Anda di halaman 1dari 10

TATA BAHASA INDONESIA

K E L O M P O K 3 :

WINDA ELVIANI
WIWIN TRISILLIA
NURHANIFA
T A T A B A H A S A I N D O N E S I A

SEJARAH TATA BAHASA INDONESIA


MORFOLOGI DAN FONOLOGI
S E J A R A H T A T A B A H A S A
I N D O N E S I A

Tata bahasa bisa disebut paramasastra, adalah Tata bahasa baku bahasa indonesia diterbitkan
ilmu yang mempelajari kaidah – kaidah yang oleh balai pustaka. Edisi pertama buku ini
mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini diterbitkan bersamaan dengan hari sumpah
merupakan bagian dari bidang ilmu yang pemuda ke – 60, 20 oktober 1988, sedangkan
mempelajari bahasa yaitu linguistik. Tata bahasa edisi ketiga ( terakhir ) diterbitkan pada tahun
baku bahasa indonesia telah diatur dalam tata 1988. tim penyusun buku ini diterdiri atas para
bahasa indonesia ( TBBBI ) pakai linguistikindonesia dari berbagai
perguruan tinggi, seperti Anon M.Moeliono,
Soenjono Dardjowidjojo, Hasan Alwi dan Hans
lapoliwa.
F O L O G I

Fonologi adalah merupakan sistem


bunyi dalam bahasa indonesia atau
dapat juga dikatakan bahwa fonologi
adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Fonologi dibagi dua bagian yaitu
fonetik dan fonemik.
FONETIK FONEMIK

Fonetik adalah ilmu bahasa yang


membahas bunyi – bunyi bahasa yang
dihasilkan alat ucap manusia, serta Fonemik adalah kajian atau analisis bunyi
bagaimana bunyi itu dihasilkan. bahasa dengan memperhatikan statusnya
Fonetik dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
sebagai pembeda makna.objek kajian dari
Fonetik fisiologis
fonemik adalah fonem.
Mengkaji tentang penghasilan bunyi –
bunyi bahasa berdasarkan fungsi
mekanisme biologis organ tutur manusia
atau sering disebut alat ucap manusia.

Fonetik akuistis
Bertumpu pada struktur fisik bunyi –
bunyi bahasa dan bagaimana alat
pendengaran manusia memberikan
reaksi kepada bunyi – bunyi bahasa yang
diterima.

Fonetik persepsi
Mengarahkan kajiannya pada persoalan
bagaimana manusia menentukan
pilihan bunyi – bunyi yang diterima alat
pendengaran.
Morfem merupakan bentuk kata yang
paling kecil dan sudah memiliki arti.
M O R F O L O G I Sebuah kata bisa terdiri dari satu atau
lebih morfem, misalnya kata “ jalan “
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
yang terdiri dari satu morfem, “
hal – hal yang berhubungan dengan bentuk kata atau
berjalan” yang terdiri dari dua morfem
sering juga disebut dengan istilah tata bentuk.
( ber – dan jalan ), “jalan – jalan” yang
Menurut Ramlan, morfologi, adalah bagian dari ilmu
terdiri dari dua morfem, atau
bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata
“menjalankan” yang terdi dari tiga
serta perubahan bentuk kata terhadap arti dan
morfem ( men-, jalan, dan-kan )
golongan kata. Tataran terendah yang dipelajari
morfologi adalah morfem, sedangkan tataran
tertingginya yang dipelajari adalah kata kompleks
P r o s e s m o r f o l o g i

Proses morfologi merupakan proses pembentukan


kata kata dari satuan lain yang merupakan bentuk
dasarnya. Ada tiga proses morfologi

1. Proses pembubuhan afiks ( afiksasi )


Afikasi merupakan proses menambahkan/
menumbuhkan afiks atau imbuhan. Afiksasi terdiri
dari:
• Prefiks (awalan) : ber-, me-, pe-, per-, di-, ter-, ke-,
se-,
• Sufiks (akhiran) : -kan, -an,-I
• Infiks (sisipan) : -el, em, er
• Konfiks (awalan dan akhiran) : ber-kan, ber-an, per-
an, per-im, pe-an, di-kan, di-l, me-kan, ter-kan, ter-
I, ke-an.
2. Proses pengulangan ( reduplikasi )

Reduplikasi merupakan proses pembentukan kata


ulang. Macam – macam kata ulang yaitu :
• Dwipurwa : kata ulang atas suku awal, contoh : jaka
jajaka jejaka.
• Dwilingga : kata ulang seluruh kata dasar, contoh :
guru – guru, siswa – siswa.
• Dwilingga salin : kata ulang berubah bunyi, contoh :
3. Proses pemajemukan
sayur – mayur, gerak gerik.
• Kata ulang berimbuhan : kata ulang yang Proses pemajemukan atau komposisi merupakan proses penggabungan dua

didalamnnya terdapat perulangan kata dasar dengan kata atau lebih sehingga membentuk kata majemuk atau kata yang memiliki

memproleh imbuhan, contoh : tertawa – tawa, arti baru. Macam – macam kata majemuk yaitu :

perumahan – perumahan. • Kata majemuk setara : kata majemuk yang unsur – unsurnya sederajat,

• Kata ulang semu : kata ulang yang tidak memiliki contoh : jual beli, tua muda.

bentuk dasar yang diulang, contoh : kupu – kupu, • Kata majemuk tak setara : kata majemuk yang unsur – unsurnya tidak

kura – kura. sederajat, contoh : sapu tangan, kamar kecil.


• Kata majemuk hibridis : kata majemuk yang merupakan gabungan dan
unsur bahasa indonesia dengan bahasa asing, contoh : tenis meja , bumi
putra.
• Kata majemuk unik : kata majemuk yang salah satu unsurnya hanya
dapat bergabung dengan kata pasangannya itu, tidak dapat bergabung
dengan kata lain. Contoh : gegap gempita, muda belia.
T E R I M A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai