Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

PEMERIKSAAN LARVA NYAMUK

BLOK 7.3 INFECTIOUS DISEASES & TROPICAL MEDICINE

Kelompok 28

Zulvina Ramadhani Faozanudin G1A014028


Hanna Kalita Mahandhani G1A014094

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

2017
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN

A. Judul Praktikum

Pemeriksaan Larva Nyamuk

B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini yaitu:

1) Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan larva nyamuk.


2) Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis larva nyamuk.
C. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran


Universitas Jenderal Soedirman pada 19 Oktober 2017 pukul 09.30 WIB.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyamuk sebagai Vektor


Vektor merupakan organisme hidup yang dapat mentransmisi penyakit
menular antara manusia atau dari hewan ke manusia. Beberapa vektor
merupakan serangga penghisap darah yang mencerna mikroorganisme
penyebab penyakit saat menghisap darah dari host yang terinfeksi (manusia
atau hewan) dan kemudian menularkannya ke host baru saat menghisap darah
lagi. Salah satu vektor yang paling dikenal yaitu nyamuk (World Health
Organization, 2014). Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari
penyakit. Menurut klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu
Culicinae yang terbagi menjadi 109 genus dan Anophelinae yang terbagi
menjadi 3 genus. Di seluruh dunia terdapat lebih dari 2500 spesies nyamuk
namun sebagian besar dari spesies nyamuk tidak berasosiasi dengan penyakit
virus (arbovirus) dan penyakit- penyakit lainnya. Jenis–jenis nyamuk yang
menjadi vektor utama, dari subfamili Culicinae adalah Aedes sp, Culex sp, dan
Mansonia sp, sedangkan dari subfamili Anophelinae adalah Anopheles sp
(Harbach, 2008).
Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva. Larva nyamuk hidup
dengan memakan organisme kecil, tetapi ada juga yang bersifat sebagai
predator seperti larva Toxorhynchites sp yang memangsa jenis larva nyamuk
lain yang hidup dalam air. Kebanyakan nyamuk betina menghisap darah
manusia atau hewan lain seperti kuda, sapi, babi, dan burung dalam jumlah
yang cukup sebelum perkembangan telurnya. Namun ada jenis nyamuk yang
bersifat spesifik dan hanya menggigit manusia atau mamalia. Nyamuk jantan
biasanya hidup dengan memakan cairan tumbuhan (Sembel, 2009).
Tingkah laku dan aktivitas nyamuk pada saat terbang dan menghisap
darah berbeda-beda menurut jenisnya. Ada nyamuk yang aktif pada waktu
siang hari seperti Aedes sp dan aktif pada waktu malam hari seperti Anopheles
sp dan Culex sp. (Sembel, 2009).
B. Taksonomi Nyamuk
Kingdom : Animalia
Philum : Anthrophoda
Sub Philum : Mandibulata
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Sub ordo : Nematocera
Familia : Cilicidae
Ordo diptera ini mempunyai 2 sayap (di=dua, ptera=sayap), yang
terdapat pada mesothorax dan terdapat juga sayap yang rudimenter berfungsi
sebagai alat keseimbangan (haltera) (Safar, 2009).

C. Siklus Hidup Nyamuk


Nyamuk memiliki empat stadium berbeda pada siklus hidupnya yaitu
telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa (gambar 2.1). Nyamuk betina biasanya
kawin hanya satu kali tetapi memproduksi telur selama hidupnya. Nyamuk
betina membutuhkan darah sebagai makanan untuk membantu proses
reproduksinya sedangkan nyamuk jantan tidak menghisap darah namun
mengambil makanan dari sari-sari tumbuhan. Pencernaan darah dan
perkembangan telur berlangsung selama 2-3 hari pada iklim tropis dan
biasanya lebih lama pada zona yang lebih panas (Sembel, 2009).

Gambar 2.1 Siklus Hidup Nyamuk (Rozendaal, 1997)


Bergantung pada spesiesnya, nyamuk betina mengeluarkan telur dari 30
hingga 300 buah per satu kali proses reproduksi. Beberapa spesies meletakkan
telurnya langsung di atar permukaan air, secara soliter (Anopheles) atau
berkumpul bersama (Culex). Pada iklim tropis telur-telur nyamuk biasanya
menetas dalam 2-3 hari. Beberapa spesies seperti Aedes meletakkan telurnya di
atas garis air atau pada lumput basah, telur ini hanya menetas ketika ada air
(Sembel, 2009).
Setelah menetas, larva tumbuh dalam empat stadium (instars). Instar
pertama memiliki panjang 1,5 mm dan instar keempat berukuran kurang lebih
8-10 mm. Walaupun larva tidak memiliki tungkai, mereka memiliki kepala dan
tubuh yang telah berkembang dengan sempurna yang tertutupi oleh rambut.
Pada stadium ini, larva memakan ragi, bakteria, dan organisme akuatik kecil.
Kebanyakan dari larva memiliki siphon yang terletak pada ujung abdomen
yang merupakan tempat masuk dan keluar udara untuk bernafas. Larva
Anopheles memiliki siphon yang rudimenter karena larva tersebut makan dan
bernafas secara horizontal pada permukaan air (Sembel, 2009).
Pada iklim hangat, periode larva berlangsung selama 4-7 hari atau lebih
panjang jika tidak ditemukan makanan. Larva yang tumbuh secara utuk
kemudian berubah menjadi pupa. Pupa merupakan stadium yang tidak
membutuhkan makanan dan kebanyakan beraktivitas di permukaan air. Ketika
dewasa, kulit pupa terbagi pada ujungnya dan nyamuk dewasa keluar. Pada
iklim tropis, periode pupa berlangsung selama 1-3 hari. Seluruh proses
metamorfosis nyamuk berlangsung selama 7-13 hari pada kondisi ideal
(Sembel, 2009).

D. Jenis Nyamuk
Perbedaan morfologi antar genus dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Perbedaan Morfologi Genus Nyamuk (Rozendaal, 1997)
1. Anopheles
Nyamuk anopheles memiliki sekitar 380 spesies di seluruh dunia dan
60 spesies diantaranya merupakan vektor terhadap penyakit menular pada
manusia khusunya penyakit malaria. Stadium larva anopheles memiliki
habitat yang bervariasi tergantung pada spesiesnya. Umumnya habitat
anopeheles adalah yang terpapar sinar matahari dan biasanya berhubungan
pada habitat rumput atau alga yang mengapung. Tempat yang paling sering
menjadi tempat penetasan telur anopheles yaitu kolam, rembesan air,
sungai dengan aliran lambat, persawahan, tangkai daun pada tanaman
epifitik tertentu dan genangan air hujan (Safar, 2009).
Telur berada secara soliter pada permukaan air dan mengapung hingga
menetas. Telur berbentuk memanjang berukuran 1 mm dengan sepasang
pelampung lateral. Telur menetas dalam periode 2-3 hari. Larva
mengapung secara horizontal pada permukaan air dan memakan partikel
organik kecil. Pada iklim tropis, durasi perkembangan dari telur hingga
nyamuk dewasa yaitu 11-13 hari (Safar, 2009).
Nyamuk anopheles beraktivitas secara aktif antara petang hingga dini
hari. Setiap spesies memiliki waktu puncak masing-masing dalam
memangsa darah. Nyamuk ini umumnya berada di luar ruangan seperti
lubang tikus, rongga pohon, gua, atau di bawah jembatan. Terkadang
nyamuk ini juga ditemukan di dalam ruangan saat periode reproduksi untuk
mencari darah. Tempat dalam ruangan yang disukai anopheles adalah
tempat kering dan berangin. Ketika telur sudah berkembang secara
sempurna, nyamuk betina gravid akan mencari tempat untuk meletakkan
telurnya (Safar, 2009).

