PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan
menghargai diantara berduanya.
Selain dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama baik rumah
sakitantara lain ditentukan oleh pendapat/ kesan dari masyarkat umum. Keehatan
masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan
pegawai-pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti
yang kuhur merupakan dasar yang penting untuk segala jabatanm teermasuk jabaatan
perawat.
1
2. Rumusan Masalah
a. Budaya isi pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia
b. Penerapan pancasila dalam profesi keperawatan
c. Syarat menjajdi perawat yang baik
d. Pertimbangan moral bagi perawat dalam menjalankan tugasnya
e. Sikap dan pribadi dalam pekerjaan
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
a. Mengetahui isi budaya pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia
b. Dapat memahami penerapan pancasila dalam profesi keperawatan
c. Dapat mengetahui syarat menjadi perawat yang baik
d. Dapat mempertimbangakaan bagaimana moral bagi perawat dalam menjalankan
tugasnya
e. Dapat mengetahui sikap dan pribadi dalam pekerjaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pandangan Hidup Bangsa adalah kristalisasi nilai – nilai yang dimiliki bangsa itu :
1. Untuk mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa itu.
2. Untuk memandang setiap masalah yang dihadapi bangsa itu.
3. Untuk dipakai sebagai pedoman menentukan arah serta bagaimana bangsa itu
Memecahkan masalah – masalah yang timbul dalam gerak masyrakat yang makin
maju, meliputi :
1. Masalah politik
2. Masalah ekonomi
3. Masalah sosial budaya
4. Masalah pertahanan keamanan
b. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan
melalui proses yang panjang didasari oleh sejarah perjuangan bangsa dengan
3
melihat pengalaman bangsa – bangsa lain dengan diilhami oleh gagasan –
gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan gagasan –
gagasan besar bangsa sendiri.
Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian
bangsa, maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup kenegaraan.
Hal ini tampak dalam sejarah meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak
berbeda, yaitu dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945, dalam
Mukadimah konstitusi RIS 1949, dan Mukadimah Undang Undang Dasar
Sementara 1950, Pancasila tetap tercantum di dalamnya.
Pancasila menjadi pegangan bersama pada saat – saat terjadinya krisis
nasional dan ancaman terhadap eksistensinya bangsa kita, itu merupakan bukti
sejarah bahwa Pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia dan
seluruh rakyat Indonesia sebagai dasar kerohanian negara, dan sebagai Dasar
Negara.
Oleh karenanya yang penting adalah bagaimana kita memahami,
menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan.Pancasila
merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh karena masing – masing sila dari
Pancasila tidak dapat dipahami dan diberi arti secara terpisah dari keseluruhan sila
– sila ainnya. Memahami atau memberi arti setiap sila secara terpisah dari sila –
sila lainnya akan menimbulkan pengertian yang keliru dan salah tentang
Pancasila.
c. Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum
4
perundangan yang ada maupun yang akan dikeluarkan di dalam Negara
Indonesia, apakah Undang Undang Dasar, undang–undang atau peraturan
pelaksanannya.
6
Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran moralitas
dapat juga berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila,
misalnya dalam sila I dan sila II.
1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan
( Allah SWT ), yang akan selalu mengawasi segala tindakan-tindakan kita. Begitu
juga dengan perawat. Bila perawat melakukan Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari
hukuman dunia. Tetapi hokum Tuhan sudah menanti disana
( akhirat ). Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik, merawat pasien
sebagai mana mestinya.
2. Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap ) Disini jelas bahwa moralitas berperan
penting, khususnya moralitas perawat dalam menangani pasien. Perawat harus
mampu bersikap adil dalam menghadapi pasien, baik itu kaya-miskin, tua-muda,
besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat sesuai dengan penyakit yang diderita
pasien.
Baik buruk kemauan itu tergantung pada tujuannya dan tujuan itu ditentukan oleh :
a. Keluhuran budi manusia\
b. Kesosialan manusia
Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang namanya kejujuran.
Dalam dunia perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali.Jujur dalam
kelakuan dan pembicaraan adalah penting untuk si sakit dan lingkungannya.
Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal – hal si sakit
dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak mengerti soal
perawatan penderita, meskipun orang tersebut keluarga si sakit sendiri.Sebaiknya
diserahkan kepada Dokter yang bersangkutan. Kemungkinan akibat yang tidak baik
akan terjadi jika perawat menceritakan perihal penyakit penderita kepada orang lain /
penderita itu sendiri mengetahui penyakitnya yang sebenarnya.
Selain perawat harus jujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus mengerti
kata – kata apa yang dapat dikeluarkan sehubungan dengan penderita dan
penyakitnya. Hal ini penting sekali karena berhubungan dengan jiwa dan keselamatan
manusia.
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian – uraian yang dibahas didepan, penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Seorang perawat harus mempunyai budi pekerti yang luhur, karena
akan berfaedah bagi diri perawat maupun pasien yang dirawatnya.
2. Untuk menjadi seorang perawat yang baik, ia harus memenuhi
beberapa syarat / kriteria tertentu.
3. Seorang perawat harus memiliki rasa moralitas dan rasa kemanusiaan
yang tinggi.
4. Ajaran moralitas bagi perawat juga terkandung dalam sila – sila
pancasila terutama sila I dan sila II.
B. SARAN
Dari kesimpulan diatas penulis dapat sedikit memberi saran kepada calon
perawat / perawat, yaitu :
1. Menjadi seorang perawat yang pertama harus mencintai pekerjaannya.
2. Perawat harus mempunyai kepribadian yang baik.
3. Perawat sebisa mungkin menjalin komunikasi dengan pasien, sehingga
bisa terjalin hubungan yang akrab diantara keduanya.
8
DAFTAR PUSAKA
1. Prof. Drs. H.A.W. Widjaja. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila pada
Perguruan Tinggi.Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada
2. Drs. Kaelam. M.S. 1995. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta.
Penerbit : Paradigma Yogya
3. Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2004. Etika Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
4. Asih, Luh Gede Yasmin. 1993. Prinsip – prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan
Proses Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EG