama.
k) Varises (pemekaran vena-vena). Karena pengaruh dari hormon estrogen dan
progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penambahan
pembuluh darah ini terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis dan
payudara.
2) Tanda kemungkinan hamil (Manuaba 2010).
a) Perut membesar. Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba
dari luar dan mulai pembesaran perut.
b) Uterus membesar. Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan
konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa
uterus membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.
c) Tanda hegar. Konsitensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi
lunak, terutama daerah hismus. Pada minggu-minggu pertama hismus
uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofiismus pada
triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih
lunak.
d) Tanda Chadwick. Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan
pada vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh
pengaruh hormon estrogen.
e) Tanda piscaseck. Uterus mengalami pembesaran, kadangkadang
pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu
jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.
f) Tanda Braxton-Hicks. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
Tanda khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang
membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri,
tanda Braxton-hicks tidak ditemukan.
g) Teraba ballotemen. Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik.
Ini adalah tanda adanya janin di dalam uterus.
h) Reaksi kehamilan positif. Cara khas yang dipakai dengan menentukan
adanya hormon chorionigonadotropin pada kehamilan muda adalah air

8
kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
menemukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.
3) Tanda pasti hamil (Manuaba (2010).
a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian bagian
janin.
b) Denyut jantung janin:
• Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec.
• Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
• Dicatat dengan feto-elektro kardiogram.
• Dilihat pada untrasonograf.
c) Diagnosa banding. Kehamilan Diagnosa banding kehamilan menurut
Manuaba (2010) meliputi:
• Hamil palsu. Dijumpai tanda dugaan hamil tetapi dengan pemeriksaan
alat canggih dan tes biologis tidak menunjukkan kehamilan.
• Tumor kandungan atau mioma uteri. Terdapat pembesaran rahim
tetapi tidak disertai tanda hamil, bentuk pembesaran tidak merata dan
perdarahan banyak saat menstruasi.
• Kista ovarium. Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda
hamil, datang bulan terus berlangsung, lamanya perbesaran perut dapat
melampaui umur kehamilan dan pemeriksaan tes biolgis kehamilan
dengan tes negatif.
• Hematometra. Terlambat datang bulan dapat melampaui umur
kehamilan, perut terasa sakit setiap bulan, terjadi tumpukan darah
dalam rahim, tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukkan hasil
yang positif.
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. USG. USG kehamilan adalah sebuah tes yang menggunakan gelombang suara
frekuensi tinggi untuk menggambarkan perkembangan janin dan juga organ
reproduksi ibu hamil. USG dilakukan saat pertama kali mengetahui kehamilan (5-
6 minggu), usia kehamilan 11-13 minggu untuk skrining trimester 1, usia
kehamilan 18-22 minggu untuk skrining trimester 2, dan usia kehamilan 28-34
minggu untuk follow up, ataupun ada indikasi tertentu.
b. Tes Darah. Tes ini dilakukan 10 hari setelah ovulasi, tes ini dapat mendeteksi
HCG lebih dini daripada tes urine. Tes ini juga dapat mendeteksi kadar zat besi
dalam darah, golongan drarah dan factor rhesus ibu, infeksi akibat virus yang
membahayakan ibu dan janin (pemeriksaan TORCH), dan penyakit lain seperti
HIV B, sifilis, bahkan HIV/AIDS.
c. Tes Virus TORCH. Tes ini dilakukan untuk memeriksa TORCH yaitu penyakit
yang dapat menyebabkan kelainan bawaan/cacat pada janin bila ibu hamil

9
mengidap penyakit tersebut. Pemeriksaan TORCH terdiri dari toksoplasma,
rubella, CMV, dan herpes.
d. Tes Anti-HIV. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya infeksi virus HIV yang
berpotensi menular pada janin.
e. Tes Hematologi Lengkap. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan
pada darah dan komponennya yang dapat menggambarkan kondisi tubuh secara
umum. Kelainan yang dapat dideteksi antara lain, kekurangan zat besi,
kekurangan asam folat, bahkan thalassemia.
f. Tes Hemoglobin. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi terjadinya anemia di luar
fisiologis pada ibu.
g. Tes Urine. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin), kadar prptein dalam darah, dan kadar gula dalam darah.
h. Tes Hormon Kehamilan. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi hormone kehamilan
seperti, hormone bHCG darah, hormone progesterone, hormone estradiol.
i. Tes Glukosa. Tes ini dilakukan untuk mendeteksi apakh terjadi DMG (Diabetes
Mellitus Gestasional) atau kencing manis pada kehamilan.

7. Penatalaksanaan Medis
Manuaba (1998) mendefinisikan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Dengan
demikian, mampu menghadapi persalinan, kala nifas, pemberian ASI, dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar/normal. Tujuan asuhan kehamilan
menurut Mansjoer (2005), diantaranya:
1) Memantau kemajuan kebamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi,
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
serta bayi,
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/ komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan,
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi.
agar dapat tumbuh kembang secara normal (Kumalasari, 2015: 9) Untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar, ibu hamil
hendaknya sedikitnya melakukan empat kali kunjungan selama periode
antenatal, yaitu:

10
1) Satu kali kunjungan selama trimester 1 (< 14 minggu),
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28),
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu ke- 28-36 dan
sesudah minggu ke-36), Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan
ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam. Adapun standar
asuhan antenatal care guna memberikan kualitas pelayanan yang sesuai
dengan standard yaitu :
• Timbang berat badan
• Tekanan darah
• Tinggi fundus uteri
• Pemberian imunisasi TT lengkap - Pemberian tablet besi
• Konseling ( meliputi : kesehatan ibu, PHBS, peran suami/keluarga dalam
kehamilan, tanda bahaya pada kehamilan, asupan gizi yang cukup, IMD,
KB)
8. Komplikasi
Macam – macam komplikasi kehamilan menurut Fauzia (2017) yaitu, jika tidak
melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi yang dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut :
a. Komplikasi obstetric langsung, meliputi :
1. Perdarahan
2. Pre-eklampsia / eklampsia
3. Kelainan letak
4. Hidramnion
5. Ketuban pecah dini
b. Komplikasi obstetric tidak langsung :
1. Penyakit jantung
2. Tuberculosis
3. Anemia
4. Malaria
c. Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetric :
1. Komplikasi akibat kecelakaan
2. Keracunan

11
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi status kesehatan pasien, data ini termasuk riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subjektif, data
objektif, serta data penunjang (Nursalam, 2009).
a. Data subjektif.
Data yang didapat dari pasien atau keluarga meliputi:
1) Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnosa medis.
2) Keluhan utama Untuk mengetahui kesehatan yang dialami pasien saat
pemeriksaan serta berhubungan dengan kehamilan (Nursalam 2009).
Keluhankeluhan yang dirasakan pada ibu hamil mual dan muntah di pagi hari
(morning sickness), kaki kram, perut kram, sakit kepala, sering BAK,
sembelit, gangguan pencernaan, tubuh terasa lemas, mudah lelah, pusing,
tangan dan kaki bengkak, dan keputihan
3) Riwayat menstruasi Untuk mengetahui menarche umur berapa, haid teratur
atau tidak, siklus lama haid, banyaknya darah, sifat darah (cair atau beku,
warna dan bau) dan ada dismenore atau tidak.
4) Riwayat kehamilan sekarang Untuk mengetahui HPHT dan taksiran
persalinan, ANC di mana, berapa kali, teratur atau tidak, imunisasi TT berapa
kali, masalah dan kehamilan sekarang, pemakaian obat-obat, keluhan selama
kehamilan.
5) Riwayat penyakit
a) Riwayat kesehatan sekarang Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu
pada saat sekarang ini untuk mengetahui penyakit lain yang bisa
memperberat keadaan ibu.
b) Riwayat penyakit sistematik Untuk mengetahui apakah ibu pernah
menderita penyakit menular seperti: hepatitis, TBC, dan penyakit menurun
seperti DM, Jantung, Hipertensi.
c) Riwayat kesehatan keluarga Kemungkinan adanya riwayat kehamilan
ganda pada keluarga, untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat
penyakit menular dan penyakit menurun.
d) Riwayat penyakit yang lain atau operasi Adanya riwayat penyakit atau
operasi yang pernah dideritayang sekiranya dapat mengganggu persalinan
dan memerlukan pengawasan.
6) Riwayat perkawinan Status perkawinan: jika menikah apakah perkawinan ini
yang pertama. Untuk mengetahui kawin umur berapa, berapa kali kawin, lama
perkawinan, dan jumlah anak.

12
7) Riwayat keluarga berencana Riwayat KB jenis kontrasepsi, yang pernah
digunakan, setelah persalinan, jumlah anak yang direncanakan
8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Kehamilan: adalah gangguan seperti muntah-muntah berlebihan,
hipertensi, perdarahan, pada hamil muda.
b) Persalinan: waktu persalinan, dimana tempat bersalin, umur kehamilan,
jenis persalinan, ditolong oleh siapa.
c) Nifas: apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi dan bagaimana
proses laktasi.
d) Anak: jenis kelamin, berat badan, panjang badan, hidup atau mati.
9) Kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi Data yang dikaji meliputi kebiasaan pasien sehari-hari dalam
menjaga kebersihan makanan, dan bagaimana pola makan setiap hari.
Pada ibu hamil, kebutuhan akan nutrisi pasien harus ditingkatkan.
b) Eliminasi Dikaji untuk mengetahui berapa kali pasien BAB dan BAK
untuk mengetahui keseimbangan antara intake dan output yang
mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu hamil.
c) Personal hygiene Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien meliputi:
berapa kali mandi, berapa kali gosok gigi, perawatan kulitnya, kebersihan
genitalia.
d) Istirahat dan tidur Istirahat yang perlu dikaji untuk mengetahui pola
istirahat dan tidur adalah berapa jam pasien tidur dalam sehari, apakah ada
gangguan.
e) Hubungan seksualitas Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu
melakukan hubungan seks. Pada masa kehamilan, diperbolehkan, namun
pada ibu hamil terkadang akan mengalami penurunan hubungan
seksualitas, karena ibu hamil mudah merasa lelah, letih sehingga dapat
mengurangi libido pada masa kehamilan
f) Data psikososial Apakah terjadi gangguan kenyamanan selama kehamilan,
bagaimana mengatasinya, apa yang diharap dari perawat untuk mengatasi
kenyamanan tersebut.
g) Obat-obatan Dikaji untuk mengetahui kebiasaan merokok, menggunakan
obatobatan dan alcohol
b. Data subjektif Data yang diobservasi dan diukur oleh perawat (Nursalam 2008).
1) Status generalis
a. Keadaan umum pasien: untuk mengetahui keadaan umum apakah baik,
sedang, jelek. Pada ibu hamil dapat mempengaruhi keadaan umum yang
menimbulkan rasa lemas, inspeksi keadaan panggul apakah ada
kesempitan atau kelainan panggul seperti kifosis dan skoliosis, cara jalan
ibu yang tidak normal seperti pincang, kaki ibu sangat pendek.

13
b. Kesadaran: penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis, apatis,
samnolen, sopor, koma. Pada ibu hamil kesadarannya komposmentis.
c. TTV: Tekanan darah yang tinggi lebih dari 140/90 mmHg merupakan
risiko dalam kehamilan, BB dan TB: pertambahan berat bedat badan
selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg per minggu, bila ada pertumbuhan
BB berlebih perlu dipikirkan adanya risiko bengkakm kehamilan kembar,
hidroamnion, dan anak besar, sedangkan untuk tinggi badan pada ibu
hamil tidak boleh kurang dari 145 cm karena dimungkinkan ibu memiliki
panggul sempit dan menjadi factor risiko dalam proses persalinan, dan
LILA (Lingkar Lengan Atas) minus dari 23,5 cm merupakan indikator
kuat untuk status gizs yang minus/buruk.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
- Rambut: untuk mengetahui apakah rambutnya bersih, rontok, atau
berketombe
- Wajah: keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan, adakah
odema, adakah kloasama gravidarium.
- Mata: untuk mengetahui apakah konjungtiva merah muda, dan
sklera putih, pada wanita hamil jika tidak mengalami anemia,
konjungtiva akan tetap berwarna merah muda.
- Hidung: untuk menilai adanya kelainan, apakah polip, apakah
hidung tersumbat.
- Telinga: untuk mengatahu apakah di dalam telinga ada serum atau
tidak, nyeri atau tidak.
- Mulut: untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, caries dan
karang gigi ada atau tidak, lidah tampak kering atau kotor, apakah
rahang pucat.
- Leher: untuk mengetahui lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan
trakea, apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran limfe,
dan pembesaran vena jugularis
b. Dada dan axila
1) Mamae. Untuk mengetahui apakah payudara kanan dan kiri simetris,
adakah tumor atau tidak, areola hyperpigmentasi atau tidak, puting
susu menonjol atau tidak, kolostrum sudah ada atau tidak.
2) Untuk mengetahui apakah ada tumor atau tidak, atau nyeri tekan. c.
Ekstremitas. Untuk mengetahui refleks patela (+) atau (-), terdapat
varises di kaki atau tidak, ada edema atau tidak, dan akral biasanya
dingin.
3) Pemeriksaan Khusus Obsterti
a. Abdomen

14
- Inspeksi. Perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pembesaran, ada luka bekas operasi atau tidak, striae gravidarum,
linea nigra, atau alba.
- Palpasi
1) Kontraksi: kontraksi yang terjadi sepanjang kehamilan
merupakan kontaksi tak teratur rahim dan tanpa nyeri,
kontraksi ini membantu sirkulasi darah dalam plasenta, yang
disebut kontraksi braxton hicks, kontraksi ini khas untuk uterus
dalam masa kehamilan.
2) Pemeriksaan Leopold
a) Leopold I Tujuan: menentukan tinggi fundus uteri (TFU)
dan bagian janin yang terabadalam fundus. Cara: • Pasien
dipersiapkan (tidur telentang, kaki ditekukan).
• Perawat berada di sisi kanan pasien (berhadapan muka)
memulai pemeriksaan dengan meletakkan kedua telapak tangan
di perut pasien bagian bawah lalu bergerak menyusur kefundus
uteri untuk menentukan TFU dan bagian apa yang terdapat di
fundus.
Hasil pemeriksaan:
1. Bokong: tidak keras, lebar, tidak melenting.
2. Kepala: keras, melenting pada saat goyang.
3. Lintang: teraba bagian kecil janin

Mc Donald: pengukuran Tinggi Fundus: selama trimester II dan III,


sebagai berikut:

1. Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau +3,5) = durasi kehamilan


dalam bulan
2. Tinggi fundus (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam
minggu

b) Leopold II Tujuan: menentukan letak punggung janin dan


bagian terkecil dari janin. Cara:
• Posisi sama seperti pemeriksaan leopold I
• Melakukan pemeriksaan dengan meletakan satu tangan di
salah satu sisi perut pasien dan tangan yang lainnya
menyusuri pada sisi yang berlawanan.
Hasil pemeriksan:
1. Letak punggung: permukaannya keras dan lebar
dan jika menemukan tangan atau kaki merupakan bagian

15
terkecil dari bayi, jika punggung janin berada pada
sisikanan ibu, dikatakan punggung kanan pun sebaliknya
punggung kiri.
2. Letak lintang akan teraba kepala.

c) Leopold III Tujuan: Menentukan bagian terbawah janin dan


apakah bagian bawah tersebut terpegang (masuk PAP/belum)
Cara:
• Posisinya masih samadengan pemeriksaan leopold I dan II.
• Melakukan pemeriksaan dengan meletakkan satu tangan
(non dominan) dibagian fundus dan tangan yang satunya
meraba pada bagian simpisis sambal meminta pasien untuk
menarikana pas dalam.
Hasil pemeriksaan:
1. Presentasi kepala: kepala, keras, bulat.
2. Bokong: lunak, tidak bulat.
3. Lintang: simfisis pubis terasa kosong Pemeriksaan ini
dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan
perasaan tak nyaman bagi pasien. Bagian terendah janin
dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Di
tentukan apa yang menjadi bagia terendah janin dan
ditentukan apakah sudah mengalami engagemen/belum.
d) Leopold IV Tujuan: menentukan seberapa besar bagian bawah janin
masuk PAP. Cara:
• Posisi ibu tidur terlentang dengan kaki diluruskan dan
pemeriksan menghadap kekaki ibu penderita untuk
menentukan bagian terendah janin yang masuk PAP.
Hasil pemeriksaan:
1. Dikatakan divergen jika tangan melampaui lingkaran terbesar
artinya sebagian besar kepala janin sudah masuk PAP.
2. Dikatakan konvergen jika tangan pemeriksan belum
melampaui lingkaran terbesarnya artinya masih sebagian
kecil kepala janin masuk PAP. Auskultasi: stetoskop
mononural, stetoskop kepala, doptone.
a. Auskultasi DJJ Terdengar detak jantung janin menujukan
bahwa janin hidup, dan tanda pasti kehamilan. Frekuensi
DJJ janin 120- 160x/menit. Dari janin:
• DJJ pada bulan ke 4-5.
• Bising tali pusat.
• Gerakan dan tendangan janin. Dari ibu:

16
• Bising Rahim.
• Bising aorta.
• Peristaltic usus.
• Perhitungan berat badan janin menggunakan rumus Johnson
TFU dalam cm –nx155 n=11 jika kepala belum masuk pintu
atas panggul n=12 jika kepala bayi sudah masuk pintu tas
panggul
b. Ekstermitas: variseso edema, reflex patella. C
c. Genitalia
a) Panggul: genital luar.
• Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra,
introitus vagina untuk melihat adanya tukak atau luka,
varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau).
• Melakukan palpasi pada kelenjar Bartolini untuk
mengetahui adanya pembengkakan masa atau cairan kista.
b) Panggul: memanfaatkan speculum.
• Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah,
luka/lesi, apakah serviks sudah membuka atau belum.
• Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya
cairan/darah, dan luka.
c) Panggul: pemeriksaan bimanual.
• Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui
pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri
tekan atau nyeri goyang).
• Memanfaatkan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua
jari di dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan
posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
d) Pemeriksaan dalam: vaginal toucher (VT) dan rectal toucher
(RT). Dapat dinilai:
• Pembukaan serviks: berapa cm/jari.
• Bagian anak paling bawah: kepala, bokong, serta posisinya.
• Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge.

2.diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul

1) Nausea berhubungan dengan kehamilan.

2) Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi.

3) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adaptasi kehamilan.

17
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosis Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Nausea berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual Observasi:
kehamilan. keperawatan selama …x 24 jam 1. Identifikasi dampak
diharapkan nausea menurun mual terhadap kualitas
dengan kriteria hasil: hidup.
1. Keluhan mual klien 2. Monitor mual ( mis
menurun frekuensi, durasi, dan
2. Perasaan ingin muntah tingkat keparahan).
menurun Terapeutik:
3. Pucat menurun 1. Kendalikan factor
lingkungan penyebab
mual ( mis. Bau tak
sedap, suara, dan
rangsangan visual yang
tidak menyenangkan)
Edukasi:
1. Anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
2. Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
2 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas
dengan kurang terpapar keperawatan selama …x 24 jam Observasi :
informasi diharapkan tingkat ansietas 1. Identifikasi saat tingkat
menurun dengan kriteria hasil: ansietas berubah (mis.
1. Perilaku gelisah Kondisi, waktu,
menurun. stressor)
2. Pasien tidak terlihat 2. Identifikasi kemampuan
tegang. mengambil keputusan
3. Konsentrasi pasien 3. Monitor tanda ansietas
membaik. (verbal dan non verbal)
4. Pola tidur pasien Terapeutik :
membaik. 1. Ciptakan suasana
5. Verbalisasi khawatir terapeutik untuk
terhadap kondisi yang menumbuhkan
dihadapi menurun. kepercayaan.
6. Kemampuan 2. Temani pasien untuk
menjelaskan pengetahuan mengurangi kecemasan,
tentang kehamilan jika memungkinkan.
meningkat. 3. Pahami situasi yang
7. Perilaku pasien sesuai membuat ansietas.
dengan pengetahuan 4. Dengarkan dengan
meningkat. penuh perhatian.
5. Gunakan pedekatan

18
yang tenang dan
meyakinkan.
6. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan.
7. Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu
kecemasan.
8. Diskusikan perencanaan
realistis tentang
peristiwa yang akan
datang.
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami.
2. Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis.
3. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu.
4. Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan.
5. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi.
6. Latih kegiatan
pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan.
7. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat.
8. Latih teknik relaksasi.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
3 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan Terapi Relaksasi
berhubungan dengan keperawatan selama …x24 jam Observasi:
adaptasi kehamilan diharapkan status kenyaman 1. Identifikasi penurunan

19
pasien dapat meningkat dengan tingkat energy,
kriteria hasil : ketidakmampuan
1. Keluhan tidak nyaman berkonsentrasi, atau
pasien menurun. gejala lain yang
2. Pasien merasa rileks. mengganggu
Keluhan sulit tidur kemampuan kognitif.
pasien menurun. 2. Identifikasi teknik
3. Gelisah menurun. relaksasi yang efektif
pernah digunakan.
3. Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
teknaan darah, dan suhu
tubuh.
4. Monitor respons
terhadap terhadap terapi
relaksasi.

Terapeutik:

1. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan.
2. Gunakan pakaian
longgar.

Edukasi:

1. Anjurkan mengambil
posisi nyaman.
2. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi.
3. Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. Napas dalam,
peregangan

20
DAFTAR PUSTAKA

Fauzia, Siti. (2017). Keperawatan Maternitas Volume 2. Jakarta: Prenada Media.

Wiknjosastro, H. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Karjatin, A. (2016). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Manuaba, I. G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana.

Jakarta: EGC.

Ni Ketut Alit Armini, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. Surabaya: Fakultas

Keperawatan Universitas Airlangga.

Talo, I. M. (2018). Asuhan Keperawatan Antenatal Care Pada Ny. S Di Puskesmas Bakunase

Kota Kupang. Kupang: Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

http://repository.poltekeskupang.ac.id/371/1/IGNASIUS%20MANEK%20TALO%20

KTI.pdf

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:

Dewan Pengurus Pusat Pesatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

21

Anda mungkin juga menyukai