Anggota Kelompok 6 :
Atikah Okti Diyanah
Herlina Putri
Dosen pengampu:
Nanda Gusriani ,M.Pd
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Enzim, Mineral, dan Vitamin”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini, untuk memenuhi
upaya penulis dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang
materi yang sedang penulis pelajari.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
menuju kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jambi, 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim merupkan katalisator boilogis yang bertangung jawab untuk
mendukung semua reaksi kimia sel dalam mempertahankan sel dalam
mempertahankan homeostasis. Katalisator dapat berupa enzim maupun senyawa
bukan enzim yaitu berupa logam. Bagian sel yang berbeda melakukan fungsi
yang berbeda-beda dapat dijelaskan dengan enzim-enzim yang hadir. Di dalam
tubuh,sudah dikenal terdapat sekitar 1.000 enzim berbeda,tetapi dalam setiap sel
hanya ada satu pilihan yang ada. Meskipun demikian,kebanyakan sel
mengandung sekitar 200 enzim berbeda,masng masing bertanggung jawab
mengendalikan langkah tertentu.
Komponen enzim yang ada dalam sel ini secara otomatis memilih dan
mengendalikan reaksi-reaksi yang akan diperoses. Karena enzim adalah
protein,kehadiran mereka dalam sel pada gilirannya tetap tergantung pada DNA
sel,termasuk urutan DNA untuk sintesis masing-masing enzim dan untuk
penyimpanan dan metabolisme sendiri.
Vitamin dan mineral adalah bagian yang penting dari makanan sehat. Bila
seseorang mengkonsumsi berbagai variasi makanan, maka kemungkinan untuk
mengalami kekurangan vitamin dan mineral adalah sangat kecil. Orang-orang
yang menjalani diet ketat mungkin tidak mendapatkan cukup vitamin atau
mineral tertentu. Contohnya seorang vegetarian yang sangat ketat bisa
mengalami kekurangan vitamin B12, yang hanya bisa diperoleh dari makanan
yang berasal dari hewan. Sebaliknya, mengkonsumsi sejumlah besar vitamin dan
mineral tambahan tanpa pengawasan medis, dapat menimbulkan efek yang
berbahaya.
Semua orang tua pastilah tahu mengenai manfaat atau peran aneka vitamin
dan mineral bagi tubuh, terutama untuk pertumbuhan dan sistem pertahanan
tubuh. Unsur-unsur penting tersebut banyak terkandung dalam berbagai bahan
makanan yang mudah ditemui sehari-hari.
Menurut berbagai hasil penelitian ilmiah, aneka vitamin dan mineral ini
memberi efek nyata dalam melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dari
berbagai penyebab kerusakan yang akan menurunkan fungsi-fungsinya. Akan
tetapi, tentu saja perlu diperhatikan agar asupan unsur-unsur tersebut tidak
berlebihan. Mungkin belum banyak yang tahu, dampak buruk dari kelebihan
vitamin dan mineral.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian vitamin dan mineral ?
2. Apa fungsi macam-macam vitamin dan macam-macam mineral dalam
tubuh?
3. Apa saja sumber-sumber vitamin dan mineral ?
4. Apa akibat kekurangan vitamin dan mineral ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian vitamin dan mineral
2. Mengetahui fungsi dari macam-macam vitamin dan mineral dalam tubuh
3. Mengetahui sumber-sumber vitamin dan mineral
4. Mengetahui akibat kekurangan vitamin dan mineral
BAB II
PEMBAHASAN
A. ENZIM
1. Pengertian Enzim
Enzim adalah suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator.
Kebanyakan enzim adalah protein (sedikit ribonukleoprotein ditemukan
dan
B. VITAMIN
1. Pengertian Vitamin
Vitamin adalah mikronutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah sedikit. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan
K, sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan vitamin C.
Vitamin B terdiri dari :
1. Vitamin B1 (tiamin)
2. Vitamin B2 (riboflavin)
3. Niasin (asam nikotinat)
4. Biotin
5. Asam pantotenat
6. Vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin)
7. Folat (asam folat, folasin, pteoril monoglutamat)
8. Vitamin B12 (kobalamin).
a) Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,
vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan
prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai
retinol.
Fungsi vitamin A
1. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di
dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi
menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat protein opsin dan membentuk
pigmen visual merah-ungu (visual-purple) atau rodopsin. Rodopsin ada di
dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod. Bila cahaya
mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini berubah menjadi kuning dan
retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia
yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya
suatu bayangan visual. Selama proses ini, sebagian dari vitamin A dipisahkan
dari protein dan diubah menjadi retinol. Sebagian besar retinol ini diubah
kembali menjadi retinal, yang kemudian mengikat opsin lagi untuk
membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang selama proses ini dan
harus diganti oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang tersedia di dalam
darah menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin yang kemudian
bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan
cahaya samar-samar/buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.
2. Diferensiasi sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam
sifat atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah
satu karakteristik dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap
tahap perkembangan tubuh, seperti pada tahap pembentukan, pembentukan
struktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa bayi,
anak-anak, dewasa, dan masa tua. Diduga vitamin A, dalam bentuk asam
retinoat memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikian
dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap
sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan
fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen-gen
tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel
khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan
mengeluarkan mukus atau lendir.
Semua permukaan tubuh, di luar dan di dalam dilapisi oleh sel-sel epitel.
Jaringan epitel yang menutupi tubuh di luar dinamakan epidermis, sedangkan
yang menutupi bagian dalam dinamakan membran mukosa, yaitu yang
menutupi permukaan dalam saluran cerna, saluran pernapasan, kantung kemih
dan uretra, uterus dan vagina, kelopak mata, saluran sinus, dan sebagainya.
Mukus melindungi sel-sel epitel dari serbuan mikroorganisme dan partikel
lain yang berbahaya. Lapisan mukus pada dinding lambung juga melindungi
sel-sel lambung dari cairan lambung. Di bagian atas saluran pernapasan sel-sel
epitel secara terus-menerus menyapu mukus ke luar, sehingga benda-benda
asing yang mungkin masuk akan terbawa ke luar. Bila terjadi infeksi, sel-sel
goblet akan mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan mempercepat
pengeluaran mikroorganisme tersebut.
Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang
mengeluarkan mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering
(keratinized). Kulit menjadi kering, kasar, dan luka sukar sembuh. Membran
mukosa tidak dapat mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna sehingga
mudah terserang bakteri (infeksi). Keratinisasi konjungtiva mata (selaput yang
melapisi kelopak dan bola mata) merupakan salah satu tanda khas kekurangan
vitamin A. Peranan vitamin A diduga berkaitan dengan dua hal :
a. Peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat
dalam pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel
b. Kompleks vitamin A-CRBP masuk ke dalam nukleus sel sehingga
mempengaruhi DNA
3. Fungsi kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia
dan hewan. Mekanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol
tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B
(leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral). Di samping itu
kekurangan vitamin A menurunkan respons antibodi yang bergantung pada
sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan seluler). Sebaliknya infesi dapat
memperburuk kekurangan vitamin A.
Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa :
a. Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap
penyakit infeksi pernapasan
b. Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare belum begitu jelas
c. Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan
komplikasi yang dapat berakibat kematian
4. Pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian
terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang
dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada
kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak
normal. Bila hewan percobaan diberi makanan yang tidak mengandung
vitamin A, maka pertumbuahan akan terganggu setelah simpanan vitamin A
dalam tubuh habis. Pada anak-anak yang kekurangan vitamin A, terjadi
kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan sebagai
asam retinoat.
5. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi
pada tikus. Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel
telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A
dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu
hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam melahirkan.
Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk kebutuhan janin dan
persiapan induk untuk menyusui.
6. Pencegahan kanker dan penyakit jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan
kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh
dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru,
payudara dan kantung kemih. Di samping itu beta karoten yang bersama
vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan diduga dapat pula mencegah
kanker paru-paru.
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa vitamin A berperan dalam
pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung. Bagaimana mekanismenya
belum diketahui dengan pasti.
7. Lain-lain
Defisiensi vitamin A juga menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal
ini mungkin karena perubahan pada jonjot rasa pada lidah. Vitamin A juga
berperan dalam pembentukan sel darah merah, kemungkinan melalui interaksi
dengan besi.
Sumber vitamin A
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di
dalam pangan nabati.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan
mentega. Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A. Karena vitamin A
tidak berwarna, warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang tidak
diubah menjadi vitamin A. Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin
A yang diberikan untuk keperluan penyembuhan.
Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang
berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam,
kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka
masak dan jeruk. Minyak kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan karoten.
5. Gangguan pertumbuhan
Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-
sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan
terjadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
6. Lain-lain
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada
lidah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan, dan anemia.
b) Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana
tulang tidak mampu melakukan kalsifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh
dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari
konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis
di dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon.
Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi
melalui makanan.
Fungsi vitamin D
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan
tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan
kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor, magnesium
dan fluor. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu pengerasan
tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah
untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang. Hal ini dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut :
1. Di dalam saluran cerna, kalsitriol meningkatkan absorpsi vitamin D
dengan cara merangsang sintesis protein pengikat kalsium dan protein
pengikat fosfor pada mukosa usus halus
2. Di dalam tulang, kalsitriol bersama hormon paratiroid merangsang
pelepasan kalsium dari permukaan tulang ke dalam darah
3. Di dalam ginjal, kalsitriol merangsang reabsorpsi kalsium dan fosfor.
Sumber vitamin D
Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Penduduk
daerah tropik tidak perlu menghiraukan kemungkinan kekurangan vitamin D.
Bayi dan anak-anak dianjurkan berada di bawah sinar matahari beberapa waktu
tiap hari. Kekurangan vitamin D lebih mungkin terjadi di negara-negara yang
tidak selalu mendapat sinar matahari.
Sumber utama vitamin D di daerah nontropik adalah dari makanan. Makanan
hewani merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu
kuning telur, hati, krim, mentega, dan minyak hati-ikan. Susu sapi dan ASI bukan
merupakan sumber vitamin D yang baik. Untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan vitamin D dilakukan fortifikasi makanan, terutama terhadap susu,
mentega dan makanan untuk bayi dengan vitamin D 2 (ergosterol yang diradiasi).
Minyak hati-ikan sering digunakan sebagai suplemen vitamin D untuk bayi dan
anak-anak. Dalam keadaan normal suplemen vitamin D sebetulnya tidak
diperlukan. Vitamin D relatif stabil dan tidak mudah rusak bila makanan
dipanaskan atau disimpan untuk jangka waktu lama.
c) Vitamin E (Tokoferol)
Pada tahun 1922, ditemukan suatu zat larut lemak yang dapat mencegah
keguguran dan sterilisasi pada tikus. Semula zat ini dinamakan faktor
antisterilitas dan kemudian vitamin E. Vitamin E kemudian pada tahun 1936
dapat diisolasi dari minyak kecambah gandum dan dinamakan tokoferol, berasal
dari bahasa Yunani dari kata tokos yang berarti kelainan dan pherein berarti yang
menyebabkan. Sekarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan istilah vitamin E
biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara
biologik. Hewan tidak dapat mensintesis vitamin E dalam tubuhnya, sehingga
harus memperolehnya dari makanan nabati. Kekurangan vitamin E pada hewan
dapat menimbulkan berbagai sindroma, tapi angka kecukupan untuk manusia
belum dapat dikatakan sudah pasti.
Fungsi vitamin E
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak
dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin
ke radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul reaktif dan dapat
merusak, yang mempunyai elektron tidak berpasangan. Bila menerima hidrogen,
radikal bebas menjadi tidak reaktif. Pembentukan radikal bebas terjadi dalam
tubuh pada proses metabolisme aerobik normal pada waktu oksigen secara
bertahap direduksi menjadi air. Radikal bebas yang dapat merusak itu juga
diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap rokok.
Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan memegang
peranan biologik utama dalam melindungi asam lemak-tidak jenuh ganda dan
komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.
1. Peroksidasi lipida dan vitamin E
Membran sel terutama terdiri atas asam lemak tidak jenuh ganda yang
sangat mudah dioksidasi oleh radikal bebas. Proses peroksidasi lipida ini
dapat menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi membran sel. Reaksi ini
dipercepat oleh kehadiran tembaga dan besi dan dapat dicegah bila semua
radikal bebas dapat dipunahkan oleh antioksidan. Proses ini dimulai oleh
radikal bebas OH yang mengikat satu hidrogen dari asam lemak tidak jenuh
ganda/ALTHG:H, sehingga membentuk radikal ALTJG (ALTJG). ALTJG
bereaksi dengan oksigen dan membentuk radikal peroksil (ALTJG:OO*),
yang kemudian bereaksi dengan ALTJG:H lain hingga membentuk suatu
hidroksiperoksida (ALTJG:OOH) dan suatu ALTJG lagi.
Peranan biologik utama vitamin E adalah memutuskan rantai proses
peroksidasi lipida dengan menyumbangkan satu atom hidrogen dari gugus OH
pada cincinnya ke radikal bebas, sehingga terbentuk radikal vitamin E yang
stabil dan tidak merusak.
2. Sistem pertahanan antioksidan
Bila vitamin E tidak berhasil mencegah pembentukan ALTJG:OOH di
dalam membran sel ada sistem pertahanan lain yang berperan. ALTJG:OOH
dapat dilepaskan dari fosfolipida oleh enzim fosfolipase A2 dan dipunahkan di
dalam sitoplasma sel oleh enzim glutation peroksidase yang mengandung
selenium. Jadi aktivitas antioksidan vitamin E dan selenium melalui glutation
peroksidase sangat erat berkaitan satu sama lain. Enzim antioksidan penting
lain adalah superoksida dismutase, katalase dan glukosa-6 fosfat
dehidrogenase, serta ikatan-ikatan karotenoid, asam urat, dan asam askorbat
(vitamin C).
Walaupun vitamin E adalah antioksidan larut lemak utama di dalam
membran sel, konsentrasinya sangat kecil yaitu satu molekul per 2000-3000
molekul fosfolipida. Diduga terjadi regenerasi dengan bantuan vitamin C atau
reduktase lain yang mereduksi radikal vitamin E kembali ke bentuk aslinya.
Kerusakan struktur dan fungsi sel sebagai akibat peroksidasi lipida
dikaitkan dengan kemungkinan hubungannya dengan proses menua, pengaruh
racun lingkungan (polutan) dan pemicu bentuk-bentuk tertentu karsinogenesis.
Hal ini masih membutuhkan pembuktian.
3. Fungsi lain
Vitamin E mungkin mempunyai fungsi penting lain yang tidak berkaitan
dengan fungsi sabagai antioksidan, yaitu :
a. Fungsi struktural dalam memelihara integritas membran sel
b. Sintesis DNA
c. Merangsang reaksi kekebalan
d. Mencegah penyakit jantung koroner
e. Mencegah keguguran dan sterilisasi
f. Mencegah gangguan menstruasi
Fungsi-fungsi lain ini masih memerlukan pembuktian lebih lanjut.
Sumber vitamin E
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber utama vitamin E
adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-
bijian. Minyak kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Sayuran
dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas,
ikan, dan kacang-kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas.
Vitamin E mudah rusak pada pemanasan (seperti terjadi pada proses
penggorengan) dan oksidasi. Jadi, sebagai sumber vitamin E diutamakan bahan
makanan dalam bentuk segar atau yang tidak terlalu mengalami pemrosesan.
Karena vitamin E tidak larut air, vitamin E tidak hilang selama dimasak dengan
air. Pembekuan dan penggorengan dalam minyak merusak sebagian besar
vitamin E.
d) Vitamin K
Pada tahun 1935, Dam dari Denmark menemukan penyakit perdarahan pada
pada ayam percobaan yang diberi makanan cukup dalam zat gizi yang telah
diketahui. Perbaikan terjadi setelah diberi makanan alfalfa atau tepung ikan yang
telah busuk. Faktor aktif yang dapat menyembuhkan itu dinamakan vitamin
koagulation. Dengan bantuan Karrer, seorang ahli kimia dari Swiss, pada tahun
1939 ia berhasil mengisolasi vitamin larut lemak yang dinamakan vitamin K
(dari koagulation). Faktor ini ternyata merupakan kelompok senyawa yang terdiri
atas filokinon yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan menakinon yang
terdapat dalam minyak ikan dan daging. Menakinon juga dapat disintesis oleh
bakteri di dalam usus halus manusia.
Fungsi vitamin K
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,
walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Baru sejak tahun 1970-
an para ahli mengetahui secara lebih jelas peranan vitamin K di dalam tubuh,
yang ternyata tidak hanya dalam pembekuan darah saja.
Vitamin K ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah
residu protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-karboksiglutamat
(gla). Protein-protein ini dinamakan protein-tergantung vitamin K atau gla-
protein. Enzim karbokilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor
didapat di dalam membran hati dan tulang dan sedikit di jaringan lain. Gla-
protein dengan mudah dapat mengikat ion kalsium. Kemampuan inilah yang
merupakan aktivitas biologik vitamin K. Pada proses pembekuan darah, gama-
karboksilasis terjadi di dalam hati pada residu asam glutamat yang terdapat pada
berbagai faktor pembekuan darah, seperti faktor II (protrombin), VII, VIII, IX,
dan X. Kemampuan gla-protein untuk mengikat kalsium merupakan langkah
esensial dalam pembekuan darah.
Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam
jaringan tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis
gla-protein ini mengikat hidroksiapatit yang diperlukan dalam pembentukan
tulang. Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna,
sehingga tidak dapat mengikat mineral-mineral yang diperlukan dalam
pembentukan tulang.
Sumber vitamin K
Kadar vitamin K bahan makanan belum diketahui dengan pasti. Olson
(1973) telah membuat kadar ringkasan kadar vitamin K bahan makanan yang
dikumpulkan dari beberapa bioessay. Sumber utama vitamin K adalah hati,
sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli.
Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan
makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu,
daging, telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran lain. Sumber vitamin K lain
adalah flora bakteri dalam usus halus (jejunum dan ileum). Penggunaan
menakinon yang disintesis oleh mikroorganisme usus halus belum diketahui
dengan pasti.
Air Susu Ibu (ASI) tidak banyak mengandung vitamin K, sedangkan bakteri
yang dapat mensintesis vitamin K tidak segera tersedia di dalam saluran cerna
bayi. Untuk mencegah terjadinya gangguan penggumpalan darah yang dapat
menyebabkan perdarahan, bayi baru lahir dianjurkan mendapat vitamin K
melalui mulut atau dalam bentuk injeksi intramuskular. Susu formula bayi
sebaiknya difortifikasi dengan vitamin K.
Fungsi vitamin C
1. Sintesis kolagen
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen
merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel
disemua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks tulang, dentin gigi,
membran kapiler, kulit dan tendon (urat otot). Dengan demikian, vitamin C
berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit
dan perdarahan gusi.
2. Sintesis karnitin, noradrenalin, serotonin, dan lain-lain.
Karnitin memegang peranan dalam mengangkut asam lemak-rantai
panjang kedalam mitokondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada
defisiensi vitamin C yang disertai rasa lemah dan lelah.
3. Absorbsi dan metabolisme besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah di absorpsi. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin yang
sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi
dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin
C berperan dalam memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin
hati.
4. Absorpsi kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar
kalsium berada dalam bentuk larutan.
5. Mencegah infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan
karena pemeliharaan terhadap membran mukosa atau pengaruh terhadap
fungsi kekebalan.
Sumber vitamin C
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu
sayur dan buat terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya,
gandaria, dan tomat, vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-
daunan dan jenis kol.
Batas maksimal vitamin C yang masih dapat diterima oleh tubuh adalah
2000 mg/hr, melebihi dari dosis tersebut dapat menyebabkan keracunan. Ketika
seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen
dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan
mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian
secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga
menyebabkan penyakit kudisan.
f) Vitamin B
1. Vitamin B1 (Tiamin)
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan
nitrogen (amine). Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut
dalam air. Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan
larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam
suasana alkali vitamin B1 mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan
tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air
yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku.
Fungsi vitamin B1
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi
sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi. Tiamin dibutuhkan
untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan
masuknya substrat yang dapat dioksidasi kedalam siklus krebs untuk
pembentukan energi. Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu
merupakan prekursor penting lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan
TPP dalam fungsi normal sistem saraf. Didalam siklus krebs, TPP merupakan
kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-kerogglutarat menjadi suksinil-
KoA. TPP juga dibutuhkan untuk dekarboksilasi asam alfa-keto seperti asam
alfa-ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat yang diperoleh dari asam-asam amino
metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Tiamin juga merupakan
koenzim reaksi transketolase yang berfungsi dalam pentosa-fosfat shunt, jalur
alternatif oksidasi glukosa. Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolisme
lemak, protein dan asam nukleat, peranan utamanya adalah dalam
metabolisme karbohidrat.
Sumber vitamin B1
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia tumbuk/setengah
giling atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya. Di Indonesia
serealia yang dinamakan sebagai makanan pokok adalah beras. Sumber tiamin
lain adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging
organ, daging tanpa lemak, dan kuning telur. Unggas dan ikan juga
merupakan sumber tiamin yang baik. Tiamin di dalam serealia utuh terdapat
di dalam sekam (lapisan aleuron) dan benihnya. Roti dibuat dari gandum utuh
(whole wheat) kaya akan tiamin.
2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut
air, tahan panas, oksidasi, dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya
terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak.
Fungsi vitamin B2
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk
menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin
berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut.
Sumber vitamin B2
Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, yaitu di
dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan
serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya akan meningkatkan
konsumsi riboflavin.
Fungsi niasin
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD
dan NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-
koenzim ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis,
metabolisme protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana
perannya adalah melepas dan menerima atom hidrogen. NAD juga berfungsi
dalan sintesis glikogen. Niasin membantu kesehatan kulit, sistem saraf, dan
sistem pencernaan.
Sumber niasin
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang tanah.
Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan
buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya
akan triptofan. Untuk membuat suatu penafsiran kasar, protein makanan rata-
rata dapat dianggap mengandung 1% triptofan.
Akibat kekurangan niasin
Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot,
anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat
menyebabkan pelagra (penyakit kekurangan niasin), menunjukkan gejala
seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US
pada awal 1900. Gejala kekurangan niasin lainnya adalah kehilangan nafsu
makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan
gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar
matahari langsung.
4. Biotin
Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol
yang bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam
valerat. Biotin tahan panas, larut air dan alkohol serta mudah dioksidasi.
Fungsi biotin
Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut
penambahan atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa
aktif. Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin sebagai koenzim.
Demikian pula deaminasi, yaitu pengeluaran NH2 dari asam-asam amino
tertentu, terutama asam aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang
diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara
metabolik, biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam pantotenat, dan
vitamin B12.
Sumber biotin
Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat
disintesis oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning
telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-
buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka, strawberi). Daging dan buah-
buahan merupakan sumber yang kurang baik. Ketersediaan biologik biotin
sebagian ditentukan oleh pengikat dalam makanan. Dalam putih telur mentah
biotin diikat kuat oleh avidin, tetapi bila dimasak akan dilepas. Avidin
mengalami denaturasi dan tidak berbahaya.
5. Asam Pantotenat
Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil
dalam keadaan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan
panas kering. Dalam keadaan netral asam pantotenat tahan terhadap panas
basah.
Fungsi vitamin B6
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial.
Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.
Sumber vitamin B6
Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah, gandum,
hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan pisang. Susu,
telur sayur, dan buah mengandung sedikit vitamin B6. Vitamin B6 di dalam
bahan makanan hewani lebih mudah diabsorpsi daripada yang terdapat di
dalam bahan makanan nabati.
Fungsi folat
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-
sel baru. Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah
putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan
sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi
folat dapat banyak menyembuhkan anemia pernisiosa, namun gejala
gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.
Sumber folat
Folat terdapat luas di dalam bahan makanan terutama dalam bentuk
poliglutamat. Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau (istilah folat
berasal dari kata latin folium, yang artinya daun hijau), hati, daging tanpa
lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk.
C. MINERAL
a.Pengertian Mineral
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur
mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui
(senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Menurut The International
Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang
definisi material “Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan
normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi “. Ilmu
yang mempelajari mineral disebut mineralogi.