Disusun oleh :
2024
BAB I
PENDAHULUAN
Kata moral berasal dari Bahasa latin yaitu mos dengan jamak mores yang
memiliki arti tata-cara atau adat istiadat. Moral juga sering dimaksudkan sudah berupa
tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang didasarkan pada ajaran, nilai, prinsip,
atau norma (Muchson & Syamsuri: 2012). Di dalam manusia moral merupakan suatu
hal yang mutlak dimiliki. Hal ini karena setiap manusia tentu memiliki karakter masing-
masing didalam kepribadiannya.
Pendidik merupakan orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tingkat kemanusian yang lebih tinggi. Berarti dapat dikatakan bahwa setiap pendidik (guru)
bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta didiknya. Pendidik pada dasarnya memiliki
peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran, baik tidaknya kualitas pembelajaran
salah satunya dipengaruhi oleh kualitas pendidiknya. Sebagaimana dijelaskan oleh Edi
Kuswanto (Roqib, 2009: 43) bahwa guru yang memiliki kualitas tinggi dapat menciptakan dan
mendesain materi pembelajaran yang lebih dinamis dan konstruktif. Mereka juga akan mampu
mengatasi kelemahan materi dan subyek didiknya dengan menciptakan suasana miliu yang
kondusif dan strategi mengajar yang efektif dan dinamis.
Guru berperan sebagai motivator penggerak pendidikan moral dan karakter di sekolah,
dan peran mereka sangat penting dalam menanamkan nilai moral kepada siswa. Salah satu cara
untuk memberikan masukan moral adalah dengan membangun hubungan dengan siswa mereka
dan menciptakan interaksi antara mereka dan siswa mereka.
Menurut Aiman Faiz (Koesoema, 2012) seorang guru harus memperlakukan siswa
dengan penuh cinta dan penuh hormat, menjadikan dirinya teladan yang baik agar dapat
memperbaiki perilaku siswa yang tidak baik menjadi baik. Pendidikan moral dan karakter
akan semakin efektif jika guru dapat berperan sebagai figur keteladanan bagi para siswa.
Tidak hanya harus menjadi teladan bagi siswa, tetapi mereka juga harus tetap berpegang teguh
pada prinsip-prinsip moral yang dianutnya. Jika guru tidak menganggap nilai moral penting
untuk diajarkan kepada siswanya, nilai-nilai tersebut tidak akan relevan bagi mereka. Oleh
karena itu, dua hal yang sangat penting untuk menanamkan nilai moral adalah konsistensi dan
contoh dalam menjalankan nilai moral tersebut. Dalam hal lain peran guru sebagai otoritas
moral di kelas juga dianggap penting dalam penanaman nilai moral. Guru bertanggung jawab
untuk menciptakan lingkungan moral yang baik di sekolah agar siswa dapat mematuhi aturan
dan peraturan.
Selain itu Aiman Faiz menjelaskan (Lickona, 2012: 169-170) bahwa peran guru juga
berfungsi sebagai mentor moral dengan menginstruksikan para siswa dalam beberapa hal
diantaranya tidak menyela pembicaraan orang, meminjam barang tanpa izin, memanggil teman
dengan nama yang tidak sopan. Karena itu, tugas guru bukan semata-mata untuk
memperlakukan siswa dengan baik; mereka juga harus membuat aturan agar siswa terbiasa
mematuhi aturan yang berlaku di lingkungan mereka.
Pada observasi kami di SMP Negeri 1 Jetis peran guru dalam pembentukan karakter
sudah sangat terlihat. Hal itu terlihat dengan adanya program sekolah yang harus diikuti semua
warga sekolah seperti pembiasaan 5S, berdoa, kepemimpinan dan seterusnya. Setiap pagi pada
SMP 1 Jetis ini terdapat pembiasaan melakukan pembiasaan 5 ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
dan Santun) yang mana pihak yang terlibat terdiri dari anggota OSIS dan para guru yang berada
di depan pintu gerbang. Penerapan program ini dilakukan untuk menumbuhkan sikap hormat
terhadap kehadiran orang lain. pembiasaan ini dilakukan supaya budaya karakter Indonesia
tidak hilangtermakan zaman yang semakin modern. Tidak hanya itu, pembiasaan menyanyikan
lagu Indonesia Raya melakukan berdoa kemudian tadarus dan dilanjutkan dengan literasi
sebelum pembelajaran dimulai dilakukan oleh Siswa dan guru. kemudian di setiap hari Senin
sampai dengan hari kamis siswa SMP Negeri 1 Jetis melakukan pembiasaan solat Dhuhur
berjamaah yang mana solat ini dilakukan oleh siswa laki-laki terlebih dahulu kemudian siswa
perempuan. hal ini dilakukan untuk memudahkan para guru untuk mengontrol siswa agar
semua siswa melaksanakan ibadah karena beberapa siswa tidak melakukan ibadah dikarenakan
tidak ada pembiasaan ibadah di rumah sehingga sangat perlu guru menjadi tegas dalam hal
pembiasaan ibadah tersebut.
SMP Negeri 1 Jetis merupakan sekolah yang memiliki lingkungan yang positif yang
mana sekolah ini sangat menolak kata bullying sehingga siswa akan merasa nyaman dalam
bergaul tanpa harus merasakan perundungan terhadap teman-temanya. Apabila hal ini terjadi
maka siswa pelaku perundungan akan langsung dibawa untuk menghadap ke badan kesiswaan
(BK) apabila hal tersebut tidak dapat merubah siswa maka akan didatangkan wali murid, dan
apabila hal ini masih terjadi akan dihadapkan kepada kepala sekolah.
C. Pengembangan Karakter
Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulan dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.
Sedangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1, dikemukakan bahwa pengertian pendidikan yakni upaya
yang dilakukan oleh pendidik guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan agar setiap peserta didik dapat secara aktif mengembangkan segala
potensi yang ada dalam dirinya secara maksimal sehingga peserta didik dapat menguasai ketiga
aspek kompetensi dalam pembelajaran yakni aspek kognitif, afektif dan psikomotorik mereka.
Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam memperkuat pendidikan karakter
siswanya, dimana guru harus menjadi teladan terhadap apa yang disampaikan dan ditiru oleh
siswanya. Karakter pertama kali terbentuk dalam lingkungan keluarga, dimana orang pertama
kali dididik dan diajarkan dengan nilai-nilai yang berbeda. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter harus dikembangkan, sehingga
partisipasi masyarakat sangat penting dalam pengembangan karakter anak. Dalam hal ini
sekolah merupakan tempat pengembangan karakter anak. Pengembangan karakter tersebut
dapat dilakukan melalui pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler (Komara, 2018 : 18).
Pada hasil observasi kami di SMP Negeri 1 Jetis membuktikan bahwa pembentukan
karakter sudah sangat baik. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Discovery Learning yang dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan
pendekatan saintifik. Pengembangan karakter di SMP Negeri 1 Jetis biasa dilakukan dengan
program 5 S( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun), menyanyikan lagu Indonesia Raya,
upacara bendera, berdoa, tadarus Al-Qur’an, literasi sebelum pelajaran diimulai, sholat dzuhur
berjamaah. Setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat
Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam mewujudkan Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, Menunjukkan perilaku gotong royong,
disiplin, dan bertanggung jawab dalam mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup.
Menurut Sjarkawi, (2006: 28), mengemukakan bahwa moral merupakan pandangan tentang
baik dan buruk, benar dan salah, apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan. Sedangkan Menurut
Jamie, (2003: 24) merumuskan pengertian moral secara lebih komprehensif rumusan
formalnya sebagai berikut:
1. Moral sebagai seperangkat ide-ide tentang tingkah laku dengan warna dasar tertentu
yang dipegang oleh sekelompok manusia dalam lingkungan hidup tertentu.
2. Moral adalah ajaran tentang tingkah laku hidup yang berdasarkan pandangan hidup atau
agama tertentu.
3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia yang mendasarkan pada kesadaran bahwa ia
terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku dalam lingkungannya.
Pendidikan moral harus ditanamkan kepada anak sejak usia dini, karena usia dini
merupakan masa yang baik untuk mengembangkan kecerdasan moral anak. Menurut
pendapat di atas, moral dimaknai sebagai seperangkat gagasan, nilai, ajaran, dan
prinsip. Namun lebih spesifiknya, moral sering kali mengacu pada tindakan, perilaku,
sikap, atau karakter yang didasarkan pada ajaran nilai, prinsip, atau norma.
Berdasarkan pandangan tersebut, maka pendidikan moral bukan sekedar sesuatu yang
dapat ditambahkan atau dikaitkan dengan pendidikan, namun merupakan hal yang
esensial, dan menempati kedudukan yang sangat sentral dan strategis dalam
pendidikan, dan oleh karena itu mempunyai keistimewaan dirancang untuk membentuk
nilai-nilai moral.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Kumpulan asas/nilai yang berkenaan
dengan akhlak, nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut Masyarakat. Dengan kata lain
etika merupakan ilmu yang mempelajari baik atau buruknya suatu hal yang berkaitan dengan
moral. Didalam etika terkandung nilai-nilai termasuk tanggung jawab sosial, kejujuran,
integritas, dan empati juga diajarkan dalam pendidikan etika. (Machmud (2014); Pristiwanti,
(2022). Nilai-nilai tersebut berguna sebagai acuan tentang sikap moral yang dimiliki setiap
individu. Berkaitan dengan etika, diskusi yang berkaitan dengan moral, keadilan sosial maupun
hak-hak lingkungan juga termasuk kedalam Pendidikan etika. Dengan adanya diskusi tersebut
diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk berkembang dalam memahami aspek-aspek etika.
Selain itu lingkungan merupakan salah satu hal yang memengaruhi Pendidikan etika. Dalam
penerapannya Pendidikan siswa akan dipengaruhi oleh teman sebaya, keluarga, maupun
Masyarakat.
Pendidikan etika berperan penting kepada siswa dalam membangun pemikiran kritis,
memahami dampak akan pilihan, juga dapat mengambil Keputusan sehat sesuai moral. Secara
garis besar Pendidikan etika membantu siswa dalam mengatasi dilemanya moral yang sulit
dihadapi oleh siswa. Siswa yang mendapatkan pendidikan etika memiliki potensi untuk
berkembang menjadi orang yang lebih bertanggung jawab dan sadar akan moral yang dapat
membuat keputusan moral dalam berbagai konteks. (Kasingku (2023); Siregar (2023). Hal ini
terbentuk karena Pendidikan etika membantu siswa dalam memahami dan mengasimilasi
konsep etika yang didapatnya melalui dialog-dialog dilemanya moral dalam kehidupan sehari-
hari.
SMP N 1 Jetis Bantul merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang ada di
Kabupaten Bantul yang sudah mengimplementasikan penerapan Pendidikan etika di dalamnya.
Kegiatan Ektrakurikuler merupakan tempat atau sarana sekolah untuk mengimplementasikan
Pendidikan etika kepada siswa. Ekstrakurikuler pramuka dan Tonti (Pleton Inti) meerupakan
ekstrakurikuler wajib yang dimiliki SMP 1 Jetis dalam membentuk etika siswa. Dalam
penerapannya ekstrakurikuler tersebut membentuk siswa untuk menanamkan dispilin, jujur dan
bijaksana dalam kehidupan sehari-hari. Selain melalui kegiatan ekstrakurikuler, organisasi
internal sekolah maupun kegiatan “Ajar Tata Krama” juga ditujukan untuk membentuk siswa-
siswi SMP N 1 Jetis dalam membentuk karakter etika yang baik. Dengan banyaknya kegiatan-
kegiatan inilah siswa dapat terfasilitasi dalam penanaman karakter, moral dan etika yang baik.
3. Lingkungan Sosial
Dimensi sosial sangat penting untuk perkembangan manusia. Lingkungan sosial adalah
tempat manusia hidup, berkembang, dan berinteraksi. Ini terdiri dari pola interaksi mereka
terhadap sesama, kelompok, dan kepentingan masyarakat sebagai kepentingan bersama.
Suparno menjelaskan (Dalyono, 2005:132), lingkungan sosial adalah faktor yang
mempengaruhi kita. Ada pengaruh lingkungan sosial yang diterima secara langsung dan tidak
langsung. Pengaruh secara langsung termasuk interaksi sehari-hari dengan orang lain, seperti
anggota keluarga, teman, teman sekolah, rekan kerja, dan sebagainya. yang tidak langsung
melalui media seperti radio dan televisi, membaca buku, majalah, surat-surat kabar, dan metode
lainnya.
4. Konsep Diri
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar sangat dipengaruhi oleh bagaimana individu
pembelajar menerima, memahami, dan melaksanakan pengetahuan yang mereka pelajari.
Sebagai proses belajar, informasi akan diverifikasi dan diputuskan dengan cara yang sesuai
dengan mereka sendiri. Konsep diri mencerminkan berbagai pengetahuan dan perspektif
seseorang tentang dirinya sendiri.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1) Sekolah lebih intensif lagi dalam merespon surat masuk dari pihak luar
2) Sekolah diharapkan mengoptimalkan lagi implementasi pendidikan moral dengan
mengadakan pertemuan secara rutin antara orang tua dengan sekolah.
3) Sekolah lebih memperhatikan lagi terkait pengembangan suatu karakter siswa secara
menyeluruh.
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN\(RPP)
Tahun : 2023/2024
1.1 Mensyukuri perwujudan Pancasila Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang
sebagai Dasar Negara yang merupakan Maha Esa dalam mewujudkan Pancasila sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
2.1 Menunjukkan sikap bangga akan Menunjukkan perilaku gotong royong, disiplin,
tanah air sebagai perwujudan nilai- nilai dan bertanggung jawab dalam mempertahankan
Pancasila sebagai dasar negara Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa.
3.1 Membandingkan antara peristiwa dan Mendeskripsikan penerapan Pancasila sebagai
dinamika yang terjadi di masyarakat dengan dasar negara dari Masa ke Masa.(factual)
praktik ideal Pancasila sebagaidasar negara Menceritakan Penerapan Nilai-nilai Pancasila
dan pandangan hidup bangsa sesuai dengan Perkembangan Zaman.(konseptual)
Menampilkan Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara dalam Berbagai Aspek
Kehidupan.(procedural)
4.1 Merancang dan melakukan penelitian Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah
sederhana tentang peristiwa dan dinamika tentang peran tokoh nasional dalam perwujudan
yang terjadi di masyarakat terkait penerapan Pancasila sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai dasar negara dan Mendemonstrasikan peran tokoh nasional dalam
pandangan hidup bangsa perwujudan Pancasila sebagai dasar negara
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang dipadukan dengan
metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik yang menuntun peserta didik untuk
mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di
depan kelas, Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat
Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam mewujudkan Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Fakta:
Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa
a. Masa Awal Kemerdekaan (1945 - 1959)
b. Masa Orde Lama (1959 - 1966)
c. Masa Orde Baru (1966 - 1998)
d. Masa Reformasi (1998 - sekarang)
Nilai-Nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman
a. Hakikat ideologi terbuka
b. Kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka
Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam berbagai kehidupan
b. Konsep
konsep Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
c. Prinsip
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
d. Prosedur
Perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
2. Materi pembelajaran remedial
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
3. Materi pembelajaran pengayaan
Perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
F. Media / alat,Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat:
Media LCD projector,
Laptop,
Bahan Tayang
2. SumberBelajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2015. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Halaman 1 - 28
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2015. Buku Guru
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. SMP/MTs Kelas ix. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Halaman 51 - 80.
c. UUD NRI Tahun 1945
d. Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka
e. Buku Referensi Lain yang Relevan.
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Ke-1 ( 3 x 40 menit ) Waktu
Kegiatan Pendahuluan 10
Guru : menit
Orientasi(Menunjukkan sikap disiplin sebelum memulai proses pembelajaran, menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianut (Karakter) serta membiasakanmembaca dan
memaknai (Literasi)).
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya, pada kelas VIII
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi/tema/ projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka
peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang:
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan DanOrde Lama,
Periode 1945 – 1965
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM
pada pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-
langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti 100
Sintak menit
Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan
(stimullasi/ perhatian(Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati permasalahan
pemberian (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang menyerah (Karakter)
rangsangan) pada topic
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan alat)/Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam
mengamati permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan
pantang menyerah (Karakter)
Menayangkan gambar/foto tentang
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
Mengamati Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati
permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter)
Peserta didik bersama kelompoknya melakukan pengamatandari permasalahan yang
ada di buku paket berkaitan dengan materi
Membaca (dilakukan di rumah sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung),(Literasi)
Peserta didik diminta membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain,
dari internet/materi yang berhubungan dengan
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
Mendengar
Peserta didik diminta mendengarkan pemberian materi oleh guruyang berkaitandengan
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
Menyimak,Berpikir kritis dan bekerjasama (4C) dalam mengamati
permasalahan (literasi membaca) dengan rasa ingin tahu, jujur dan pantang
menyerah (Karakter)
Peserta didik diminta menyimak penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran mengenai :
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
Problem Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak
statemen mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab
(pertanyaan/ melalui kegiatan belajarBerpikir kritis dan kreatif (4C) dengan sikap jujur , disiplin,
identifikasi serta tanggung jawab dan kerja sama yang tingi (Karakter)
masalah) Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatannya dan mencatat fakta-
fakta yang ditemukan, serta menjawab pertanyaanberdasarkan hasil pengamatan
yang ada pada buku paket;
Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang
dipahami berdasarkan hasil pengamatan dari buku paket yang didiskusikan
bersama kelompoknya;
Mengajukan pertanyaan tentang :
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Misalnya :
1) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari penerapan Pancasila
pada masa Orde Lama?
2) Apa sikap yang kalian peroleh dari pembelajaran yang telah dilakukan?
3) Apa manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran yang telah
dilakukan?
4) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
5) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
Data collection Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi(Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama
(pengumpulan dan saling berkomunikasi dalam kelompok (4C), dengan rasa ingin tahu, tanggung
data) jawab dan pantang menyerah (Karakter),literasi (membaca)yang dapat mendukung
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, baik dari buku paket maupun
sumber lain seperti internet; melalui kegiatan:
Mengamati obyek/kejadian, (defferensiai proses)
Wawancara dengan nara sumber
Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan data/informasi melalui diskusi kelompok atau kegiatan lainguna
menemukan solusimasalah terkait materi pokok yaitu
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa AwalKemerdekaan
Dan Orde Lama, Periode 1945 – 1965
Membaca sumber lain selain buku teks,
Peserta didik diminta mengeksplor pengetahuannya dengan membaca buku
referensi tentang
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandanganhidup
bangsa
Mempresentasikan ulang
AktivitasMengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi
dan bekerjasama (4C),)
Untuk mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang sudah
disusun peserta didik diminta untuk membaca uraian materi dibuku PPKn Kelas IX
Bab I subbab A, juga mencari melalui sumber belajarlain seperti buku referensi lain
dan internet
Mendiskusikan Berpikir kritis, kreatif, bekerjasama dan saling berkomunikasi
dalam kelompok (4C), dengan rasa ingin tahu dan pantang menyerah
(Karakter)
Mengulang
Saling tukar informasi tentang :
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Data Pendidik mendorong agar peserta didik secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok
processing serta saling bantu untuk menyelesaikan masalah(Mengembangkan kemampuan
(pengolahan berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi dan bekerjasama (4C),)
Data) Selama peserta didik bekerja di dalam kelompok, pendidik memperhatikan dan
mendorong semua peserta didik untuk terlibat diskusi, dan mengarahkan bila
ada kelompok yang melenceng jauh pekerjaannya dan bertanya (Nilai Karakter:
rasa ingin tahu, jujur, tanggung jawab, percaya diri dan pantangmenyerah)apabila
ada yang belum dipahami, bila diperlukan pendidikmemberikan bantuan secara
klasikal.
Berdiskusi tentang data :
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
yang sudah dikumpulkan / terangkum dalam kegiatan sebelumnya.
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan
sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kerja.
Pesertadidik mengerjakan beberapa soal mengenai
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil
(pembuktian) pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan :
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalizatio Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
(menarik Menyampaikan hasil diskusi berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis
kesimpulan) secara lisan, tertulis, atau media lainnyasesuai dengan cara yang sesuai dan
disukai untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan(differensi
konten)
Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang :
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan
Bertanya atas presentasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi
kesempatan untuk menjawabnya.
Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara
tertulis tentang
Penerapan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pada Masa Awal Kemerdekaan Dan
Orde Lama, Periode 1945 – 1965
Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau
lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa
pertanyaan kepada siswa.
Menyelesaikan uji kompetensi yang terdapat pada buku pegangan peserta
didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran (differensi produk)
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi
masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
Kegiatan Penutup 10
Peserta didik : menit
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
H. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes Tertulis
- Uraian/esai
2) Tes Lisan
Tes lisan pemaparan materi dari pemahaman siswa.
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Proyek, pengamatan, wawancara’
Mempelajari buku teks dan sumber lain tentang materi pokok
Menyimak tayangan/demo tentang materi pokok
2) Portofolio / unjuk kerja
3) Produk,
2. Instrumen Penilaian
Pertemuan Pertama (Terlampir)
b. Pengayaan
Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas mencapai
KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta
didik.
Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas misalnya
Perwujudan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
Jetis, 10 Juli 2023
Mengetahui
Kepala Sekolah SMP N 1 Jetis Guru Mata Pelajaran
Pertemuan 1
1) Penilaian Sikap
peserta didik dapat dilakukan selama proses belajar berlangsung. Penilaian dapat dilakukan
dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian peserta
didik pada saat berdiskusi. Aspek yang diamati adalah, iman taqwa, rasa syukur, jujur, disiplin,
dan tanggung jawab. Penilaian sikap terhadap
Pedoman Pengamatan Sikap
Kelas : ……………………….
Hari, Tanggal : ……………………….
Pertemuan Ke- : ……………………….
Materi Pokok : ………………………
Aspek Penilaian
Nama
No. Iman Rasa Tanggung
Peserta Jujur Disiplin
Taqwa Syukur Jawab
Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik diminta untukmengerjakan
Tugas Kelompok 1.1
Penskoran Tugas Kelompok 1.1
Tugas kelompok 1.1 diberi skor maksimal 10
Nilai = (Skor Perolehan : 10 ) x 4
Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam
presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan
argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran pada saat menyampaikan
hasil telaah tentang penerapan Pancasila pada masa orde lama. Lembarpenilaian penyajian dan
laporan hasil telaah dapat menggunakan format di bawah ini, denganketentuan aspek penilaian
dan rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sertakeperluan guru
Memberi
Kemampuan Kemampuan
masukan /
No Nama Peserta Didik Bertanya Menjawab
saran
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik diminta untukmengerjakan
Tugas Kelompok 1.1
Penskoran Tugas Kelompok 1.1
Tugas kelompok 1.1 diberi skor maksimal 10
Nilai = (Skor Perolehan : 10 ) x 4
Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam
presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan
argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran pada saat menyampaikan
hasil telaah tentang penerapan Pancasila pada masa orde lama. Lembarpenilaian penyajian dan
laporan hasil telaah dapat menggunakan format di bawah ini, denganketentuan aspek penilaian
dan rubriknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta keperluan guru
Memberi
Kemampuan Kemampuan
masukan /
No Nama Peserta Didik Bertanya Menjawab
saran
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Remidial
Materi remedial disampaikan pada waktu :
- Proses pembelajaran, apabila ada siswa yang kurang paham tentang materi
yang dibahas, maka guru melakukan remedial tentang materi yang kurang
dipahami tersebut
- Setelah dilakukan tes tulis / tes lisan, sehingga setelah dianalisa maka dapat
diketahui mana materi yang kurang dipahami siswa sehingga perlu
disampaikan kembali.
Pengayaan
- Bacaan tentang persoalan penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada
masa OrdeLama, Orde Baru dan masa Reformasi
Lampiran 2 :
DAFTAR PUSTAKA
Faiz, A., Purwati (2022). “Peran Guru dalam Pendidikan Moral dan Karakter” , 10(2), 316
Purnomo, Sutrimo. "Pendidikan Karakter Di Indonesia: Antara Asa Dan Realita." Jurna
Kependidikan 2.2 (2014): 66-84.
Suparno. (2018). “Analisis Faktor-Faktor Pembentuk Karakter Smart Siswa Di Sekolah Islam
Terpadu”