Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ZAT GIZI MAKRO DAN ZAT GIZI MIKRO

SEBAGAI PERANAN PENTING DALAM TUBUH

DISUSUN OLEH:

NURBAYA (B0221043)

KELAS: C KEPERAWATAN

DOSEN PENGAJAR: MASYITA WAHID S.pd M.Si

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

TAHUN 2021/2022
KATA PENGAN TAR

Rasa syukur yang mendalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas “Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro Sebagai Peranan Penting
Dalam Tubuh”. Dibuat dalam rangka memaparkan tentang bagaimana itu “Zat Gizi Makro dan
Zat Gizi Mikro” yang sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapat pengetahuan bagi
mahasiswa, umunya bagi semua pembaca. Dalam proses pendalaman “Zat Gizi Makro dan Zat
Gizi Mikro ”, tentunya kami ingin mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran, untuk
itu rasa terimakasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Gizi ............................................................................................... 3
B. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Dewasa Dini ................. 4
BAB III PEMBAHASAN
A. Mengenal Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro ........................ 6
1. Zat gizi Makro .............................................................................. 6
2. Zat Gizi Mikro .............................................................................. 10
B. Dampak Kekurangan Zat Gizi .............................................................. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dariorgan – organ serta menghasilkan
energi.
Zat gizi (nutrient) adalah bahan-bahan kimia yang diperlukan tubuh untuk hidup,
tumbuh, bergerak dan menjaga kesehatannya, dan sumber bahan-bahan kimia itu
berasal dari makanan. Zat gizi merupakan unsur yang terkandung dalam makanan yang
memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. Masing-masing bahan makanan yang
dikonsumsi memiliki kandungan gizi yang berbeda. Zat gizi yang terkandung dalam
makanan tersebut berbeda-beda antara makanan yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang terkandung dalam makanan,
maupun jumlah dari masing-masingzat gizi. Jumlah zat gizi yang dikenal saat ini
sebanyak & jenis, dan dikelompokkan menjadi zat gizi makro dan mikro.
Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada banyak komponen terkait, termasuk
sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas ditentukan oleh
kemampuan fisik dan intelegensia yang optimal, dan hal ini erat kaitannya dengan
kecukupan gizi yang dimulai sejak masa janin sampai dewasa.
Masalah gizi adalah gangguan pada beberapa segi kesejahteraan perorangan atau
masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhanakan zat gizi yang
diperoleh dari makanan. Masalah gizi makro yang ada di Indonesai adalah kurang
energi protein sedangkan masalah gizi mikro adalah kurang vitamin, kurang zat besi
dan kurang zat yodium (Soekirman, 2002).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan zat gizi?
2. Faktor apa yang mempengaruhi zat gizi?
3. Apa yang dimaksud dengan zat gizi makro dan zat gizi mikro?
4. Apa saja jenis-jenis zat gizi makro dan zat gizi mikro?
5. Apa saja dampak jika kekurangan zat gizi. Baik zat gizi makro maupun zat gizi
mikro?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa itu zat gizi
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi zat gizi
c. Umtuk mengetahui apa itu zat gizi makro dam zat gizi mikro
d. Untuk mengetahui jenis-jenis zat gizi makro dan zat gizi mikro
e. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan jika kekurangan zat gizi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi
1. Pengertian Gizi

Gizi (nutrion) adalah berasal dari bahasa Arab yaitu ”ghidza”, yang berarti
makanan dan pada bahasa sansekerta disebut “geogos” yang artinya sumber-
sumber makanan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan (Soekirman, 2000).
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur-
unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukkan kedalam tubuh (Sunita, 2006). Status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih (Sunita, 2006).
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrien dalam bentuk variabel tertentu
(Nyoman dkk., 2002).

2. Fungsi Zat Gizi


Zat gizi berfungsi sebagai penghasil energy bagi fungsi organ, gerakan dan kerja
fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan, sebagai
pelindung dan pengatur.
3. Pengelompokan Zat Gizi
Zat-zat nutrient dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu makro nutrient (zat
gizi makro) dan mikro nutrient (zat gizi mikro).
a. Makro Nutrien
Zat gizi makro merupakan komponen terbesar dari susunan diet serta
berfungsi menyuplai energy dan zat-zat gizi esensial yang berguna
untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan
maupun aktivitas tubuh. Kelompok makro nutrient terdiri dari karbohidrat
(hidrat arang), lemak, protein (zat putih telur), makro mineral dan air (ada
yang tidak memasukan air dalam zat gizi).
b. Mikro Nutrien
Dalam golongan zat gizi mikro ini, termasuk vitamin (baik yang larut
dalam air maupun yang larut dalam lemak) dan sejumlah mineral yang
hanya di butuhkan dalam kuantitas yang hanya sedikit. Vitamin yang larut
dalam air yakni vitamin C dan B kompleks (meliputi vitamin B2 [riboflamin],
niacin, vitamin B6[piridoksin], asam folat, biotin, asam pantotenat, dan
vitamin B12 [kobalamin]). Vitamin yang larut dalam lemak, vitamin A
(retinol), vitamin D (kalsiferol), vitamin E (tokoferol), dan vitamin K
(quinon).mikro mineral meliputi zat besi, yodium, fluor, zink, chromium,
selenium, mangan, molipdenum dan kurfum. Kebanyakan diantaranya
terikat pada enzim dan hormone serta berfungsi pada metabolisme (Erna,
2005). Karakteristik Status Gizi Karakteristik status gizi ditentukan dengan
adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).
B. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Dewasa Dini
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu konsumsi makanan dan
tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan
tersedianya bahan makanan (Supariasa, 2002). Faktor yang mempengaruhi secara
langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi
yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan
kesehatan yang tepat termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan (Riyadi, 2001).
 Penilaian status gizi
Penilaian status gizi dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
- Antropometri
Pengertian Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Penilaian antropometri yang
penting dilakukan ialah penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan,
lingkar lengan, dan lipatan kulit triseps. Penggunaan Antropometri secara
umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Ketiakseimbangan ini dilihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh
(Nyoman dkk., 2002).
- Klinis
Pengertian Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting
untuk menilai status gizi masyarakat. Methode ini didasarkan atas
perubahan- perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit,
mata dan rambut (Nyoman dkk., 2002). Penggunaan metode ini umumnya
untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi
secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu
atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda
(sing) dan gejala (symptm) atau riwayat penyakit (Nyoman., dkk, 2002).
- Biokimia
Pengertian Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jingan tubuh yang digunakan antara lain: darah,
urin, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh (Nyoman, dkk, 2002). Uji
biokimia yang penting ialah pemeriksaan kadar hemoglobin,
pemeriksaan apusan darah untuk malaria, pemeriksaan protein (Arisman,
2009). Penggunaan Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebuh parah lagi.
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penetuan kimia faali
dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik (Nyoman., dkk., 2002).
- Biofisik
Pengertian Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode
penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya
jaringan) dan melihat. perubahan struktur dan jaringan. Penggunaan
Umumnya dapat dugunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (Nyoman., dkk,
2002).
BAB III

PEMBAHASAN

A. Mengenal Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro

Zat gizi makro adalah zat yang diperlukan tubuh dengan jumlah besar,
yaitu dalam satuan gram/orang/hari. Sedangkan zat gizi mikro adalah zat
gizi yang diperlukan dalam jumlah kecil, yaitu dalam satuan
miligram/orang/hari. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, fungsi zat
mikro tidak bisa kita abaikan. Sekecil apapun jumlahnya, akan tetap
menimbulkan masalah serius jika kita tidak mengonsumsinya secara cukup.
1. Zat Gizi Makro
Zat gizi makro terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein. Untuk mengetahui
informasi lengkapnya, simaklah penjelasan berikut.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat gizi yang cepat menyuplai energi sebagai bahan
bakar untuk tubuh. Karbohidrat sendiri dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat bagi tubuh di
antaranya sebagai sumber energi, pemberi rasa manis, mengatur metabolisme
tubuh, penghemat fungsi protein, dan dapat membantu pengeluaran feses.
Kelebihan karbohidrat juga tidak baik bagi tubuh, sebab berpotensi mengalami
peningkatan berat badan lebih mudah. Berat badan yang melonjak drastis akan
mengganggu kerja hormon insulin. Insulin adalah hormon yang mengubah gula
dalam darah menjadi energi untuk sel-sel di dalam tubuh. Adapun makanan yang
merupakan sumber karbohidrat adalah serealia, umbi-umbian, sayuran, dan
buah-buahan.

b. Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani Proteos yang artinya "utama". Protein
merupakan salah satu zat yang paling penting dalam setiap organisme. Bahkan
keberadaannya mengisi 17% komponen penyusun tubuh, terbesar kedua setelah
air. Protein memiliki peran penting sebagai komponen fungsional dan struktural
pada semua sel tubuh. Selain itu, protein juga memiliki fungsi khas sebagai zat
pembangun dan pemelihara sel-sel jaringan tubuh. Fungsi lain dari protein di
antaranya zat pembangun untuk pertumbuhan dan pemeliharaan, berperan
dalam sekresi tubuh, mengatur keseimbangan air, mengatur netralitas jaringan
tubuh, dan membantu pembentukan antibodi. Terlepas dari berbagai macam
fungsi protein, tentu juga terdapat dampak yang serius jika mengkonsumsinya
secara berlebihan. Asupan tinggi protein bisa menyebabkan tubuh lebih banyak
membuang kalsium. Berkurangnya jumlah kalsium dalam tubuh terbukti dapat
membuat tulang keropos dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.
Sebenarnya, bukan hanya jumlah protein saja, namun sumber protein yang
dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Adapun makanan yang merupakan sumber
protein adalah telur, ikan, daging, dan kacang-kacangan atau biji-bijian.

c. Lemak atau lipid adalah zat gizi yang juga menghasilkan energi untuk tubuh.
Lemak banyak ditemukan pada sumber hewani dan nabati. Fungsi lemak adalah
sebagai sumber energi, pembawa vitamin larut lemak, sumber asam lemak
esensial, sebagai pelindung bagian tubuh, memberi rasa kenyang, penghemat
protein, dan memelihara suhu tubuh. Lemak juga dipercaya mampu menjadi zat
anti peradangan dan dapat menurunkan risiko penyakit kanker. Lemak yang
berasal dari asupan sehari-hari umunya terbagi menjadi dua, yaitu lemak jenuh
dan lemak tak jenuh. Berikut penjelasannya:
 Sebagian besar lemak jenuh berbentuk padat pada suhu kamar. Umumnya
didapat dari sumber makanan hewani. Lemak ini hanya dibutuhkan sekitar
5 hingga 6 persen dari total asupan kalori harian. Lemak jenis ini seringkali
disebut juga dengan lemak jahat. Walaupun masih banyak yang
memperdebatkan tentang efek lemak jenuh bagi tubuh. Namun, saat ini
lemak jenuh lebih sering disebut sebagai lemak jahat karena:
 Jika dimakan berlebihan maka akan meningkatkan low density
lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat.
 Jika kadar LDL terlalu tinggi akan berdampak buruk bagi tubuh, karena
LDL dapat menjadi plak pada pembuluh darah.
 Plak tersebut dapat menyumbat pembuluh darah dan menghalangi
aliran darah.
 Jika terjadi penyumbatan pembuluh darah maka dapat memicu
terjadinya penyakit jantung, strok, hipertensi atau juga penyakit batu
empedu.

Karena itu, disarankan untuk mengurangi asupan lemak jenuh dalam


makanan sehari-hari. Untuk bisa menghindarinya, berikut beberapa
makanan mengandung lemak jenuh:

 Daging sapi, ayam, domba, babi dan produk olahan daging lainnya
 Minyak kelapa sawit
 Kelapa dan produk olahannya
 Margarin
 Keju
 Lemak tak jenuh
Lemak ini berbentuk cair pada suhu kamar. Namun, lemak tak jenuh
juga bisa didapati dalam bentuk padat. Lemak tak jenuh bisa didapat dari
hewani, tetapi lebih banyak berasal dari tumbuh-tumbuhan. Berkebalikan
dari lemak jenuh, maka lemak tak jenuh seringkali disebut sebagai lemak
baik, karena dianggap memiliki sifat yang memberikan efek baik bagi
tubuh. Lemak tak jenuh masih dibagi lagi menjadi dua kategori berbeda,
yaitu lemak tak jenuh tunggal dan ganda.
- Lemak tak jenuh tunggal
Berkebalikan dari lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung, lemak tak jenuh tunggal justru dapat membantu menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular. Kita bisa mendapatkan lemak tak jenuh
tunggal dari:
• Minyak zaitun
• Alpukat
• Kacang-kacangan
• Biji-bijian
- Lemak tak jenuh ganda
Sementara lemak tak jenuh ganda dibutuhkan tubuh karena berperan
dalam membantu pergerakan otot dan pembekuan darah. Lebih lanjut,
lemak tak jenuh ganda dibagi lagi menjadi asam lemak omega-3 dan
asam lemak omega-6. Di mana asam lemak omega-3 dibutuhkan untuk
membantu menjaga kesehatan jantung, otak dan metabolisme.
Sementara asam lemak omega-6 dapat bermanfaat mengobati gejala
sejumlah penyakit kronis. Sayangnya, lemak tak jenuh ganda tidak bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh. Karena itu, kita perlu memenuhi
kebutuhan tubuh dari makanan sehari-hari. Berikut jenis makanan yang
mengandung lemak tak jenuh ganda (asam lemak omega-3 dan lemak
omega-6).
Sumber asam lemak omega-3:
 Ikan berlemak, seperti sarden, tuna, salmon, trout, dan mackerel
 Rami tanah dan minyak biji rami
 Kedelai
 Tiram
 Kacang kenari
 Biji bunga matahari
 Biji chia

Sumber lemak omega-6:

Berbagai minyak nabati termasuk minyak canola, safflower,


kedelai, bunga matahari, minyak kenari dan minyak jagung. Sebagai
catatan tambahan, meski asam lemak omega-6 termasuk dalam lemak
baik, disarankan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Mengonsumsi terlalu banyak asam lemak omega-6 dapat meningkatkan
peradangan di tubuh. Atau dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan
tertentu seperti obesitas
2. Zat Gizi Mikro
Zat gizi mikro terdiri atas terdiri atas vitamin dan mineral. Untuk mengetahui
informasi lengkapnya, simaklah penjelasan berikut
a. Vitamin
Funk dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yangditerbitkan
pada tahun 1912 mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif
tersebut. Vita berarti esensial untuk untuk kehidupan, sedangkan faktor anti
beri-beri yang diduga berperan tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada tahun
1920 istilah vitamine diganti menjadi vitamin karena zat-zat antifaktor tersebut
ternyata tidak selalu dalam bentuk ikatan amine. Usul perubahan nama ini
datang dari Drummond, yang juga mengusulkan pemberian nomenklatur
menurut abjad. Penemuan vitamin A oleh Mc1ollum dan Davis pada tahun
1913 menandakan era vitamin dalam penelitian gizi. Vitamin kemudian diakui
sebagai zat gizi yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan, yang mudah
diperoleh dari susunan makanan yang bervariasi.
Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E dan K). Vitamin B
ternyata terdiri dari beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian
membedakan vitamin dalam dua kelompok: (1) vitamin larut lemak (vitamin
A, D, E, K) dan (2) vitamin larut dalam air (vitamin B kompleks dan C)
 Vitamin A baik untuk kesehatan mata, kulit, dan daya tahan tubuh.
Makanan yang mengandung vitamin A adalah wortel, brokoli, dan bayam.
 Vitamin C baik untuk daya tahan tubuh dan bisa menyembuhkan
sariawan. Makanan yang mengandung vitamin C di antaranya jeruk,
tomat, dan stroberi.
 Vitamin D baik untuk kesehatan tulang dan gigi. Makanan yang
mengandung vitamin D di antaranya olahan susu, kacang-kacangan, dan
telur.
 Vitamin K baik untuk membantu proses pembekuan darah. Makanan yang
mengandung vitamin K umumnya berasal dari sayur-sayuran hijau seperti
sawi, kangkung, dan bayam.
 Vitamin E baik untuk menjaga kesehatan kulit. Makanan yang
mengandung vitamin E di antaranya alpukat dan kacang-kacangan.

b. Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baaik pada tingkat sel, jaringan, organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Disamping itu mineral berperang
dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas
enzim-enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengatur pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-
basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.
Berdasarkan kebutuhan dan kesediaannya dalam tubuh, mineral dibagi
menjadi dua jenis yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
diperlukan tubuh ≥ 100 mg/hr, terdiri dari kalsium dan fosfor yang baik untuk
pembentukan tulang dan gigi. Selain itu, mineral makro juga dapat membantu
proses pembekuan darah. Makanan yang mengandung mineral makro di
antaranya susu, keju, dan alpukat. Sedangkan mineral mikro diperlukan tubuh
< 100 mg/hari, terdiri dari zat besi yang berfungsi meningkatkan kemampuan
belajar, membantu sistem kekebalan tubuh, dan menyalurkan oksigen ke
seluruh tubuh. Makanan yang mengandung mineral mikro adalah hati, telur,
kismis, dan kacang-kacangan.
B. Dampak Kekurangan Zat Gizi
Kekurangan nutrisi atau malnutrisi merupakan kondisi yang tidak boleh
disepelekan. Pasalnya, jika didiamkan berlarut-larut, malnutrisi bisa menimbulkan
berbagai komplikasi atau penyakit yang berbahaya bagi kesehatan. Sebagian besar
penyebab malnutrisi di beberapa negara adalah ketiadaan asupan pangan yang
memadai, misalnya karena bencana alam, konflik atau peperangan, kemiskinan, hingga
krisis sosial dan ekonomi. Selain karena faktor tersebut, seseorang juga masih bisa
mengalami kekurangan gizi meski sudah mengonsumsi banyak makanan. Hal ini dapat
terjadi jika makanan yang dikonsumsinya tidak mengandung gizi yang memadai,
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Gangguan Kesehatan yang Disebabkan Malnutrisi Tanpa perbaikan asupan nutrisi,
kondisi malnutrisi dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius, di antaranya:
1. Kwashiorkor
Kwarshiorkor merupakan kondisi malnutrisi akibat kekurangan asupan protein.
Padahal, protein sangat dibutuhkan untuk memperbaiki dan memperbarui sel serta
jaringan tubuh, mendukung proses pemulihan tubuh ketika terjadi luka atau
penyakit, dan mendukung tumbuh kembang janin, bayi, dan anak-anak.
Kwashiorkor umumnya lebih banyak menimpa anak-anak dan kasusnya masih
banyak terjadi di negara-negara berkembang. Gejala dari penyakit ini antara lain
kelelahan, kulit kering dan bersisik, rambut kering atau kusam, perut buncit,
hilangnya massa otot, pembengkakan di bawah kulit (edema), perubahan mood, serta
susah menambah berat dan tinggi badan. Kwashiorkor dapat dicegah dan ditangani
dengan mengonsumsi makanan berprotein tinggi, seperti daging, susu, keju, ikan,
telur, kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
2. Marasmus
Marasmus disebabkan oleh kekurangan asupan kalori berkepanjangan, baik dari
protein maupun karbohidrat. Marasmus dapat menimpa anak-anak dan orang
dewasa, serta berisiko tinggi menyebabkan kematian, jika tidak ditangani. Ciri-ciri
orang terkena marasmus adalah tubuh kurus kering dan tulang yang menonjol,
terutama tulang iga dan bahu. Selain itu, kulit lengan, paha, dan bokong penderita
akan tampak kendur, serta wajahnya terlihat seperti orang tua. Marasmus umumnya
dapat ditangani dan dicegah dengan menjalani pola makan sehat bergizi seimbang.
3. Beri-beri
Beri-beri terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamine). Vitamin ini
berperan penting dalam mengatur kinerja serta fungsi sistem saraf dan otot, menjaga
fungsi saluran pencernaan, dan proses metabolisme karbohidrat menjadi energi.
Penyakit beri-beri terdiri dari 2 jenis, yaitu beri-beri basah dan beri-beri kering.
Gejala beri-beri basah antara lain sering terbangun di malam hari dengan sesak
napas, denyut jantung meningkat, sesak napas saat beraktivitas, dan kaki bagian
bawah bengkak. Beri-beri basah umumnya dapat mengganggu kinerja jantung dan
pembuluh darah. Sementara itu, beri-beri kering dapat memengaruhi sistem saraf.
Gejala beri beri kering antara lain susah berjalan, kaki dan tangan mati rasa atau
kesemutan, fungsi otot kaki bagian bawah menurun, nyeri, kesulitan bicara, muntah,
dan nistagmus. Untuk mencegah beri-beri, Anda perlu mengonsumsi makanan kaya
vitamin B1, seperti susu, biji-bijian, gandum, jeruk, daging sapi, ragi, kacang-
kacangan, beras, dan sereal dari biji-bijian utuh.
4. Skorbut (scurvy)
Skorbut adalah penyakit malnutrisi akibat tubuh kekurangan vitamin C. Vitamin
C penting bagi tubuh karena berperan dalam produksi kolagen, penyerapan zat besi,
dan pembentukan imunitas tubuh. Gejala penyakit scurvy antara lain nyeri otot dan
sendi, kelelahan, munculnya titik-titik merah di kulit, perdarahan dan pembengkakan
pada gusi, hilangnya nafsu makan, berat badan turun, diare, mual, dan demam. Guna
mencegah terjadinya penyakit ini, pastikan makanan yang dikonsumsi mengandung
vitamin C. Beberapa pilihan makanan yang kaya akan vitamin C antara lain cabai,
tomat, brokoli, kiwi, stroberi, lemon, jeruk, limau, kubis, paprika, nanas, pepaya,
mangga, blewah, kembang kol, dan bayam.
5. Anemia
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau
hemoglobin. Penyakit ini bisa terjadi akibat kekurangan zat besi. Zat besi diperlukan
tubuh untuk memproduksi sel darah merah yang berfungsi untuk membawa oksigen
dalam darah ke jaringan tubuh. Jika sel darah merah sedikit, organ dan jaringan
tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup. Anemia defisiensi besi ditandai
dengan berbagai gejala, yaitu tubuh lemah dan lesu, merasa sangat letih, kesemutan
di kaki, kurangnya nafsu makan, detak jantung cepat, kuku rapuh, nyeri dan radang
lidah, tangan dan kaki dingin, pusing atau sakit kepala, infeksi, sakit dada, sesak
napas, insomnia dan kulit pucat. Namun, terkadang penyakit ini bisa saja tidak
menimbulkan gejala apapun. Anemia dapat diatasi dan dicegah dengan cara
mengonsumsi suplemen zat besi atau makanan yang kaya akan zat besi, seperti
daging, ikan, hati ayam atau sapi, tahu, tempe, telur, kacang-kacangan, biji-bijian,
beras merah, seafood, dan sayuran berdaun hijau tua. Kebanyakan masalah yang
disebabkan oleh malnutrisi akan berhenti setelah kekurangan nutrisi diatasi. Namun,
ada pula yang menimbulkan efek samping berkepanjangan. Ini biasanya terjadi
ketika malnutrisi sudah parah dan berlangsung lama. Beberapa komplikasi yang
dapat terjadi akibat malnutrisi meliputi kelainan fungsi ginjal, imunodefisiensi,
kelainan otot, dan demensia. Pada bayi dan anak-anak, malnutrisi juga bisa
menimbulkan terjadinya gangguan tumbuh kembang dan stunting. Bila Anda atau
keluarga ada yang mengalami malnutrisi atau gejala malnutrisi, misalnya berat
badan kurang, tubuh tampak terlalu kurus, sering sakit, atau sering lemas hingga sulit
beraktivitas, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapat pemeriksaan dan
penanganan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Zat gizi (nutrient) merupakan unsur – unsur yang terdapat dalam makanan dan
diperlukan oleh tubuh untuk berbagai keperluan seperti menghasilkan energi, dan
mengganti jaringan rusak, memproduksi subtansi tertentu misalnya enzim, hormon dan
antibodi. Menurut banyaknya konsumsi yang kita lakukan, zat gizi dibagi menjadi zat
gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro adalah zat gizi yang paling besar di
perlukan oleh tubuh kita, terdiridari karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan, zat
gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, terdiri dari
mineral dan vitamin. Dalam melaksanakan fungsinya di dalam tubuh, zat-zat gizi saling
berhubungan erat sekali, sehingga terdapat saling ketergantungan. Gangguanatau
hambatan pada metabolisme sesuatu zat gizi akan memberikan pula gangguan atau
hambatan pada metabolisme zat gizi lainnya (Achmad, 2010)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengharapkan kepada para mahasiswa
keperawatan khususnya kepada saya, agar dapat memahami dan menambah
pengetahuan kita tentang zat gizi makro. Serta diharapkan kritik dan saran yang
membangaun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://ai-sopwatunnajah.blogspot.com/2011/11/makalah-konsep-dasar-ilmu-gizi.html
https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-zat-gizi-makro-dan-mikro-yang-
dibutuhkan-tubuh-1usfVAVRuG4
https://www.scribd.com/document/341932177/MAKALAH-zat-gizi-makro-dan-
mikro-docx
https://www.academia.edu/9183663/ANALISIS_JURNAL?auto=download
https://www.alodokter.com/perhatikan-berbagai-penyakit-akibat-malnutrisi-di-bawah-
ini

Anda mungkin juga menyukai