Anda di halaman 1dari 12

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Ilmu Pendidikan Dra. Hj. Tarwilah, M.Ag.

DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN

Disusun oleh :
Nama : Nurul Gina
Nim : 190101040131
Kelas : Pmtk A 2019

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Demokrasi
dalam Pendidikan” dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
penulis berterima kasih kepada ibu Dra. Hj. Tarwilah, M.Ag. selaku dosen mata kuliah Ilmu
Pendidikan di UIN Antasari Banjarmasin yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran,
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.
Barakallahufiikum,
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Banjarmasin, 25 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan ................................................................................ 3
B. Pengertian Demokrasi ................................................................................. 4
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pendidikan .....................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam
pembentukan karakter warga negara terutama karakter dari setiap peserta didik. Pendidikan
sebagai salah satu proses perubahan pada pembentukan sikap, kepribadian dan keterampialan
manusia untuk menghadapi masa depan.
Di kota besar, disparitas pendidikan masih menganga lebar, antara pendidikan elit dan
non elit, kaya-miskin, benar-benar dipertontonkan bagai sirkus. Dikotomi pendidikan
merupakan persoalan bangsa yang tak pernah habis. Demikian pula di pelosok, pendidikan
masih belum merata. Hambatan ekonomi masih menjadi “hantu” yang mengerikan. Alih-alih
untuk mendapatkan fasilitas seperti di kota.
Demokrasi proses pendidikan bermakna untuk menjamin dan mengembangkan
kebebasan akademik. Terutama pendidikan tinggi merupakan banteng pengembangan moral
masyarakat dan menjadi sebagai lembaga pengontrol dari pelaksanaan nilai-nilai kebenaran,
keindahan, moral dan agama. Sejalan dengan itu, proses pendidikan bukanlahmerupakan suatu
indroktinasi tetapi proses pengembangan kesadaran akan kebenaran. Demokrasi
dikembangkan dengan membunuh pemikiran kritis atau pemikiran alternatif, tetapi hanya
dapat dikembangkan di dalam kebebasan berpikir dan tanggung jawab atas alternatif yang
dipilih.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendidikan?


2. Apa pengertian demokrasi?
3. Bagaimana prinsip-prinsip demokrasi pendidikan?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian dari pendidikan.


2. Mengetahui pengertian dari demokrasi.
3. Mengetahui prinsip-prinsip demokrasi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan memiliki kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam kehidupan manusia di
masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara
optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik,
intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap pengembangan serta
karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya dimana dia hidup. Pendidikan
merupakan suatu fenomena manusia yang sangat kompleks. Karena sifatnya kompleks itu
maka pendidikan dapat dilihat dan dijelaskan dari berbagai sudut pandang. 1 Pendidikan
adalah usaha sadar mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesert didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman
dan pengendalian diri.
Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan bagi generasi tua
untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilan
kepada generasi muda yang memungkinkan melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan
bersama, dengan sebaik-baiknya. Pendidikan itu adalah disiplin dari berbagai macam
bagian komponen.2
Secara bahasa, definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dengan pelatiha.3 Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, dan meliputi berbagai
komponen yang berkaitan dengan erat satu sama lain. Pendidikan adalah gejala semesta
dan berlangsung sepanjang hayat manusia, dimanapun manusia berada. Pendidikan sebagai
usaha sadar bagi pemgembangan manusia dan masyarkat, berusaha kearah yang lebih
sistematis, maka pasti mendasarkan pada landasan pemikiran tertentu.4
Pendidikan dalam arti makro (luas) adalah proses interaksi antara manusia sebagai
individu atau pribadi dan lingkungan alam semesta, limgkungan sosial, masyarakat, sosial-
ekonomi, sosial-politik dan sosial-budaya. Pendidikan dalam arti luas juga dapat diartikan
segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

1
Agus Taufik, dkk, Pendidikan Anak di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hal.1-2.
2
Drs. Prasetya, Filsafat Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), hal.15.
3
Sumitro, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: FIP – UNY, 1985), hal.15
4
Dinn Wahyudin, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal.15.

3
hidup. Segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu dengan lingkungan
sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.5
Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang
diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar
mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-
hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Pendidikan dalam arti mikro (sempit) merupakan proses interaksi antara pendidik dan
peserta didik baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Namun pendidikan dalam
arti sempit sering diartikan sekolah (pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal, segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan
remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah mengmbangkan potensi dan
mencerdaskan individu dengan lebih baik. Dengan tujuan ini, diharapkan meraka yang
memiliki pendidikan dengan baik dapat memiliki kreativitas, pengetahuan, kepribadian,
mandiri dan menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Pendidikan juga memiliki
fungsi diantaranya adalah mengembangkan kemampuan, membentuk watak, kepribadian
agar peserta didik dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Lembaga pendidikan memiliki
fungsi seperti:
- Untuk mempersiapkanseluruh masyarakat dapat mandiri dalam mencari nafkahnya
sendiri.
- Membangun serta mengembangkan minat dan bakat individu demi kepuasan pribadi
dan kepentingan umum.
- Membantu melestarikan kebudayaan masyarakat.
- Menanamkan keterampilan yang dibutuhkan dalam keikutsertakan dalam
berdemokrasi.
- Menjadi sumber-sumber inovasi sosial di masyarakat.
B. Pengertian Demokrasi
Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki
hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negaranya berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan
dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi

5
Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 8.

4
sosial, ekonomi dan budaya yang memungkinkan adanya praktek kebebasan politik secara
bebas dan setara. Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “kekuasaan
rakyat”, yang terbentuk dari kata “demos” yang artinya “rakyat dan “kratos” yang artinya
“kekuatan” atau “kekuasaan” pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara
kota Yunani.
Secara teoretis, kedua definsi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah
tidak jelas lagi. Sistem Athena Klasik misalnya, memberikan kewarganegaraan yang
demokratis kepada pr ia elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam
partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern
benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20.
Kehidupan demokrasi adalah kehidupan yang menghargai potensi individu yang
berbeda dan individu yang mau hidup bersama. Dengan demikian, segala jenis
homogenisasi masyarakat yaitu menyamaratakan anggota masyarakat menuju uniformitas
adalah bertentangan dengan prinsip-prinsip hidup demokrasi termasuk didalamnya
pengakuan terhadap hak asasi manusia merupakan inti dari kehidupan demokrasi dalam
segala aspek kehidupan.6
Kuatnya tuntutan demokrasi dan maraknya diskursus demokrasi tidak lain karena
adanya anggapan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem yang bisa menjamin
keteraturan politik dan sekaligus mendorong transformasi masyarakat emnuju struktur
sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan yang lebih ideal.7
Meskipun demokrasi sesungguhnya merupakan istilah politik, namun terjemahan dan
kongkritnyaidak hanya ada didalam kehidupan politik. Seluruh aspek kehidupan manusia
yang berhubungan dengan masyarakat luas dan berada dalam sistem kenegaraan
membutuhkan demokrasi, karena manusia sebagai hamba Allah butuh dimanusiakan dan
dimanusiawikan, sedangkan demokrasi adalah ungkapan lain dari penghormatan hak-hak
asasi manusia, suatu sikap hidup insani yang mencerminkandan dimilikidan ditegakkannya
peradabandan kebudayaan.8
C. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pendidikan
Pendidikan yang demokrasi adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang
sama kepada setiap peserta didik untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang
setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya. Dari definisi tersebut dapat dipahami

6
H.A.R Tilaar, Padigma Baru Pendidikan Nasional (Jakarta: Reineka Cipa, 2002), hal. 11.
7
Umarudin Masdar, Membaca Pikiran Gus Dur dan Amien Rais tentang Demokrasi, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar), hal.1-2.
8
Syamsul Arifin dan Ahmad Barizi, Paradigma Pendidikan Berbasis Pliralisme dan Demokrasi dan
AktualisaiTrasisi Ikhtilaf dalam Islam, (Malang: UMM Press, 2001), hal.89.

5
bahwa demokrasi pendidikan merupakan suatu pandangan yang mengutamakan persamaan
kewajiban dan hak dan perlakuan oleh tenaga pendidikan terhadap peserta didik dalam
proses pendidikan. dengan demikian, demokrasi pendidikan adalah demokrasi yang
memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada semua orang, tanpa membedakan
ras (suku), kepercayaan, warna atau status sosial.
Untuk memahami lebih jauh mengenai prinsip-prinsip demokrasi dalam pendidikan,
maka kita perlu mengetahui beberapa hal berikut:
1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.
2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan.
3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka.
Dari kenyataan tersebut dapat dipahami bahwa ide dna nilai demokrasi pendidikan
sangat banyak dipengaruhioleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat di mana mereka
berada sebab dalam realitasnya, pengembangan demokrasi pendidikan tersebut akan
banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Apabila pengembangan demokrasi pendidikan akan dikembangkan berorientasi
kepada cita-cita dan nilai demokrasi tadi, maka berarti akan selalu memperhatikan prinsip-
prinsip berikut:
1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya.
2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan bebudi
pekerti luhur.
3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga untuk memperoleh pendidikan dan
pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya dalam rangka
mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi tanpa merugiakn pihak lain.9

9
M. Djumberansyah Indar, Filsafat Pendidikan, (Surabaya: Karya Abditama, 1994), hal.118.

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan bagi generasi tua
untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilan
kepada generasi muda yang memungkinkan melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan
bersama, dengan sebaik-baiknya. Pendidikan itu adalah disiplin dari berbagai macam
bagian komponen. Secara bahasa, definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan tata seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dengan pelatiha. Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, dan
meliputi berbagai komponen yang berkaitan dengan erat satu sama lain. Pendidikan
adalah gejala semesta dan berlangsung sepanjang hayat manusia, dimanapun manusia
berada. Pendidikan sebagai usaha sadar bagi pemgembangan manusia dan masyarkat,
berusaha kearah yang lebih sistematis, maka pasti mendasarkan pada landasan pemikiran
tertentu.

Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki


hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negaranya berpartisipasi baik secara langsung atau
melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang memungkinkan adanya
praktek kebebasan politik secara bebas dan setara. Kata demokrasi berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “kekuasaan rakyat”, yang terbentuk dari kata “demos” yang artinya
“rakyat dan “kratos” yang artinya “kekuatan” atau “kekuasaan” pada abad ke-5 SM untuk
menyebut sistem politik negara kota Yunani.
pengembangan demokrasi pendidikan akan dikembangkan berorientasi kepada cita-
cita dan nilai demokrasi tadi, maka berarti akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip
berikut:
1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya.
2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan bebudi
pekerti luhur.
3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga untuk memperoleh pendidikan dan
pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan pribadinya dalam rangka
mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi tanpa merugiakn pihak lain.

7
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, pemakalah mengharapkan pembaca dapat mengetahui
dan memahami dengan lebih baik dalam menanggapi materi ini. Pemakalah menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan serta jauh dari kata
sempurna. Pemakalah mengharapkan pembaca memberikan saran dan kritik untuk
membangun kesempurnaan pembuatan makalah di kemudian hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Syamsul dan Ahmad Barizi. 2001. Paradigma Pendidikan Berbasis Pliralisme dan

Demokrasi dan AktualisaiTrasisi Ikhtilaf dalam Islam. Malang: UMM Press.

Djumberansyah, M. Indar. 1994. Filsafat Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.

Masdar, Umarudin. Membaca Pikiran Gus Dur dan Amien Rais tentang Demokrasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prasetya. 2002. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumitro. 1985. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: FIP-UNY.

Taufik, Agus, dkk. 2009. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tilaar, H.A.R. 2002. Paradigma baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Reineka Cipa.

Wahyudin, Dinn. 2008. Pengantar Pendidikn. Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai