Anda di halaman 1dari 5

OBS-GYN

Pemeriksaan Obstetri

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
1. Baca catatan medik klien
2. Cuci tangan dan siapkan alat-alat
3. Beri salam, panggil klien dengan namanya
4. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5 Beri kesempatan bertanya
6. Sebelum melakukan tindakan, anjurkan klien untuk buang air kecil
7. Pastikan privacy klien terjaga, kemudian anjurkan klien untuk melepaskan
pakaian luar dan dalam
8. Persilahkan klien untuk berbaring ditempat tidur dengan satu bantal dibagian
kepala, kemudian tutupi dengan alat tenun bagian tubuh klien yang tidak
termasuk area yang akan diperiksa.
9. Melakukan pemeriksaan 4 T ( Tinggi badan, Timbang Berat badan, Suhu,
Tekanan darah )
Melakukan manuver leopold I :
10. Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien

11. Letakkan kedua belah telapak tangan di bagian fundus uteri klien

12. Lakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk menentukan apa
yang ada dibagian fundus uteri

13. Tentukan apa yang ada di bagian fundus uteri.


Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri :
14 Letakkan ujung alat ukur (meteran) di batas atas simphisis pubis.

15 Ukur spanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas mengikuti kurve
fundus (atau tanpa mengikuti fundus bagian atas).

16 Tentukan tinggi fundus uteri


17
Melakukan manuver leopold II :
18 Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
19 Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi abdomen klien.
20 Pertahankan letak uterus dengan menggunakan tangan yang satu
21 Gunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi uterus disisi yang lain
22 Tentukan dimana letak punggung janin
Lakukan manuver leopold III :
23 Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien.
24 Dengan menggunakan ibu jari dan 4 jari lainnya pada satu tangan, bagian
terbawah abdomen maternal dicengkeram sedikit di atas symphisis osiss
pubis
25 Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya.
26 Tekan jari tangan ke bawah secara perlahan dan dalam kesekitar bagian
presentasi, pada saat klien menghembuskan nafas.
27 Tentukan apakah bagian terbawah janin sudah masuk panggul atau belum
Lakukan manuver leopold IV :
28 Posisi pemeriksa menghadap ke kaki klien
29 Letakkan kedua belah telapak tangan di sisi kanan kiri abdomen
30 Gerakkan jari tangan secara perlahan kearah pelvis sambil palpasi menyusuri
bagian bawah janin

31 Tentukan seberapa jauh bagian bawah janin telah masuk ke dalam rongga
panggul dengan melihat sudut yang dibentuk oleh kedua tangan saat
menyususri bagian bawah janin ( konvergen, sejajar atau divergen ).

Deteksi Ruftur Selaput Ketuban ( cukup disebutkan saja )


32 Dari anamnesis

33 In spekulo ( dilihat ada tidaknya cairan yang terkumpul di forniks posterior,


ada tidaknya cairan yang keluar dari OUE, dengan tes kertas lakmus
perubahan warna kertas lakmus menjadi biru
Pemeriksaan Auskultasi DJJ
34 Stetoskop Laenec diletakkan di punggung bayi sambil agak ditekan
35 Hitung DJJ pada 5 detik 1, 3 dan 5
Pemeriksaan Kapasitas Panggul
36 Menentukan Konjugata Diagonalis dan konjugata Vera dari promontorium
37 Menilai Linea terminalis/inominata
38 Menilai Kelengkungan sakrum
39 Menilai Penonjolan Spina Ischiadica
40 Menilai mobilitas/kelenturan os coxigis
41 Evaluasi pemeriksaan klien dan simpulkan hasil kegiatan
42 Cuci tangan dan catat hasil pemeriksaan leopold di dalam catatan medis
TOTAL SKOR

No Aspek yang dinilai Skore


1 Berikan salam, identifikasi klien dan panggil klien dengan namanya
2 Jelaskan prosedur dan tujuannya kepada klien/pasien
3 Ben kesempatan klien untuk bertanya
4 Tanyakan keluhan klien dan kaji adanya alergi
5 Jaga privasi klien
6 Bantu klien untuk mendapatkan posisi litotomi yang nyaman
7 Persiapan persalinan (Pasien; Instrumen dan Medikamentosa; Bayi; dan
Penolong)
Anamnesis Pasien (ANAMNESIS OBSTETRI)
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Sudah kenceng-kenceng teratur atau blm?
Kenceng-kenceng tsb sudah sejak kapan (pukul berapa, hari apa)
Sudah keluar lendir darah atau belum?
Sudah keluar air ngepyok (air ketuban) atau belum? (kalau sudah, sudah
berapa lama?
Gerakan anak dirasakan ibu
Keluhan penyerta lain
HPHT
Riwayat Obstetri Sebelumnya
Riwayat Kontrasepsi Sebelumnya
Riwayat Nikah
Melakukan penanganan persalinan kala I
12 PENGAWASAN 10
Pendampingan oleh keluarga

13 Perhatikan asupan nutrisi untuk persiapan kala II

14 Dianjurkan jalan-jalan dan menjaga kebersihan diri (mandi) apabila ketuban


belum pecah
15 Ajarkan baring miring kiri

16 Kala I fase laten (pembukaan <4 cm) umumnya selama 8 jam; kala I fase aktif
(pembukaan 4-10 cm) umumnya terjadi pembukaan 1 cm/ jam (6 jam).
17 Pengenalan kala II
18 His datang 4-5 kali dalam 10 menit, lama his 40-50 detik
19 Ibu mengedan terus-menerus, anus membuka, perineum menonjol, vulva
membuka.
20 Pada periksa dalam didapatkan:
21 Pembukaan lengkap, porsio tidak teraba
22 Penurunan Hodge III+ atau ketinggian 3+
23 Penunjuk/ denominator UUK kiri atau kanan atas
24 Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
25 Pimpinan Kala II
26 Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase acme atau puncak his dan
minta ibu untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada lipat
siku agar tekanan abdomen menjadi efektif
27 Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakkan kembali tungkai ibu di
atas ranjang persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada waktu
tersebut
28 Pimpin berulang-ulang hingga kepala bayi makin maju ke arah vulva
29 Ekspulsi kepala
30 Pada his berikut, minta pasien untuk mengait lipat lutut, pimpin untuk
mengedan sekuat mungkin (pada fase akme/ puncak). Minta untuk
mengedan terus menerus apabila suboksiput sudah berada di bawah
simfisis (sebagai hipomochlion)
31 Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi
kepala), letakkan telapak tangan lain pada perineum dengan
membentangkan telunjuk dan ibu jari sehingga bagian di antara kedua
jari tersebut, dapat mendorong perineum untuk membantu lahirnya
berturut-turut UUB, dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu (hilangkan tahanan
pada belakang kepala secara bertahap)
32 Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum, perhatikan proses
putaran paksi luar (UUK kembali ke arah punggung bayi)
33 Ambil kain/ handuk bersih, seka mulut, mulut, hidung dan kepala bayi
dari darah, air ketuban atau ferniks kaseosa. Bersihkan pula lipat paha,
perineum dan daerah di sekitar bokong ibu.
34 Melahirkan bayi
35 Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi secara biparietal (ibu
jari pada pipi depan, jari telunjuk dan tengah pada bawah dagu, jari
manis dan kelingking pada belakang leher dan bawah kepala).
36 Sambil meminta ibu untuk mengedan, gerakkan bayi ke bawah sehingga
lahir bahu depan.
37 Gerakkan bayi ke atas sehingga lahir bahu belakang
38 Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut dada
dan lengan, perut, pinggul dan tungkai.
Perhatikan:
Pada pertolongan persalinan dengan meja/ ranjang persalinan yang dapat
dilepas atau meja ginekologi (bagian bokong dan kaki), setelah kedua bahu
lahir, topangkan badan bayi pada lengan bawah kanan, tangan kiri memegang
bagian belakang tubuh bayi).
Letakkan bayi di antara kedua paha ibu (untuk ranjang atau meja ginekologi,
letakkan bayi di atas perut ibu dan minta asisten untuk memegangnya agar
tidak terjatuh)
39 Menejemen aktif kala III
40 Klem tapi pusat pada jarak sekitar 5 cm dari umbilicus bayi, jepit tapi
pusat diantara jarin tengah dan telunjuk (tapi tepi klem yangs sesuai
dengan sisi ibu) kemudian geser jari-jari tersebut ke arah ibu (ekspresi darah
dalam tali pusat)
41 Pasang klem kedua pada tali pusat yang telah diekspresi, dengan jarak 3
cm dari klem pertama
42 Oleskan povidon iodine di sekeliling tali pusat di antara kedua klem

43 Pegang tali pusat di antara 2 klem dengan satu tangan kiri, kemudian dengan
tangan yang lain, gunting tali pusat di antara kedua klem tersebut
44 Serahkan bayi pada asisten penolong (bila pertolongan mandiri, letakkan pada
ranjang bayi) dan rawat sebagaimana mestinya.
45 Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa ini adalah kehamilan
tunggal
46 Setelah dipastikan bukan suatu kehamilan ganda, beri oksitosin 10 IU
intramuskuler
47 Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva (lakukan secara
benar agar tidak terjadi percikan darah)
48 Letakkan satu tangan di atas simfisis pubis untuk menahan uterus, tangan lain
memegang klem tapi pusat untuk menegangkan dan membuat tarikan
terkendali pada tali pusat
49 Setelah uterus berkontraksi kuat (dinding uterus keras), tegangkan tali pusat
dan dorong uterus ke dorso cranial
Bila uterus tidak segera berkontraksi, tambahkan misoprostol 600 mg per
rectal
50 Upayakan tali pusat tetap kencang dan lakukan dorongan ringan dan melepas
pegangan secara bergantian pada korpus uteri apabila juluran tali pusat
bertambah panjang.
51 Lakukan gerakan ini secara berulang kali hingga plasenta tampak pada vulva.
Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir, pindahkan
52 kembali klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan ulangi kedua langkah di
atas
Apabila dalam 15 menit plasenta belum lahir, maka dapat diulang pemberian
53 oksitosin 10 IU secara IM.
Bila plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir, lakukan upaya berikut:
54 Manual plasenta
Rujuk apabila tidak tersedia sumberdaya yang memadai
55 Histerektomi (plasenta akreta, inkreta, perkreta)
56
57
58 Sediakan wadah plasenta dan bantu dengan satu tangan agar plasenta tidak
tersentak ke luar dan masuk pada wadah yang telah disediakan.
Bila selaput ketuban robek, gunakan klem untuk menarik sisa selaput amnion)
59 Periksa kelengkapan plasenta (lakukan tindakan eksplorasi dan upaya
yang sesuai apabila ada indikasi plasenta tidak lahir lengkap)
60 Segera setelah plasenta lahir, lakukan pijatan ringan pada uterus
menggosok permukaan depan uterus secara sirkuler dengan telapak atau
jari-jari tangan sehingga kontraksi berlangsung baik (teraba keras).
Bila terjadi perdarahan, perbaiki kontraksi dan segera eksplorasi untuk
mengetahui penyebab perdarahan serta lakukan tindakan yang sesuai
(penjahitan laserasi, kompresi bimanual dan aorta, ligasi arteri uterine atau
histerektomi)
61 Masukkan plasenta ke dalam kantong plastic yang tersedia
62 Pemantauan kala IV
63 Ganti baju ibu dengan baju bersih dan kering. Pasang pispot datar dan lebar
pada bagian bokong untuk memantau darah yang keluar
64 Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut
65 Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit
hingga 2 jam pasca kala III
66 Beri obat-obatan yang diperlukan dan minum secukupnya
67 Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi, pasangkan kasa
penyerap dan celana. Pakaikan kain dan selimut ibu. Bawa ke ruang perawatan
dan lakukan rawat gabung sesegera mungkin.

Anda mungkin juga menyukai