Disusun oleh :
Asih Nur Pambudi
1810505006
Disusun Oleh :
Nama : Almadinara Mutiara Ammani
NIM : 1810505010
Kelas : A(A1)
2018
DAFTAR ISI
Cover
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II ISI
E. Pengobatan
F. Diet Cukup Serat
BAB III KESIMPULAN
Daftar Pustaka
PROGRAM STUDI D3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu penyakit colitis ulseratif lebih jelas dan lengkap.
2. Mengetahui apa saja penyebab dan gejala penyakit colitis ulseratif
3. Mengetahui pemeriksaan apa saja yang dilakukan oleh penderita colitis
ulseratif
4. Memberikan solusi yang tepat dalam penanganan penyakit colitis
ulseratif.
PROGRAM STUDI D3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
BAB II
ISI
Gejala kolitis ulseratif bisa berbeda pada tiap penderita. Perbedaan ini
muncul berdasarkan tingkat keparahan serta lokasi peradangan yang
dialami oleh pasien. Berikut adalah beberapa gejala yang umum terjadi
pada kolitis ulseratif:
Penderita juga terkadang tidak merasakan gejala apa pun atau hanya
mengalami gejala-gejala ringan selama beberapa waktu, sebelum tiba-tiba
mengalami serangan yang parah. Serangan ini umumnya diawali keluhan
buang air besar lebih dari 6 kali dalam sehari, detak jantung yang tidak
teratur, serta napas cepat.
1. Faktor familial/genetik
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada
orang kulit hitam dan orang Cina. Hal ini menunjukkan bahwa ada
predisposisi genetik terhadap perkembangan penyakit ini.
2. Faktor infeksi
3. Faktor imunologik
4. Faktor psikologik
5. Faktor lingkungan
D. Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Temuan laboratorium seringkali nonspesifik dan mencerminkan derajat
dan beratnya perdarahan dan inflamasi. Bisa terdapat anemia yang
mencerminkan penyakit kronik serta defisiensi besi akibat kehilangan
darah kronik. Leukositosis dengan pergeseran ke kiri dan peningkatan laju
endap darah seringkali terlihat pada pasien demam yang sakit berat.
Kelainan elektrolit, terutama hipokalemia, mencerminkan derajat diare.
Hipoalbuminemia umum terjadi dengan penyakit yang ekstensif dan
biasanya mewakili hilangnya protein lumen melalui mukosa yang ulserasi.
PROGRAM STUDI D3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
dan menyebar kea rah proksimal secara kontinu. Jadi rectum selalu
terlibat, walaupun rectum dapat mengalami inflamasi lebih ringan
dari bagian proksimalnya.
Pada keadaan dimana terjadi pan-ulseratif colitis kronis maka
perubahan juga dapat terjadi di ileum terminal. Mukosa ileum
terminal menjadi granuler difus dan dilatasi, sekum berbentuk
kerucut (cone-shaped caecum) dan katup ileosekal terbuka
sehingga terjadi refluks, yang disebut backwash ileitis. Pada kasus
kronis, terbentuk ulkus yang khas yaitu collar-button ulcers. Pasien
dengan colitis ulseratif juga menanggung resiko tinggi menjadi
adenokarsinoma kolon.
c. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ultrasonografi sampai saat ini belum merupakan
modalitas pemeriksaan yang diminati untuk kasus-kasus IBD.
Kecuali merupakan pemeriksaan alternatif untuk evaluasi keadaan
intralumen dan ekstralumen.
Sebelum dilakukan pemeriksaan USG sebaiknya pasien
dipersiapkan saluran cernanya dengan menyarankan pasien untuk
makan makanan rendah residu dan banyak minum air putih.
Persiapan dilakukan selama 24 jam sebelum pemeriksaan. Sesaat
sebelum pemeriksaan sebaiknya kolon diisi dulu dengan air.
Pada pemeriksaan USG, kasus dengan colitis ulseratif didapatkan
penebalan dinding usus yang simetris dengan kandungan lumen
kolon yang berkurang. Mukosa kolon yang terlibat tampak
menebal dan berstruktur hipoekhoik akibat dari edema. Usus
menjadi kaku, berkurangnya gerakan peristalsis dan hilangnya
haustra kolon. Dapat ditemukan target sign atau pseudo-kidney
sign pada potongn transversal atau cross-sectional. Dengan USG
Doppler, pada colitis ulseratif selain dapat dievaluasi penebalan
dindng usus dapat pula dilihat adanya hypervascular pada dinding
usus tersebut.
d. CT Scan dan MRI
PROGRAM STUDI D3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
E. Pengobatan
Obat antiinflamasi
Imunosupresan
Obat ini akan menekan respons sistem kekebalan tubuh yang memicu
peradangan. Beberapa jenis imunosupresan yang biasanya dianjurkan
meliputi azathioprine, ciclosporin,dan infliximab.
Operasi
BAB III
KESIMPULAN
PROGRAM STUDI D3 RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
Daftar Pustaka