Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF

Oleh :
Fifi Fatimatus Zahro
NIM. 172303101038

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

MATERI
1. DEFINISI GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Gagal jantung kongestif adalah keadaan dimana ketika jantung tidak mampu
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh
untuk digunakan keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu,
sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.
[ CITATION Asp144 \l 14345 ]
2. TANDA DAN GEJALA GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Menurut [ CITATION Udj13 \l 14345 ] ada beberapa etiologi/ penyebab gagal jantung
antara lain:
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelaianan otot jantung,
disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot mencakup ateriosklerosis koroner,
hipertensi arterial dan penyakit degeneratif atau inflamasi.
b. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan
asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium
( kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung
peradangan dan penyakit miokardium degenerative , berhubungan
dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal
Meningkat beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan
hipertropi serabut otot jantung.
d. Penyakit arteri koroner
Aterosklerosi arteri koroner merupakan penyebab utama gagak
jantung, penyakit arteri koroner ini ditemukan pada lebih dari 60%
pada pasien gagal jantung.
e. Iskemia / infark miokard
Iskemia menyebabkan disfungsi miokardial akibat hipoksia dan
asidosis akibat akumulasi asam laktat. Sedangkan infark miokard
menyebabkan nekros atau kematian pada sel otot jantung. hal ini yang
dapat menyebabkan otot jantung yang dapat kehilangan
kontraktilitasnya sehingga menurunkan daya pemompaan jantung.
Luasnya daerah infark berhubungan langsung dengan berat ringannya
gagal jantung.
f. Penyakit katup jantung
Katup jantung berfungsi untuk memastikan bahwa darah mengalir
dalam satu arah dan akan mencegah terjadinya aliran balik. Disfungsi
katup jantung akan membuat alira darah kea rah depan akan terhambat,
meningkatnya tekanan dalam ruang jantung dan meningkatnya beban
jantung.beberapa kondisi tersebut memicu terjadinya gagal jantung
diastolik.
g. Penyakit jantung rheumatoid (RHD) = endocarditis, miokarditis ( virus
yang akan menyerang otot jantung), perikarditis konstriktif, dan
penyakit jantung bawaan.
Demam rheumatik akut dan sejumlah proses infeksi atau peradangan
lain yang mengenai miokard dapat mengganggu fungsi miokard pada
pasien dengan atau tanpa penyakit jantung sebelumnya. Kerusakan
katup tambahan seperti anemia, demam dan miokarditis yang
seringkali muncul sebagai akibat endokarditis infektif didapat, atau
dengan sendiri atau juga dengan bersama-sama yang memicu
terjadinya gagal jantung.
h. Emboli paru
Pasien yang tidak aktif secara fisis dengan curah jantung rendah yang
mempunyai resiko tinggi membentuk thrombus dan vena tungkai
bawah atau panggul. Emboli paru dapat berasal dari peningkatan lebih
lanjut tekanan arteri pulmonalis, yang sebaiknya yang dapat
mengakibatkan atau yang dapat memperkuat kegagalan ventrikel.
Dengan adanya bendungan pembuluh darah paru, emboli ini juga akan
dapat menyebabkan infark paru.
3. PENGERTIAN DEEP BREATHING EXERCISE DAN ACTIVE ROM OF
MOTION
deep breathing exercise merupakan aktivitas keperawatan yang berfungsi
meningkatkan kemampuan otot-otot pernafasan untuk meningkatkan
compliance paru dalam meningkatkan fungsi ventilasi dan memperbaiki
oksigenasi. active range of motion merupakan latihan gerak dengan
menggerakkan sendi seluas gerak sendi. [ CITATION Nrm17 \l 14345 ]
4. TUJUAN DEEP BREATHING EXERCISE DAN ACTIVE ROM OF
MOTION
Tujuan dari latihan Deep breathing exercise dan active rom of motion
a. Tujuan latihan Deep breathing exercise yaitu :
1) Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien serta
mengurangi kerja pernapasan
2) Meningkatkan inflasi alveolar maksimal, relaksasi otot dan
menghilangkan ansietas
3) Mencegah pola aktifitas otot pernapasan yang tidak berguna,
melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi udara yang
terperangkap serta mengurangi kerja bernapas.
b. Tujuan latihan active rom of motion
1) Melatih aktivitas seluruh sendi tubuh sehingga sendi-sendi tersebut
tidak kaku dan tidak terjadi cedera atau kecelakaan pada saat tubuh
digerakkan
2) Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot
3) Mencegah kekakuan pada sendi mencegah kelainan bentuk, kekuatan ,
dan kontraktur
4) Merangsang sirkulasi darah
5) Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Terapi Deep Breathing Exercise dan Active Rom


