Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Kerja Enzim Katalase pada Hati

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Gina Cantica Yassar
Grace Septiana
Habib Ilham Abdullah
Ignatius Marcheal
Indah Susniarti

XII MIPA 4
SMAN 2 KOTABUMI
TAHUN AJARAN 2019-2020

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah swt dan selawat beriring salam semoga tercurahkan kepada rasul-
NYA, yang di utus sebagai rahmat seluruh alam juga kepada keluarga dan sahabatnya.

Menuntun ilmu adalah wajib hukumnya bagi seluruh umat manusia dengan akal pikirannya
senantiasa untuk mencari rahasia yang tersembunyi di belakang kenyataan yang ada di dunia
ini,untuk itu kita di harapkan mampu mengembangkan pemahaman terhadap pembelajaran
biologi yang di dalam nya mencakup konsep-konsep dasar dalam pengkajian berbagai
fenomena dan permasalahan yang ditemukan di dalam kehidupan nyata masyarakat.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga laporan praktikum ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari
laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Akhirnya penulis dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam
penulisan atau penguraian laporan praktikum ini dengan harapan dapat diterima bagi
pembaca sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kotabumi, 23 Agustus 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................i

FAFTAR ISI ......................................................................................ii

BAB. 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1

C. Tujuan Penelitian ...............................................................................................IV

BAB. 2 METODE PENELITIAN

A. Landasan Teori .................................................................................................

B. Metode penelitian ..................................................................................................

BAB. 3 PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan ...................................................................................................VI

B. Pembahasan ...................................................................................................

BAB. 4 PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................................VIII

B. Saran ......................................................................................................IX

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Metabolisme berasal dari kata metabole (yunani) yang berarti berubah.keseluruhan proses
kimiawi suatu organisme disebut metabolisme metabolisme merupakan aktivitas hidup yang
selalu terjadi pada setiap sel hidup. Metabolisme dapat digolongkan menjadi dua, yakni
proses penyusunan yang disebut anabolisme dan proses pembongkaran yang disebut
katabolisme.perubahan – perubahan yang terjadi pada proses anabolisme dan katabolisme
daapat di percepat dengan suatu zat yang di sebut enzim.

Enzim merupakan senyawa yang dibentuk secara alamiah oleh tubuh organisme. Enzim
ini memiliki peranan dalam membantu proses penting di dalam tubuh organisme tersebut.
Salah satu jenis enzim yang memiliki peranan yang cukup penting adalah enzim katalase.
Enzim ini berperan dalam mengurai H2O2 atau Hidrogen Peroksida yang apabila tidak
diurai akan menjadi senyawa beracun.Lebih lanjut tentang enzim katalase.Dengan adanya
enzim katalase senywa hidrogen peroksida (H2O2) Dapat di urai menjadi air (H2O) Dan
oksigen (O2) Yang tidak berbahaya. cara kerja yang dilakukan enzim katalase adalah
sebagai berikut : molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama lain nya.jika
ada molekul substarat menumbuk melekul enzim yang tepat maka akan menempel pada
enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut di sebut juga dengan sisi aktif.
Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan laporan penelitian kali ini yaitu:

1. Bagaimanakah pengaruh enzim katalase terhadap H2O2 ?


2. Bagaimanakah pengaruh pH & suhu terhadap kerja enzim katalase ?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase ?
4. Bagaimana reaksi hati ayam dengan kondisi yang berbeda saat ditetesi H2O2 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh enzim katalalase terhadap H2O2.


2. Mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
3. Mengetahui ada tidaknya enzim katalase pada hati ayam

D. Metode Penulisan

metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah metode
Pengamatan , dan literature.
BAB II
LANDASAN TEORI dan METODE PENELITIAN
A. Landasan Teori
A. Enzim
Metabolisme sangat bergantung pada enzim. Enzim berperan sebagai pemercepat reaksi
metabolisme di dalam tubuh mahkluk hidup, tetapi enzim tidak ikut bereaksi.
Struktur enzim
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam – asam amino. Kebanyakan enzim
berukuran lebih besar dari substratnya.akan tetapi,hanya daerah tertentu dari molekul enzim
tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan sisi aktif (active
side)
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein
dan bagain bukan protein.
1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino. Bagian protein bersifat
labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus
prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga,
zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa kompleks disebut konenzim,
misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, piridoksin,
biotin, asam folat, dan kobalamin.

Ciri – Ciri Enzim


1. Biokatalisator : enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup yang digunakan
untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein : sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak pada suhu yang tinggi
dan dipengaruhi pH
3. Bekerja Secara Khusus : enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaks tertentu, tidak
dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang terpengaruhi oleh enzim rtersebut substrat.
Substrat adalah zat yang bereaksi. Oleh karena macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat
banyak, maka macam enzim pun banyak
4. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak
berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim
itu tidak rusak.
5. Rusak Oleh Panas : enzim rusak oleh panas karena merupakan suatu protein . Rusaknya
enzim oleh panas disebut denaturasi jika telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.
6. Tidak Ikut Bereaksi : enzim hanya diperlukan untuk mempercepat reaksi namun tidak ikut
bereaksi.
5. Bekerja Bolak Balik : suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi
senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu
menjadi senyawa semula.

Cara Kerja Enzim


1. Teori gembok - anak kunci Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai
untuk satu jenis substrat saja. Entuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok
dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang
mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk
kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan
produk berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena
panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga
mempunyai pengaruh yang sama.

2. Teori induced fit Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi
molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel
dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi
dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif
yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemidian terjadi pengikatan substrat oleh
enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan
enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.

Hipotesa

Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri –
ciri yang sama dengan protein. Kerja enzim akan sangat dipengaruhi oleh suhu dan derajat
keasaman lingkungannya.
B. Enzim Katalase
Enzim merupakan senyawa yang dibentuk secara alamiah oleh tubuh organisme. Enzim ini
memiliki peranan dalam membantu proses penting di dalam tubuh organisme tersebut. Dalam
lingkup ilmu pengetahuan, enzim diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Pengelompokkan
ini didasarkan pada beberapa hal antara lain fungsi biologis enzim, susunan gugus enzim,
tingkat kelarutan serta struktur 3 dimensi enzim itu sendiri. Salah satu jenis enzim yang
memiliki peranan yang cukup penting adalah enzim katalase. Enzim ini berperan dalam
mengurai H2O2 atau Hidrogen Peroksida yang apabila tidak diurai akan menjadi senyawa
beracun.Lebih lanjut tentang enzim katalase, silahkan simak uraian berikut ini.

Susunan Enzim Katalase


Enzim katalase ini terdiri atas 4 gugusan heme. Ia ada pada tulang, ginjal, membran mukosa
dan juga hati. Adapun aktifitas enzim katalase ini ditemukan di wilayah mitokondria,
peroksosom dan juga sutoplasma. Enzim katalase ini mempunyai 4 rantai polupeptida yang
pada masing-masing rantainya tersusun atas kurang lebih 500 asam amino. Selain itu, enzim
katalase ini juga mempunyai empat kelompok ehem yang terbentuk dari cincin
protoporphyrin. Cincin ini mengandung atom besi yang tunggal. Adapun berat molekul
tersebut sekitar 118.054,25 gram/mol.

Enzim katalase ini dimasukkan ke dalam golongan enzim hidroperoksidase dimana ia


melindungi tubuh organisme dari senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa
ini bisa memancing radikal bebas yang jika tidak diurai akan membuat membran sel di dalam
tubuh rusak dan memancing penyakit semacam kanker dan juga arterosklerosis.

