Disusun Oleh :
Dosen Pengajar :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
mahasiswa dan juga pembaca lain pada umumnya, sebagai salah satu sumber
informasi dan materi pembelajaran tentang prinsip dasar biokimia dalam
keperawatan yang berada di lingkungan Poltekkes Kemenkes Manado.
Dalam hal ini kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak
kendala dan tantangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kami
sebagai penyusun meminta maaf jika masih banyak keterbatasan dan kesalahan
dalam makalah ini, untuk itu kami dengan senang hati menerima segala saran dan
masukan untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………............................................
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….........................................
1.3 Tujuan……………………………………………………….............................................….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Enzim dan coenzim.....................................................................................
2.2 Oksidasi biologi………………………………………………......................................….
2.3 Metabolisme ; karbohidrat, lemak, protein………………............………...........
2.4 Pengaturan hormonal dalam metabolisme.......……............…………………….
2.5 Pengaturan Suhu……………………………………………........................……............
1.3 Tujuan
Fungsi utama dari koenzim adalah sebagai pengangkut sementara dari produk
setengah reaksi. Yang mana koenzim-koenzim tersebut biasanya akan ikut serta
dalam terjadinya interaksi antara substrat dengan enzim yang mana dilakukan
dengan cara menerima ataupun melepaskan gugus kimia tertentu.
Suatu koenzim akan selalu memperoleh bentuk aslinya kembali walaupun selama
reaksi sudah mengalami perubahan. Dalam hal ini seperti vitamin B yang
memiliki fungsi penting yang berperan sebagai koenzim yang penting untuk
membantu pembentukan lemak, protein, serta karbohidrat.
Dalam membantu proses meningkatkan berbagai reaksi metabolisme,
koenzim ini adalah salah satu dari beberapa senyawa organik yang dapat
menyebar bebas karena fungsinya sebagai kofaktor. Selain itu koenzim juga
berperan dalam katalisis enzim stoikiometri. Untuk mengembalikan dalam
bentuk asal, bisa jadi memerlukan reaksi katalisis lain selama modifikasi
berlangsung.
Dalam hal ini contohnya adalah nikotinamida adenin dinukleotida atau NAD
yang dapat menerima hidrogen serta memberikannya dalam bentuk reaksi lain
dan juga ATP. Sebagian besar dari vitamin B adalah koenzim yang memiliki
1. Oksidase
Enzim oksidase mengkatalisis pengeluaran hidrogen dari substrat dengan
menggunakan oksigen sebagai akseptor hidrogen. Enzim-enzim tersebut
membentuk air atau hidrogen peroksida. Contoh peran enzim tersebut
dilukiskan pada Gambar 3.4
Gambar 3.4 Oksidasi metabolit yang dikatalisis oleh enzim oksidase
2. Dehidrogenase
Dehidrogenase tidak dapat menggunakan oksigen sebagai akseptor hidrogen.
Enzim-enzim ini memiliki 2 fungsi utama yaitu:
Pertama, berperan dalam pemindahan hidrogen dari substrat yang satu ke
substrat yang lain dalam reaksi reduksi-oksidasi berpasangan.
Kedua, sebagai komponen dalam rantai respirasi pengangkutan elektron dari
substrat ke oksigen.
3. Hidroperoksidase
Enzim hidroperoksidase menggunakan hidrogen peroksida atau peroksida
organik sebagai substrat. Ada 2 tipe enzim yang masuk ke dalam kategori ini
yaitu peroksidase dan katalase. Enzim hidroperoksidase melindungi tubuh
terhadap senyawa-senyawa peroksida yang berbahaya. Penumpukan peroksida
menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak membran sel dan
menimbulkan kanker serta aterosklerosis.
4. Oksigenase
Oksigenase mengkatalisis pemindahan langsung dan inkorporasi oksigen ke
dalam molekul substrat. Enzim ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu
monooksigenase dan dioksigenase.
1. Insulin
Insulin merupakan hormon dari sel beta pankreas yang mengatur kadar
gula darah (glukosa). Saat Anda makan, organ pankreas melepaskan
insulin untuk membantu mengubah glukosa menjadi energi dan
menyimpan cadangannya dalam bentuk glikogen.
Insulin berperan penting dalam metabolisme glukosa dan lemak. Cara
kerja utamanya ialah merangsang pengambilan glukosa (cadangan energi)
dari lemak, otot, dan hati (liver). Tujuannya agar tubuh memiliki energi
dan kadar gula darah tetap terkontrol.
Namun, fungsi insulin dapat menurun pada orang dengan obesitas. Begitu
sel tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik, inilah yang disebut
sebagai resistensi insulin. Lama-kelamaan, resistensi insulin bisa berujung
menjadi diabetes tipe 2.
2. Glukagon
Seperti halnya insulin, glukagon merupakan hormon yang berperan dalam
metabolisme dan pengaturan gula darah. Bedanya, glukagon dihasilkan
oleh sel alfa pankreas dan fungsinya menjaga agar gula darah tidak
menurun terlalu rendah.
Jika Anda tidak makan dalam waktu lama, tubuh akan kehabisan glukosa
yang menjadi sumber energi utama. Hormon glukagon merespons ini
dengan mengubah glikogen kembali menjadi glukosa. Dengan begitu,
tubuh akan kembali memiliki energi.
Apabila glikogen mulai habis, hormon glukagon akan membantu tubuh
mengubah asam amino menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis.
Selain membentuk glukosa, hormon ini membantu pemecahan jaringan
lemak untuk menjadikannya energi.
3. Hormon tiroid
Hormon tiroid merupakan salah satu hormon terpenting dalam
metabolisme. Ini karena hormon tiroid merangsang pembentukan energi
hingga skala yang paling kecil, yakni di dalam jaringan tubuh Anda.
Saat jumlah hormon tiroid meningkat, akan ada lebih banyak lemak yang
berpindah ke plasma darah. Selain itu, hormon tiroid juga membantu
mengubah asam lemak menjadi energi. Hal ini dapat menurunkan
kolesterol dan trigliserida sehingga baik bagi jantung.
Pada saat yang sama, hormon tiroid juga merangsang semua aktivitas yang
berkaitan dengan metabolisme glukosa. Misalnya, hormon ini merangsang
pembentukan glukosa dari berbagai sumber serta membantu sel tubuh
menggunakan glukosa dengan efektif.
4. Epinefrin
Epinefrin merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal
bagian tengah dan sel saraf tertentu. Hormon yang lebih dikenal sebagai
adrenalin ini memiliki beberapa fungsi, tapi yang utama yakni
mempersiapkan tubuh untuk merespons stres.
Tubuh memerlukan lebih banyak energi saat mengalami stres dan
menghadapi bahaya. Guna menyediakan energi tersebut, hormon epinefrin
akan membantu tubuh mengubah glikogen menjadi glukosa atau mencari
energi dari sumber lain (glukoneogenesis).
Seluruh proses ini berlangsung dengan cepat, yakni sekitar 2 – 3 menit
setelah Anda menghadapi stres. Begitu situasi penyebab stres berakhir,
sinyal saraf menuju kelenjar adrenal akan berkurang sehingga produksi
epinefrin pun menurun.
5. Glukokortikoid
Glukokortikoid yaitu hormon dari kelenjar adrenal yang memiliki sifat
antiradang dan mampu menekan kerja sistem imun. Selain fungsi tersebut,
glukokortikoid juga berperan dalam metabolisme, sistem kardiovaskular,
dan pembentukan perilaku.
Saat tubuh berada dalam kondisi puasa, hormon ini akan merangsang
beberapa proses untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal. Cara
kerja utamanya ialah dengan merangsang pembentukan glukosa dari asam
amino atau lemak.
Hormon glukokortikoid juga menghambat penggunaan glukosa oleh
jaringan lemak dan otot sehingga tubuh dapat menghemat glukosa. Untuk
menjaga ketersediaan energi, hormon ini juga membantu memecah
jaringan lemak menjadi asam lemak.
6. Estrogen
Estrogen mempunyai peran penting dalam berbagai sistem tubuh. Pada
metabolisme, hormon ini setidaknya berpengaruh terhadap asupan
makanan, sensitivitas insulin, berat badan, komposisi tubuh, peradangan,
dan pemecahan lemak.
Wanita menopause tidak lagi memproduksi banyak estrogen dari
ovariumnya. Sebagai gantinya, mereka menghasilkan estrogen dari
jaringan lemak. Kondisi ini pada akhirnya dapat menambah jumlah lemak
tubuh dan menyebabkan kenaikan berat badan.
Saat level estrogen rendah, tubuh juga tidak mampu memanfaatkan
glukosa dan pati (serat) dengan baik. Lagi-lagi, dampaknya yaitu jaringan
lemak yang bertambah dan berat badan yang sulit turun.
7. Hormon lainnya
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan, ada hormon-hormon lain
yang turut memiliki peran penting dalam metabolisme. Contohnya hormon
leptin serta hormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari di
otak.
Hormon leptin diproduksi oleh sel-sel lemak dan dilepaskan ke aliran
darah. Hormon ini dapat memengaruhi bagian tertentu pada otak yang
mengatur nafsu makan. Para ahli juga menemukan bahwa leptin
membantu mengatur penyimpanan lemak tubuh.
Sementara itu, hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari turut
menentukan seberapa cepat tubuh Anda membakar kalori. Pada beberapa
penelitian, diketahui bahwa jumlah hormon ini lebih rendah pada orang-
orang yang mengalami obesitas.
3.1 Kesimpulan