DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
memperkuat karakter peserta didik melalui harmoniasasi olah hati, olah rasa, olah
pikir dan olah raga dengan melibatkan antara satuan pendidikan, keluaraga dan
masyarakat.1
Karakter demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 2Pentingnya karakter demokratis ditanamkan
sejak dini yaitu mengingat situasi dan kondisi di Indonesia saat ini terjadi berbagai
demokratis seperti menghargai orang lain, menilai hak dan kewajiban setiap orang
sama, musyawarah mufakat, dan taat kepada peraturan yang berlaku di Negara
bersikap menghargai orang lain, toleran dan terbuka, menilai hak dan kewajibannya
sama dengan orang lain, memiliki prinsip musyawarah untuk mufakat, dan menaati
peraturan.3 Karakter demokrasi memiliki ciri-ciri antara lain: cerdas, beriman, mencintai
1
Presiden republik indonesia, penguatan pendidiakn karakter, peraturan presiden republik
indoensia no.87 tahun 2017, 6 september 2017
2
Hafidzah Lulus Ujipriyanti, Sri Muryaningsih, Tri Yuliansyah Bintaro”, “Peningkatan Sikap
Demokratis dan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Group Investigation
(GI) Pada Tema 8 Kelas IV A SD Muhammadiyah Purwokerto”, ELSE (Elementary School Education
Journal Vol.3 No.2 (2019)
3
Dini Aria Farindhni, “Pengembangan Media Video Animasi Untuk Peningkatan Motivasi Belajar
Dan Karakter Demokratis Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Tesis Universitas Negeri Yogyakata
bangsanya, tenggang rasa, berbudi pekerti, tanggung jawab, dan berorientasi ke masa
depan.4 Bertitik tolak dari hal tersebut mengimplikasikan bahwa perlunya upaya
penanaman nilai-nilai karakter demokratis tidak hanya pada sebatas moral knowing
tetapi hingga pada tahap moral action yaitu penanaman nilai-nilai karakter hingga
sampai pada terinternalisasinya nilai-nilai karakter dalam diri anak untuk diaplikasikan
kelas dalam proses pembelajaran. Pihak sekolah juga memberikan fasilitas kepada
siswa dalam bentuk organisasi agar mereka dapat mempraktekkan nilai demokrasi
yang telah diajarkan. Dalam rangka membekali siswa yang nantinya akan terjun
ini berupaya menjadikan siswa lebih demokratis, akuntabel, dan santun (Aulawi &
Srinawati, 2019).
untuk membentuk karakter peserta didik yang efektif hanya dapat dilakukan
melalui pendidikan dan organisasi, dalam hal ini warga sekolah (kepala sekolah,
guru, karyawan, dan siswa) memiliki peran yang sangat penting dalam
4
Nasution, “Membangun Kemandirian Siswa Melalui Pendidikan Karakter”, Ijtimaiyah: Jurnal
Pendidikan Dan Ilmu Sosial Vol.2 No.1 (2018).
5
Endah Sri Susilaningrum dan Ali Mustadi, “Pengembangan Media Reflective-Picture Storybook
untuk Meningkatkan Karakter Demokratis Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Seminar Nasional
Pendidikan ISBN.978-602-50088-0-1
pendidikan perlu melibatkan seluruh warga sekolah, orang tua siswa dan
masyarakat sekitar.
proses alih budaya atau alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga
sekaligus sebagai proses alih nilai (transfer of value). Artinya bahwa Organisasi,
Namun pada kenyataannya selama ini pendidikan hanya menekankan pada aspek
aspek afektif tidak dapat diukur, dievaluasi, diketahui secara langsung hasilnya
dan sebagainya. Padahal aspek afektif menempati posisi penting bagi normalisasi
yang memuat tentang karakter. Sekolah merupakan tempat yang sangat strategis
6
Suardam, “Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Osis SMA Muhammadiyah Kalosi,” Sosiologi
Fakultas Ilmu Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, 2017, 1–
108.
