Oleh :
P07120216010
D-IV KEPERAWATAN TINGKAT II SEMESTER IV
I. LATAR BELAKANG
darah ke seluruh tubuh. Resiko Congestive Heart Failure (CHF) akan meningkat pada
orang lanjut usia (lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini
penyakit katub jantung, kardiomiopati dan lain-lain. CHF juga dapat menjadi kondisi
Gagal jantung terutama merupakan penyakit usia lanjut. Gagal jantung terjadi
pada 2% pasien berusia dibawah 50 tahun, namun lebih dari 10% pasien berusia di
atas 65 tahun. Harapan hidup 5 tahun < 50%. Penyakit jantung iskemik dan hipertensi
seluruh dunia pada tahun 2004 adalah 5,7 Juta kasus. Asia Tenggaramerupakan
hospitalisasi pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Bahkan di Indonesia,
penyakit ini telah menjadi pembunuh nomor satu. Prevalensi penyakit jantung di
biaya perawatan pasien yang menderita penyakit ini $18 miliar setahun, diperkirakan
tindak lanjut yang intensif. Pendidikan pasien dan kepatuhan merupakan aspek
penting untuk hasil yang baik (Marreli, 2008).
Jantung Kongestif, yaitu faktor keturunan terdapat 15 orang (50%), pasien yang
orang (50%), yang memiliki pola makan yang tidakbaik 29 orang (96,67%), yang
(66,7%) (Nurhayati,2009).
II. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran dapat mengetahui
dan mengerti tentang CHF dan penatalaksanaannya.
IV. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam penyuluhan tentang stroke non
hemoragik ini antara lain :
A. Ceramah
B. Tanya jawab
B. MEDIA
1. Leaflet
C. SUMBER
Aaronson, Philip I. & Jeremy P.T. Ward. (2010). At a Glance: Sistem
Kardiovaskular. Edisi 3. Jakarta : Erlangga.
Carpenito, L.J. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8,
Alih Bahasa Ester M. Jakarta : EGC.
Kasron. (2012). Kelainan dan Penyakit Jantung. Yogyakarta : Nusa
Medika.
Masjoer, Arif M,dkk,2001,Kapita Selekta Kedokteran,Edisi 3:Media
Aesculapius Fakultas kedokteran universitas Indonesia,Jakarta
Nurhayati, Euis. (2009). Gambaran Faktor Resiko Pada Pasien
Penyakit Gagal Jantung Kongestif di Ruang X.A RSUP Dr.
Hasan Sadikin
Bandung.www.stikesayani.ac.id/publikasi/e.../201004-4pdf
VI. SASARAN
Sasaran dari penyuluhan ini adalah keluarga penderita penyakit gagal
jantung.
VII. WAKTU
Hari / Tanggal : Kamis, 14 Juni 2018
Pukul : 10.00 WITA s/d 10.30 WITA
Durasi : 40 menit
VIII. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani.
Setting tempat
Keterangan
= Moderator
= Penyaji
= Audiens
= Notulen
= Oberver
IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN
LANGKAH- KEGIATAN KEGIATAN
NO. WAKTU
LANGKAH PENYULUH SASARAN
1. Pendahuluan 3 menit Salam Pembukaan Sasaran antusias
Perkenalan Diri atas kedatangan
Penyampaian Tujuan penyuluh
Kontrak Waktu Sasaran menjawab
salam penyuluh
2. Penyajian 25 menit Penyampaian materi : Sasaran menyimak
a. Apersepsi dengan cermat apa
b. Menjelaskan yang disajikan
pengertian gagal oleh penyuluh
jantung Bertanya apabila
c. Menjelaskan penyebab terdapat hal-hal
gagal jantung yang belum jelas
d. Menjelaskan tanda dan Mencatat hal-hal
gejala gagal jantung penting yang
e. Menjelaskan cara dijelaskan oleh
penanggulangan Gagal penyuluh.
jantung.
f. Menjelaskan
pencegahan Cara
penanggulangan Gagal
jantung
X. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
a. Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan
kesehatan semua lengkap atau dalam kondisi baik dan
bisa digunakan saat ceramah dan tanya jawab.
Media sudah dipersiapkan, yaitu leaflet mengenai gagal
ginjal 2 hari sebelum pemberian penyuluhan
b. Pemberi Penyuluhan
Pemberi materi sudah siap dalam melakukan
penyuluhan
c. Undangan
Keluarga pasien penderita gagal ginjal. Undangan
disampaikan pada tanggal 13 juni 2018
d. Pengorganisasian
Kewajiban Pengorganisasian
Moderator
o Mampu memimpin jalannya diskusi
sesuai dengan runtutan acara.
o Mampu mengendalikan jalannya
penyuluhan agar sesuai dengan
topik.
o Mampu membimbing peserta agar
suasana tetap tenang namun tidak
tegang.
o Melakukan tindakan agar diskusi
tetap fokus dan kondusif.
o Mampu memberikan arahan kepada
peserta.
Penyaji
o Mampu menyampaikan tujuan
penyuluhan secara jelas
o Mampu menjelasakan materi secara
sistematis
o Mampu menggunakan bahasa yang
sesuai dengan audien
o Mampu menjawab pertanyaan dari
peserta
Notulen
o Mencatat semua hal yang
disampaikan olehmoderator,
penyaji, atau peserta.
Observer
o Mampu mengukur ketepatan waktu
2. Evaluasi Proses
Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Misalnya:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali pengertian,
penyebab, dan tanda gejala gagal jantung mencapai 80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang
pencegahan dan penanganan gagal jantung mencapai 75%.
MATERI TERLAMPIR
A. Pengertian
akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif sering digunakan
kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan (Kasron, 2012). Pada gagal
jantung, curah jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau
Klasifikasi
o Gagal jantungakut-kronik
darah.
o Gagal jantungkanan-kiri
o Gagal jantungsistolik-diastolik
cardiac outputturun.
B. Etiologi
Menurut Kasron tahun 2012, ada beberapa etiologi/penyebab dari gagal jantung, yaitu:
o AterosklerosisKoroner
menurun.
o Penyakit JantungLain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya,
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung untuk mengisi darah
o Faktorsistemik
Menurut Kasron tahun 2012, tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya
volume intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akibat turunnya curah jantung pada
kegagalanjantung.
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel
kiri paling sering mendahului gagsal ventrikel kanan. Kegagalan salah satu ventrikel
o Gagal jantungkiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tidak
sebagaiberikut:
Dispneu
Batuk
Mudahlelah
Kegelisahan dankecemasan
Sianosis
Gagal jantungkanan
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena dihepar.
Anorexia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena
dalam ronggaabdomen
Nokturia
Kelemahan
2. Kelas II: bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari
3. Kelas III : bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari- hari
tanpakeluhan.
1. Tirah baring dapat mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung
dan menurunkan tekanan darah.
2. Diet Pengaturan membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal. Selain itu
pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur dan mengurangi edema
3. Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu memenuhi
oksigen tubuh
4. Terapi Diuretik yang memiliki efek anti hipertensi dengan menigkatkan pelepasan air
dan garam natrium sehingga menyebabkan penurunan volume cairan dan merendahkan
tekanan darah.
5. Digitalis memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan kekuatan kontraksi
peningkatan efisiensi jantung. Saat curah jantung meningkat, volume cairan lebih besar
dikirim ke ginjal untuk filtrasi, eksresi dan volume intravaskuler menurun.
6. Inotropik Positif Dobutamin meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropik
positif) dan meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif)
7. Pemberian sedative bertujuan mengistirahatkan dan memberi relaksasi pada klien.
8. Pembatasan Aktivitas Fisik dan Istirahat yang ketat merupakan tindakan penanganan
gagal jantung.
E. Pencegahan
Berikut ini merupakan cara sederhana untuk mencegah gagal jantung secara dini.