Anda di halaman 1dari 8

YULI FATIMAH DKK

HAMBATAN PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN


ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) DI SMPN 4 KLARI

1
Yuli Fatimah
2
Aris Riswandi Sanusi
3
Yogi Nugraha
Universitas Buana Perjuangan Karawang
1
pk15.yulifatimah@mhs.ubpkarawang.ac.id
2
arissanusi@ubpkarawang.ac.id
3
yogi.nugraha@ubpkarawang.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine the obstacles of intra school student organizations (OSIS) in
planting pancasila values in junior high school 4 klari. The subject of this research is the
supervisor of the intra school student organization, the intra and intra school student
organization management students and the non intra school student organization management.
The results of this study indicate that the obstacles in planting pancasila values through intra
school students organization activities at SMPN 4 Klari karawang district are the obstacles
that are often encountered in planting pancasila values in osis activities are still found students
who are less active and not all students want to take part in student council activities,
sometimes there is one student who spreads negative viruses and invites other friends not to
participate in these activities, lack of individual awareness in carrying out congregational
prayers, lack of maintaining facilities and cleanliness in the school environment.

Keywords: Pancasila Values, Student Council

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hambatan Organisi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
dalam penanaman nilai Pancasila di SMP Negeri 4 Klari. Subjek penelitian ini adalah
Pembina OSIS, peserta didik pengurus OSIS dan Peserta didik bukan pengurus OSIS. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa hambatan dalam penanaman nilai nila Pancasila melalui
kegiatan OSIS di SMP Negeri 4 Klari Kabupten Karawang yaitu, kendala-kendala yang sering
dijumpai dalam penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan OSIS adalah masih ditemukan
peserta didik yang kurang aktif dan tidak semua peserta didik ingin mengikuti kegiatan-
kegiatan OSIS, terkadang ada salah satu peserta didik yang menyebar virus negatif dan
mengajak teman-teman yang lain untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut,
Kurangnya kesadaran individu dalam melaksanakan ibadah sholat berjamaah, kurangnya
menjaganya fasilitas dan kebersihan yang ada di lingkungan sekolah.

Kata Kunci : Nilai-Nilai Pancasila, OSIS

CIVICS ISSN 2527-9742, e-ISSN 2580-5487 Vol 4. No. 2 Thn 2019 56


YULI FATIMAH DKK

PENDAHULUAN lingkungan sekitar. Selain itu upaya gotong


Pendidikan akan semakin royong perlu diterapkan karena adengan
berkembang dengan adanya bantuan adanya kegiatan gotong royong yang di
teknologi, karena semakin banyak terapkan akan memberikan nilai-nilai sosial
referensi, membuat siswa aktif dengan dalam kehidupan dan meningkatkan kinerja
mencari informasi lewat internet. Dan kerjasama. Menjauhkan peserta didik dari
masih lebih banyak lagi dampak positif internet atau gadget bisa meningkatkan
lainya yang dapat meningkatkan sosialisasi karena dengan menjauhkan dari
peningkatan mutu pendidikan. Selain internet atau gadget akan ada terjadinya
memberikan dampak positif , globalisasi interaksi antara satu orang dengan yang
juga bisa saja memberikan dampak negatif lainya, dalam hal ini akan mengurangi
bagi peserta didik, dampak negatif yang terjadinya kesenjangan sosial. Saat belajar
dapat dirasakan diantaranya adalah, bersama bila satu orang tidak memegang
kualitas moral peserta didik yang semakin handphone maka orang yang lainya juga
menurun karena di internet siapapun dapat tidak akan memegang handphone, menurut
mengakses informasi tanpa batas, sehingga Hassan (2003:161) Mengemukakan bahwa
tidak menutup kemungkinan peserta didik : “Setiap bangsa atau Negara tentu
membuka informasi yang kurang baik mempunyai suatu cara tersendiri untuk
sehingga berpengaruh pada tingkah laku menagkis pengaruh pengaruh dari luar yang
dan pola fikir peserta didik, Menipisnya dapat berdampak negatif terhadap
kebudayaan lokal karena masuknya budaya bangsanya. Demkian juga bagi Indonesia
dari luar. punya falsafah hidup yang adiluhung.
Gotong royong, kekeluargaan dan tepo
Dampak negatif yang muncul dari sliro, eling Ian waspodho, andhap asor dan
globalisasi pendidikan, masyarakat selalu halus budi pekertinya. Kata-kata seperti itu
mencari upaya-upaya untuk mengurangi sekarang sudah tidak dimaknai dengan
atau mencegah adanya dampak negatif. benar dan sudah luntur bersama dekadensi
Penulis berfikir bahwa upaya dan solusi moral seiring dengan tawaran globalisasi
yang dapat dilakukan dari permasalahan yang makin melaju kencang”.
tersebut adalah upaya dalam kearifan lokal
bagi para peserta didik adalah bersekolah, Upaya-upaya ini dapat diterapkan
di zaman yang sudah modern sekarang dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta
setiap orang tua pasti ingin anak-anaknya didik agar dapat mengurangi pengaruh
bisa bersekolah setinggi-tingginya sesuai dampak negatif dari globalisasi yang terjadi
dengan cita-cita yang ingin dicapai. saat ini. Globalisasi memiliki dampak
Mengapa bersekolah ? karena dengan negatif dan positif , tetapi bagi peserta didik
bersekolah akan adanya interaksi antara yang berpendidikan tentunya kita harus
guru dan peserta didik, selain itu peserta mampu untuk memanfaatkan teknologi
didik bisa bertatap muka langsung dengan dengan baik dan mampu meminimalisir
guru yang mengajar dibandingkan dengan dampak negatif dari globalisasi.
hanya mencari informasi atau belajar dari
vidio, selain itu bersosialisasi juga dapat Krisis moral yang dialami bangsa
dirasakan oleh peserta didik di sekolah Indonesia sudah sangat memprihatinkan
terutama di kelas. Sehingga siswa dapat dan berdampak serius di kalangan remaja
mengerti bahwa tidak semua hal itu bersifat dan bukan merupakan permasalahan
praktis. Tidak melupakan budaya lokal dan sederhana. Perilaku-perilaku tersebut sudah
mengurangi kesenjangan sosial dengan mengarah pada tindakan yang bertentangan
teknologi tetapi tetap bersosialisasi agar dengan nilai Pancasila yang melanda
dapat mengerti tentang masyarakat dan Indonesia seperti contohnya tawuran

CIVICS ISSN 2527-9742, e-ISSN 2580-5487 Vol 4. No. 2 Thn 2019 57


YULI FATIMAH DKK

sampai kriminalitas. Fenomena tersebut Terlihat dari rumusan sila-sila


banyak terjadi di kalangan pelajar dan Pancasila itu sendiri memperlihatkan
generasi muda Indonesia. generasi muda adanya sifat umum yang menyeluruh dan
yang merupakan calon tulang punggung terwujud, maka dari itu di dalam kehidupan
dan penerus bangsa malah melakukan hal bermasyarakat Pancasila merupakan nilai-
yang bertentangan dengan Pancasila. nilai pokok, nilai-nilai tersebut dapat
Generasi muda akan kehilangan fungsinya diterapkan untuk generasi muda demi
sebagai penerus bangsa jika hal negatif tercapainya cita-cita bangsa menjadikan
tersebut terus berlangsung dan tidak di bangsa Indonesia melahirkan generasi-
cegah. Lunturnya nilai-nilai Pancasila generasi muda yang berkualitas dan
sebagai pedoman hidup berdampak pada terdidik. menurut Setijo (2002:10)
tingkah laku yang tidak mengindahkan Mengemukakan bahwa : “Tentang hakikat
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, nilai sila-sila Pancasila perlu di tengarai
kerakyatan dan keadilan. Dengan adanya makna dan arti dari setiap sila Pancasila
kasus tersebut jika diteruskan pasti akan secara hakiki agar kita mendapatkan
menjadikan bangsa Indonesia semakin gambaran tentang inti arti Pancasila yang
mengalami keterpurukan, sehingga semuanya akan sangat berkaitan dengan hal
penanaman nilai-nilai Pancasila di ikhwal dalam uraian selanjutnya.
lingkungan sekolah itu sangatlah penting
karena penanaman nilai-nilai Pancasila Maka, sudah tepat hanya lima sila
sangat erat kaitanya dengan pendidikan itu yang dimasukan dalam dasar filsafat
karakter peserta didik. Hal tersebut akan negara sebagai inti kesamaan dari segala
membentuk pribadi peserta didik, agar keadaan yang beraneka warna itu dan juga
kelak menjadi manusia dan warga negara telah mencukupi, dalam arti tidak ada
Indonesia yang baik. lainya yang tidak dapat dikembalikan
kepada salah satu sila dari Pancasila”.
Tujuan nasional bangsa Indonesia Pancasila sebagai ideologi bangsa yang
seperti yang ada di dalam UUD 1945 dijadikan pedoman warga negara
adalah untuk melindungi segenap bangsa merupakan wadah yang sangat penting
Indonesia dan seluruh tumpah darah untuk merubah etika dan moral calon
Indonesia dan memajukan kesejahteraan penerus bangsa, karena sangat disayangkan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa jika pelajar yang seharusnya menjadi
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia penerus bangsa untuk memajukan negara
yang berdasarkan kemerdekaan Indonesia ke arah yang lebih baik malah
perdamaian abadi dan keadilan sosial. melakukan hal negatif di luar dari sikap apa
Untuk tercapainya tujuan pembangunan yang seharusnya dimiliki oleh seorang yang
nasional tersebut di butuhkan antara lain terdidik. Dengan demikian perlunya
tersedianya sumber daya manusia yang inovasi baru untuk mengembangkan nilai-
tangguh, mandiri serta berkualitas. menurut nilai Pancasila pada calon penerus bangsa,
Gesmi (2018:5) Mengatakan bahwa peserta didik contohnya. menurut Rosma
“Pancasila yang dibuat sebagai dasar (2017:173) mengatakan bahwa “Dengan
negara juga dibuat untuk menjadi tujuan demikian sangat penting dan mendesak
negara dan cita-cita bangsa. Kita sebagai untuk melakukan kajian terhadap upaya
bangsa Indonesia haruslah mengidamkan pengenalan dan pengamalan nilai-nilai
sebuah negara yang punya Tuhan yang esa Pancasila yang dilakukan oleh masing-
punya kemanusiaan yang tinggi, bersatu masing lembaga pendidikan, baik kajian
serta solid, selalu bermusyawarah dan juga teorinya, maupun pelaksanaanya, bahkan
munculnya keadilan sosial”. keterlibatan masyarakat dalam pembinaan
harus dijadikan bagian penting dalam

CIVICS ISSN 2527-9742, e-ISSN 2580-5487 Vol 4. No. 2 Thn 2019 58


YULI FATIMAH DKK

upaya mengenalkan dan pengamalan nilai- Pancasila. Ini karena siswa yang sudah lupa
nilai Pancasila kepada generasi muda”. akan nilai–nilai Pancasila akibat
globalisasi. Masuknya kebudayaan asing
Organisasi secara umum dapat melunturkan nilai–nilai Pancasila dan
merupakan sebuah perkumpulan/hubungan kebudayaan bangsa. Karna daya tarik
yang sistematis dan efektif untuk mencapai kebudayaan luar sungguh lah luar biasa.
suatu tujuan dan diharapkan mencapai hasil
yang diinginkan bersama, organisasi di Berdasarkan pemaparan di atas, karena
sekolah mempunyai unsur penting yaitu rendahnya penanaman nilai-nilai Pancasila
mencakup pembagian kerja pada peserta pada peserta didik, maka peneliti tertarik
didik, masing-masing para peserta didik untuk menganalisa lebih jauh mengenai hal
mempunyai tugas dan tanggungjawabnya tersebut. Dengan demikian maka peneliti
yang berbeda demi untuk mencapai tujuan tertarik untuk melakukan penelitian yang
bersama. Mereka juga diberikan kekuasaan berjudul “Hambatan Penanaman Nilai-
untuk menjalankan tugas-tugas mereka Nilai Pancasila dalam Kegiatan Organisasi
secara efektif. Menurut Darmono (2007:34) Siswa Intra Sekolah (OSIS) Di SMPN 4
Mengatakan bahwa : “Organisasi adalah Klari”
setiap bentuk persekutuan antara dua orang
atau lebih yang bekerja sama untuk METODE
mencapai suatu tujuan bersama dan terikat Pendekatan yang digunakan dalam
secara formal dalam suatu ikatan hirarkis
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dan selalu terdapat hubungan antara dengan metode deskriptif, penelitian
seorang atau sekelompok orang yang
kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang
disebut pimpinan dan seorang atau diawali teori menuju data dan berakhir pada
sekelompok orang yang disebut bawahan.
penerimaan atau penolakan terhadap teori
Butir-butir penting yang dapat dirumuskan yang digunakan. Penelitian kualitatif
dari definisi organisasi adalah : Adanya
dilakukan dengan metode wawancara dan
kelompok orang yang bekerjasama, observasi. Subjek penelitian adalah subjek
Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai,
yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.
Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan, Maka subjek penelitian yang akan diteliti
Adanya penetapan dan pengelompokan
adalah siswa VIII SMPN 4 Klari dan yang
pekerjaan, Adanya wewenang dan menjadi objek penelitian peneliti yaitu
tanggungjawab, Adanya pedelegasian
mengenai penanaman nilai, yang tidak lain
wewenang, Adanya hubungan satu sama penelitian ini ialah tentang” Penanaman
lain, Adanya penempatan orang yang akan
Nilai-nilai Pancasila dalam Kegiatan
melakukan pekerjaan, Adanya tata tertib
Organisasi Siswa Intra Sekolah”.
yang harus ditaati. Dari serangkaian butir-
butir yang ada di dalam wadah organisasi Teknik pengumpulan data
dapat dirumuskan bahwa organisasi dilakukan melalui wawancara, observasi,
mempunyai tujuan yang jelas dan memiliki studi dokumentasi. Pada penelitian kali ini
kesatuan arah dalam kelompok organisasi, peneliti memilih jenis penelitian kualitatif
adanya keseimbangan antara tugas dan maka data yang diperoleh haruslah
tanggungjawab serta adanya pembagian mendalam, jelas dan spesifik. Teknik
tugas. analisis data dalam penelitian ini
diantaranya yaitu reduksi data, display data,
Pendapat tersebut di atas menyatakan
penarikan kesimpulan.
bahwa nilai-nilai Pancasila memang harus
diterapkan melalui kegiatan-kegiatan yang .
mampu membangkitkan nilai-nilai

CIVICS ISSN 2527-9742, e-ISSN 2580-5487 Vol 4. No. 2 Thn 2019 59


YULI FATIMAH DKK

HASIL DAN PEMBAHASAN tidak mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.


Kesadaran beragama peserta didik juga
Berdasarkan hasil penelitian, dalam masih belum matang dan ada pada tahap
penanaman nilai nilai Pancasila dalam meniru, di mana para peserta didik hanya
kegiatan OSIS pasti menemukan suatu menunggu dan mengikut-ikuti temanya saja
masalah yang akan menghambat proses dalam menjalankan kegiatan religius bukan
terjalanya suatu kegiatan dan harus dicari dorongan dari hati sendiri. Contohnya
solusinya agar kegiatan bisa berjalan ketika diadakanya kegiatan acara
dengan baik. Penentuan di izinkan atau memperingati Maulid Nabi yang bertujuan
tidaknya kegiatan disekolah berlangsung untuk menanamkan nilai nilai religius pada
itu semua tak lepas dari kebijakan sekolah peserta didik, ada saja sebagian peserta
dalam memberikan izin kepada OSIS untuk didik yang mempengaruhi peserta didik
melangsungkan kegiatan tersebut, setiap yang lain mengajak ke kantin atau bolos
organisasi yang ingin mengadakan kegiatan saja dan menghindari kegiatan yang sedang
disekolah harus mengikuti prosedur berlangsung.
perizinan dan membuat proposal kegiatan. Selain itu ada juga ketika sudah
Kemudian proposal tersebut diserahkan memasuki waktu shalat dzuhur berjama’ah
terlebih dahulu kepada pembina OSIS. ada sebagian peserta didik yang hanya
Setelah mendapat persetujuan pembina mengikuti temanya saja dan takut kepada
OSIS kemudian di presentasikan ke bagian guru jika tidak mengikuti shalat dzuhur
kesiswaan, selanjutnya kegiatan boleh berjama’ah mereka takut dimarahi, bukan
dilaksanakan jika sudah mendapat dari keinginan sendiri dan tergerak hatinya
persetujuan dari berbagai pihak. Masih untuk menjalankan shalat dzuhur
banyak berbagai kendala dan hambatan berjama’ah. Di sekolah SMP Negeri 4 Klari
yang ada dalam lingkup OSIS, salah masih terdapat perbuatan yang kurang baik
satunya adalah Sebagai seorang pelajar seperti penanaman rasa cinta kebersihan
para pengurus OSIS akan disibukan dengan ditunjukan pada dua hal yaitu menjaga
tugasnya masing masing terutama dalam kebersihan diri sendiri dan kebersihan
tanggungjawab seorang pelajar terkadang lingkungan. Karena kedua itu sangat
kurangnya perhatian peserta didik dengan berpengaruh dan akan menjadi hambatan
kewajibanya dalam hal berpartisipasi atau ketika diadakanya kegiatan OSIS.
musyawarah terhadap program kegiatan Kebersihan terhadap diri sendiri dimaksud
OSIS. agar membentuk pribadi yang sehat dan
Penanaman nilai nilai Pancasila kuat sehingga tidak mengganggu aktivitas
tidaklah mudah dipraktekkan dalam yang ada di sekolah, karena jika tidak bisa
keseharian maupun dalam kegiatan yang menjaga diri dari kebersihan bahkan
diadakan OSIS, bahkan nilai nilai Pancasila sampai sakit semua itu akan jadi
kini semakin menjauh dan bisa dikatakan penghambat terjalanya suatu program
sudah memudar. Adapun kendala-kendala kegiatan OSIS.
yang sering dijumpai dalam penanaman Masih ditemukan salah satu peserta
nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan OSIS didik yang tidak bisa menjaga dan merawat
adalah masih ditemukan peserta didik yang fasilitas yang ada di sekolah seperti
kurang aktif dan tidak semua peserta didik contohnya toilet, sekolah sudah
ingin mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS. menyediakan toilet 1 kelas 1 meskipun
Tidak mudah untuk mengajak peserta didik belum semua dibuatkan akan tetapi itu
ketika ada kegiatan-kegiatan yang diadakan sudah meringankan peserta didik supaya
di sekolah, terkadang ada salah satu peserta tidak terlalu jauh ketika ke toilet, namun
didik yang menyebar virus negatif dan peserta didik tidak merawatnya bahkan
mengajak teman-teman yang lain untuk

CIVICS ISSN 2527-9742, e-ISSN 2580-5487 Vol 4. No. 2 Thn 2019 60


YULI FATIMAH DKK

malah dirusak temboknya di corat coret dan mengatakan bahwa tanda-tanda


pintu toilet cepat rusak, bahkan sampai ada kemerosotan yang dimaksud adalah sebagai
yang jika sesudah menggunakan toilet tidak berikut: “Kekerasan dan vandalisme, yaitu
dibersihkan dan itu bisa mengundang meningkatnya kekerasan di kalangan
penyakit. Para peserta didik belum remaja, Mencuri, yaitu mengambil barang
sepenuhnya mematuhi dan melaksanakan milik orang lain yang dilakukan oleh
aturan tata tertib sekolah, adanya peraturan remaja, Curang, yaitu budaya
yang diberlakukan oleh pihak sekolah ketidakjujuran.Tidak menghormati figur
memiliki peran yang sangat penting dalam otoritas, yaitu semakin rendahnya rasa
menanamkan kedisiplinan peserta didik hormat kepada orang tua dan guru,
yang bertujuan untuk pencapaian tahap di Kekejaman teman sebaya, yaitu pengaruh
mana peserta didik yang tadinya mematuhi peer-group yang kuat dalam tindak
peraturan yang ditetapkan di sekolah kekerasan, Kefanatikan, yaitu
karena rasa takut menjadi sadar akan menimbulkan rasa curiga dan kebencian
peraturan yang berlaku. diantara sesame, Bahasa yang kasar, yaitu
Dengan ketidak teraturan bisa menggunakan bahasa yang kasar dan kata-
menyebabkan semua kegiatan yang kata yang buruk, Pelecehan dan
diadakan OSIS di sekolah menjadi tidak perkembangan seksual yang terlalu cepat,
efektif, para peserta didik masih ada yang Meningkatnya sifat mementingkan diri
datang terlambat ketika kegiatan sendiri dan menurunnya tanggung jawab
berlangsung dan akhirnya kegiatanpun sebagai warga Negara, Perilaku merusak
terganggu. Demi tercapainya sebuah diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol
kegiatan tentu harus memiliki Rencana dan seks bebas”. Dalam menjadi pengurus
Anggaran Dana agar proses kegiatan OSIS OSIS selalu saja ada hambatan dan masalah
bisa berjalan dengan baik, karena untuk yang dialami ketika pelaksanaan kegiatan
menjalankan sebuah kegiatan OSIS terutama dalam penanaman nilai nilai
membutuhkan dana yang tidak sedikit dan Pancasila pasti menemukan suatu masalah
jika sampai terjadi keterlambtan dana OSIS yang akan menghambat proses terjalanya
dengan minimnya anggaran OSIS yang ada suatu kegiatan dan harus dicari solusinya
akan menjadi sebuah hambatan untuk agar kegiatan bisa berjalan dengan baik.
terjalanya suatu proses program kegiatan Pembina OSIS membimbing pengurus
OSIS. OSIS melakukan penanaman nilai-nilai
Pendidikan merupakan faktor Pancasila mealalui berbagai macam
penting yang sangat menentukan kehidupan kegiatan di sekolah. Hambatan dalam
manusia untuk meningkatkan kualitas kegiatan OSIS sering terjadi baik dari
sumber daya manusia. Keberhasilan sebuah proses penanaman nilai-nilai Pancasila
pendidikan tidak hanya diukur melalui maupun mengadakan sebuah kegiatan di
materi dan kecanggihan teknologi yang sekolah. Semua itu merupakan sebuah
digunakan, akan tetapi juga ditentukan oleh tantangan bagi anggota OSIS maupun
keluhuran karakter dan budi pekerti yang pembina OSIS sekalipun. Dalam sebuah
luhur. Hal ini dikarenakan dalam dunia Organisasi pasti akan adanya hambatan,
pendidikan tidak hanya semata-mata jadikan hambatan tersebut merupakan
ditentukan oleh kecerdasan intelektual saja sebuah tantangan sekaligus membuat OSIS
akan tetapi diperlukan juga kecerdasan bisa lebih berkembang lagi. Hambatan
emosi dan sosial. Gejala-gejala penanaman nilai-nilai Pancasila dalam
kemerosotan karakter dan moral pada kegiatan OSIS ada pada anggota OSIS dan
remaja yang sangat mengganggu dan harus para peserta didik di sekolah, karena dalam
di waspadai. Menurut Lickona, 2013: 18 implementasi nilai-nilai Pancasila dalam

CIVICS ISSN 2527-9742, e-ISSN 2580-5487 Vol 4. No. 2 Thn 2019 61


YULI FATIMAH DKK

sebuah kegiatan tidak selalu berjalan Anggaran Dana, karena untuk menjalankan
dengan mulus dan sesuai dengan apa yang sebuah kegiatan itu memerlukan dana yang
diharapkan, pasti banyak sekali hambatan- tidak sedikit. Jika terjadi keterlambatan
hambatan yang terjadi. Anggaran Dana itu dapat menjadi
Menurut E. Mulyasa, 2011: 265, penghambat dalam perencanaan program
Mengatakan bahwa “Pelaksanaan kegiatan OSIS.
pendidikan karakter berpusat pada satuan Berbagai macam hambatan yang
pendidikan secara holistik. Satuan ditemukan di sekolah baik itu dari anggota
pendidikan merupakan sektor utama yang OSIS maupun hambatan dari seluruh para
yang paling optimal memanfaatkan dan peserta didik di SMP Negeri 4 Klari, karena
memberdayakan semua lingkungan belajar untuk menjadi pengurus OSIS ada istilah
yang ada untuk menginisiasi, memperbaiki, untung dan ruginya menjadi salah satu
menguatkan dan menyempurnakan secara bagian dari organisasi sekolah bahkan bisa
terus-menerus proses pendidikan karakter dikatakan ada keuntungan dari segi positif
di satuan pendidikan. Pengambangan dan kerugian dari segi negatif. Dari segi
karakter dibagi dalam empat pilar, yakni positif yang dirasakan oleh sebagian
kegiatan belajar mengajar di kelas, anggota OSIS adalah adanya kepuasan dan
keinginan keseharian dalam bentuk kesenangan diri ketika menjadi bagian dari
pengembangan budaya satuan pendidikan, OSIS yang tidak bisa diukur dengan materi,
kegaiatan ko-kurikuler dan/atau Karena dengan menjadi bagian dari OSIS
ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian itu adalah salah satu orang orang pilihan
di rumah dan masyarakat”. yang diberikan kepercayaan yang lebih dari
Budaya budaya seperti ini adalah pihak sekolah dan teman temanya untuk
suatu hambatan bagi sebuah Organisasi berbuat hal yang positif yang bisa
karna akan menjadi sebuah penghambat mengharumkan nama baik sekolah. Jika
proses kegiatan OSIS. Selain itu terkadang semua itu dijalankan dengan sebaik
anggota OSIS ataupun pembina OSIS mungkin dan tercapainya suatu tujuan
masih menemukan peserta didik yang untuk mengharumkan nama baik sekolah
kurang aktif. Dalam sebuah organisasi pasti disitulah adanya kepuasan sendiri dan
akan adanya kendala-kendala yang ditemui kebanggaan sendiri menjadi bagian dari
bahkan bisa dikatakan menjadi sebuah OSIS yang dapat membawa nama baik
hambatan dan menjadi tantangan bagi OSIS sekolah. Namanya Pasti di kenang oleh
untuk bisa menanggulangi hal-hal negatif guru guru dan teman teman di sekolah
dan disa mengarahkan ke hal-hal yang sebagai peserta didik yang aktif dalam
positif seperti mengikuti tata tertib dan berorganisasi dan berprestasi tentunya.
peraturan sekolah yeng telah dibuat. Selain Namun ternyata ada sisi negatifnya
itu hambatan lainya seperti munculnya juga ketika berada dalam bagian organisasi
pelanggaran OSIS, Tata tertib OSIS dibuat sekolah seperti ketidakmampuan membagi
berdasarkan nilai nilai yang dianut di waktu antara pelajaran dan organisasi,
sekolah seperti nilai ketaqwaan, sopan sesungguhnya itu menjadi sebuah
santun, pergaulan, kedisiplinan, dan hambatan bagi kepengurusan OSIS karena
ketertiban, kebersihan, kesehatan, mereka harus rela tertinggal mata pelajaran
kerapihan, keamanan dan nilai nilai yang serta nilai nilai pengurus OSIS menjadi
lain yang mendukung proses kegiatan turun. Selain dari pihak sekolah dari orang
belajar serta pengamalan dalam penanaman tua para pengurus OSIS terkadang
nilai di sekolah. Demi tercapainya suatu mengeluh merasa anaknya jarang ada
proses program kegiatan yang diadakan dirumah dan selalu disibukan dengan
disekolah tentu harus adanya Rencana kegiatan kegiatan sekolah bahkan jika

CIVICS ISSN 2527-9742, e-ISSN 2580-5487 Vol 4. No. 2 Thn 2019 62


YULI FATIMAH DKK

sudah waktunya pulang pengurus OSIS DAFTAR PUSTAKA


sering terlambat sampai di rumah karena
terkadang ada rapat mendadak sepulang Darmono (2007).Perpustakaan Sekolah.
sekolah. Jakarta : Grasindo
Belum lagi ada sebagian guru yang E. Muyasa, 2011, Manajemen Berbasis
merasa kurang senang dengan Sekolah Konsep Strategi dan
kepengurusan OSIS karena seringkali Implementasi, Bandung : PT Remaja
meminta izin keluar kelas sehingga tidak Rosdakarya
bisa mengikuti pelajaran dengan alasan
harus mengikuti rapat OSIS atau sedang Gesmi (2018). Pendidikan Pancasila.
berlangsungnya kegiatan OSIS. Semua itu Ponorogo : Uwais Inspirasi Indonesia.
harus segera di atasi dan sedikit demi Hassan. (2003). Konfigurasi Identitas
sedikit adanya perbaikan agar OSIS di SMP Nasional, Nasionalisme dalam Era
Negeri 4 Klari menjadi OSIS yang aktif dan Globalisasi Suat Harapan dan Tantangan.
kegiatan kegiatan yang dijalankan oleh Hal 161
OSIS bisa terealisasikan mewujudkan visi
dan misi sekolah serta dapat mencapai Lickona, Thomas, 2013, Pendidikan
tujuan membawa nama baik sekolah. Karakter, Panduan Lengkap Mendidik
Siswa Menjadi Pintar dan Baik, Bandung,
SIMPULAN Penerbit Nusa Media
Dari hasil penelitian yang di dapat , di
Rosma.(2017). Integrasi nilai-nilai
SMP Negeri 4 Klari sudah menjalankan
Pancasila Melalui Kegiatan Keagamaan
berbagai macam kegiatan yang diadakan di
dalam Program Jam ke Nol. Palembang :
sekolah. Namun adanya Hambatan dalam
Management. Vol 2.Hal 173-174.
proses penanaman nilai nilai Pancasila
dalam kegiatan OSIS adalah penanaman Setijo (2002). Pendidikan Pancasila .
nilai nilai Pancasila tidaklah mudah di Jakarta : Grasindo
praktekan dalam keseharian maupun dalam
kegiatan yang diadakan OSIS. Masih Sugiyono. (2017). Metodologi Penelitian.
banyak hambatan yang ditemukan dalam Bandung: Alfabeta
penanaman nilai Pancasila dalam kegiatan
OSIS seperti masih ditemukan peserta
didik yang kurang aktif dan tidak semua
peserta didik ingin mengikuti kegiatan
kegiatan OSIS, kendala-kendala yang
sering dijumpai dalam penanaman nilai-
nilai Pancasila dalam kegiatan OSIS adalah
masih ditemukan peserta didik yang kurang
aktif dan tidak semua peserta didik ingin
mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS,
terkadang ada salah satu peserta didik yang
menyebar virus negatif dan mengajak
teman-teman yang lain untuk tidak
mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut,
Kurangnya kesadaran individu dalam
melaksanakan ibadah sholat berjamaah,
kurangnya menjaganya fasilitas dan
kebersihan yang ada di lingkungan sekolah.

CIVICS ISSN 2527-9742, e-ISSN 2580-5487 Vol 4. No. 2 Thn 2019 63

Anda mungkin juga menyukai