2. Aedes
Nyamuk aedes memiliki lebih dari 950 spesies di seluruh dunia. Pada
negara beriklim tropis, Aedes aegypti merupakan salah satu spesies yang
penting sebagai vektor penyakit dengue, demam berdarah dengue, yellow
fever, dan penyakit infeksi virus lainnya. Spesies Aedes albopictus juga
berperan dalam transmisi dengue (Anggraini, 2010).
Nyamuk aedes memiliki karakteristik berwarna hitam dengan belang-
belang putih pada seluruh tubuhnya. Nyamuk ini mampu terbang hingga
jarak 100 meter. Nyamuk aedes umumnya meletakkan telurnya pada suhu
sekitar 20o sampai 30o C dan akan menetas selang 1-3 hari.Telur nyamuk
aedes diletakkan secara soliter pada permukaan basah di dekat permukaan
air. Telur aedes dapat bertahan pada kekeringan untuk beberapa bulan dan
akan menetas hanya jika ada air. Aedes aegypti umumnya meletakkan telur
pada lingkungan sekitar perumahan seperti pada tanki air di dalam maupun
luar rumah, tunggul bambu, dan kontaines sementara (bekas ban, kaleng,
botol dan pot tanaman). Semua habitat tersebut relatif memiliki air yang
bersih. Nyamuk ini menyukai area gelap dan benda-benda berwarna hitam
dan merah (Sudarmaja dan Mardihusodo, 2009).
Aedes utamanya beraktivitas secara aktif dalam menghisap darah pada
pagi hingga sore hari sekitar pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. Nyamuk
Aedes aegypti betina menghisap darah manusia setiap 2 hari. Protein dari
darah tersebut diperlukan untuk pematangan telur yang dikandungnya
(Anggraini, 2010).
III. METODE PEMERIKSAAN

A. Sampel Pemeriksaan
1) Tempat Pengambilan Sampel
Larva nyamuk didapatkan dari “Toko Ikan Hobiku” di Jl. Kali Putih
No. 10, Purwokerto Kulon, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.
2) Deskripsi Tempat
Tempat pengambilan sampel larva nyamuk berupa akuarium
berukuran 30 cm x 15 cm x 15 cm yang tidak terpakai dengan genangan
air sedalam kurang lebih 10 cm. Akuarium terletak di luar ruangan dan
ditumbuhi lumut disekitarnya.
B. Alat Pemeriksaan
1) Botol kosong
2) Beker glass
3) Pipet tetes
4) Object glass
5) Mikroskop
C. Cara Kerja
1) Pindahkan larva nyamuk dari botol ke dalam beker glass.
2) Ambil larva atau pupa pada beker glass dengan pipet tetes.
3) Teteskan pada object glass.
4) Amati dengan mikroskop.
5) Identifikasi jenis larva atau pupa sesuai dengan karakteristik
morfologinya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. S. (2010) Stop Demam Berdarah Dengue. Bogor: Cita Insani


Madani.

Harbach, R. (2008) Famili Culicidae Meigen, Mosquito Taxonomic Inventory.


Tersedia pada: http://mosquito-taxonomic-inventory.info/famili-culicidae-meigen-
1818 (Diakses: 22 Oktober 2017).

Rozendaal, J. A. (1997) Vector Control: Methods for Use by Individual and


Communities, WHO, Geneva. Geneva: World Health Organization.

Safar, R. (2009) Parasitologi kedokteran: Protozologi, Helmintologi, Entomologi.


Bandung: CV. Trima Widya.

Sembel, D. (2009) Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sudarmaja, I. M. dan Mardihusodo, S. J. (2009) “Pemilihan tempat bertelur


nyamuk aedes aegypti pada air limbah rumah tangga di laboratorium,” Jurnal
Veteriner, 10(4), hal. 205–207.

World Health Organization (2014) A global brief on vector-borne diseases.


Geneva: World Health Organization. doi: WHO/DCO/WHD/2014.1.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai