Pemeriksaan Obstetri
11. Letakkan kedua belah telapak tangan di bagian fundus uteri klien
12. Lakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk menentukan apa
yang ada dibagian fundus uteri
15 Ukur spanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas mengikuti kurve
fundus (atau tanpa mengikuti fundus bagian atas).
31 Tentukan seberapa jauh bagian bawah janin telah masuk ke dalam rongga
panggul dengan melihat sudut yang dibentuk oleh kedua tangan saat
menyususri bagian bawah janin ( konvergen, sejajar atau divergen ).
16 Kala I fase laten (pembukaan <4 cm) umumnya selama 8 jam; kala I fase aktif
(pembukaan 4-10 cm) umumnya terjadi pembukaan 1 cm/ jam (6 jam).
17 Pengenalan kala II
18 His datang 4-5 kali dalam 10 menit, lama his 40-50 detik
19 Ibu mengedan terus-menerus, anus membuka, perineum menonjol, vulva
membuka.
20 Pada periksa dalam didapatkan:
21 Pembukaan lengkap, porsio tidak teraba
22 Penurunan Hodge III+ atau ketinggian 3+
23 Penunjuk/ denominator UUK kiri atau kanan atas
24 Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
25 Pimpinan Kala II
26 Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase acme atau puncak his dan
minta ibu untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada lipat
siku agar tekanan abdomen menjadi efektif
27 Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakkan kembali tungkai ibu di
atas ranjang persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada waktu
tersebut
28 Pimpin berulang-ulang hingga kepala bayi makin maju ke arah vulva
29 Ekspulsi kepala
30 Pada his berikut, minta pasien untuk mengait lipat lutut, pimpin untuk
mengedan sekuat mungkin (pada fase akme/ puncak). Minta untuk
mengedan terus menerus apabila suboksiput sudah berada di bawah
simfisis (sebagai hipomochlion)
31 Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi
kepala), letakkan telapak tangan lain pada perineum dengan
membentangkan telunjuk dan ibu jari sehingga bagian di antara kedua
jari tersebut, dapat mendorong perineum untuk membantu lahirnya
berturut-turut UUB, dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu (hilangkan tahanan
pada belakang kepala secara bertahap)
32 Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum, perhatikan proses
putaran paksi luar (UUK kembali ke arah punggung bayi)
33 Ambil kain/ handuk bersih, seka mulut, mulut, hidung dan kepala bayi
dari darah, air ketuban atau ferniks kaseosa. Bersihkan pula lipat paha,
perineum dan daerah di sekitar bokong ibu.
34 Melahirkan bayi
35 Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi secara biparietal (ibu
jari pada pipi depan, jari telunjuk dan tengah pada bawah dagu, jari
manis dan kelingking pada belakang leher dan bawah kepala).
36 Sambil meminta ibu untuk mengedan, gerakkan bayi ke bawah sehingga
lahir bahu depan.
37 Gerakkan bayi ke atas sehingga lahir bahu belakang
38 Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut dada
dan lengan, perut, pinggul dan tungkai.
Perhatikan:
Pada pertolongan persalinan dengan meja/ ranjang persalinan yang dapat
dilepas atau meja ginekologi (bagian bokong dan kaki), setelah kedua bahu
lahir, topangkan badan bayi pada lengan bawah kanan, tangan kiri memegang
bagian belakang tubuh bayi).
Letakkan bayi di antara kedua paha ibu (untuk ranjang atau meja ginekologi,
letakkan bayi di atas perut ibu dan minta asisten untuk memegangnya agar
tidak terjatuh)
39 Menejemen aktif kala III
40 Klem tapi pusat pada jarak sekitar 5 cm dari umbilicus bayi, jepit tapi
pusat diantara jarin tengah dan telunjuk (tapi tepi klem yangs sesuai
dengan sisi ibu) kemudian geser jari-jari tersebut ke arah ibu (ekspresi darah
dalam tali pusat)
41 Pasang klem kedua pada tali pusat yang telah diekspresi, dengan jarak 3
cm dari klem pertama
42 Oleskan povidon iodine di sekeliling tali pusat di antara kedua klem
43 Pegang tali pusat di antara 2 klem dengan satu tangan kiri, kemudian dengan
tangan yang lain, gunting tali pusat di antara kedua klem tersebut
44 Serahkan bayi pada asisten penolong (bila pertolongan mandiri, letakkan pada
ranjang bayi) dan rawat sebagaimana mestinya.
45 Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa ini adalah kehamilan
tunggal
46 Setelah dipastikan bukan suatu kehamilan ganda, beri oksitosin 10 IU
intramuskuler
47 Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva (lakukan secara
benar agar tidak terjadi percikan darah)
48 Letakkan satu tangan di atas simfisis pubis untuk menahan uterus, tangan lain
memegang klem tapi pusat untuk menegangkan dan membuat tarikan
terkendali pada tali pusat
49 Setelah uterus berkontraksi kuat (dinding uterus keras), tegangkan tali pusat
dan dorong uterus ke dorso cranial
Bila uterus tidak segera berkontraksi, tambahkan misoprostol 600 mg per
rectal
50 Upayakan tali pusat tetap kencang dan lakukan dorongan ringan dan melepas
pegangan secara bergantian pada korpus uteri apabila juluran tali pusat
bertambah panjang.
51 Lakukan gerakan ini secara berulang kali hingga plasenta tampak pada vulva.
Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir, pindahkan
52 kembali klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan ulangi kedua langkah di
atas
Apabila dalam 15 menit plasenta belum lahir, maka dapat diulang pemberian
53 oksitosin 10 IU secara IM.
Bila plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir, lakukan upaya berikut:
54 Manual plasenta
Rujuk apabila tidak tersedia sumberdaya yang memadai
55 Histerektomi (plasenta akreta, inkreta, perkreta)
56
57
58 Sediakan wadah plasenta dan bantu dengan satu tangan agar plasenta tidak
tersentak ke luar dan masuk pada wadah yang telah disediakan.
Bila selaput ketuban robek, gunakan klem untuk menarik sisa selaput amnion)
59 Periksa kelengkapan plasenta (lakukan tindakan eksplorasi dan upaya
yang sesuai apabila ada indikasi plasenta tidak lahir lengkap)
60 Segera setelah plasenta lahir, lakukan pijatan ringan pada uterus
menggosok permukaan depan uterus secara sirkuler dengan telapak atau
jari-jari tangan sehingga kontraksi berlangsung baik (teraba keras).
Bila terjadi perdarahan, perbaiki kontraksi dan segera eksplorasi untuk
mengetahui penyebab perdarahan serta lakukan tindakan yang sesuai
(penjahitan laserasi, kompresi bimanual dan aorta, ligasi arteri uterine atau
histerektomi)
61 Masukkan plasenta ke dalam kantong plastic yang tersedia
62 Pemantauan kala IV
63 Ganti baju ibu dengan baju bersih dan kering. Pasang pispot datar dan lebar
pada bagian bokong untuk memantau darah yang keluar
64 Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut
65 Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit
hingga 2 jam pasca kala III
66 Beri obat-obatan yang diperlukan dan minum secukupnya
67 Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi, pasangkan kasa
penyerap dan celana. Pakaikan kain dan selimut ibu. Bawa ke ruang perawatan
dan lakukan rawat gabung sesegera mungkin.