Anda di halaman 1dari 15

Makalah

BIOKIMIA
“ENZIM”
Dosen : apt. Nurramadani A.Sida, M.Pharm.Sci

OLEH KELOMPOK 1

Sri Yulia Ningsih (PF21.054)


Ummy Kalzum (PF21.055)
Novita (PF21.056)
Nurhanifa (PF21.057)
Puspita Yusuf (PF21.058)
Wiwin Trisilia (PF21.061)
Rabiatul Adawiah (PF20.023)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PELITA IBU KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ENZIM” ini tepat
pada waktunya.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan
segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu
pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah yang bersangkutan.

Kendari, April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………

1.1 Latar Belakang…………………………………………………….………..

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….

1.3 Tujuan………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………

2.1 Definisi dan Ciri-ciri Enzim………………………………………………..

2.2 Tatanama Enzim……………………………………………………………

2.3 Mekanisme Kerja Enzim……………………………………………………

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim……………………….

2.4 Hukum Termodinamika dalam Reaksi Biokimia Senyawa…………………

BAB III PENUTUP……………………………………………………………

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak tahun 1926 pengetahuan tentang enzim atau enzimologi
berkembang dengan cepat. Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata
enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein
majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim)
dan suatu gugus bukan protein (Anna Poedjiadi dan Titin Supriyanti,
2005: 141). Enzim berperan sebagai katalis dalam sistem biologi. Sifat
enzim yang paling mencolok ialah daya katalitik dan spesifisitas (Lubert
stryer, 2000: 181).
Beberapa jenis molekul dapat mempengaruhi aktivitas enzim.
Aktivitas dari enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa jenis molekul, salah
satunya adalah inhibitor. Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat
menghambat atau menurunkan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim.
Inhibitor irreversibel atau tidak dapat balik, dimana setelah inhibitor
mengikat enzim, inhibitor tidak dapat dipisahkan dari sisi aktif enzim.
Keadaan ini menyebabkan enzim tidak dapat mengikat substrat atau
inhibitor merusak beberapa komponen (gugus fungsi) pada sisi katalitik
molekul enzim. Sedangakan inhibitor reversibel atau dapat balik, bekerja
dengan mengikat sisi aktif enzim melalui reaksi reversibel dan inhibitor ini
dapat dipisahkan atau dilepaskan kembali dari ikatannya. Inhibitor dapat
balik terdiri dari tiga jenis, yaitu inhibitor yang bekerja secara kompetitif,
non-kompetitif, dan un-kompetitif.
Sehingga dilakukan percobaan pengaruh inhibitor terhadap
aktivitas enzim dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh inhibitor
terhadap aktivitas enzim. Dimana dalam percobaan pengaruh inhibitor
terhadap aktivitas enzim ini, digunakan inhibitor kompetitif yaitu malonat.

4
Dalam hal ini malonat yang menginhibisi reaksi yang dikatalisis oleh
enzim suksinat dehidrogenase.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi dan Ciri-ciri Enzim
2. Tatanama Enzim
3. Mekanisme Kerja Enzim
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Aktivitas Enzim
5. Hukum Termodinamika dalam Reaksi Biokimia Senyawa

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi dan Ciri-ciri Enzim
2. Untuk Mengetahui Tatanama Enzim
3. Untuk Mengetahui Mekanisme Kerja Enzim
4. Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim
5. Untuk Mengetahui Hukum Termodinamika dalam Reaksi Biokimia
Senyawa

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Enzim
Enzim merupakan protein yang dihasilkan oleh organisme dan
berfungsi sebagai katalisator hayati yang sangat efisien. Enzim biasanya
terdapat dalam sel dengan konsentrasi yang sangat rendah, dimana mereka
dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengubah posisi kesetimbangan,
artinya baik laju reaksi maju maupun laju reaksi kebalikannya
ditingkatkan dengan kelipatan yang sama.
Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme
hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa
yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi
oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim
mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda,
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu
kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan
enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah
lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Katalis adalah zat yang menyebabkan reaksi kimiawi dapat
berlangsung, dan dalam sel mungkin berlangsung ratusan reaksi yang
masing-masing memerlukan enzim tertentu. Enzim mengkatalisis suatu
sintesis yaitu pembentukan senyawa kompleks dari molekul sederhana,
atau mengkatalisis degradasi yaitu molekul kompleks dirombak menjadi
unit yang sederhana dengan cara hidrolisis.

6
Ciri ciri dari enzim adalah sebagai berikut :
a. Merupakan sebuah protein, Jadi sifatnya sama dengan protein yaitu
dapat menggumpal dalam suhu tinggi dan terpengaruh oleh
temperatur.
b. Bekerja secara khusus, Artinya hanya untuk bekerja dalam satu reaksi
saja tidak dapat digunakan dalam beberapa reaksi.
c. Dapat digunakan berulang kali, Enzim dapat digunakan berulang kali
karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi.
d. Rusak oleh panas Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan
enzim hanya bertahan pada suhu 500'C, rusaknya enzim oleh panas
disebut dengan denaturasi.
e. Dapat bekerja bolak balik, Artinya satu enzim dapat menguraikan satu
senyawa menjadi senyawa yang lain. ISOZIM Isozim atau Iso-enzim
adalah dalam suatu campuran terdapat lebih dari satu enzim yang dapat
berperan dalam suatu substrat untuk memberikan suatu hasil yang
sama. Keuntungan bagi tumbuhan yang mengandung isoenzim adalah
karena isozim isozim tersebut akan memiliki tanggapan yang berbeda
terhadap faltor faktor lingkungan. Setiap isozim dihadapkan pada
lingkungan kimia yang berbeda dab masing - masing berperan pada
posisi yang berbeda dalam lintasan

B. Tata Nama Enzim


Penamaan enzim secara trivial dan sistematis. Tata nama secara
trivial dapat diklasıfikasikan berdasarkan pada substrat yang dikatalisis,
produk yang terbentuk, substrat dan jenis mekanisme reaksi, produk yang
disintesis dan berdasarkan jenis reaksi umum vang dikatalisıs dengan
enzim. Penamaan berdasarkan sistem klasifikasi sesuai dengan Enzyme
Commission (EC) dari International Union of Biochemistry (IUB).
a. Tata nama enzim secara trivial
1. Enzim berdasarkan substrat yang dikatalisis

7
Nama enzim diakhiri dengan "ase" kecuali beberapa enzim
proteolitik yang diakhiri deng "in", seperti papain, bromelin, pepsin.
Nama menerangkan substrat yang dikatalisis. Conto maltase dari
maltosa, laktase dari laktosa, lipase pada lipid, fumasare dari
fumarat.

2. Enzim berdasarkan produk yang terbentuk karena aktivitas enzim


Penamaan enzim berdasarkan produk yang terbentuk karena
aktivitas enzim. Misalny sitrat sintase, dengan produk reaksi yang
terbentuk adalah sitrat.

3. Enzim berdasarkan substrat dan jenis reaksi yang terjadi


Senyawa piruvat dapat diubah menjadi Asetil-CoA dengan reaksi
dekarboksilasi oksidatif dan menjadi oksaloasetat dengan
dehidrogenase. Enzim yang terlibat diberi nama piruvat
dehidrogenase dan piruvat karboksilase. Contoh lainnya adalah
alkohol dehidrogenase yang mengkatalisis dehidrogenasi alkohol.
4. Enzim berdasarkan produk yang disintesis
Banyak enzim yang diberi nama berdasarkan produk yang
terbentuk setelah reaksi katalisis. Misalnya sitrat sintase yang
mengkatalisis kondensasi Asetil CoA dan oksaloasetat menghasilkan

8
sitrat, atau malat sintase yang mengkatalisıs sintesis malat dari
glioksalat dan Asetil CoA
5. Penamaan berdasarkan jenis/sifat reaksi yang dikatalisis, tanpa
substrat yang spesifik
Berdasarkan sifat reaksi, tanpa menunjukkan substrat yang spesifik
yaitu enzim transfer. hidrolisis, sintase, isomerase, sintase, dan
enzim yang menambahkan gugus fungsi atau ikatan rangkap.

b. Tata nama enzim secara sistematis


Penamaan berdasarkan sistem klasifikasi menurut Enzyme
Commission (EC) dari International Union of Biochemistry (IUB).
Setiap enzim dilengkapi dengan E.C. number sebanyak 4 digit yang
dipisahkan dengan titik. Penamaan berdasarkan prinsip berikut.
 Digit ke-1 menunjukkan Kelas enzim
 Digit ke-2 merupakan Subkelas yang menerangkan lebih rinci
dari kelas enzim. Bergantung kelas enzimnya.
 Digit ke-3 merupakan Sub-subkelas yang menerangkan lebih
rinci dari subkelas enzim.
 Digit ke-4 menerangkan spesifik biasanya berupa nomor list
yang diberikan oleh Enzyme Commission. Tidak ada aturan
umum dari digit 2-4 karena pembagiannya atau artinya
bergantung pada kelas utamanya. Enzim yang mengkatalisis
dengan reaksi sangat mirip akan mempunyai ketiga digit (1-3)
yang sama, contoh reaksi hidrolisis berbagai ester.

C. Mekanisme Kerja Enzim


Dua teori mengenai cara kerja enzim yaitu :
a. Teori Kunci dan Gembok
Pada tahun 1890-an, Fischer mengajukan model kunci dan lubang
kunci, yang menyebabkan pengikatan substrat melalui pencocokan
dari substrat komplementer dan struktur tempat aktif.Selama

9
bertahun-tahun teori ini terbukti berharga dalam penelitian mengenai
spesifisitas stereo dari reaksi enzimatik.
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai
untuk satu jenis substrat saja Gambar 3.4 A) Substrat sesuai dengan
sisi aktif seperti gembok kunci dengan anak kuncinya. Hal itu
menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Jika enzim mengalami
denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga
substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh
yang sama.

b. Teori Kecocokan Induksi


Suatu modifikasi dari model kunci dan lubang kunci yang diajukan
oleh Daniel Koshland menggambarkan suatu jenis hubungan tangan
dalam sarung tangan antara enzim dan substratnya, sebagai akibat
suatu kecocokan yang timbul. Model cocok yang ditimbulkan
( Induced Fit) (Gambar 8-13) merupakan interpretasi yang
mempertimbangkan bahwa tempat pengikatan dari suatu enzim bukan
sebagai suatu struktur kaku, tetapi malah sebagai sesuatu yang berubah
dalam konfirmasi dengan terjadinya pengikatan substrat untuk
menghasilkan suatu kecocokan enzim-substrat yang tepat. Jadi, model
Koshland menggabungkan sifat dinamis ke dalam pengikatan substrat
Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur
substrat. Ikatan antara enzim dan substrat dapat berubah menyesuaikan
dengan substrat. Inhibitor Merupakan zat yang dapat menghambat
kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim


Enzim bekerja spesifik, artinya enzim mempunyai fungsi khusus.
Untuk perubahan zat tertentu diperlukan pula enzim tertentu. Cara kerja
enzim ada dua macam yakni, kunci gembok (enzim = gembok, substrat =
kunci) dan induksi pas ( sisi aktif enzim fleksibel).

10
Ada empat faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yakni :
1) Temperatur
Temperatur tinggi dapat menyebabkan denaturasi protein,
sedangkan pada temperatur rendah akan menghambat reaksi. Pada
umumnya temperatur optimum enzim adalah 30 derajat sampai 40
derajat.
2) Perubahan PH
Perubahan PH sangat berpengaruh pada perubahan asam amino
kunci pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif bergabung
dengan substratnya. pH optimum yang diperlukanoleh enzim berbeda
– beda tergantung pada jenis enzimnya.
3) Konsentrasi enzim dan substrat
Semakin banyak enzim reaksi akan semakin cepat, sebaliknya
apabila enzim sedikit maka reaksi yang terjadi juga lambat.
4) Inhibitor enzim
Menghambat kerja enzim, sehingga kecepatan reaksi akan turun.
Ada dua macam inhibitor, yakni :Inhibitor kompetitif atau zat
penghambat mirip dengan substrat sehingga berkompetisi dengan
substrat untuk bergabung ke sisi aktif enzim. Inhibitor nonkompetitif
atau substrat sudah tidak dapat berikatan karena sisi aktif enzim
berubah.

E. Hukum Termodinamika dalam Biokimia


Bioenergitika adalah bagian dari biokimia yang berhubungan
dengan transformasi dan penggunaan energi oleh sel hidup. Seluruh reaksi
kimia dalam kehidupan hanya dapat berlangsung jika didukung energi
yang cukup. Sumber energi kimia dalam kehidupan tersebut adalah
senyawa organik berenergi tinggi yang dikenal dengan ATP (Adenosin
Trifosfat). ATP adalah sumber energi langsung bagi semua kegiatan
metabolisme di dalam sel. Energi yang terikat di dalam ATP tersebut

11
berasal dari energi yang dibebaskan dalam pemecahan senyawa organik
dalam sel yaitu dalam proses respirasi. Sedangkan energi yang terikat
dalam senyawa organik bahan respirasi tersebut hakekatnya merupakan
energi kimia yang dibentuk dalam proses fotosintesis. Pada proses
fotosintesis ini energinya berasal dari energi cahaya matahari. Jadi, energi
cahaya matahari merupakan sumber energi primer bagi semua kehidupan
di bumi ini. Untuk dapat sampai dan digunakan oleh sel-sel tersebut, akan
mengalami 3 tahap transformasi, yaitu:

1) Transformasi Energi oleh Klorofil


Energi Radiasi Sinar Matahari ditangkap oleh Klorofil Tumbuhan
Hijau. Melalui proses fotosintesis, energi ini digunakan untuk
mengikat CO2 dan H2O menjadi karbohidrat. Jadi dalam proses ini
terjadi transformasi dari energi cahaya yang berupa energi kinetic
menjadi energi kimia yang merupakan energi potensial. Energi kimia
ini disimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia senyawa organik hasil
fotosintesis, yaitu karbohidrat dan senyawa-senyawa organik lainnya.
2) Transformasi energi oleh Mitokondria
Energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat dan senyawa
organik lainnya akan dipecah melalui proses respirasi di dalam sel
organisme. Dari proses respirasi ini akan dibebaskan sejumlah energi,
yang selanjutnya akan digunakan untuk membentuk senyawa dengan
ikatan fosfat yang mengandung energi tinggi yang disebut Adenosin
Tri Phosfat (ATP). Pengangkutan energy kimia lainnya di dalam sel
adalah melalui proses pengangkutan electron oleh koenzim khusus
pembawa elekton, yaitu Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD)
dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Phosfat (NADP).
3) Transformasi Energi oleh Sel
Energi yang terdapat di dalam ikatan fosfat (ATP) akan keluar saat
akan digunakan oleh sel untuk berbagai aktivitas kehidupan. Jika sel
melakukan kegiatan, maka energi kimiawi dari ikatan fosfat akan
terlepas dan berubah menjadi energi bentuk lain seperti energi mekanik

12
untuk kerja kontraksi otot, energi listrik untuk meneruskan impuls
saraf, energi sintesis untuk membangun senyawa pertumbuhan, serta
sisanya akan mengalir ke sekeliling sel dan hilang sebagai energi
panas. Dalam system biologi, panas yang dihasilkan oleh proses
oksidasi tidak dapat dipakai sebagai sumber energy. Proses
pembakaran dalam system biologi berlangsung tanpa nyala atau pada
suhu yang rendah. Energy bebas yang terkandung dalam molekul
organic diubah dan disimpan dalam bentuk energy kimia, yaitu dalam
struktur kovalen dari gugus fosfat dalam molekul adenosine trifosfat
(ATP) yang terbentuk dengan perantaraan enzim dari adenosine
difosfat (ADP) dan senyawa fosfat anorganik (Pi). Reaksi yang
menghasilkan energi bebas disebut reaksi eksergonik. Sebaliknya
dalam proses anabolisme diperlukan energi bebas yang diperoleh dari
ATP. Reaksi yang memerlukan energi bebas disebut reaksi
endergonik.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Enzim adalah senyawa organik yang berperan sebagai katalis yaitu
untuk mempercepat proses dan reaksi kimia yang sedang berlangsung.
Enzim bekerja secara spesifik pada satu jenis substrat. Namun, ada satu
enzim yang dapat bekerja pada beberapa jenis substrat. Enzim sangat
berguna untuk bagi manusia, hewan, dan tumbuhan. Oleh karena itu,
keberadaan enzim sangat dibutuhkan untuk kelangsungan kehidupan di
alam ini.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah
substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan
suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena
enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu
dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak
dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan.
Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja
enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor
enzim.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2016.”enzim”.( http://ikhsankes.blogspot.co.id/). Diakses pada 4


September 2017 pada pukul 19.56 WIB

Fauzanna,nada.2014.”makalahbiokimia”(https://
nadafauzannablog.wordpress.com/2014/05/27/makalah-biokimia-enzim/).
Diakses pada 4 September 2017 pada pukul 19.47 WIB

Wahyudi,rony.2013.”makalah tentang enzim”.


(http://www.mentari-dunia.com/2013/02/makalah-tentang-enzim.html).
Diakses pada 4 September 2017 pada pukul 19.49 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai