Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT, SEKOLAH,

SOSIALISASI ANAK DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi


Pendidikan

Oleh:

Tyara Maharani NIM. 23052160033


Juli Setio NIM. 23052160016
Rama Satria NIM. 23052160014
Linda NIM. 23052160027

Dosen Pengampu:
Dr. H. Wijaya, M.Si, Ph. D.
Dr. Yulia Tri Samiha, M.Pd

PROGRAM MAGISTER (S2)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam mengarahkan
suatu perubahan bagi lingkungan sosial bangsa untuk menuju kearah yang
lebih baik. Tanpa adanya pendidikan maka suatu bangsa bisa dikatakan tidak
mungkin bisa berdiri sendiri. Pendidikan yang baik akan membawa suatu
perubahan yang baik bagi bangsa, maka dibutuhkan suatu pendidikan yang
baik dengan adanya dukungan baik dari pemerintah maupun masyarakat itu
sendiri.1
Pada dasarnya masyarakat sebagai lingkunga sosial baik yang mampu
atau yang tidak mampu memiliki potensi yang sama dalam membantu
sekolah untuk memberikan pembelajaran bagi anak. 2 Sekolah sebagai tempat
berinteraksi peseta didik telah berusaha semaksimal mungkin menjadi agen
sosialisasi dalam membentuk karakter dan kepribadian akhlak mulia siswa,
namun kenyataan masih ada siswa yang berkarakter serta kepribadiannya
kurang baik.3
Pendidikan karakter merupakan salah satu topik utama yang sangat
ditekankan dalam keberhasilan proses pembelajaran di Sekolah saat ini. 4
Sekolah merupakan salah satu agen sosialisasi memiliki peranan penting
untuk membuat norma-norma atau aturan yang ada disekolah yang berfungsi
mengatur perilaku individu dan kelompok dalam hal kepribadian serta
karakter siswa oleh karena itu sekolah harus menetapkan berbagai aturan
yang harus dijalankan oleh setiap peserta didik.5

1
Faridhatul Jannah dkk, “Perspektif Mahasiswa Sebagai Agen Of Change Melalui
Pendidikan Kewarganegaraan,” Jurnal Of Social Science and Education Vol 2, no. 2 (2021): hlm.
182.
2
Siti Fatimah, “Pendidikan dan Masyarakat,” Jurnal Studi Keislaman Vol 7, no. 1 (2017):
hlm. 50.
3
Titin dkk, “Peran Sekolah Sebagai Agen Sosialisasi Dalam Pembentukan Kepribadian
Akhlak Mulia,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3, no. 12 (2014): hlm. 5.
4
Santoso dkk, Inovasi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Sosial dan Budaya (Lampung: LPPM UNILA, 2019).
5
Titin dkk, op. cit., 2014, hlm. 2-3.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan pendidikan dan lingkungan sosial?
2. Bagaimana hubungan pendidikan dan budaya?
3. Bagaimana peran pendidikan sebagai agen perubahan?
4. Bagaimana peran sekolah sebagai sistem interaksi?
5. Bagaimana hubungan kelas dan sistem sosial?
6. Bagaimana peran sosialisasi anak dan pembentukan keperibadian di
Sekolah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pendidikan dan lingkungan sosial
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pendidikan dan budaya
3. Untuk mengetahui bagaimana peran pendidikan sebagai agen perubahan
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan kelas dan sistem sosial
5. Untuk mengetahui bagaimana peran sekolah sebagai sistem interaksi
6. Untuk mengetahui bagaimana peran sosialisasi anak dan pembentukan
kepribadian di Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan dan Lingkungan Sosial
1. Pengertian Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak, artinya pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya.6
John Dewey dalam Muzayyin Arifin, pendidikan merupakan suatu
proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik
menyangkut daya pikir (intelegencia), maupun daya perasa (emotional)
menuju ke arah tabiat manusia. Suparlan Suhartono menjelaskan arti
pendidikan adalah segala kegiatan yang berlangsung sepanjang zaman
dalam segala situasi kehidupan.7
Pendidikan menurut Marimba, adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dalam pendidikan yang
dijelaskan tersebut, bahwa dalam pendidikan terdapat beberapa unsur:8
a. Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan dilakukan secara sadar
b. Ada pendidik, pemimpin atau penolong
c. Ada peserta didik, anak didik
d. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan
e. Dalam usaha itu terdapat alat-alat yang dipergunakan
Dari beberapa pendapat para ahli, jadi pendidikan adalah proses belajar
mengajar dengan mentransfer ilmu pengetahuan serta membentuk karakter
anak secara sadar dan terencana untuk mengubah sikap dan perilaku

6
Mahmud dkk, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), hlm. 19.
7
Myta Widyastuti, “Peran Kebudayaan dalam Dunia Pendidikan (The Role Of Culture In
The Word Of Education),” Jurnal Kebhinekaan dan Wawasan Kebangsaan Vol 1, no. 1 (2021):
hlm. 57.
8
Siti Fatimah, op. cit., hlm. 46.

3
4

seseorang ataupun kelompok dengan tujuan agar bisa memiliki


pemahaman, keterampilan serta mengembangkan potensi dirinya dari
generasi ke generasi selanjutnya.
2. Lingkungan Sosial
Lingkungan dapat dikatakan sebagai apa yang ada disekitar manusia
meliputi tempat dan keadaan dilingkungan individu. Menurut A.L Slamet
Riyadi lingkungan adalah tempat pemukiman dengan segala sesuatunya
dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang
secara langsung maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat
kehidupan.9
Sosial sendiri berarti kemasyarakatan. Menurut Soejono Soekanto
lingkungan sosial yaitu terdiri dari orang-orang, baik individu atau
kelompok yang berada disekitar manusia. Lingkungan sosial merupakan
wadah untuk berinteraksi antar individu dengan individu yang lain dan
membentuk suatu pribadi serta mempengaruhi tingkah laku seseorang.10
Lingkungan sosial meruapakan lingkungan dimana aktifitas sehari-hari
dilaksanakan. Lingkungan sosial memiliki fungsi atau peran dalam
berinteraksi, keadaan lingkungan sosial yang berbeda disetiap tempat akan
mempengaruhi perilaku dan kedisiplinan seseorang.11
Dengan demikian dapat dipahami lingkungan sosial adalah segala
sesuatu disekitar manusia sebagai tempat berlangsungnya beraneka ragam
interaksi sosial antara seseorang dengan seseorang lainnya yang terjalin di
dalam masyarakat untuk membentuk kepribadian seseorang di dalam
kehidupan.
3. Hubungan Pendidikan dan Lingkungan Sosial
Pendidikan sebagai tempat proses mengajar dan belajar pola-pola
kelakukan manusia yang diharapkan oleh masyarakat. Kelakuan manusia

9
Barchah Pitoewas, “Pengaruh Lingkungan Sosial dan Sikap Remaja Terhadap Perubahan
Tata Nilai,” Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, no. 1 (2018): hlm. 10.
10
Ibid., hlm. 10-11.
11
Indah Pakaya, “Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pendidikan Masyarakat Di Desa
Biontong 1 Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Utara,” Jurnal
Administrasi Publik Vol VII, no. 104 (2021): hlm. 11-12.
pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni dipelajari dalam
interaksi dengan manusia lainnya. Demikian juga kelompok atau
masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya melalui pendidikan, dalam
artian pendidikan dimulai dengan interaksi pertama individu dengan
anggota masyarakat. Individu belajar dari lingkungan sosialnya dan juga
mengajar serta mempengaruhi orang lain. Dengan demikian, salah satu
faktor yang mempengaruhi pendidikan dalam masyarakat adalah
lingkungan sosial.12
Lingkungan sosial memiliki peranan sebagai sebagai wahana
pendidikan non formal dalam rangka perubahan tata nilai sebab dengan
bergaul, bertegur sapa dan berkomunikasi secara tidak langsung kita dapat
berbagi informasi.13
Jadi bisa dipahami hubungan antara pendidikan dan lingkungan sosial
memiliki hubungan yang sangat berkaitan, kerena lingkungan sosial terdiri
dari makhluk sosial atau manusia, sedangkan pendidikan adalah
lingkungan dimana tempat berlangsungnya proses interaksi sosial yang
merupakan bagian dari lingkungan sosial. Dan juga ketika tingkat
pendidikan seseorang memadai maka ketika bersosialisasi dan berinteraksi
sosial akan mudah dilakukan.
B. Pendidikan dan Budaya
1. Pengertian Budaya
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta,
karsa dan rasa. Kata budaya berasal dari bahasa sanskerta, yaitu Budhayah
bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa
inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa latin berasal
dari kata colera, yaitu mengolah, mengerjakan, menyuburkan,
mengembangkan tanah (bertani). Sedangkan dalam bahasa Belanda
Cultuur, segala daya dan aktivitas manusia untuk megubah alam.14

12
Ibid., hlm. 13.
13
Pitoewas Barchah, op. cit., hlm. 16.
14
Normina, “Pendidikan dalam Kebudayaan,” Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Vol
15, no. 28 (2017): hlm. 19.

5
6

Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari


kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu
tersusun dalam kehidupan masyarakat. Menurut Dr. Mohammad Hatta
kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Menurut KBBI
Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
manusia seperti kepercayaan.15
Jadi dapat dijelaskan bahwa budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks mencakup
pengetahuan, keyakinan, seni, adat, kebiasaan dan lain sebagainya.
2. Hubungan Pendidikan dan Budaya
Budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan
kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas
dari unsur budaya.16 Tidak ada suatu proses pendidikan tanpa kebudayaan,
budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai
dari budaya lingkungan terdekat sampai lingkungan yang luas.17
Pendidikan dan budaya merupakan suatu hal yang saling berintegrasi,
pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, kerena
pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin
nilai-nilai kebudayaan. Pendidikan juga bersifat progresif, yaitu selalu
mengalami perubahan perkembangan sesuai tuntutan perkembangan
kebudayaan.18
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan dan budaya tidak
bisa dipisahkan karena ketika kebudayaan berubah maka pendidikan juga
bisa berubah dan sebaliknya jika pendidikan berubah maka akan dapat
mengubah kebudayaan
C. Pendidikan sebagai Agen Perubahan
Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Pendidikan
sebagai aspek kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat, juga
15
Karolina dkk, Kebudayaan Indonesia (Jawa Tengah: Eureka Media Aksara, 2021), hlm.
42.
16
Myta Widyastuti, op. cit., hlm. 58.
17
Ibid., hlm. 60.
18
Normina, op. cit., hlm. 27.
harus terlibat dalam arus perubahan tersebut. Keterlibatan tidak hanya
terbatas pada kemampuannya untuk mengadakan penyesuaian diri terhadap
perubahan, tetapi bagaimana supaya pendidikan bisa berperan utama dalam
agen perubahan itu sendiri.19 Pendidikan tentu saja memegang peranan yang
sangat penting dalam menghadapi perubahan. Perubahan akan terasa dapat
dilalui dengan baik dan dijadikan sebagai landasan dalam mewujudkan
pembangunan apabila pendidikan yang menjadi pilar utama dalam
perubahan.20
Pendidikan sangat diharapkan untuk menjadi agen perubahan. Pendidikan
menjadi satu-satunya alat untuk menjembatani atau menyaring perubahan itu
dan mengarahkannya ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, perhatian
terhadap pendidikan harus terus dilakukan sehingga perubahan yang ada
dapat terorganisir dengan baik. Mewujudkan pendidikan yang bisa menjadi
agen perubahan, memerlukan keseriusan dari semua pihak terutama
pemerintah. Dengan berbagai perbaikan pendidikan yang terus menerus dapat
diyakini bahwa pendidikan sebagai agen perubahan dapat selalu
dilaksanakan.21
Jadi bisa dipahami pendidikan memiliki peran yang besar dalam membawa
perubahan. Pendidikan memberikan arahan untuk menyikapi perubahan, hal
ini akan mudah dilalui ketika dijadikan sebuah landasan yang bertujuan
mewujudkan pembangunan bangsa sebab pendidikan yang berperan utama di
dalam perubahan sehingga fokus perhatian dalam pendidikan harus
ditekankan.
D. Sekolah sebagai Sistem Interaksi
Disamping sebagai tempat untuk mengembangkan kompetensi sekolah
juga sebagai tempat mengembangkan kepekaan sosial dilingkungan agar
interaksi dilingkungannya berjalan dengan baik. Berinteraksi kepada orang
lain juga bisa dlihat dab nilai sebagai karakter yang dimiliki, sebab salah satu
19
Miftahul Huda, “Peran Pendidikan Islam Terhadap Perubahan Sosial,” Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam Vol 10, no. 1 (2015): hlm. 186.
20
Ridwan Idris, “Pendidikan Sebagai Agen Perubahan Menuju Masyarakat Indonesia
Seutuhnya,” Jurnal Lentera Pendidikan Vol 16, no. 1 (2013): hlm. 63.
21
Ibid., hlm. 71.

7
8

sifat manusia selain sebagai makhluk individual manusia juga merupakan


makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individual mempunyai dorongan
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia sebagai makhluk
sosial maka manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain karena
manusia harus mampu berinteraksi dalam lingkungan masarakat.22
Menurut Abdullah Idi, Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang
untuk pengajaran atau pendidikan terhadap murid dibawah pengawasan
pendidik. Sekolah adalah sarana interaksi antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok individu.23
Sekolah tidak hanya sebagai tempat untuk belajar meningkatkan
kemampuan intelektual, akan tetapi juga mengembangkan dan memperluas
pengalaman sosial anak agar dapat berinteraksi dengan orang lain di dalam
masyarakat. Selain sebagai tempat mengembangkan pengalaman sosial anak
sekolah dapat juga memecahkan masalah sosial yang dihadapi dengan
pemikiran intelektual.24
Dengan dimikian dapat dipahami bahwa sekolah sebagai suatu lembaga
tidak terlepas dari adanya interaksi yang terjadi diantara keluarga sekolah
dengan individu-individu yang ada di dalamnya dimana saling bergantung
satu sama lain membentuk suatu sistem interaksi.
E. Kelas dan Sistem Sosial
Kelas adalah kesetaraan kemampuan ekonomi orang-orang dalam suatu
kelompok untuk memenuhi kebutuhan hidup dan statusnya, semakin tinggi
kemampuan ekonomi suatu kelas berarti semakin tinggi kelasnya dalam
masyakarat.25 Sistem sosial merupakan suatu jaringan dimana bagian-bagian
jaringan tersebut saling mempengaruhi secara deterministik. Keharmonisan
dalam sistem sosial didasarkan pada sistem yang mengatur interaksi yang

22
Nur Kholik, “Peranan Sekolah Sebagai Lembaga Pengembangan Pendidikan
Multikultural,” Jrnal Tawadhu Vol 1, no. 2 (2017): hm. 249.
23
Ida Norlena, “Sekolah Sebagai Organisasi Formal (Hubungan Antar Struktur),” Jurnal
Tarbiyah Islamiyah Vol 5, no. 2 (2015): hlm. 43-44.
24
Tabi’in, “Menumbuhkan Sikap Peduli Pada Anak Melalui Interaksi Kegiatan Sosial,”
Journal Of Social Science Teaching Vol 1, no. 1 (2017): hlm. 49-50.
25
Aji Syah Halal Rizqon, “Stratifikasi Sosial dan Kesadaran Kelas,” Jurnal Sosial dan
Budaya Syar’i Vol 2, no. 1 (2015): hlm. 35.
mengintegrasikan pola perilaku dan komunikasi agar masyarakat dapat hidup
tentram dan harmonis. 26
Kelas merupakan sebuah konsep yang menentukan kedudukan sosial
manusia dari segi kepemilikan benda atau harta yang tidak dapat dipisahkan
dari konsep ekonomi. Tiap kelompok atau golongan mempunyai ciri yang
dapat menimbulkan konflik antar golongan atau khas itu sendiri. Dalam
masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan masyarakat yang
pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan
golongan yang lainnya. Adanya golongan yang berlapis-lapis ini
mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial.27
Dalam konteks sosial proses stratifikasi sosial terjadi melalui interaksi
sosial yang kemudian membentuk menjadi sebuah kelompok. Sistem
stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, sedang,
dan kelas rendah.28
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas dan sistem sosial adalah
penggolongan kelompok masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sesuai
kedudukan sosial maupun ekonomi yang disusun dengan cara bertingkat yaitu
kelas atas, kelas menengah, dan kelas kebawah.
F. Sekolah sosilalisasi anak dan Pembentukan Kepribadian di Sekolah
Kepribadian menjadi salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam
keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam kehidupan baik dalam pekerjaan
maupun tindakannya dalam lingkugan masyarakat. Kepribadian sangat
penting diketahui oleh setiap orang agar setiap individu mampu
mengembangkan kelebihan yang dimiliki dan memperbaiki kelemahan yang
ada pada dirinya.29

26
Ibid.
27
Binti Maunah, “Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas dalam Perspektif Sosiologi
Pendidikan,” Jurnal Ta’allum Vol 03, no. 1 (2015): hlm. 23-35.
28
Ibid.
29
Anita Maulidya, “Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian dalam Perspektif Sosiologi
Pendidikan Islam,” Jurnal Pendidikan dan Keagamaan Vol 1, no. 1 (2022): hlm. 1-2.

9
10

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai ciri-ciri dan sifat yang khas yang
mewakili sikap atau tabiat dari diri seseorang yang bersumber dari pola-pola
pemikiran dan perasaan, konsep diri yang diterima dari lingkungan. 30
Kepribadian adalah cara seseorang berinteraksi dengan orang lain, hubungan
seseorang dengan kepribadian dengan pembelajaran di sekolah yang telah
dipelajari untuk diterapkan ke lingkungan masyarakat. Kepribadian seseorang
akan berbeda-beda tergantung awal pembentukan kepribadian itu terjadi.
Pembentukan kepribadian anak melalui sosialisasi berupa pembinaan,
bimbingan dan pengawasan.31
Menurut Hurlock dalam Syamsu Yusuf, mengemukakan bahwa sekolah
merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam
berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Oleh karena itu sekolah
mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian siswa karena
sekolah adalah wadah atau tempat proses beajar seseorang dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti dan tidak terdidik menjadi
berkependidikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hasbullah bahwa
peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka
sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki tingkah laku
siswa yang dibawa dari keluarganya.32
Jadi dapat disimpulkan bahwa sekolah sebagai lembaga sosialisasi
memiliki peran penting untuk membentuk kepribadian anak, sehingga sekolah
harus membuat tata tertib sekolah untuk mengatur hidup siswa agar lebih
terarah dan menimbulkan kepribadian yang baik. Selain itu dengan adanya
pembentukan kepribadian terhadap anak menjadikan anak berkembang
dengan lebih baik dan akan mampu menghadapi masa depan dengan lebih
percaya diri. Adapun contoh pembentukan kepribadian anak disekolah seperti
memberikan character building kepada anak.

30
St Rahmah, “Pola Komunikasi Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian anak,” Jurnal
Alhadharah Vol 17, no. 33 (2018): hlm. 14.
31
Herwani dkk, “Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi dan Perkembangan Kepribadian Anak,”
Jurnal Tarbiyah-Syariah Islamiyah Vol 30, no. 1 (2023).
32
Titin dkk, “Peran Sekolah Sebagai Agen Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
Akhlak Mulia Siswa SMAS,” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Untan, 2014, hlm. 8.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan dan lingkungan sosial memiliki hubungan yang sangat
berkaitan, kerena lingkungan sosial terdiri dari makhluk sosial atau
manusia, sedangkan pendidikan adalah lingkungan dimana tempat
berlangsungnya proses interaksi sosial yang menghasilkan kebiasaan atau
kebudayaan, Pendidikan dan budaya tidak bisa dipisahkan karena ketika
kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan sebaliknya
jika pendidikan berubah maka akan dapat mengubah kebudayaan, oleh
karena itu pendidikan memiliki peran yang besar dalam membawa
perubahan. Karena hal ini akan mudah dilalui ketika pendidikan dijadikan
sebuah landasan yang bertujuan mewujudkan pembangunan bangsa sebab
pendidikanlah yang berperan utama di dalam perubahan sehingga fokus
perhatian dalam pendidikan harus ditekankan khususnya pada sekolah.
Sekolah sebagai suatu lembaga tidak terlepas dari adanya interaksi yang
terjadi karena di dalamnya mempunyai ketergantungan satu sama lain
yang membentuk suatu sistem interaksi. Di dalam berinteraksi tentunya
akan bertemu dengan macam-macam kelompok atau golongan
masyarakat.
Penggolongan kelompok masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sesuai
kedudukan sosial maupun ekonomi yang disusun dengan cara bertingkat
yaitu kelas atas, kelas menengah, dan kelas kebawah disebut dengan kelas
dan sistem sosial. sekolah sebagai lembaga sosialisasi memiliki peran
penting untuk membentuk kepribadian anak, karena sekolah sebagai
lembaga yang membantu lingkungan keluarga untuk bertugas mendidik
dan mengajar serta memperbaiki tingkah laku siswa yang dibawa dari
setiap kelompok masyarakat atau lingkungan keluarga.
B. Saran
Sebagai manusia biasa kami sadar bahwa pembuatan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan, kami mohon sekiranya kepada pembaca
untuk memberikan kritik dan sarannya.
DAFTAR PUSTAKA

Aji Syah Halal Rizqon. “Stratifikasi Sosial dan Kesadaran Kelas.” Jurnal Sosial
dan Budaya Syar’i Vol 2, no. 1 (2015).
Fatimah Siti. “Pendidikan dan Masyarakat.” Jurnal Studi Keislaman Vol 7, no. 1
(2017).
Herwani dkk. “Sekolah Sebagai Sarana Sosialisasi dan Perkembangan
Kepribadian Anak.” Jurnal Tarbiyah-Syariah Islamiyah Vol 30, no. 1
(2023).
Huda Miftahul. “Peran Pendidikan Islam Terhadap Perubahan Sosial.” Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam Vol 10, no. 1 (2015).
Idris Ridwan. “Pendidikan Sebagai Agen Perubahan Menuju Masyarakat
Indonesia Seutuhnya.” Jurnal Lentera Pendidikan Vol 16, no. 1 (2013).
Jannah Faridhatul dkk. “Perspektif Mahasiswa Sebagai Agen Of Change Melalui
Pendidikan Kewarganegaraan.” Jurnal Of Social Science and Education Vol
2, no. 2 (2021).
Karolina dkk. Kebudayaan Indonesia. Jawa Tengah: Eureka Media Aksara, 2021.
Kholik Nur. “Peranan Sekolah Sebagai Lembaga Pengembangan Pendidikan
Multikultural.” Jrnal Tawadhu Vol 1, no. 2 (2017).
Mahmud dkk. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015.
Maulidya Anita. “Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian dalam Perspektif
Sosiologi Pendidikan Islam.” Jurnal Pendidikan dan Keagamaan Vol 1, no.
1 (2022).
Maunah Binti. “Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas dalam Perspektif
Sosiologi Pendidikan.” Jurnal Ta’allum Vol 03, no. 1 (2015).
Norlena Ida. “Sekolah Sebagai Organisasi Formal (Hubungan Antar Struktur).”
Jurnal Tarbiyah Islamiyah Vol 5, no. 2 (2015).
Normina. “Pendidikan dalam Kebudayaan.” Jurnal Kopertais Wilayah XI
Kalimantan Vol 15, no. 28 (2017).
Pakaya Indah. “Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pendidikan Masyarakat Di
Desa Biontong 1 Kecamatan Bolangitang Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara.” Jurnal Administrasi Publik Vol VII, no. 104 (2021).
Pitoewas Barchah. “Pengaruh Lingkungan Sosial dan Sikap Remaja Terhadap
Perubahan Tata Nilai.” Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 3, no. 1
(2018).
Rahmah St. “Pola Komunikasi Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian anak.”
Jurnal Alhadharah Vol 17, no. 33 (2018).
Santoso Ridwan dkk. Inovasi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran
Berbasis Lingkungan Sosial dan Budaya. Lampung: LPPM UNILA, 2019.
Tabi’in. “Menumbuhkan Sikap Peduli Pada Anak Melalui Interaksi Kegiatan
Sosial.” Journal Of Social Science Teaching Vol 1, no. 1 (2017).
Titin dkk. “Peran Sekolah Sebagai Agen Sosialisasi Dalam Pembentukan
Kepribadian Akhlak Mulia.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3, no.
12 (2014).
———. “Peran Sekolah Sebagai Agen Sosialisasi dalam Pembentukan
Kepribadian Akhlak Mulia Siswa SMAS.” Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Untan, 2014.
Widyastuti Myta. “Peran Kebudayaan dalam Dunia Pendidikan (The Role Of
Culture In The Word Of Education).” Jurnal Kebhinekaan dan Wawasan
Kebangsaan Vol 1, no. 1 (2021).

Anda mungkin juga menyukai