Of Motion
Sub Pokok Pembahasan : Penyakit Gagal Jantung Kongestif dengan
intoleransi aktivitas
Sasaran : Pasien Gagal Jantung Kongestif dan Keluarga
Pasien
Hari/Tanggal : , 2020
Jam /Waktu :
Tempat : Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang
Penyuluh : Fifi Fatimatus Zahro

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Klien dan keluarganya diharapkan
dapat mengetahui dan memahami tentang Pengertian Gagal Jantung
Kongestif , Tanda dan Gejala Gagal Jantung Kongestif , Pengertian latihan
fisik rehabilitatif jantung, Tujuan latihan fisik rehabilitatif jantung , dan
Prosedur latihan fisik rehabilitatif jantung
Tujuan Khusus
 Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian Gagal
Jantung Kongestif
 Klien mampu menyebutkan Tanda dan gejala Gagal jantung kongestif.
 Klien dan Keluarga mampu menjelaskan pengertian latihan fisik
rehabilitatif jantung
 Klien dan Keluarga mampu menjelaskan kembali tujuan latihan fisik
rehabilitatif jantung
 Klien dan Keluarga mampu mempraktekkan/ mendemonstrasikan cara
latihan fisik rehabilitatif jantung
SASARAN
Keluarga dan Pasien Gagal jantung kongestif di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto
Lumajang

PEMBAHASAN MATERI
1. Pengertian Penyakit Gagal Jantung Kongestif
2. Tanda dan gejala Penyakit Gagal Jantung Kongestif
3. Pengertian latihan fisik rehabilitatif jantung
4. Tujuan latihan fisik rehabilitatif jantung
5. Standar Operasional Prosedur latihan fisik rehabilitatif jantung
METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

MEDIA
1. Leaflet

KEGIATAN PENYULUHAN
Wakt Kegiatan Penyuluhan Penyuluh Sasaran
u
2 Pembukaan :
menit  Salam  Memberi salam  Menjawab
 Perkenalan  Memperkenalkan diri salam
 Tujuan  Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
penyuluhan  Memperhatika
n
5 Inti : Menjelaskan Pengertian  Menyimak dan
menit Menjelaskan materi Penyakit Gagal ginjal mendengarkan
secara sistematis kronik
Menjelaskan Tanda
dan Gejala Penyakit  Menyimak dan
Gagal jantung Mendengarkan
kongestif
3 Evaluasi :  Memberikan  Memberikan
menit Tanya Jawab kesempatan pada pertanyaan
audiens untuk
bertanya  Menyampaikan
 Memberikan kesimpulan
kesempatan pada hasil
audiens untuk penyuluhan
menjelaskan/menyebu
tkan kembali
kesimpulan dari
materi yang telah
disampaikan
2 Penutup :  Membacakan  Mendengarkan
menit  Kesimpulan kesimpulan materi
 Terima kasih kepada audiens
 Saran  Membagikan leaflet  Menerima
leaflet dengan
 Mengucapkan terima antusias
kasih  Mendengarkan
 Mengucapkan salam
penutup  Menjawab
salam
8 Kegiatan Sesi 2 :  Menjelaskan  Menyimak dan
menit Menjelaskan terkait Pengertian latihan fisik mendengarkan
tindakan Intradialytic rehabilitatif jantung  Menyimak dan
exercise.  Menjelaskan Tujuan mendengarkan
latihan fisik  Menyimak dan
rehabilitatif jantung mempraktekka
 Mendemonstrasikan n tindakan
Tindakan latihan fisik
rehabilitatif jantung

KRITERIA EVALUASI
Evaluasi Struktural
1. Sasaran hadir ditempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
2. Penyelenggaraan dilaksanakan di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto
Lumajang
3. Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
Evaluasi Proses
1. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
2. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai
acara berakhir
3. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan

Evaluasi Hasil
No Evaluasi Lisan Respons Audiens Nilai
1 Pengertian Penyakit Gagal Jantung
Kongestif
2 Tanda dan Gejala Gagal jantung
kongestif
3 Pengertian latihan fisik rehabilitatif
jantung
4 Tujuan latihan fisik rehabilitative
jantung
5 Standar Operasional Prosedur latihan
fisik rehabilitatif jantung
SOP LATIHAN FISIK REHABILITATIF JANTUNG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
“Latihan Aktivitas Fisik Rehabilitatif Jantung”

1. Pengertian deep breathing exercise merupakan aktivitas


latihan fisik keperawatan yang berfungsi meningkatkan kemampuan
rehabilitatif otot-otot pernafasan untuk meningkatkan compliance
jantung paru dalam meningkatkan fungsi ventilasi dan
memperbaiki oksigenasi.

2. Tujuan/Manfaat Beberapa manfaat Deep breathing exercise yaitu:


latihan fisik 1) Untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol
rehabilitatif jantung dan efisien serta mengurangi kerja pernapasan
2) Meningkatkan inflasi alveolar maksimal,
relaksasi otot dan menghilangkan ansietas
3) Mencegah pola aktifitas otot pernapasan yang
tidak berguna, melambatkan frekuensi
pernapasan, mengurangi udara yang
terperangkap serta mengurangi kerja bernapas
Referensi Adsett J, H. B. (2010). Evidence Based Guidelines for
Exercise and Chronic Heart Failure. Funded by
Pathways Home Project 2007/ 2008. Queensland
Government.
Cahalin LP, A. R. (2015). Breathing exercises and
inspiratory muscle training in heart failure. Heart
Fail Cli. Vol 11l No 1, 72-149.
harion Elizabeth, S. P. (2010). Influence of Deep
Breathing Exercise On Spontaneous Respiratory
Rate And Heart Rate variability. Indian J
Physiol Pharmaco, Vol 56 No 1, 80-87.
Nirmalasari, N. (2017). Deep Breathing Exercise Dan
Active Range Of Motion Efektifmenurunkan Dyspnea
Pada Pasien Congestive Heart Failure. Nurseline
Journal, Vol. 2 No.2

Persiapan Pemilihan Pasien dengan Kriteria kriteria inklusi :


1. pasien dengan status hemodinamik stabil
2. pasien CHF NYHA II dan III, pasien yang tidak
mengalami kelemahan pada kedua ekstremitas
3. pasien berusia 18 tahun, dan pasien yang
mendapatkan terapi farmakologi yang sama.
Pemilihan Pasien dengan Kriteria kriteria ekslusi :
1. pasien yang disertai penyakit neuromusculo-
skeletal
2. sistemik berat,
3. gangguan mental dan komunikasi dan
4. penyakit pernafasan
b. Alat dan Bahan:
1) bantal sesuai kebutuhan dan kenyaman klien
2) tempat tidur dengan pengaturan sesuai pasien
kenyamanan pasien
3) bengkok
4) tissue
Waktu Selama 5 siklus (1 siklus 1 menit yang terdiri dari 5 kali
nafas dalam dengan jeda 2 detik setiap 1 kali nafas)
Langkah – langkah a. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur.
b. Mengidentifikasi status pasien yang
hemodinamik stabil, pasien CHF NYHA II dan
III.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap status
pernapasan.
d. Mengidentifikasi klien tidak dalam kondisi nyeri
berat, sesak nafas berat dan emergency.
e. Memastikan klien dalam kondisi sadar dan dapat
mengikuti perintah dengan baik.
f. Mengatur posisi klien berbaring di atas tempat
tidur kepala lebih tinggi, bila memungkinkan
dengan posisi semi fowler atau fowler/duduk.
g. Mengatur posisi bantal sesuai kebutuhan untuk
kenyamanan klien.
h. Apabila terdapat akumulasi sekret. Mengajarkan
batuk efektif (dengan menarik nafas dalam dan
secara perlahan melalui hidung dan mulut, tahan
1-5 hitungan, kemudian mulai batuk dengan
hentakan lembut, tampung dahak pada bengkok).
Bila perlu suction sesuai indikasi untuk
membantu mengeluarkan sekret dari jalan nafas
bawah.
i. Mengajarkan klien menghirup nafas secara
perlahan dan dalam melalui mulut dan hidung,
sampai perut terdorong maksimal/mengembang.
Menahan nafas 1-6 hitungan, selanjutnya
menghembuskan udara secara hemat melalui
mulut dengan bibir terkatup secara perlahan.
j. Meminta klien untuk melakukan latihan secara
mandiri dengan 30 kali latihan nafas dalam
selama 30 menit dengan diselingi istirahat 30
menit. Latihan dilaksanakan sebanyak 6 kali
sehari pada siang hari selama 4 hari. Setiap
latihan dibagi dalam 3 fase masingmasing
selama 10 menit sesuai toleransi klien dengan
jeda batuk efektif.
k. Melakukan pengawasan keteraturan kemampuan
latihan serta antisipasi terhadap toleransi
kemampuan dan perkembangan kondisi klien.
l. Melakukan pemeriksaan status pernapasan.
m. Membereskan alat dan mencuci tangan sesuai
prosedur.. Melaksanakan dokumentasi tindakan.
SOP ROM ACIVE OF MOTION PADA PASIEN GAGAL JANTUNG
KONGESTIF
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
ROM ACTIVE OF MOTION

1. Pengertian active range of motion merupakan latihan gerak dengan


Rom active of menggerakkan sendi seluas gerak sendi
motion
3. Tujuan/Manfaat Tujuan active range of motion
Rom active of a) Melatih aktivitas seluruh sendi tubuh sehingga sendi-
motion sendi tersebut tidak kaku dan tidak terjadi cedera atau
kecelakaan pada saat tubuh digerakkan
b) Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan
kekuatan otot
c) Mencegah kekakuan pada sendi mencegah kelainan
bentuk, kekuatan , dan kontraktur
d) Merangsang sirkulasi darah
e) Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan

Referensi Indhah, S. (2014). Pengaruh Latihan Range Of Motion


(ROM) Aktif Terhadap Fleksibilitas SendinLutut
Pada Lansia Di Desa Layangan
KecamatanUngaran Timur Kabupaten Semarang.
Jurnal Keperawatan Stikes Ngudi.
Nirmalasari, N. (2017). Deep Breathing Exercise Dan
Active Range Of Motion Efektifmenurunkan
Dyspnea Pada Pasien Congestive Heart Failure.
Nurseline Journal, VOl. 2 no.2.
Olviani, e. A. (2017). Pengaruh Latihan Range Of
Motion (Rom) Aktif-Asistif (Spherical Grip)
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot
EkstremitasAtaspada Pasien Stroke Di Ruang
Rawat Inap Penyakit Syaraf (Seruni) Rsud Ulin
Banjarmasin. Dinamika Kesehatan.

Persiapan Pemilihan Pasien dengan Kriteria kriteria inklusi :


4. pasien dengan status hemodinamik stabil
5. pasien CHF NYHA II dan III, pasien yang tidak
mengalami kelemahan pada kedua ekstremitas
6. pasien berusia 18 tahun, dan pasien yang
mendapatkan terapi farmakologi yang sama.
Pemilihan Pasien dengan Kriteria kriteria ekslusi :
1. pasien yang disertai penyakit neuromusculo-
skeletal
2. sistemik berat,
3. gangguan mental dan komunikasi dan
4. penyakit pernafasan
b. Alat dan Bahan:
1) bantal
2) tempat duduk/ pegangan
3) minyak penghangat bila diperlukan
Waktu Active range of motion secara bertahap dengan masing-
masing gerakan dilakukan selama 5 kali. Latihan tersebut
dilakukan tiga kali sehari selama 3 hari.

Langkah – langkah 1) Kepala


Fleksi 45⁰ gerakan dagu menempel ke dada
Ekstensi 45⁰ kembali ke posisi tegak (kepala tegak)
Hiperekstensi 10⁰ menggerakkan kepala kearah belakang
Rotasi 180⁰ memutar kepala sebanyak 4 kali putaran
Fleksi lateral kanan 40-45⁰ dan fleksi lateral kiri 40-

45⁰ memiringkan kepala menuju kedua bahu kiri dan


kanan.
2) Bahu
Fleksi 180⁰ menaikkan lengan ke atas sejajar dengan
kepala
Ekstensi 180⁰ mengembalikan lengan ke posisi
semula
Hiperekstensi 45-60⁰ menggerakkan lengan
ke belakang
Abduksi 180⁰ lengan dalam keadaan lurus sejajar
bahu lalu gerakkan kearah kepala
Adduksi 360⁰ lengan kembali ke posisi tubuh
Rotasi internal 90⁰ tangan lurus sejajar bahu lalu
gerakkan dari bagian siku kearah kepala secara
berulang
Rotasi eksternal 90⁰ dan kearah bawah secara
berulang

3) Siku
Fleksi 150⁰ menggerakkan daerah siku  mendekati
lengan atas
Ekstensi 150⁰ dan luruskan kembali
4) Lengan bawah
Supinasi 70-90⁰ menggerakkan tangan dengan telapak
tangan diatas
Pronasi 70-90⁰ menggerakkan tangan dengan telapak
tangan dibawah

5) Pergelangan tangan
Fleksi 80-90⁰ menggerakkan pergelangan tangan
kearah bawah
Ekstensi 80-90⁰ menggerakkan tangan kembali lurus
Hiperekstensi 89-90⁰ menggerakkan tangan kearah
atas
6) Jari-jari tangan
Fleksi 90⁰ tangan menggenggam
Ekstensi 90⁰ membuka genggaman
Hiperekstensi  30-60⁰ menggerakkan jari-jari kearah
atas
Abduksi 30⁰ meregangkan jari-jari tangan
Adduksi 30⁰ merapatkan kembali jari-jari tangan
7) Ibu jari
Fleksi 90⁰ menggenggam
Ekstensi 90⁰ membuka genggaman
Abduksi 30⁰ menjauhkan/meregangkan ibu jari
Adduksi 30⁰ mendekatkan kembali ibu jari
Oposisi mendekatkan ibu jari ke telapak tangan

8) Pinggul
Fleksi 90-120⁰ menggerakkan tungkai keatas
Ekstensi 90-120⁰ meluruskan tungkai
Hiperekstensi 30-50⁰ menggerakkan tungkai
kebelakang
Abduksi 30-50⁰ menggerakkan tungkai ke samping
menjauhi tubuh
Adduksi 30-50⁰ merapatkan tungkai kembali
mendekat ke tubuh
Rotasi internal 90⁰ memutar tungkai kearah dalam
Rotasi eksternal 90⁰ memutar tungkai kearah luar

9) Lutut
Fleksi 120-130⁰ menggerakkan lutut kearah belakang
Ekstensi 120-130⁰ menggerakkan lutut kembali
keposisi semula lurus
10) Mata kaki
Dorso fleksi 20-30⁰ menggerakkan telapak kaki kearah
atas
Plantar fleksi 20-30⁰ menggerakkan telapak kaki
kearah bawah

11) Telapak kaki


Inversi/supinasi 10⁰ memutar/mengarahkan telapak
kaki kearah samping dalam
Eversi/Pronasi 10⁰ memutar/mengarahkan telapak
kaki kearah samping luar
12) Jari-jari kaki
Fleksi 30-60⁰ menekuk jari-jari kaki kearah bawah
Ekstensi 30-60⁰ meluruskan kembali jari-jari kaki
Abduksi 15⁰ mereganggkan jari-jari kaki
Adduksi 15⁰ merapatkan kembali jari-jari kaki

Anda mungkin juga menyukai