Anda di halaman 1dari 26

1

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


BIOKIMIA KEDOKTERAN
BLOK BASIC SCIENCE OF DIGESTIVE AND NEPHRO-URINARY SYSTEM

Disusun oleh :
ASSCALBIASS

Editor:
dr. Joko Setyono, M.Sc.,
dr. Alfi Muntafiah, M.Sc., Dr. Dra. Hernayanti, M.Si., dr. Dwi Adi Nugroho,
dr. Tisna Sendy Pratama, Dr. Saryono, S.Kp, M.Kes.,

LABORATORIUM BIOKIMIA KEDOKTERAN


JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2015
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbilaalamiin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


atas limpahan rahmat dan karunia Nya, buku Panduan Praktikum Biokimia Kedokteran Blok
Basic Science of Digestive and Nephro-Urinary System dapat terselesaikan dengan baik.
Tujuan dari penyusunan buku ini yaitu untuk membantu praktikan dalam memahami kegiatan
praktikum biokimia kedokteran blok serta memberikan gambaran secara ringkas mengenai
aktivitas enzim amylase saliva & darah, fungsi protein total bagi fisiologi tubuh, serta
metabolisme kolesterol, trigliserida, dan glukosa.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingginya kepada :


1. dr. Fitranto Arjadi, M.Kes., selaku Dekan Fakulatas Kedokteran.
2. dr. M. Zaenuri Syamsu Hidayat, Sp.KF, M.Si.Med., selaku Ketua Jurusan Kedokteran FK
Unsoed.
3. dr. Joko Setyono, M.Sc., selaku Kepala Laboratorium Biokimia Kedokteran Unsoed
4. dr. Alfi Muntafiah, M.Sc., dr. Dwi Adi Nugroho, dr. Tisna Sendy Pratama, Dr. Dra.
Hernayanti, M.Si., Dr. Saryono, S.Kp, M.Kes., Drs. Slamet Priyanto, dan dr. Dwi Arini
Ernawati selaku dosen biokimia, pembimbing, sekaligus konsultan.
5. Orang tua selaku supporter utama dalam hidup kami.
6. Association Medical Biochemistry Assistant (ASSCALBIASS) tahun angkatan 2002-2010
yang telah memberikan arahan dan dukungan serta rasa kekeluargaan.
7. Teman-teman angkatan 2011 dan 2012 yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan buku ini.
8. Semua pihak yang telah dengan ikhlas membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan
buku ini.

Penyusun menyadari bahwa buku panduan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penyusunan
buku petunjuk praktikum biokimia selanjutnya. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan dalam ilmu kedokteran, khususnya mengenai biokimia kedokteran.

Hormat kami,

Penyusun
3

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................. 1


Kata pengantar ............................................................................................................. 2
Daftar isi....................................................................................................................... 3
Enzim............................................................................................................................4
Glukosa........................................................................................................................18
Protein..........................................................................................................................21
Kolesterol................................ ...................................................................................24
Trigliserida...................................................................................................................26
4

A. Enzim
1. Pendahuluan
Latar belakang awal nama enzim
Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur
perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat ini secara katalitik
menjalankan berbagai reakis, seperti pemecahan hidrolisis, oksidasi, reduksi,
isomerisasi, adisi, transfer radikal dan kadang-kadang pemutusan rantai karbon.
Kebanyakan enzim yang terdapat di dalam organ-organ organisme hidup berupa
larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung dan
cairan pancreas. Enzim terdapat di bagian dalam sel. Hal ini terkait erat dengan
protoplasma. Enzim juga ada di dalam mitokondria dan ribosom.
Enzim merupakan suatu protein yang pembentukannya identik dengan
pembentukan protein yang mekanismenya sangat kompleks. Pembentukan enzim
memerlukan bahan baku asam amino sehingga pembentukannya akan mengalami
hambatan jika sumber bahan baku ini berkurang. Seperti protein, enzim dapat
mengalami denaturasi, misalnya akibat pengaruh pemanasan, gelombang ultrasonik
dan radiasi ultravioliet atau pengaruh penambahan asam, basa dan pelarut organik
tertentu. Denaturasi menyebabkan enzim menjadi tidak aktif atau tidak dapat
bekerja.

2. Dasar-dasar/Sifat kimiawi enzim


a. Pengatur suatu reaksi, bekerja pada substrat untuk menghasilkan produk
b. Suatu protein, dipengaruhi pH dan menggumpal pada suhu tinggi
c. Bekerja khusus, Enzim tertentu untuk reaksi tertentu
d. Digunakan berulang kali, tidak berubah saat terjadi reaksi (katalis)
e. Dapat rusak (denaturasi), mayoritas pada suhu > 50 0C
f. Bekerja pada pH netral, terhambat pada kondisi asam / basa
g. Kerja dipengaruhi hasil akhir, jika hasil akhir >>>, kerja enzim
h. Kerja dipengaruhi konsentrasi enzim, konsentrasi enzim , kecepatan reaksi
i. Kerja dipengaruhi konsentrasi substrat, konsentrasi substrat hingga batas
tertentu, kecepatan reaksi
j. Dipengaruhi inhibitor
k. Dapat bekerja reversible
5

A B+C

3. Katalis
Katalis bekerja dengan cara mempercepat sebuah reaksi kimia tanpa
mengubah reaksi tersebut. Sebuah katalis tidak dikonsumsi habis dalam sebuah
reaksi, hanya terjadi perubahan dalam struktur kimia maupun fisiknya selama reaksi
dan akan kembali ke bentuk asal pada akhir reaksi. Reaksi kimia normal A B,
perubahan A menjadi suatu produk B memerlukan energi yang disebut Activation
Energy. Enzim sebagai katalis bekerja dengan cara mengurangi Activation
Energy untuk mempercepat suatu reaksi.

4. Spesifitas enzim
Enzim memiliki sifat yang sangat spesifik dibandingkan katalis lainnya.
Biasanya suatu enzim hanya mengkatalisir reaksi yang spesifik. Beberapa tipe
spesifisitas enzim diantaranya adalah (Rao, 2006) :
a. Spesifisitas substrat
Enzim memiliki sifat spesifik pada substrat tertentu. Misalnya antara
glukokinase yang mengkatalisir transfer fosfat dari ATP ke glukosa dengan
galaktokinase yang mengkatalisir transfer fosfat dari ATP ke galaktosa, dimana
kedua enzim tersebut sama-sama mengkatalisir transfer fosfat dari ATP namun
kedua enzim tersebut memiliki target substrat yang berbeda (glukosa dan
galaktosa).
6

b. Spesifisitas reaksi
Suatu enzim hanya dapat mengkatalisir suatu reaksi spesifik. Misalnya, lipase
menghidrolisis lipid, urease menghidrolisis urea, dekarboksilase asam amino
mengkatalisir proses dekarboksilasi asam amino, dll.

c. Spesifistas grup (Kelompok)


Beberapa enzim litik (hidrolase) bekerja pada kelompok yang spesifik.
Misalnya, Protease yang bekerja secara spsesifik pada kelompok peptida,
glikosidase yang bekerja secara spesifik pada kelompok ikatan glikosida.

d. Spesifisitas grup absolut


Beberapa enzim bekerja sangat spesifik pada kelompok dengan ciri tertentu,
misalnya chymotrypsin merupakan suatu enzim pemecah protein, dengan
menghidrolisis ikatan peptida, namun enzim tersebut lebih dapat menghidrolisis
ikatan peptida dimana terdapat gugus karboksil yang diisi oleh asam amino
aromatik fenilalanin, tirosin, dan triptofan.

e. Spesifisitas optis
Beberapa enzim memiliki sifat spesifik secara optis pada substrat dimana enzim
akan bekerja. Itu dapat terjadi karena enzim dapat mengenali isomer optik pada
7

substrat. Misalnya, enzim metabolisme asam amino hanya dapat bereaksi pada
isomer-L (L-asam amino), tidak bisa pada isomer-D (D-asam amino), lalu
enzim metabolisme karbohidrat hanya dapat bereaksi pada D-karbohidrat, tidak
bisa pada L-karbohdirat.

5. Klasifikasi dan nomenklatur enzim


International union of Biochemistry (IUBMB) mengklasifikasikan enzim
berdasarkan jenis reaksi katalis dan mekanisme reaksi. Berdasarkan hal tersebut,
enzim dibagi menjadi 6 kelas. Nama dari keenam kelas enzim memiliki 2 bagian.
Bagian pertama menunjukkan substrat. Bagian kedua, akhiran -ase, menunjukkan
jenis reaksi yang dikatalisis. Klasifikasi enzim:
a. Oxidoreductase
Enzim berperan sebagai katalisator reaksi oksidasi dan reduksi
Contoh :

b. Transferase
Enzim berperan mengkatalis pemindahan senyawa kimia
Contoh :

c. Hydrolase
Enzim berperan mengkatalis hidrolisis peptida, ester, ikatan, glycosyl
Contoh:
8

d. Lyase
Enzim berperan mengkatalis pelepasan gugus dari substrat dengan cara
hidrolisis selain ikatan rangkap
Contoh :

e. Isomerase
Enzim berperan mengkatalis perubahan dari optical, fungsional dan geometric
isomers di dalam suatu molekul
Contoh :

f. Ligase
Enzim berperan mengkatalis reaksi penggabungan 2 senyawa. Penggabungan 2
senyawa disertai pemecahan fosfat dari ATP
Contoh :

6. Mekanisme kerja enzim


Prinsip kerja enzim berlangsung melalui 2 tahap. Tahap pertama, enzim (E)
bergabung dengan substrat (S) membentuk kompleks enzim substrat (E-S). Tahap
kedua, kompleks enzim substrat terurai menjadi produk dan enzim bebas. Terdapat
2 model yang diusulkan pada kerja enzim dalam mempengaruhi substrat sehingga
diperoleh zat hasil. Kedua model tersebut dalah :
9

a. Model kunci dan anak kunci


Pada model kunci dan anak kunci, ubstrat atau bagian substrat harus
mempunyai bentuk yang sangat tepat dengan sisi katalitik enzim. Substrat
ditarik oleh sisi katalitik enzim yang cocok untuk substrat tersebut sehingga
terbentuk kompleks enzim substrat.

Gambar : kerja enzim model kunci dan anak kunci

b. Model induce fit


Pada model induce fit, sisi aktif enzim memiliki konfigurasi yang tidak
kaku. Enzim akan berubah bentuk untuk menyesuaikan diri dengan
bentuk substrat setelah terjadi pengikatan. Jadi, tautan yang cocok pada
keduanya dapat diinduksi ketikaterbentuk kompleks enzim-substrat.

Gambar: kerja enzim model induce fit


10

7. Karakteristik active site


a. Terdiri dari 2 bagian
Catalytic site
Merupakan bagian dari enzim yang berperan dalam katalisis. Bagian ini
ditentukan oleh reaksi tertentu
Binding site
Merupakan bagian dari enzim yang berperan dalam mengikat substrat. Bagian
ini ditentukan oleh substrat tertentu
b. Merupakan celah di dalam molekul enzim. Sebagai contoh adalah active site
dari ribonuclease terletak di dalam celah

Gambar : active site enzim


c. Hanya mengandung sedikit asam amino
d. Berbentuk 3 dimensi
e. Active site dikontribusi oleh sisa-sisa asam amino yang merupakan bagian
molekul enzim. Selama katalisis, asam amino akan dibawa bersama
f. Asam amino yang terdapat dalam active site tersusun secara tepat sehingga
hanya substrat tertentu yang dapat mengikat
g. Biasanya serine, histidine, cysteine, aspartate atau sisa glutamate yang
membentuk active site. Enzim diberikan nama berdasarkan asam amino yang
terdapat dalam active site. Sebagai contoh, trypsin merupakan serin protease dan
papain merupakan cysteine protease
11

8. Model active site


Terdapat beberapa model active site digunakan untuk menjelaskan spesifistas enzim,
diantaranya adalah :
a. Lock and Key Model
Berdasarkan model ini, active site merupakan suatu bagian yang kaku
dari molekul enzim dan bentuknya melengkapi substrat layaknya gembok dan
kuncinya. Bentuk yang saling melengkapi antara bentuk substrat dengan bentuk
active site menciptakan ikatan antara substrat dengan enzim yang menciptakan
kompleks enzim substrat. Pembentukan kompleks ini akan diikuti dengan
proses katalisis substrat sehingga menghasilkan suatu produk. Namun, model
ini tak dapat menjelaskan kemungkinan active site untuk berikatan dengan
produk hasil katalisis substrat untuk bereaksi secara reversible membentuk
substrat awal.

b. Induced Fit Model


Berdasarkan model ini, bentuk active site fleksibel, tidak kaku seperti
pada model lock and key. Di dalam molekul enzim terdapat residu asam amino
yang membuat active site menjadi tidak terorientasi saat tidak ada substrat.
Ketika substrat berikatan dengan enzim maka akan menginduksi perubahan
bentuk molekul enzim dengan berbagai cara sehingga asam amino membuat
active site berubah sehingga orientasinya tepat terhadap substrat sehingga
timbul ikatan kuat dalam bentuk kompleks enzim-substrat uang diikuti proses
katalisis. Setelah itu, molekul enzim menjadi tidak stabil dan kembali ke bentuk
awalnya ketika tidak ada substrat.
12

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim\


a. Konsentrasi enzim
b. Temperatur
c. Konsentrasi ion hidrogen (pH)\
d. Konsentrasi substrat
e. Inhibitor dan kofaktor

10. Inhibitor
Inhibitor merupakan substansi yang dapat menurunkan aktivitas katalitik
enzim. Substansi tersebut dapat berupa protein inhibitor dan non-protein inhibitor.
Terdapat lebih dari dua jenis inhibisi enzim berdasarkan cara inhibisinya

a. Inhibisi kompetitif
Proses ini terjadi di active site. Inhibitor kompetitif memiliki struktur
yang mirip dengan substrat. Oleh karena itu, ia akan berkompetisi dengan
substrat untuk berikatan dengan active site molekul enzim. Inhibisi ini
reversible, dimana saat terjadi peningkatan konsentrasi substrat maka inhibisi
akan menurun. Pada inhibisi jenis ini, Km (afinitas) akan berubah, sementara
Vmax tetap. Afinitas berubah karena terjadi kompetisi antara substrat dengan
inhibitor untuk berikatan dengan active site enzim.

Contoh inhibisi kompetitif reversible adalah enzim dehidrogenase suksinat.


Molekul malonat secara kompetitif menghambat enzim ini karena strukturnya
mirip dengan substrat suksinat.
13

b. Inhibisi non kompetitif


Pada tipe ini tidak terjadi kompetisi antara substrat dengan inhibitor
untuk berikatan dengan active site molekul enzim. Inhibitor secara struktur
tidak berkaitan dengan substrat dan inhibitor berikatan dengan enzim tidak di
active site, melainkan di tempat lain yang cukup jauh dari active site. Pada
inhibisi jenis ini, Vmax akan menurun sementara Km (afinitas) akan tetap karena
tidak terjadi kompetisi antara inhibitor dengan substrat untuk berikatan dengan
active site enzim.

Beberapa contoh model reaksi inhibis non kompetitif yaitu:


1. Iodoasetat memblok pembentukan 1,3-bifosfogliserat dari gliseraldehid-3-
fosfat dengan inhibisi enzim gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase
14

2. Flouride memblok aksi enolase, yang mengubah 2-fosfogliserat menjadi


fosfoenol piruvat
3. Pestisida, DDT, melathion, dan parathion menginhibisi enzim kolin
esterase yang mengkatalisis hidrolisis asetilkolin
4. Etilen diamin tetra asetic acid (EDTA) hambat metalloenzyme dengan
membentuk kompleks dengan ion logam

11. Umpan balik inhibisi


Umpan balik inhibisi merupakan suatu inhibisi aktivitas enzim pada suatu
jalur biosintesis oleh produk akhir jalur tersebut. Misalnya, pembentukan substansi
D dari substansi A dikatalisis oleh enzim E1, E2, dan E3. Ketika substansi D yang
sudah terbentuk jumlahnya sudah cukup maka substansi D akan menghambat kerja
enzim E1. Dengan penghambatan ini, substansi D mengatur sendiri bagaimana ia
disintesis.

Beberapa contoh reaksi umpan balik inhibisi diantaranya adalah :


1. Inhibisi aspartat trans carbamoylase oleh CTP
2. Inhibisi HMG-CoA reductase oleh kolesterol
3. Inhibisi ALA-synthase oleh heme
4. Inhibisi anthranilate synthetase oleh triptofan

12. Kofaktor
Kofaktor merupakan molekul non-protein yang berguna untuk aktivasi
kerja enzim dalam proses katalasis maupun menjaga struktur dari enzim itu
sendiri. Contoh dari organic ko-faktor seperti vitamin yang larut dalam air dan
turunannya. Terdapat 2 tipe kofaktor, yaitu:
a. Organik kofaktor
Organic kofaktor dibedakan menjadi:

1. Prostetik grup
15

Molekul ini terikat secara kovalen dengan enzim dan mengalami perubahan
selama proses katalisis tetapi kembali kebentuk asal setelah proses katalisis
selesai
2. Ko-enzim
Molekul ini terikat secara non-kovalen dengan enzim dan mengalami
perubahan selama reaksi. Karena mereka mengalami perubahan bersama
substrat maka ko-enzim juga dikenal sebagai ko-substrat.
b. Inorganik kofaktor
Enzim membutuhkan ion logam untuk proses maintenance protein
(enzim) dan untuk proses katalisis. Ion logam berpatisipasi dalam reaksi
melalui 3 jalur yaitu :
1. Metallo Enzym
Ion logam terikat erat dengan molekul enzim untuk ikut bereaksi dalam
katalisis. Contoh : Fe2+, Cu2+,Zn2+
2. Metal-dependent enzym
Ion logam dibutuhkan enzim untuk berikatan dengan substrat ataupun
co-enzim agar bias bereaksi. Contoh: Mg2+, Ca2+
3. Metal-activated enzyme
Enzim akan langsung bereaksi apabila berikatan dengan ion logam ini.
Contoh: Cl, Ca2+

13. Pengaturan enzim


Pengaturan enzim diaktifasi oleh penurunan tugas dari enzim itu sendiri.
Apabila sebuah enzim sudah menjalankan tugasnya maka secara otomatis akan
diinhibisi pembuatannya, karena ada saatnya enzim tersebut dapat merusak tubuh
kita. Beberapa enzim hanya dapat hidup dalam beberapa menit saja, tapi ada juga
yang dapat hidup berhari-hari dalam tubuh. Sebuah enzim yang kadarnya dapat
ditingkatkan (induction) dan dikurangi (repression) disebut inducible
enzyme.Inducible enzyme biasanya terdapat dalam konsentrasi yang sangat kecil.
16

14. Proenzim
Salah satu cara untuk mengatur proses katalisis sebuah enzim adalah dengan
cara mensintesis enzim dalam bentuk inaktif (prekusor) atau pro-enzim atau
zymogen. Pro-enzym akan berubah menjadi bentuk aktif enzim saat dibutuhkan.
Enzim pada sistem pencernaan kebanyakan disintesis dalam bentuk inaktif untuk
melindungi sel-sel pancreas dari aktivasi penghancuran protease. Contoh lain
adalah pepsin yang disintesis dalam bentuk inaktif juga untuk melindungi mukosa
lambung dari pepsin itu sendiri. Enzim pada proses pembekuan darah juga
disintesis
B. Glukosa
Glukosa adalah senyawa golongan monosakarida dengan 6 rumus molekul C6H12O6
yang bersifat polar karena memiliki 5 gugus hidroksil disertai 1 gugus aldehid yang
merupakan sumber energi utama bagi manusia. Fungsi utama glukosa adalah untuk bahan
penyusun struktur sel dan sumber energi utama tubuh.
1. Sumber
Glukosa berasal dari tumbuhan dan hewan yang memiliki kandungan karbohidrat,
seperti beras, gandum, kentang, hati, dan daging. Glukosa juga dapat dibentuk secara
endogen dari glikogen melalui proses glikogenolisis dan dari gliserol, asam lemak,
maupun asam amino yang terdapat di dalam tubuh melalui proses yang dinamakan
glukoneogenesis

2. Absorpsi
Glukosa yang berasal dari makanan diabsorpsi melalui intestinum tenue menggunakan
GLUT-2 atau SGLT-1 untuk masuk ke dalam enterosit. Glukosa akan masuk ke kapiler
dari enterosit menggunakan GLUT-2.

3. Distribusi
Glukosa didistribusikan melalui pembuluh darah dan limfe ke seluruh tubuh
menggunakan GLUT-4 (diaktifasi insulin) atau GLUT-2. Kelebihan glukosa akan
disimpan sebagai glikogen di dalam otot dan hepar, namun saat glukosa darah masih
tinggi glukosa akan diubah menjadi trigliserida di dalam jaringan adiposa. Glikogen dan
trigliserida merupakan sumber energi cadangan yang ada di dalam tubuh.
17

4. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat yang terjadi di dalam tubuh meliputi metabolisme aerob
dan anaerob diantaranya :
a. Glikolisis anaerob / Jalur Embden-Meyerhof
Menghasilkan 2 asam piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP

b. Fermentasi asam laktat


Menghasilkan 2 molekul asam laktat dan 2 ATP
c. Glikolisis aerob / dekarboksilasi oksidatif dan siklus Krebs
Menghasilkan 8 NADH, 2 FADH2, 2 ATP, 6 CO2, dan 12 H2O
d. Glikogenesis dan Glikogenolisis
Glikogenesis = membentuk glikogen dari beberapa molekul glukosa
Glikogenolisis = membentuk glukosa dari pemecahan glikogen
e. Hexose Monophosphat Shunt (HMP Shunt) / Pentose Phosphat Pathway (PPP)
Menghasilkan NADPH dan ribosa fosfat untuk sistesis nukleotida
f. Jalur asam glukoronat
Membentuk asam glukoronat dari glukosa untuk konjugasi metabolit lipofilik
g. Glukoneogenesis
Menghasilkan glukosa dari molekul lain yang bukan golongan karbohidrat

5. Ekskresi
Glukosa diekskresi melalui 2 sistem, yakni :
a. Sistem respirasi, metabolit dibuang dalam wujud CO2 dan H2O
b. Sistem urinarius, metabolit dibuang dalam wujud H+ dan HCO3-

6. Aplikasi Klinis
a. Hiperglikemia
b. Hipoglikemia
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah diantaranya :
1) Primer : genetik
2) Sekunder :
a) Jenis kelamin
b) Diet tinggi kalori
18

c) Gagal ginjal
d) Diabetes melitus tipe 1 dan 2
e) Hormon tiroid (tetraiodotironin dan triiodotironin)
f) Hormon adrenal (kortisol, epinefrin, dan norepinefrin)
g) Penggunaan obat hiperglikemik oral / OHO
h) Penggunaan insulin
i) Obesitas
j) Aktifitas fisik

C. Protein
1. Pendahuluan
a. Latar belakang awal nama protein
Protein berada di semua sel pada manusia, hewan, jaringan tumbuhan,
mikroorganisme. Protein terdapat sekitar 50% berat sel. Istilah protein berasal
dari Yunani dengan kata proteios yang berarti tempat atau rangking paling
utama pada zat kehidupan.
b. Kepentingan medis dan biologis dari protein
Protein memiliki beberapa fungsi penting pada mamalia
1. Protein terlibat dalam transportasi subtansi dalam tubuh. Contoh :
Haemoglobin transport oxygen.
2. Enzim dimana mengkatalis reaksi kimia dalam tubuh adalah protein.
3. Protein terlibat dalam fungsi pertahanan. Protein melawan infelsi bakteri
atau virus. Contoh: immunoglobulin.
4. Hormon adalah protein. Protein mengontrol banyak proses biokimia.
Contoh: insulin
5. Beberapa protein mengatur kontraksi otot. Contoh protein otot.
6. Protein terlibat dalam expresi gen. Mereka mengontrol expresi gen dan
translasi. Contoh: histon.
7. Protein sebagai nutrisi. Protein juga terlibat dalam fungsi penyimpanan.
Contoh: Casein susu, ferritin menyimpan besi.
8. Kerja protein sebagai buffers. Contoh: protein plasma.
9. Fungsi protein sebagai anti vitamin. Contoh: avidin pada telur.
19

10. Protein sebagai agent infektik. Contoh: prions dimana menyebabkan


penyakit sapi gila.
11. Beberapa toksin adalah protein. Contoh: enterotoxin cholera.
12. Beberapa protein menghasilkan kekuatan struktur dan elastisitas organ
dan vaskuler. Contoh: kolagen dan elastin pada bone matrix dan
ligaments.
13. Beberapa protein sebagai komponen struktur jaringan. Contoh: -keratin
pada rambut dan epidermis.

2. Dasar-dasar kimiawi protein


a. Sifat-sifat protein
1. Protein memiliki berat molekul yang tinggi seperti berat molekul
lactalbumin pada susu adalah 17000 dan pyruvate
dehydrogenase adalah 7.000.000.
2. Protein adalah koloid di alam.
3. Protein mempunyai ukuran partikel yang besar.
4. Beberapa jenis protein larut dalam pelarut berbeda.
5. Perbedaan protein dalam bentuknya.
6. Beberapa protein menghasilkan asam amino pada hidrolisis.
7. Protein berkerja sebagai buffer.

b. Klasifikasi protein
i. Berdasarkan komposisi
a. Protein sederhana: Terbentuk dari hanya asam amino.
Pada hidrolisis protein hanya menghasilkan asama
amino. Contoh: human plasma albumin, tripsin,
chymotrypsin, pepsin, insulin.
b. Protein konjugasi: mengandung bagian non-protein
dilekatkan pada bagian protein. Contoh: metalloproteins
dari Iron dan ferritin).
c. Protein derivat: protein dibentuk dari protein sederhana
dan konjugasi. Terbagi menjadi primer (albumin telur
20

yang dimasak) dan sekunder (prteoses, pepton dan


gelatin,peptida)
ii. Berdasarkan solubilitas
a. Albumin: larut dalam air dan garam
b. Globulin: tidak dalam air tapi dalam garam.
c. Glutelin: larut dalam asam dan alkali cair.
d. Protamin: larut dalam air dan ammonia.
e. Histon: larut dalam air dan asam cair.
f. Prolamin: larut dalam alkohol cair.
g. Sclero protein: tidak larut dalam air, asam dan alkalis
cair.
iii. Berdasarkan bentuk
a. Protein globular: rantai polipeptida protein ini berlipat
dalam globular padat. Contoh: haemoglobin, mioglobin,
albumin, lisozim, chymotrypsin.
b. Protein fibrous: rantai polipeptida diperpanjang pada
satu axis. Contoh: alfa-keratin, beta-keratin, dan elastin.

c. Struktur protein
Di dalam protein terdapat 20 asam amino yang berbeda. Semuanya merupakan
-asam amino yang salah satunya berikatan dengan -karbon. Antar asam
amino dihubungkan dengan ikatan peptide. -karbon mempunyai dua rantai
yang berikatan dengan atom hydrogen dan berikatan dengan senyawa kimia
yang disebut rantai (-R). Setiap asam amino mempunyai rantai (-R) yang
berbeda (Marks)

d. Protein plasma
i. Albumin
21

Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak, terdapat lebih


dari 50% total protein plasma. Albumin adalah protein pembawa,
membawa substansi tidak larut seperti asam lemak dan blilirubin
melalui plasma. Albumin juga berfungsi mempertahankan cairan dalam
pembuluh darah dijaringan, proses ini disebut tekanan osmotik
(Johnson, 2003).

ii. Globulin
Albumin merupakan salah satu protein spesifik, terdapat banyak
globulin dalam plasma dengan fungsi yang bervariasi. Terbagi menjadi
4 fraksi : alpha-1 globulin, alpha-2 globulin, beta globulin dan gamma
globulin (Johnson, 2003).

D. Kolesterol
Kolesterol adalah komponen membran sel dan prekursor untuk hormon steroid
asam empedu, dan vitamin D. Proses homeostasis dari kolesterol menjadi sangat penting,
terutama berkaitan dengan pembentukan atherosklerosis dan batu empedu.
1. Sumber
Kolesterol bersumber dari makanan yang berasal dari hewan dan tidak ada pada
tumbuh-tumbuhan. seperti daging, telur, dan susu. Selain itu, terdapat pula kolesterol
endogen yang disintesis oleh liver.

2. Absorpsi
Kolesterol yang berasal dari makanan akan diabsorpsi dari usus halus melalui
transporter membran yang dikenal dengan Nieman-Pick C1 (NPC1L1) protein. Ada
pula transporter lainnya yang berada di sisi apikal enterosit yaitu ATP binding
cassette G5/G8.
Aplikasi klinis dari proses absorpsi adalah :
a. Ketika terjadi mutasi gen yang mengkode transporter tersebut maka akan
mengakibatkan terjadinya akumulasi sterol sehingga menyebabkan
sitosterolemia.
b. Obat ezetimibe bekerja dengan menekan kerja dari NPC1L1 sehingga dapat
digunakan untuk pengobatan hiperkolesterolemia
22

3. Metabolisme
Sebelum membahas terkait proses metabolisme kolesterol kita bahas terlebih
dahulu,
a. Apolipoprotein
Merupakan suatu partikel permukaan dari lipoprotein yang menentukan
interaksi antara metabolik lemak dengan reseptor seluler dan berfungsi sebagai
aktivator maupun inhibitor.
1) ApoA terdiri dari AI dan AII yang dapat ditemui pada HDL
2) ApoB, terdapat ApoB100 yang mengontrol metabolisme LDL dan ApoB48
mengontrol metabolisme kilomikron
3) ApoC beraksi sebagai aktivator dan inhibitor dari enzim
4) ApoE berfungsi mengontrol ikatan reseptor pada partikel remnant
5) Apo(a) berperan pada proses fibrinolisis
b. Enzim dan Protein Transfer pada Metabolisme Lipoprotein
1) Lipoprotein lipase (LPL) berfungsi untuk mencerna triasilgliserol yang
terdapat pada kilomikron maupun VLDL, dan mengeluarkan asam lemak dan
gliserol ke dalam sel
2) Hepathic trigliserid lipase (HTGL) memfasilitasi konversi IDL ke LDL
3) Lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) diaktifkan oleh ApoAI yang
berperan dalam pengangkutan kolesterol ester oleh HDL dari sel.
4) Acylcholesterol transferase (ACAT)
5) Cholesterol ester transfer protein (CETP)

c. Metabolisme Jalur Eksogen


Sel-sel epitel yang melapisi usus halus mudah menyerap lipid dari diet atau
yang dikenal sebagai triasilgliserol yang terdiri dari trigliserida, fosfolipid, dan
kolesterol, dirakit dengan apolipoprotein B-48 ke dalam kilomikron. Kilomikron
disekresikan dari sel epitel usus ke dalam sirkulasi limfatik dan masuk ke plasma
melewati duktus thoraccicus.
Dengan apolipoprotein C-II, kilomikron matang mengaktifkan lipoprotein
lipase (LPL), suatu enzim pada sel endotel yang melapisi pembuluh darah. LPL
mengkatalisis hidrolisis triasilgliserol yang pada akhirnya melepaskan gliserol
23

dan asam lemak dari kilomikron. Gliserol dan asam lemak kemudian dapat
diserap dalam jaringan perifer, terutama adiposa dan otot, untuk energi dan
penyimpanan.
Kilomikron yang telah mengalami hidrolisis dianggap sebagai sisa
kilomikron (kilomikron remnant). Sisa-sisa Kilomikron terus beredar sampai
mereka berinteraksi melalui apolipoprotein E dengan reseptor kilomikron sisa-
sisa, yang ditemukan terutama di hati. Interaksi ini menyebabkan sisa-sisa
endositosis kilomikron, yang kemudian dihidrolisis dalam lisosom.

d. Metabolisme Jalur Endogen


Hati adalah sumber penting dari lipoprotein, terutama VLDL.
Triacylglycerol dan kolesterol dirakit dengan apolipoprotein B-100 untuk
membentuk partikel VLDL. Partikel VLDL yang baru lahir yang dilepaskan ke
dalam aliran darah dibantu oleh apolipoprotein B-100.
Sekali lagi seperti kilomikron, VLDL partikel beredar dan menemukan LPL
diekspresikan pada sel endotel. Apolipoprotein C-II mengaktifkan LPL,
menyebabkan hidrolisis partikel VLDL dan pelepasan gliserol dan asam lemak.
Produk ini dapat diserap dari darah oleh jaringan perifer, terutama adiposa dan
otot. Partikel-partikel VLDL dihidrolisis sekarang disebut sisa-sisa atau density
lipoprotein VLDL menengah (IDL). Sisa-sisa VLDL dapat beredar dan, melalui
interaksi antara apolipoprotein E dan reseptor sisa, diserap oleh hati, atau mereka
dapat lebih dihidrolisa dengan hati lipase.
Hidrolisis dengan hati melepaskan gliserol dan asam lemak lipase,
meninggalkan sisa-sisa IDL, disebut lipoprotein densitas rendah (LDL), yang
mengandung kandungan kolesterol yang relatif tinggi. LDL beredar dan diserap
oleh hati dan sel-sel perifer.

4. Aplikasi Klinis
a. Kolesterol menurun
1) Hipertiroid
2) Penyakit hati berat
3) Sindrom malabsorpsi
b. Kolesterol meningkat
24

2) Dislipidemia
3) PJK
4) Stroke

E. Trigliserida
Trigliserida merupakan senyawa golongan ester atau alkil alkanoat yang terdiri atas
3 asam lemak dan 1 gliserol. Trigliserida terdapat banyak di dalam jaringan adiposa pada
makhluk hidup dan biasa disebut lemak tubuh.
1. Sumber
Trigliserida dapat diperoleh dari luar dan diproduksi secara endogen. Makanan yang
memiliki lemak hewani maupun nabati seperti jeroan, kulit, lemak hewan, alpukat,
minyak goreng dll. Trigliserida endogen berasal dari metabolisme nutrien yang melebihi
kebutuhan energinya, sehingga nutrien tersebut dalam bentuk asetil-KoA akan
mengalami lipogenesis menjadi trigliserida dan disimpan di jaringan adiposa untuk
energi cadangan.

2. Absorpsi
Lipid utama dalam makanan adalah trigliserida asilgliserol, yang bersifat
hidrofobik. Molekul ini harus dihidrolisis menjadi monoasilgliserol dan asam lemak,
serta diemulsifikasi menjadi butiran yang sangat halus atau misel sebelum dapat
diserap. Misel bersifat larut sehingga produk pencernaan dapat diangkut melalui
lingkungan yang berisi cairan di lumen usus dan berkontak erat dengan brush border
sel mukosa sehingga dapat diserap oleh epitel. Pada epitel usus, 1-monoasilgliserol
dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Gliserol yang dibebaskan di lumen usus
akan masuk ke vena porta, sedangkan yang dibebaskan di epitel akan digunakan
kembali untuk sintesis triasilgliserol. Asam lemak rantai-panjang mengalami
esterifikasi untuk menghasilkan triasilgliserol di sel mukosa dan bersama dengan
produk pencernaan lipid lain akan disekresikan sebagai kilomikron ke dalam pembuluh
limfe.

3. Distribusi
25

Semua produk pencernaan yang bersifat hidrofobik dan larut lemak akan
membentuk lipoprotein, yang akan memudahkan pengangkutannya di dalam plasma
darah. Kilomikron mengangkut lipid dari usus ke sebagian besar jaringan untuk
dioksidasi dan ke jaringan adiposa untuk disimpan. Lipid dimobilisasi dari jaringan
adiposa sebagai asam lemak bebas (free fatty acids, FFA) yang melekat pada albumin
serum. Sedangkan pengangkutan lipid dari hepar dilakukan oleh lipoprotein berdensitas
sangat rendah (very low density lipoproteins, VLDL).

4. Metabolisme
Produk pencernaan lipid masuk ke sirkulasi sebagai kilomikron (lipoprotein plasma
terbesar). Kilomikron trigliserida tidak diserap langsung oleh hepar, namun
dimetabolisme terlebih dulu oleh jaringan ekstrahepatik yang mengandung enzim
lipoprotein lipase (LPL). Pada jaringan adiposa dan otot rangka, LPL ekstrasel
disintesis dan diaktifkan sebagai respons terhadap insulin. LPL tersebut menghidrolisis
trigliserida dengan melepaskan asam lemak dan gliserol. Sisa kilomikron yang lipidnya
sudah berkurang (kilomikron remnan) akan dimetabolisme di hepar dan menghasilkan
kolesterol bebas.
Trigliserida yang mengalami hidrolisis akan melepaskan asam-asam lemak masuk
ke dalam darah sebagai asam lemak bebas. Asam lemak diangkut dalam keadaan terikat
pada albumin serum. Asam lemak ini akan diserap oleh sebagian besar jaringan (kecuali
otak dan eritrosit) yang digunakan untuk sintesis trigliserida atau dioksidasi sebagai
bahan bakar utama. Gliserol tetap berada di dalam darah dan diserap oleh hepar.
Gliserol digunakan untuk glukoneogenesis dan sintesis glikogen atau lipogenesis.
Trigliserida yang berlebihan di hepar baik dari hasil lipogenesis maupun dari asam
lemak bebas atau sisa kilomikron, disekresikan ke dalam darah sebagai VLDL.
Lipoprotein tersebut ditransportasikan dalam darah dari hepar ke otot dan jaringan
adiposa. Aktivasi lipoprotein lipase menyebabkan pelepasan asam lemak bebas dari
VLDL triasilgliserol. Sel-sel adiposa mengambil asam-asam lemak kemudian
mengkonversi asam-asam lemak tersebut menjadi trigliserida dan menyimpannya
dalam intrasel. Sedangkan, sel-sel otot mengoksidasi asam-asam lemak tersebut untuk
suplai energi. VLDL yang kehilangan banyak triasilgliserol akan berubah menjadi
VLDL remnant (Intermediate Density Lipoprotein (IDL)). Sedangkan, VLDL yang
tidak mengandung triasilgliserol berubah menjadi Low Density Lipoprotein (LDL).
26

5. Ekskresi dan Sekresi


Pembersihan kilomikron dari darah berlangsung cepat, dengan waktu paruh
eliminasi kurang dari 1 jam. Partikel yang lebih besar dikatabolisme lebih cepat
daripada partikel yang lebih kecil. Asam-asam lemak yang berasal dari triasilgliserol
kilomikron terutama disalurkan ke jaringan adiposa, jantung, dan otot (80%), sementara
sekitar 20% menuju hati. Namun, hati tidak memetabolisme kilomikron atau VLDL
yang signifikan, oleh karena itu asam lemak di hati berasal dari metabolismenya di
jaringan ekstrahepatik.

6. Aplikasi Klinis
Faktor yang mempengaruhi hipertrigliseridemia:
a. Penyebab primer: faktor keturunan (genetik)
b. Penyebab sekunder
1) Usia
Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia.
2) Jenis kelamin
Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah
menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat.
3) Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
4) Obesitas
5) Kurang olah raga
6) Diet tinggi karbohidrat dan lemak
7) Konsumsi alkohol
8) Diabetes melitus
9) Gagal ginjal

Anda mungkin juga menyukai