Fungsi enzim katalase


Seperti telah dijelaskan sebelumnya,enzim katalase ini berperan dalam mengurai senyawa
peroksida yang ada di dalam tubuh. Lebih detil, senyawa tersebut bernama Hidrogen
Peroksida atau H2O2. Ia merupakan hasil peranapasan dan terdapat di dalam sel-sel
organisme. H2O2 ini harus dibuang. Pada posisi inilah enzim katalase dibutuhkan. Enzim ini
akan melakukan serangkaian proses yang mengurai H2O2 menjadi oksigen dan juga air.
Pada kondisi tertentu, organisme utamanya manusia bisa saja kekurangan enzim katalase.
Kondisi akan akan membawa sejumlah kerugian terutama yang berkaitan dengan organ yang
banyak menyimpan enzim katalase. Kondisi kurangnya enzim ini akan memicu sejumlah
penyakit antara lain:
1. Akatalasia, yakni penyakit dimana seseorang mengalami kelainan pada darahnya
sehingga gusi dan bagian mulutnya mudah terluka. Gejala ini akan muncul semakin sering
setelah masa pubertas tiba. Penyakit ini diturunkan secara genetis.
2. Penyakit Vitiligo yakni sejenis penyakit kulit yang gejalanya muncul berupa bercak
putih di beberapa bagian kulit tubuh. Hal ini merupakan indikasi H2O2 di dalam tubuh tidak
sebanding dengan enzim katalase.
3. Rambut beruban. Gejala ini disebabkan melimpahnya H2O2 dan kurangnya enzim
katalase yang pada akhirnya menghambat produksi melamin yakni pigmen yang menjadi
pewarna alamiah rambut manusia.

B. Hati
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah kecoklatan,
yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu pencernaan
makanan dan metabolisme zat gizi dalam system pencernaan.
Hati manusia dewasa normal memiliki massa sekitar 1,4 Kg atau sekitar 2.5% dari massa
tubuh. Letaknya berada di bagian teratas rongga abdominal, disebelah kanan, dibawah
diagfragma dan menempati hampir seluruh bagian dari hypocondrium kanan dan sebagian
epigastrium abdomen. Permukaan atas berbentuk cembung dan berada dibawah diafragma,
permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transverses. Permukaannya
dilapisi pembuluh darah yang keluar masuk hati. Secara fisiologis, fungsi utama dari hati
adalah:

a. Membantu dalam metabolisme karbohidrat


Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam darah.
Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa dalam
darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu pada saat
kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino dapat diubah
menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya
kadar gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu pemecahan
fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.
b. Membantu metabolisme lemak
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak dari Asetil
Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton (Ketogenesis).
Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan kolesterol dari dan ke
dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol menjadi
garam empedu, serta menyimpan lemak.

c. Membantu metabolisme Protein


Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah gugus amino,
NH2) asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi karbohidrat
dan lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan substansi beracun menjadi urea dan
dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase dan oleh bakteri-bakteri dalam
usus), sintesis dari hampir seluruh protein plasma, seperti alfa dan beta globulin, albumin,
fibrinogen, dan protombin (bersama-sama dengan sel tiang, hati juga membentuk heparin)
dan transaminasi transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi (alfa-keto acid) dan
senyawa lain.

d. Menetralisir obat-obatan dan hormon


Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti penisili.

C. Air
Air merupakan substansi kimia H2O: satu melekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang
terikat dengan kovalen pada satu atom oksigen. Air berbentuk tidak berwarna tidak berasa
dan serta tidak berbau dalam keadaan standar
Air adalah unsur penting dalam pertumbuhan karena tidak mungkin tumbuhan dapat tumbuh
dan berkembang tanpa memerlukan air.fungsi air bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Fotosintesis
2. Mengedarkan hasil-hasil fotosintesis
3. Sebagai pelarut inti sel dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
4. Menentukan proses transportasi untuk hara yang ada di dalam tanah
5. Berperan sebagai metabolisme sel
D. Larutan –larutan yang digunakan di dalam praktikum
a. larutan Asam klorida (HCL)
Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi
melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan
molekul air membentuk ion , H3O+:[8][9]
HCl + H2O → H3O+ + Cl−
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida oleh karenanya dapat
digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah
karena ia berdisosiasi penuh dalam air.[8][9]
Asam monoprotik memiliki satu , Ka, yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut
dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan
teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai KaHCl.[10] Ketika garam klorida seperti
NaCl ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal
ini mengindikasikan bahwa Cl− adalah yang sangat lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi
dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang kuat, asumsi bahwa molaritas H+
sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat digit angka
bermakna.

Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik yang
paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak
berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia
mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam
konsentrasi
menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh
karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalamtitrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam
yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas.
Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat.
B. Larutan hidrogen peroksida (H2O2)
Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening , agak lebih kental daripada air, yang
merupakan oksidator kuat.
Senyawa ini ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Sebagai bahan kimia
anorganik dalam bidang industri, teknologi yang digunakan untuk Hidrogen Peroksida adalah
auto oksidasi Anthraquinone. Dengan ciri khasnya yang berbau khas keasaman dan mudah
larut dalam air, dalam kondisi normal (ambient) kondisinya sangat stabil dengan laju
dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun. Salah satu keunggulan Hidrogen Peroksida
dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena
tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidatornya pun dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan.

b. Larutan natrium hidrogen (NaOH)


Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,
adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari Natrium Oksida
dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan yang kuat ketika dilarutkan ke
dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai
basa dalam proses produksi bubur kayu dankertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.
Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan,
butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap
karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua
cairan ini lebih kecil daripada kelarutan . Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
B. Metode Penelitian
1. Variabel Penelitian
A. Variabel terikat : dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah banyak gelembung.
B. Variabel bebas : dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah NaOH, HCl, Suhu
C. Variabel terkontrol : dalam penelitian ini variable terkontrolnya adalah H 2O2, ekstrak
hati ayam
2. Alat dan Bahan
Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Rak tabung reaksi
4. Stiker label
Bahan
1. Hati ayam yang telah direndam HCL
2. Hati ayam yang telah direndam NaOH
3. Hati ayam yang sudah dipanaskan
4. Hati ayam yang sudah didinginkan dengan es
5. Hati ayam dengan kondisi suhu normal
3. Cara Kerja
1. Meletakkan lima tabung reaksi pada rak tabung reaksi
2. Memberi label pada kelima tabung reaksi dengan format label A pada tabung reaksi
pertama, label B pada tabung reaksi kedua, label C pada tabung reaski ketiga, label D
pada tabung reaksi keempat, dan label E pada tabung reaksi kelima
3. Masukkan hati ayam yang telah direndam HCL ke dalam tabung reaksi berlabel A
4. Masukkan hati ayam yang telah direndam NaOH ke dalam tabung reaksi berlabel B
5. Masukkan hati ayam yang telah dipanaskan ke dalam tabung reaksi berlabel C
6. Masukkan hati ayam yang telah didinginkan ke dalam tabung reaksi berlabel D
7. Masukkan hati ayam yang bersuhu normal ke dalam tabung reaksi berlabel E
8. Masukkan 10 tetes H2O2 pada setiap tabung reaksi secara bersamaan
9. Menutup tabung reaksi dengan jari
10. Mengamati jumlah gelembung yang muncul
11. Catat segala reaksi yang di timbulkan, baik perbedaan dan perubahan serta persamaan
antara tabung reaksi yang satu dengan lainnya
4. Pertanyaan dan Hipotesis
Pertanyaan
1. Tuliskan Reaksi Kimia Yang Terjadi ?
2. Bagaimanakah pengaruh enzim katalase terhadap H2O2

Hipotesis
1. Dari Pengamatan Yang dilakukan Maka dapat dituliskan Persamaan Reaksi kimia yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Tabung A : Katalase + HCl + 2H2O2 → 2H2O + 2O2+HCl
Tabung B : Katalase + NaOH + 2H2O2 → 2H2O + 2O2+NaOH
Tabung C : Katalase + air panas + 2H2O2 →2 H2O + O2
Tabung D : Katalase + air dingin +2H2O2 → 2H2O + O2
Tabung E : Katalase + 2H2O2 → 2H2O + O2

2. Ketika ekstrak hati ayam dicampurkan dengan H2O2 (Hidrogen Peroksida) maka akan
terbentuk reaksi berupa gelembung-gelembung pada tabung reaksi, hal tersebut menandakan
bahwa enzim katalase yang terdapat dalam hati ayam dapat mengubah H2O2 menjadi H2O.

3. Enzim katalase dapat bekerja optimal pada pH netral ( 7 ) sampai pH basa lemah
Suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik adalah pada suhu ruangan (25-
30 °C)

4. Konsentrasi hati ayam dan larutan H2O2 sangat berpengaruh terhadap kerja enzim katalase.
BAB III
HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamantan

Tabel
Gelembung
TABUNG

A. Asam ++
B. Basa ++
C. Dipanaskan -

D. Direndam es +++

E. Netral +++

Keteranagan :
+++ = Banyak gelembung
++ = Sedikit gelembung
+ = Gelembung sangat sedikit/tidak ada gelembung

Grafik
Berdasarkan data pada tabel di atas didapat grafik sebagai berikut:

B. Pembahasan
A. PENGARUH ENZIM KATALASE TERHADAP H2O2

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh
enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai
berikut :
2H2O2 à 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan hati ayam. Hati ayam digunakan karena banyak mengandung enzim
katalase. Kemudian semua itu dibuat ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi
perlakuan adalah sebagai berikut :
 Pada Hati + HCL + H2O2
Pada tabung reaski A kami menggunakan tambahan HCL yang dimaksudkan agar
keaadaan hati menjadi terlalu asam. Dan dalam hasil pengamatan dapat dilihat bahwa
tidak jauh berbeda hasilnya dari percobaan Hati + H2O2 yang berfungsi sebagai
pembanding akan tetapi yang terjadi hanya ada sedikit gelembung itu membuktikan
bahwa dalam bekerja hati tidak dapat mengubah secara sempurna dari H2O2 menjadi H2O
( air ) dan tidak adanya penguraian dari H 2O2 menjadi O2.Dan membuktikan bahwa pada
keadaan yang terlalu asam yaitu dengan ditambahnya HCL enzim tidak dapat bekerja
secara optimal.
 Pada Hati + NaOH + H2O2
Pada tabung reaksi B kali ini Hati dengan H2O2 ditambah lagi dengan
NaOH.Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat Hati dalam keadaan
terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang
sedang,itu membuktikan bahwa tidak terjadi penguraaian yang sempurna dari H2O2
menjadi H2O ( air ) . Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja
secara optimal dalam kondisi yang terlalu basa.
 Pada Hati ( direbus ) + H2O2
Pada tabung reaksi C ekstrak hati direbus terlebih dahulu kemudian setelah itu
ditambah dengan H2O2 .Dan yang terjadi gelembung muncul hanya sedikit sekali bahkan
hampir tidak ada. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang
terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan
O2. Itu membuktikan juga bahwa dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara
optimal pada suhu tinggi.karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada
suhu netral
 Pada Hati ( didinginkan ) + H2O2
Pada tabung reaksi D ini berbanding terbalik dengan percobaan ketiga sebelumnya
tadi karena ekstrak hati didinginkan terlebih dahulu setelah itu ditambah dengan H2O2
mendapatkan hasil terlihat keadaan gelembung yang sangat sedang. Itu membuktikan
juga bahwa dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu
tinggi.karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral akan tetapi
jika suhu sedikit dinggin ternyata hasilnya juga kurang optimal yaitu kurang banyaknya
gelembung yang dihasilkan.
 Pada Hati + H2O2( hidrogen peroksida )
Pada tabung reaksi E, Saat hati diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang
banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam
mengubah H2O2 menjadi H2O ( air ). Hal ini membuktikan bahwa H 2O2 juga diuraikan
menjadi oksigen ( O2 ) .Dan itu membuktikan bahwa di dalam hati mengandung enzim
katalase.dalam percobaan hati + H2O2 terjadi kejadian gelembung yang sangat banyak
karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun.

B. PENGARUH pH DAN SUHU TERHADAP ENZIM KATALASE

Dalam Percobaan yang dilakukan membuktikan bahwa kinerja enzim katalae yang terdapat
dalam hati ayam dapat dipengaruhi oleh suhu dan toingkat keasaman (pH)

C. DERAJAT KEASAMAN (pH)

Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian
besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH =
±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas
enzim dengan cepat.

D. SUHU

Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Hal ini disebabkan karena
enzim memiliki sifat termolabil (tidak tahan panas). Protein akan mengental atau mengalami
koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas). Peningkatan suhu diatas suhu optimum
menyebabkan putusnya ikatan hydrogen dan ikatan lain yang merangkai molekul enzim,
sehingga enzim mengalami denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi
enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM KATALASE

Adapun yang dapat mempengaruhi kerja enzim katalase yaitu :

1. tingkat pH atau keasaman

Enzim katalase bekerja lebih efisien di pH netral (pH = 7) . Enzim menjadi


nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar
enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH
= 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan
aktivitas enzim dengan cepat.

2. Suhu
Enzim katalase bekerja lebih efisien di suhu optimal (37oC ). Enzim menjadi rusak
bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau mengalami
koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas)

3. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor


Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat
berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH,
suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas
tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu
koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.

4. Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor
berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat
dampak inhibitor terhadap laju reaksi.

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

• Suhu: dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi.karena
enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.

• Begitu pula faktor pH. Enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral.
Konsentrasi enzim.Pada umumnya konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepata
reaksi.

•Enzim katalase berperan menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2
2H2O2 à 2H2O + O2

•Enzim katalase dapat bekerja secara optimal pada suhu rung (37 °C) dan pH netral (7).

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat kami sarankan bahwa dalam pengerjaan
penelitian kali ini diperlukan kerjasama antara anggota dalam satu kelompok agar proses
penelitian dapat berlangsung dengan cepat, Tepat dan teratur. Selain itu, ketika ekstrak hati
dimasukkan dalam tabung, hendaknya ekstrak hati yang dimasukkan sama ukurannya agar
hasil penelitian bisa sesuai dengan harapan.

DAFTAR PUSTAKA
Suhara. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: Prima Press

Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA XI. Bogor: Yudhistira.

Sudjadi, Bagod, dkk.2007. Biologi 3A SMA kelas XII. Jakarta:Yudhistira.

Syamsuri, Istamar. 2004.Biologi untuk SMA kelas XII.Malang:Erlangga

Yani, Riana, dkk.2008.SMS Biologi 3A SMA kelas XII.Bandung:Rosda

Aryulina, Dyah. 2007. Biologi III. Jakarta:Esis

Campbell, jwrence G. Mitchell Neil A. 2004. Biologi edisi 5 jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Dewanti, Ayu.2009. Laporan Biologi Enzim Katalase. Diambil tanggal 21 September 2012

Sang, I. P. 2012. Enzim. [Online]. Tersedia: http://biologimediacentre.com/enzim

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120920072707AAwYTBy

http://www.scribd.com/doc/52759785/ENzim-ktalaSE

http://www.satrioelang.science/2015/08/laporan.praktikum.percobaan.enzim.katalase.html

http://www.webshared.net/2015/08/laporan-praktikum-percobaan-enzim-katalase.html

Anda mungkin juga menyukai