Kelompok 28
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
B. Tujuan Praktikum
D. Jenis Nyamuk
Perbedaan morfologi antar genus dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Perbedaan Morfologi Genus Nyamuk (Rozendaal, 1997)
1. Anopheles
Nyamuk anopheles memiliki sekitar 380 spesies di seluruh dunia dan
60 spesies diantaranya merupakan vektor terhadap penyakit menular pada
manusia khusunya penyakit malaria. Stadium larva anopheles memiliki
habitat yang bervariasi tergantung pada spesiesnya. Umumnya habitat
anopeheles adalah yang terpapar sinar matahari dan biasanya berhubungan
pada habitat rumput atau alga yang mengapung. Tempat yang paling sering
menjadi tempat penetasan telur anopheles yaitu kolam, rembesan air,
sungai dengan aliran lambat, persawahan, tangkai daun pada tanaman
epifitik tertentu dan genangan air hujan (Safar, 2009).
Telur berada secara soliter pada permukaan air dan mengapung hingga
menetas. Telur berbentuk memanjang berukuran 1 mm dengan sepasang
pelampung lateral. Telur menetas dalam periode 2-3 hari. Larva
mengapung secara horizontal pada permukaan air dan memakan partikel
organik kecil. Pada iklim tropis, durasi perkembangan dari telur hingga
nyamuk dewasa yaitu 11-13 hari (Safar, 2009).
Nyamuk anopheles beraktivitas secara aktif antara petang hingga dini
hari. Setiap spesies memiliki waktu puncak masing-masing dalam
memangsa darah. Nyamuk ini umumnya berada di luar ruangan seperti
lubang tikus, rongga pohon, gua, atau di bawah jembatan. Terkadang
nyamuk ini juga ditemukan di dalam ruangan saat periode reproduksi untuk
mencari darah. Tempat dalam ruangan yang disukai anopheles adalah
tempat kering dan berangin. Ketika telur sudah berkembang secara
sempurna, nyamuk betina gravid akan mencari tempat untuk meletakkan
telurnya (Safar, 2009).
2. Aedes
Nyamuk aedes memiliki lebih dari 950 spesies di seluruh dunia. Pada
negara beriklim tropis, Aedes aegypti merupakan salah satu spesies yang
penting sebagai vektor penyakit dengue, demam berdarah dengue, yellow
fever, dan penyakit infeksi virus lainnya. Spesies Aedes albopictus juga
berperan dalam transmisi dengue (Anggraini, 2010).
Nyamuk aedes memiliki karakteristik berwarna hitam dengan belang-
belang putih pada seluruh tubuhnya. Nyamuk ini mampu terbang hingga
jarak 100 meter. Nyamuk aedes umumnya meletakkan telurnya pada suhu
sekitar 20o sampai 30o C dan akan menetas selang 1-3 hari.Telur nyamuk
aedes diletakkan secara soliter pada permukaan basah di dekat permukaan
air. Telur aedes dapat bertahan pada kekeringan untuk beberapa bulan dan
akan menetas hanya jika ada air. Aedes aegypti umumnya meletakkan telur
pada lingkungan sekitar perumahan seperti pada tanki air di dalam maupun
luar rumah, tunggul bambu, dan kontaines sementara (bekas ban, kaleng,
botol dan pot tanaman). Semua habitat tersebut relatif memiliki air yang
bersih. Nyamuk ini menyukai area gelap dan benda-benda berwarna hitam
dan merah (Sudarmaja dan Mardihusodo, 2009).
Aedes utamanya beraktivitas secara aktif dalam menghisap darah pada
pagi hingga sore hari sekitar pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. Nyamuk
Aedes aegypti betina menghisap darah manusia setiap 2 hari. Protein dari
darah tersebut diperlukan untuk pematangan telur yang dikandungnya
(Anggraini, 2010).
III. METODE PEMERIKSAAN
A. Sampel Pemeriksaan
1) Tempat Pengambilan Sampel
Larva nyamuk didapatkan dari “Toko Ikan Hobiku” di Jl. Kali Putih
No. 10, Purwokerto Kulon, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas.
2) Deskripsi Tempat
Tempat pengambilan sampel larva nyamuk berupa akuarium
berukuran 30 cm x 15 cm x 15 cm yang tidak terpakai dengan genangan
air sedalam kurang lebih 10 cm. Akuarium terletak di luar ruangan dan
ditumbuhi lumut disekitarnya.
B. Alat Pemeriksaan
1) Botol kosong
2) Beker glass
3) Pipet tetes
4) Object glass
5) Mikroskop
C. Cara Kerja
1) Pindahkan larva nyamuk dari botol ke dalam beker glass.
2) Ambil larva atau pupa pada beker glass dengan pipet tetes.
3) Teteskan pada object glass.
4) Amati dengan mikroskop.
5) Identifikasi jenis larva atau pupa sesuai dengan karakteristik
morfologinya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA