Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI ILMU GIZI

SUMBER ZAT GIZI


Dosen Pengampu : Sepsina Reski, S.Gz., M.Gz

DISUSUN OLEH :
FIKHRIYYAH SURYA RAHMAN
P07231122044
KELAS 1B

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
2022
Soal

1. Jelaskan bagaimana mekanisme atau proses dari karbohidrat sebagai sumber energi
utama.

2. Jelaskan bagaimana mekanisme atau proses dari protein sebagai zat pembangun.

3. Jelaskan bagimana mekanisme atau proses dari vitamin dan mineral sebagai zat
pengatur.
1. Mekanisme karbohidrat sebagai sumber energi utama

Karbohidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan serat. Gula
dan pati memasok energi berupa glukosa, yaitu sumber energi utama untuk sel-
sel darah merah, otak, sistem saraf pusat, plasenta dan janin.

Proses pencernaan karbohidrat berlangsung di dalam mulut, gigi akan


melumatkan makanan dengan bantuan lidah serta air liur. Enzim ptyalin pada
liur akan memecehkan karbohidrat menjadi glukosa yang lebih kecil dan
sederhana.

Perubahan karbohidrat menjadi glukosa berlanjut di dalam lambung dan usus.


Dengan car ini, karbohidrat akan menjadi molekul glukosaa yang sederhana
begitu sampai di usus halus. Prosen ini penting dalam keseluruhan proses
pembetukan energi.

Glukosa lantas diserap organ usus halus dan diedarka ke seluruh tubuh
Bersama aliran darah.
2. Mekanisme protein sebagai zat pembangun

Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh dan berfungsi
sebagai enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain. Protein dikenal
sebagai zat gizi yang unik sebab menyediakan asam-asam amino esensial untuk
membangun sel-sel tubuh maupun sumber energi. Karena menyediakan "bahan
baku" untuk membangun tubuh, protein disebut zat pembangun.

Protein yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi akan mengalami


proses pencernaan (pemecahan, hidrolisis) oleh enzim-enzim protease di dalam
saluran pencernaan (lambung, usus halus) menjadi unitunit penyusunnya, yaitu
asam-asam amino. Asam-asam amino inilah yang selanjutnya diserap oleh usus
halus, kemudian dialirkan ke hati dan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.
Dalam jaringan, asam-asam amino tersebut digunakan untuk sintesis protein
untuk pembentukan jaringan baru atau mengganti jaringan yang rusak. Asam-
asam amino yang berlebihan dapat digunakan sebagai sumber energi bagi
tubuh, atau disimpan dalam bentuk lemak (jaringan adiposa) sebagai cadangan
energi.
3. Mekanisme vitamin dan mineral sebagai zat pengatur

A. Mineral

K adalah kation utama dari cairan intraseluler tetapi juga adalah konstituen yang sangat
penting dari cairan extraseluler, sebab mempengaruhi aktifitas otot terutama otot
jantung. Di dalam sel fungsi serupa dengan Na, di dalam cairan extraseluler dengan
mempengaruhi keseimbangan asam-basa dan tekanan osmotis termasuk retensi air.

Kebutuhan dan Sumber : Intake normal dari K kira-kira 4 gram/hari, K tersebar luas
sehingga tidak terjadi defisiensi kecuali dalam keadaan patologis. Makanan yang
banyak mengandung K : daging sapi, ayam, babi; pada buah-buahan : pisang, jeruk,
apel, ubi, tomat, dll. Adapula bahan makanan yang banyak mengandung N tetapi juga
banyak Na. Karena dalam banyak hal kebutuhan akan intake banyak K sejajar dengan
intake sedikit Na, maka makanan ini tidak berguna untuk sumber K.

Metabolisme Perubahan kadar K extraseluler mempengaruhi aktifitas otot saraf lintang,


sehingga bisa terjadi paralisa otot skelet dan abdominalis, konduksi dan aktifitas otot
jantung. Meskipun Na terdapat di dalam sel terutama dalam kartiligo dan otot. K
terdapat dalam kadar jauh lebih besar. Tidak ada satu pun kation lain yang dapat
menggantikan K untuk dapat menjalankan fungsi seluler. Jadi dapat dikatakan bahwa K
adalah elemen yang harus ada. K dapat bergerak kedalam dan keluar sel lebih mudah
dibandingkan Na. Menurut kebutuhan pergeseran keseimbangan membran mungkin
keseimbangan asam basa mempengaruhi pergeseran ini. Dalam pembuatan sel
diperlukan K, jadi K esensial untuk pertumbuhan. Misalnya, retensi K yang tinggi terjadi
pada masa kanak-kanak, selama mengandung dan laktasi. Waktu kontraksi otot maka
K keluar dari sel otot ke cairan extraseluler kemudian fraksi yang keluar ini akan
kembali lagi ke jaringan otot. Dalam keadaan normal K yang hilang dalam kontraksi
sama dengan yang kembali. Gerakan K ini dipengaruhi oleh proses kontraktil dan
bukan pacuan neuromuskuler. K esensial untuk rythme jantung, K juga diperlukan untuk
aktifitas syaraf dan terjadi gerakan ion yang serupa. Serabut syaraf banyak
mengandung ion ini, bila syaraf dipacu, K akan berdifusi ke cairan sekeliling, K akan
berdifusi kembali. K juga erat hubugannya dengan metabolisme karbohidrat. Kadar K
plasma naik dan turun sesuai dengan kadar lactic acid, kadar gula darah. Kadar K turun
setelah pemberian insulin dan naik setelah diberi apinaphrine. Pembentukan glycogen
baik dari glucose maupun dari pyruvate, memerlukan K. Pengaruhnya terhadap
glycogenesis dalam hapar belum diketahui. Ion-ion yang mungkin diperlukan ialah : Mg,
Ca, bikarbonat dan Cl. Karena penyimpanan glycogen dalam hepar disertai dengan
penyimpanan K, simpanan nitrogen sebagai protein otot memerlukan tambahan K.
Kehilangan 5 kg protein otot memerlukan 600 mEq K bersama-sama dengan nitrogen
protein yang diperlukan untuk penggantinya. Dengan alasan ini pemberian K bersama-
sama dengan asam amino sangat dianjurkan. Biasanya diberikan 5 Meq K untuk tiap
gram nitrogen asam amino memperoleh reteansi nitrogen yang optimal.
B. Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di
dalam makanan dan sangat penting peranannya dalam reaksi metabolisme. Menurut
Sunita Almatsier (2009: 151) vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan
dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di
dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena
penyimpanan dan pengolahan. Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses
metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Menurut sifatnya vitamin digolongkan
menjadi dua, yaitu vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin yang
larut dalam air yaitu vitamin B dan C.

1) Vitamin larut dalam air Vitamin yang termasuk kelompok larut dalam air adalah
vitamin B dan vitamin C, jenis vitamin ini tidak dapat disimpan dalam tubuh, kelebihan
vitamin ini akan dibuang lewat urine, sehingga definisi vitamin B dan vitamin C lebih
mudah terjadi.

2) Vitamin larut dalam lemak Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin
A, D, E dan K. Jenis vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh dengan jumlah cukup
besar, terutama dalam hati. Sedangkan menurut Rizqie Auliana (2001: 20) vitamin
dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan besar, yaitu:

a) Vitamin larut lemak 20 Kelompok vitamin larut lemak adalah A, D, E, K. Kelompok


vitamin ini bersifat larut lemak dan minyak, tetapi tidak larut air. Vitamin larut lemak
biasanya dapat tersimpan efektif dalam sel-sel tubuh.

b) Vitamin larut air Vitamin yang termasuk dalam kelompok ini adalah vitamin B dan C.
Vitamin ini bersifat larut air, tetapi tidak larut lemak. Vitamin larut air yang di dalam
tubuh biasanya relatif sedikit. Jika terlalu banyak akan dikeluarkan melalui air seni.
Dengan demikian selalu dibutuhkan jumlah vitamin larut air yang cukup. Artinya
kebutuhan untuk setiap harinya harus dicukupi hari itu pula.

4) Seperti yang dijelaskan sebelumnya vitamin tidak dibuat sendiri oleh tubuh, sehingga
harus diperoleh dari makanan. Vitamin B dan C yang larut dalam air tidak dapat
disimpan dalam jumlah besar dalam tubuh, sehingga perlu pasokan teratur dari
makanan dan kelebihannya akan dibuang melalui air seni. Vitamin A, D, E, K larut
dalam lemak dan kelebihannya disimpan oleh tubuh, sehingga tidak perlu pasokan
setiap hari dari makanan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa vitamin
adalah merupakan suatu senyawa organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sedikit. Namun, bila kebutuhan vitamin di dalam tubuh tidak terpenuhi akan
mengakibatkan terganggunya proses dalam tubuh sehingga tubuh mudah sakit.
Kekurangan vitamin di dalam tubuh disebut avitaminosis.
DAFTAR PUSTAKA

1. A. A. PUTU PUTRA WIBAWA. (2016). METABOLISME MINERAL DAN AIR.


PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
UDAYANA 2016
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/fe061d9a0db0455112fdc
9b3769852b9.pdf
2. https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/proses-pembuatan-energi-dalam-tubuh/
3. Muchtadi, I. D. (2013). Nutrifikasi Protein (Bagian 1). Jakarta: Universitas
Terbuka.
4. Pustaka, A. K. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN
PERTANYAAN PENELITIAN.

Anda mungkin juga menyukai