didalam mengatasi permasalahan degradasi moral dan karakter anak bangsa. Salah
satu cara yang dapat diterapkan oleh sekolah dalam rangka mengatasi
kepribadian yang dapat membantu peserta didik dalam bertindak. Adanya sifat
seperti ini, pesrta didik akan memunculkan rasa nasionalisme, rasa bertanggung
jawab, tak merasakan prasangka buruk dan saling menghargai. Dengan demikian,
mengajarkan peserta didik untuk berkomunikasi terlebih dahulu jika ada masalah,
arogan. Sifat demokratis dapat dididik sejak dini pada peserta didik untuk dapat
menghadapi atau memecahkan masalah dalam kelas. Jadi, peserta didik dapat
Apabila, sifat ini tidak diajarkan peserta didik sejak dini akan berdampak
demokratis siswa. Dari hasil observasi awal terlihat bahwa para pengurus osip
cara voting bukan penunjukan dari guru. Pada musyawarah tersebut terlihat bahwa
guru hanya sebagai monitoring saja, dan selebihnya dilakukan oleh siswa. Hal ini
menjadikan kegiatan OSIP sebagai sarana untuk memperbaiki karakter santri agar
Sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru, kegiatan pensi dan kegiatan karakter
latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
B. Rumusan masalah
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
A. Kajian pustaka
1. Karakter
a. Pengertian karakter
Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tabiat, watak,
sifat, akhlak ataupun budi pekerti seseorang yang membedakan seorang individu
dengan individu lainnya.9 Karakter dapat diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya
dari dalam diri seseorang individu tanpa adanya rekayasa, yang membedakan antara
dirinya dengan individu lainnya.10 Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan
karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
9
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 682.
10
Uli Amir Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur‟an, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 72.
11
Zubaedi, "Desain Pendidikan Karakter", (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group,2012,Cet.2) h. 12.
Kata karakter pada awalnya digunakan untuk untuk menandai hal-hal yang
“character” digunakan untuk mengartikan hal yang berbeda antara satu hal dengan
yang lainnya, dan akhirnya juga digunakan untuk menyebut kesamaan kualitas
pada tiap orang yang membedakan dengan kualitas lainnya. 12 Pendidikan karakter
Sedangkan menurut Ratna Megawangi karakter yait usaha untuk mendidik anak
bahwa karakter sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu
untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, sekolah maupun
masyarakat. 14
b. Tujuan karakter
12
Lihat Fathul Muin, Pendidikan Karakter Konstruksi Teoritik Dan Praktik: Urgensi Pendidikan
Progresif Dan Revitalisasi Peran Guru Dan Orang Tua ( Cet. Ii:Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2011), h.
162.
13
Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama Dan Budaya, ( Yogyakarta: Multi Presindo,
2013),h. 11.
14
Muchlas Samani Dan Hariyanto, Konsep Dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: Remaja
Rosdakary, 2011), h. 41.
Adapun tujuan pembangunan karakter bangsa bertujuan untuk membina dan
masyarakat yang Berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan
bangsa di sekolah, para pakar berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga pendapat
sendiri sebagai suatu mata pelajaran. Pendapat kedua, Pendidikan Karakter bangsa
diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKN, pendidikan agama, dan
mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga, Pendidikan Karakter bangsa
mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui
perilaku sehari-hari.15
15
Dada Suhaida, Moad Moad, and Lindasari Lindasari, “PERAN GURU PPKn DALAM
MENANAMKAN KARAKTER DEMOKRATIS SISWA KELAS VII DALAM MENYUSUN ORGANISASI
KELAS DI SMP NEGERI 1 JELIMPO KABUPATEN LANDAK,” Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan 4,
no. 2 (2020): 167, https://doi.org/10.31571/pkn.v4i2.2129.
1) Mengembangkan potensi dasar peserta didik agar ia tumbuh menjadi sosok
masyarakat yang Berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan
berikut:
merupakan sebuah proses yang membawa peserta didik agar memahami dan
meluruskan berbagai perilaku negatif anak menjadi positif dengan proses yang
pembiasaan.
sekolah hanya bertumpu pada interaksi antara peserta didik denga guru di
kelas dan sekolah, maka pencapaian nilai-nilai karakter yang diharapkan akan sulit
dicapai.
1) Faktor Internal
a) Insting atau Naluri Setiap manusia pasti akan dipengaruhi oleh naluri
arahnya. Naluri dapat saja merugikan orang lain, namun ketika kebenaran
mengarah pada hal-hal yang baik, hal itu dapat sangat meningkatkan
karakter seseorang. Karena naluri berkait erat dengan roh manusia, tidak
ada keraguan bahwa makhluk tertinggi yang diciptakan oleh Tuhan adalah
pada perkembangan moral manusia, seperti air dan minyak, dan kebiasaan
Kemauan atau kehendak tidak bisa dipisahkan dengan niat. Jika niat ini
pahala.
terancam dan buruk, kekuatan tersebut adalah suara hati atau hati nurani.
dan upaya untuk menghindari bahaya perilaku buruk. Jelas hati nurani atau
batin ini bagi orang biasa untuk melakukan sesuatu yang buruk pada hati
mereka atau mengatakan bahwa mereka memiliki hati yang rendah, namun
mengecewakan, namun jika anak berpendidikan baik, orang tua pasti akan
senang.
a) Pendidikan
akan senang.
b) Lingkungan
Salah satu aspek yang membantu membentuk sikap dan perilaku individu
mengelilingi manusia dalam arti yang luas. Lingkungan ini juga berperan
B. Demokratis
a. Pengertian demokrasi
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (epistemologis) dan
istilah (terminologis). Secara epistemologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu ”demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat dan “cretein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara
bahasa demos-cratein atau demos-cratos adalah keadaan Negara di mana dalam sistem
dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat dan oleh rakyat.
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara rakyat. Kementrian
Pendidikan Nasional (2010: 9-10) terdapat sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan
karakter bangsa, diantaranya adalah nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Menurut
abdul Majid dan Dian Andayani (2013: 47) demokratis digambarkan sebagai perilaku
yang suka bekerjasama dalam belajar dan atau bekerja serta mendengar nasihat orang
lain, serta tidak licik dan takabur dan bisa mengikuti aturan. Jadi, dalam dunia
pendidikan, demokratis berarti sikap bersedia menerima pendapat atau gagasan orang
b. Nilai-nilai demokrasi
masyarakat, serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Lebih lanjut
1) Toleransi
Toleransi merupakan suatu sikap yang menghargai dan menjunjung tinggi hak-
hak setiap individu, baik hak beribadat sesuai agama dan kepercayaannya masing-
Oleh karena itu dalam kehidupan berdemokrasi harus mampu menjunjung tinggi
dari adanya nilai untuk menghargai setiap pendapat yang dikemukakan orang lain.
Nilai yang perlu dijunjung tinggi dalam kehidupan berdemokrasi adalah adanya
maupun agama. Tanpa adanya kesadaran adanya keanekaragaman yang ada pada
tingginya dan bahkan apabila adanya keragaman tersebut tidak diakui oleh
Sikap terbuka dan kemauan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat
berdemokrasi. Tanpa adanya kemauan untuk terbuka dan menjunjung tinggi nilai-
nilai dan martabat manusia maka yang ada dalam kehidupan bermasyarakat
adalah saling menghina, merendahkan, dan menjatuhkan satu dengan yang lain.
5) Pengendalian diri
setiap persoalan yang timbul maka segala sesuatunya akan terasa sangat berat
untuk diselesaikan.
7) Kepercayaan diri
Sikap percaya diri dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting dimiliki oleh
diri kepada orang lain. Dengan adanya kepercayaan diri yang mantap dalam diri
Taat dan patuh memiliki arti selalu melaksanakan segala peraturan yang
juga merupakan modal yang utama bagi setiap orang untuk mewujudkan keadilan
apa yang menjadi nilai demokrasi dan perilaku yang ditanamkan dalam
c. Karakter demokaratis
demokratis diartikan sebagai cara berpikir dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain (Yaumi, 2014:82). Sejalan dengan pendapat di atas
kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas Tanpa adanya karakter demokratis, maka
solidaritas akan tidak berjalan baik, penghargaan terhadap perbedaan kian luntur
dimana dilanda egoisme semata antar individu maupun kelompok. Secara positif
karakter demokratis banyak memberikan manfaat baik secara moril dan materil.
18
Nungki Dwi Abshita Rini dan Sugijanto et al., “Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di
Smp Negeri 3 Gringsing Batang,” Ilmu Politik Dan Ilmu Pemerintahan 3, no. 1 (2019): 17–29,
http://fisip.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/JURNAL-ILMU-PEMERINTAHAN-BARU-
KOREKSI-last.23-35.pdf.
Harapanya di sekolah, peserta didik mempunyai karakter demokratis dan bisa
pemahaman, stimulus, dan keyakinan supaya karakter demokratis ada pada peserta
demokrasi yang berkeadaban kepada siswa dengan menuntut keterlibatan aktif siswa
terkecil yang berada di suatu sekolah atau bisa dikatakan miniatur sebuah negara yang
dijalankan dalam ruang lingkup yang paling kecil. Sejalan dengan paparan di atas
bermasyarakat yang berbudaya dan beradab. Untuk tujuan itu, maka kurikulum dan
proses pembelajaran perlu diupayakan agar lebih mengarah pada tujuan pembangunan
d. Organisasi
1. Pengertian oragnisasi
Organisasi berasal dari bahasa Yunani “Organon” yang berarti sebagian
sebagai berikut:
usaha bersama antara dua orang atau lebih yang bersifat formal untuk
mencapai tujuan serta terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki,
19
Andi Rasyid Pananrangi, Manajemen Pendidikan, (Makassar: Celebes Media Perkasa, 2017),
139.
20
Sesra Budio, “Komunikasi Organisasi: Konsep Dasar Organisasi”, Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, Vol. 1 No. 2, Juli 2018: 23-30.
disebut dengan pemimpin dan sekelompok orang yang disebut dengan
staf.21 )
menghasilkan suatu bentuk kegiatan dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai bersama.
c. Macam-macam organisasi
a) Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan dengan tujuan-tujuan
tertentu yang disadari pula yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal, dalam
AD/ART nya. Kegiatan-kegiatan atau hubungan yang terjadi di dalamnya adalah kegiatan
telah dirumuskan dan disepakati Ikatan-ikatan yang terdapat dalam organisasi formal
b) Organisasi Unformal
Organisasi Non formal adalah organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya,
tujuannya tidak jelas, AD/ART nya pun tidak ada, dan hubungan-hubungan didalamnya
terjalin secara pribadi saja (personal atau privat relationship bukan formal
21
Eliana Sari, Teori Organisasi: Konsep dan Aplikasi, (Jakarta Timur: Jayabaya University Press,
2006), 1.
22
9 Siswanto dan agus sucipto, Opcit. h. 28
relationship). Sedangkan menurut Chester I Barnard organisasi informal adalah sejumlah
hubungan yang bersifat pribadi. Dalam organisasi formal sering terdapat organisasi
informal dari para karyawannya, organisasi non formal sering terbentuk karena kesamaan
minat, bakat ataupun hobby.23 Organisasi dalam kaitannya dengan pemerintah terbagi
a) Organisasi resmi
Organisasi tidak resmi adalah organisasi yang tidak ada hubungannya dengan
pemerintahan atau tidak terdaftar dalam lembaran negara, seperti organisasi swasta.
C. Kerangka Konsep
23
Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 58
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan penelitian
menggambarkan dan menelaah masalah yang ada pada masa sekarang secara
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
karena data yang di hasilkan berupa data bukan angka yang berasal dari
wawancara dan catatan dokumen pendukung yang sesuai dengan judul penelitian
yang akan di teliti. Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang di
B. Lokasi penelitian
24
Angga Adiwira, “PERAN OSIS DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI
MTsS DARUL HIKMAH ACEH BESAR,” 2019, 75.
Lokasi penelitian ini di laksanakan di Pondok Pesantren Assalam, Desa
Timbuseng, Kec. Polut, Kab.Takalar. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah
1. Fokus penelitian
Berdasarkan judul yang diangkat oleh peneliti, maka fokus penelitian yaitu
Karakter demokratis merupakan sebuah cara yang timbul dari diri seseorang untuk
berfikir, bersikap, dan bertindak menghargai hak dan kewajiban orang lain.
Karakter demokratis sangat penting ada pada setiap diri siswa karena dengan
D. Tahap penelitian
Ada tiga tahapan dalam penelitian ini yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan
Pada tahap dasarnya hasil dari tahap perencanaan ini adalah rancangan
a. pengumpulan data
dengan instrumen wawancara yang telah disiapkan sesuai dengan peneliti atau
Tahap selanjutkan yang akan di lakaukan setelah tahap perencanaan adalah tahap
penulisan laporan. Penulisan laporan adalah taha akhir dari rangkaian proses
penelitain. Tahap ini membuat hasil penelitian secara tertulis. Laporan secara
dua yaitu:
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian
dengan melakukan observasi dan wawancara. Dalam hal ini adalah subjek
penelitian (informan) yang bekenaan dengan variabel yang diteliti yaitu santri
F. Instrumen penelitian
penelitian harus sesuai dengan masalah yang hendak diteliti. Instrumen penelitian
yang dikemukakan oleh sugiyno yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengukur
Mutu alat ukur yang digunakan untuk pengambilan data penelitian sangat
mengumpulkan data.
25
Lihat nana syaodih sukmadinata , metode penelitian pendidikan, h.148.
1. Observasi
Metode ini dipakai seorang peneliti untuk mengamati perilaku atau situasi
individu. Sejauh ini, ada dua jenis observasi yakni observasi partisipan dan
Hasil yang akurat dan tepat waktu akan diperoleh oleh peneliti tetapi
hasilnya lebih layak karena bebas dari bias tetapi memiliki masalah
2. Wawancara
3. Barang dokumentasi
(observasi).
sebagainya.
1). Wawancara
harus diteliti, dan juga peneliti ingin mnegetahui hal-hal dari responden yang
26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek, hlm. 206
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan dri pada laporan tentang diri
keyakinan pribadi . 27
2) Dokumentasi
tercetak atau tertutulis yang bersifat resmi yang digunakna sebagai bukti-
data serta temuan dimasyarakat guna melengkap dalam peneluisan karya ini.
dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik
sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut
diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara
mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan
analisis data.28
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D (Bandung: alfabeta Bandung :2013),
hal.137.
28
Rahardjo, M. Triangulasi dalam penelitian kualitatif (Jakarta ,2010)
I. Analisis data
Adapun analisis data terdiri dari alur kegiatan yaitu sebagai berikut:
a. Reduksi kata
Reduksi data merupakan tahap dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data
jumlah data dan kompleksnya data, diperlukan analisis data melalui tahap
reduksi. Tahap reduksi ini dilakukan untuk pemilihan relevan atau tidaknya
b. Display Data
Display data atau penyajian data juga merupakan tahap dari teknik analisis
ataupun bagan. Melalui penyajian data tersebut, maka nantinya data akan
mudah dipahami.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi data merupakan tahap akhir dalam teknik
analisis data kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap
mengacu pada tujuan analisis hendak dicapai. Tahap ini bertujuan untuk
mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan,
kredibel.
Daftar Pustaka
A. Buku
Winarno. (2016). Paradigm Baru Pendidikan Pancasila. Solo. Bumi Medika Imprint PT
B. Jurnal
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v3i2.1342
Adiwira, Angga. “Peran Osis Dalam Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan Di Mtss
http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SENASSDRA/article/view/2722.
Head Together Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kota Bima.” Jurnal
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v5i1.1342.
Rahmawati, Ana S., and Rahmawati P. Dewi. “View Metadata, Citation and Similar
(2020): 274–82.
Suardam. “Pembentukan Karakter Melalui Kegiatan Osis SMA Muhammadiyah Kalosi.”
Sugijanto, Nungki Dwi Abshita Rini dan, Abdul Azis Wahab Siti Rahmi Anjani, Dasim
Budimansyah, Jamhur Poti, Suyata Herly Janet Lesilolo, Zamroni, Maulana Akbar
http://fisip.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/JURNAL-ILMU-
PEMERINTAHAN-BARU-KOREKSI-last.23-35.pdf.
Suhaida, Dada, Moad Moad, and Lindasari Lindasari. “Peran Guru Ppkn Dalam
Y, David Santiago Almeida Prócel, and Carlos Rubén López Rodríguez DIRECTOR:
Aspects in Policy and Development Plans. Free and Hanseatic City of Hamburg 26,
berfikir, bersikap, dan bertindak menghargai hak dan kewajiban orang lain. Di
Indonesia sendiri menghargai hak dan kewajiban orang lain merupakan suatu hal
yang paling penting, dengan sikap ini akan tercermin pribadi seseorang sebagai
warga negara yang baik dan taat pada aturan negaranya. Kementerian Pendidikan
sebagai upaya membangun karakter bangsa. 18 nilai tersebut antara lain, religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
ekstrakurikuler. 29
29
Mahardin et al., “Pembentukan Karakter Demokratis Melalui Pelaksanaan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together Pada Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kota
Dalam buku kebeijakan nasional pembangunan karakter bangsa tahun 2010-
mulia, dan bermoral berdasarkan Pancasila, yang dicirikan dengan watak dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotong
2-3).