Anda di halaman 1dari 17

Pengorganisasian Massa Mahasiswa

Proses kejatuhan Soeharto adalah saat-saat revolusioner dalam sejarah gerakan


mahasiswa Indonesia. Aksi-aksi mahasiswa dibeberapa kota sampai bisa menguasai Instansi-
instansi pemerintah. Dengan tuntutan reformasi berupa : pergantian presiden, pengadilan
Soeharto dan pencabutan Dwi Fungsi ABRI. Bahkan pada tanggal 19-21 Mei, ribuan
mahasiswa di Jakarta sudah menguasai Gedung DPR/MPR menuntut agar Soeharto mundur.
Dalam kurun waktu ini juga bermunculan beratus-ratus komite mahasiswa yang tersebar di
berbagai kota. Komite-komite ini-lah yang mampu menggerakan ribuan mahasiswa untuk
terlibat dalam aksi-aksi menuntut perubahan. Namun setelah berhasil menggulingkan
Soeharto, secara kualitas dan kuantitas gerakan mahasiswa mengalami penurunan. Gerakan
mahasiswa kembali bangkit mendekati momentum Sidang Istimewa MPR, pada
pertengahan bulan Nopember. Tepatnya pada tanggal 13-14 Nopember 1998. Aksi-aksi
besar-besaran terjadi di Jakarta, sekitar satu juta mahasiswa berkumpul didepan kampus
Universitas Atmajaya, Jakarta. Kemudian, melakukan rally ke gedung DPR/MPR, sampai
kemudian meletuslah insiden Semanggi yang mampu menyeret solidaritas mahasiswa di
berbagai kota.

Kemudian sejak Nopember 1998 sampai Juli 1999 praktis gerakan mahasiswa mati.
Bahkan momentum pemilu dilewatkan dengan manis oleh gerakan mahasiswa. Memasuki
akhir Juli, tepatnya ketika peringatan 27 Juli gerakan mahasiswa mulai bangkit kembali. Di
kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Bandung, Makassar, Tasik,
Purwokerto melakukan aksi, dan di beberapa daerah bisa membangun front yang luas. Aksii
besar kembali muncul ketika peringatan 17 Agustus, aksi-aksi kembali terjadi diberbagai
kota. Namun relatif hanya gerakan mahasiswa di Jakarta yang mampu mempertahankan
resistensinya dengan penolakannya terhadap RUU-PKB sampai SU MPR. Kota-kota lain tidak
menunjukan resistensi yang kuat dengan dukungan mobilisasi yang kuat pula. Pasang surut
gerakan mahasiswa, yang termanifestasi dalam aksi-aksinya, terlihat sekali bahwa hampir
setiap organisasi perlawanan mahasiswa di berbagai kota, selama ini sangat bergantung
pada momentum politik yang ada. Setiap ada momentum biasanya gerakan akan
membesar, namun ketika tidak ada momentum maka gerakan akan kembali mengecil.
Momentum memang sangat membantu dalam memobilisir perlawanan mahasiswa. Namun
ketergantungan terhadap momentum yang ada hanya akan membuat gerakan menjadi
statis dan mandeg.

Hal ini tentu akan menghambat tercapainya perjuangan dalam gerakan mahasiswa.
Kemandegan ini disebabkan adalah kesalahan cara pandang gerakan dalam menempatkan
prioritas kerja organisasi. Roda gerak sebuah organisasi haruslah meletakkan prioritas
utamanya pada pembangunan basis. Seluruh aktifitas, baik aktifitas sekretariat dan aktifitas
panggung lainnya (diskusi besar/kecil dan bahkan aksi-aksi massa yang dilakukan) harus juga
dimaknai sebagai pembangunan basis. Apabila pembangunan basis tidak dilakukan maka
organisasi mudah sekali menjadi elitis, jauh dari massa, akibatnya adalah kesulitan
mobilisasi dan jelas dampak paling buruk akan mudah mengalami kemandekan.
Pembangunan basis adalah perwujudan konkret dari kepemimpinan dalam suatu wilayah
kampus. Keberhasilan pembangunan basis diukur dari ke berhasilan struktur mobilisasi kita
yang konkret. Yang tidak bergantung pada momentum politik saja. Akan tetapi bisa
melakukan mobilisasi kapan saja dengan kesadaran penuh dari anggota-anggotanya. Suatu
wilayah basis akan berdiri pada saat kehadiran kita di suatu kampus memegang peranan
yang menentukan dalam menetapkan arah dan tujuan kedepan. Konkretnya bahwa
organisasi-organisasi atau aliansi-aliansi berupa komite, Himpunan, solidaritas ataupun
kelompok studi yang didirikan maupun organisasi-organisasi formal kampus seperti Senat,
BEM, Maperwa, Pers Mahasiswa, UKM ada di bawah kepemimpinan langsung kita.
Kepemimpinan langsung dijamin melalui kelompok inti kita yang memegang dan memiliki
posisi berpengaruh dalam tubuh organisasi-organisasi yang ada. Dengan penguasaan
tersebut, maka akan memudahkan struktur mobilisasi massa.

Lebih lanjut, berikut adalah langkah-langkah dalam mengorganisir untuk


penguasaan kampus.

Sebelum melakukan investigasi sosial terhadap satu kampus, kita harus terlebih dulu
menentukan prioritas kampus dalam satu wilayah berdasarkan geo-politiknya untuk
diorganisir. Dalam jumlah tenaga organiser yang masih sedikit tentu tidak semua kampus
akan kita garap, terutama pada kota-kota yang memiliki banyak universitas. Prioritas
kampus dipilih berdasarkan kampus-kampus yang bergolak, dan maju tidaknya
(radikal/moderat) program tuntutannya. Setelah menentukan prioritas kampus maka
langkah kita selanjutnya untuk membangun basis dalam satu kampus.

Langkah pertama adalah:


1. Melakukan investigasi terhadap kondisi ekonomi-politik kampus.
2. Kondisi dan Ciri Umum Mahasiswanya.
3. Memahami informasi dan asal-usul kelas serta latar belakang ekonomi para
mahasiswa. Analisis demikian kurang lebih bakal memungkinkan kita para
organiser, memeriksa secara umum kepentingan-kepentingan dan sikap-sikap
sosial mereka. Misalnya para mahasiswa yang berasal dari kelas atas pada
umumnya lebih sulit untuk menyerap issu-issu sosial dibanding mereka yang
berasal dari kalangan klas menengah dan klas bawah yang secara mudah bisa
dan biasa merasakan kesulitan ekonomi.
4. Mengetahui Tingkat melek-politik para mahasiswa. Tingkat kesadaran politik dari
mereka yang berada biasanya lebih rendah atau kurang, terlibat dalam
persoalan-persoalan sosial yang tidak secara langsung mereka merasakannya dan
tidak secara langsung menerima dampaknya. Di pihak lain, mahasiswa yang
berasal dari keluarga miskin pada umumnya lebih gampang menyerap persoalan-
persoalan rakyat. Sekalipun demikian, hal ini tentu saja tidak berarti harus kaku,
bahwa mahasiswa-mahasiswa kaya tidak akan pernah terlibat dalam aksi-aksi
politik, atau sebaliknya, mahasiswa-mahasiswa miskin dapat juga bersikap apatis
atau bahkan memusuhi aksi-aksi politik.
5. Para organiser juga harus sadar dan awas terhadap bermacam-macam organisasi
yang sudah ada. Keanggotaannya, pengaruhnya, fungsinya dan orientasinya. Hall
ini akan memberikan jalan bagi organiser bagaimana kita akan berhubungan dan
bergaul dengan mereka. Hal ini penting karena hanya dengan mengetahui
kekuatan organisasi tersebut kita akan dapat menentukan garis politik kita
terhadap mereka Pejabat-Pejabat Universitas dan Fakultas.
6. Mengenal dan mengetahui karakter para pembesar/tokoh-tokoh mahasiswa
yang berpengaruh di kampus tersebut.
7. Soal lain yang penting yang harus dipertimbangkan oleh para organiser adalah
pejabat Universitas atau Fakultas. Seorang organiser harus bisa menilainya dalam
kerangka mencapai tujuan, keinginan dan orientasi yang dicita-citakan oleh
organisasi kita. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan di antara
mereka (para pejabat tersebut), tokoh-tokoh kunci yang paling berpengaruh
dalam pengambilan keputusan universitas atau Fakultas. Status ekonominya
harus didapatkan sehingga kita akan memperoleh ide dan penilaian mengenai
pandangan maupun sikap politik mereka. Persepsi dan analisis kita terhadap para
pejabat akan kita masukan kedalam klasifikasi yang sudah kita buat sesuai
dengan tujuan dan orientasi organisasi kita, yakni : (a) terbuka, (b) Represif atau
menindas (c) Simpati, (d)Terang-terangan mendukung.
8. Apabila mungkin kita perlu juga harus mengamati pengalaman-pengalaman
organisasi lain yang berhadapan dengan para pejabat/birokrasi kampus.
9. Mengenai Issu, Pemahaman yang tajam dan jelas terhadap persoalan-persoalan
yang dewasa ini dihadapi oleh kalangan mahasiswa merupakan faktor kunci
untuk keberhasilan mengorganisir. Dalam konteks kampus atau Universitas,
persoalan-persoalan yang ada dapat digolongkan kedalam dua bentuk pokok,
yaitu issu lokal dan issu nasional. Issu lokal adalah issu-issu yang berdampak
langsung pada mahasiswa. Contohnya, kenaikan uang kuliah, fasilitas kuliah yang
bobrok dan lain sebagainya. Sedangkan issu nasional adalah issu-issu jangka
panjang dan belum menjadi perhatian yang mendesak bagi para mahasiswa.
Walaupun demikian, tidak ada pemisahan yang tegas antara dua jenis issu
tersebut. Tambahan lagi, tidaklah mutlak issu-issu lokal atau kampus
memperoleh perhatian penuh dari kalangan mahasiswa. Tergantung pada
kondisi, issu-issu nasional bisa dipilih sebagai persoalan yang dipropagandakan.
10. Hal yang amat pokok dan penting bagi organiser adalah menemukan atau
menunjukan issu-issu yang memang secara signifikan penting buat mahasiswa.
Secara akurat tepat harus dirumuskan apa yang menjadi hari ini dan yang
kemudian akan menjadi jalan dalam usaha mengorganisir. Dengan mengetahui
dan menguasai jalan keluar persoalan tersebut (issu-issu tersebut), maka seorang
organiser akan mudah memenangkan simpati dan dukungan dari mahasiswa-
mahasiswa yang antusias.

Mencari Kontak (Building Contact)

Langkah berikutnya adalah membangun kontak dengan orang-orang yang terpercaya


dan bertanggungjawab yang akan membantu kita dalam proses rekruitmen. Orang-orang
yang paling bisa didekati adalah teman-teman sendiri atau teman-teman satu kelas, satu
angkatan atau satu jurusan. Kontak-kontak lain yang mungkin dan berharap adalah
perorangan-perorangan yang secara akademis intelektual terkenal. Mereka ini orang-orang
yang mempunyai kredibilitas dan mudah mempengaruhi orang lain. Orang-orang semacam
ini biasa nya menduduki posisi strategis dalam unit-unit kegiatan mahasiswa, seperti pers
mahasiswa, senat, teater dll. Keterlibatan orang-orang semacam ini dapat memberikan
kemudahan dalam mendapatkan kontak-kontak baru. Para Pengurus dan anggota yang
berpengaruh dalam organisasi yang sudah ada juga merupakan kontak yang baik. Posisi
mereka akan memungkinkannya dapat menyentuh massa mahasiswa dalam skala lebih luas.
Setelah memilih beberapa kontak yang mungkin, haruslah ada serangkaian konsultasi
dengan mereka. Konsultasi ini membahas kebutuhan membentuk organisasi, memperjelas
pertanyaan-pertanyaan mereka dan tingkat janji serta tanggung jawab (komitmen) mereka
dalam tugas organisasi. Lebih jauh para organiser harus terus melakukan reviewuasi
terhadap kontak-kontaknya, antara lain mencatat sikap-sikap, kepentingan-kepentingan dan
juga persoalan-persoalan mereka. Setelah memperoleh persetujuan mereka, kita harus
membagi rencana-rencana kita secara rinci. Kita harus mendengarkan saran-saran dan
komentar-komentar serta harus mendiskusikan bersama mereka apa yang akan menjadi
gaya kitadalam tata cara rekruitmen yang efektif

Pembangunan Wadah

a. Dimulai dengan Kelompok Diskusi (KD) yang merupakan wadah bagi mahasiswa untuk
secara rutin dan sistematis mengenal dan mempelajari teori-teori maju, situasi nasional,
problematika masyarakat, organisasi dan banyak lagi. Organisasi juga akan mampu
melihat dan memilih mahasiswa yang maju, kemudian melakukan rekruitmen anggota.
Dalam situasi sekarang, yang memungkinkan propaganda teori maju dilakukan lebih
leluasa, sekaligus masih kuatnya kesadaran perlawanan (sisa beruntunnya momentum
lalu), akan mempermudah pembentukkan sebuah KD. Semua kampus menjadi target
terbentuknya KD, hingga ke fakultas dst. Tidak lagi ada penghalang bagi terbentuknya KD
dan aktifitas diskusi apapun. Kepemimpinan kita atas KD-KD itulah yang menjamin
bahwa semuanya tidak akan sekedar menjadi kelompok elitis dan sekedar tukang bicara.
Akan tetapi terdapat pembagian kerja yang konkret untuk aktivitas KD. Sehingga
sekaranglah saatnya setiap organisasi mahasiswa menerjunkan organiserrnya demi
mendirikan KD. Pengorganisiran dengan membentuk KD, dengan prespektif penguasaan
kampus ini bisa dibagi dalam dua (2) macam KD, yaitu KD Universitas dan KD Fakultas.
Keduanya jangan dipahami hanya sebatas pembedaan teritori.

1. KD Universitas (KDU) mempunyai fungsi:

- Melakukan pengorganisiran terbuka di tingkat universitas

- Mobilisasi mahasiswa satu kampus untuk terlibat diskusi. Sehingga setiap diskusinya
harus dioranisir dengan pengumuman dan undangan semaksimal seluruh mahasiswa
tahu dan tertarik. - Menjadi alat guna membuka kontak di fakultas yang belum ada
kelompok diskusi fakultas (KDF)

- Bukan sebagai embrio organisasi tingkat kampus, tapi lebih sebagai jalan bagi pelibatan
sebanyak mungkin mahasiswa untuk berkumpul dan berdiskusi. Terutama mahasiswa
yang belum terwadahi dalam KDF.

- Melakukan seruan-seruan bagi setiap mahasiswa untuk mendirikan KDF di fakultasnya


masing-masing.

- Menjadi alat bagi kawan yang ditempatkan di KDU untuk mencari mahasiswa maju demi
rekruitmen organisasi. Dan bersama organiser kita, kawan maju baru ini akan terlibat
dalam mendirikan KDF.

- Berperan penting untuk menjaga aktifitas ditingkat universitas. Terutama ketika KDF
belum terbentuk atau belum kuat (sebagai wadah mahasiswa fakultas)

2. KD fakultas (KDF) mempunyai fungsi:

- Mematangkan mahasiswa fakultas yang telah berhasil termobilisasi dalam KDU dengan
diskusi dan aktifitas politik lainnya.

- Mengkoordinasi secara serius kawan baru yang maju untuk kemudian diprespektifkan
sebagai pengurus Menjadi embrio bagi komisariat fakultas organ universitas kita

- kom-fak. Dengan membentuk kelompok kawan maju, dan kemudian secara bersama
merencanakan pendinamisan diskusi dan politisasi mahasiswa fakultas yang belum
maju. Secara kontinyu demikianlah KDF berjalan.

- Mensetting penguasaan fakultas dari mulai struktur lembaga mahasiswa yang ada
sekarang (senat, eksekutif, persma) hingga memenangkan propaganda di fakultas
(mis.:selebaran tempal yang rutin). Sehingga pada keseluruhan mahasiswa harus diambil
kepemimpinan (jurusan, angkatan, kelompok olah raga/seni/agama).

Aktifitas KD tentunya membutuhkan pemahaman masing-masing organiser atas apa


yang harus dilakukan dan didiskusikan, tentang bagaimana kepemimpinan bisa diwujudkan
difakulktas. Tentang metode pengorganisiran, banyak bacaan yang bisa kita pelajari dan
diskusikan antar organiser (jika perlu pendidikan khusus demi: Penguasaan Kampus).
Tentang persiapanan materi diskusi, harus dipahami sebagai kerja yang penting. Sehingga
dibutuhkan suatu silabus materi diskusi, yang menjamin sistematisasi dan pemajuan KD
(terutama KDF). Setidaknya sebuah silabus materi diskusi, menyodorkan beberapa tema dan
acuan materi, yang akan disampaikan organiser (fraksi kita) sebagai usulan pada KD-nya.
Sekaligus memuat sistematisasi materi berdasar tahapan diskusi menuju tahap yang
semakin maju. Jangan lupakan juga alat politik kita yang penting untuk pengorganisiran:
terbitan, selebaran (entah apapun bentuknya) Membentuk Organisasi Mahasiswa Tingkat
Kampus KD terjaga kemajuannya, pasti akan menemukan kebutuhan untuk membentuk
organ yang lebih maju dibanding KD. Maknanya adalah bagaimana KD mampu memimpin
pada sebuah tuntutan untuk mempraktekkan hasil diskusi, dalam arti lebih dalam adalah
sampai pada sebuah kesadaran untuk mewujudkan gerak perlawanan mahasiswa. Sejak
sebelum pembentukan kelompok diskusi, konsep organisasi yang hendak dibangun di
universitas, harus sudah dipahami. Sehingga tidak akan ada kelompok diskusi yang akhirnya
tidak menjadi bagian dari organ kita. Rapat organisasi (yang sekarang ada) nantinya akan
selalu membahas perkembangan setiap KD yang terbentuk, sehingga mampu dipahami
sejauh mana langkahnya menuju pembentukkan organ yang lebih tinggi. Sebagai
permulaan, kita dapat membentuk sebuah kelompok inti, (core group). Pada umumnya,
lingkaran inti terdiri dari 5 sampai 7 orang. Lingkaran ini akan menjadi kelompok pekerja
yang mesti bertanggungjawab terhadap ekspansi organisasi. Setelah kelompok inti dibentuk,
pertemuan-pertemuan tetap harus diadakan. Lewat pertemuan-pertemuan ini semua
anggota lingkaran inti akan siap informasi (well informed) akan perkembangan-
perkembangan baru. Serentak bersama pembentukan lingkaran inti, organiser harus
mewakilkan tanggungjawabnya pada orang lain. Untuk tugas-tugas sementara, orang-orang
yang ada dalam lingkaran inti bakal melaksanakan tugas seperti berikut: Keuangan,
rekruitmen, pendidikan, tugas-tugas penghubung dan lain sebagainya. Sekalipun demikian,
organiser harus tetap memperhatikan posisinya sebagai penasehat. Langkah kelompok inti
yang berikutnya haruslah bertujuan dan merupakan pengukuhan formal organisasi. Akan
tetapi core group harus pertama kali mempersiapkan segala macam dokumen-dokumen
organisasi yang dibutuhkan. Hal ini mencakup orientasi, tujuan, dan konstitusi lengkap
organisasi. Semua berkas-berkas ini harus didiskusikan secara kolektif dan menyeluruh oleh
kelompok. Semua saran dan komentar dari tiap anggota harus dipertimbangkan. Langkah
selanjutnya adalah proyeksi organisasi pada khalayak mahasiswa. Proyeksi organisasi akan
berbentuk sebagai berikut : Poster-poster yang akan mengumumkan berdirinya organisasi,
poster-poster yang akan memperdebatkan organisasi, poster-poster yang akan
mengundang anggota baru. Hasil dari proyeksi kita ini haruslah menjadi ekspansi organisasi.
Dimulai dari kelompok inti kita harus bisa memperluas keanggotaan. Melengkapi tugas-
tugas ekpansi adalah kerja konsolidasi. Konsolidasi berarti memperdalam para anggota
memahami tujuan dan arah organisasi. Melalui proses orang-orang akan membangun
komitmen yang lebih dalam terhadap tujuan-tujuan organisasi. Jumlah anggota yang bisa
disyaratkan untuk bisa disebut dan dibentuk cabang organisasi adalah 15 orang. Jadi tugas
core group lah untuk memenuhi jumlah tersebut. Sesudah mendapatkan jumlah tersebut,
kemudian kita akan siap untuk mengadakan rapat umum (general assembly) untuk secara
formal mengukuhkan organisasi. Dalam rapat ini kita akan memiliki pengurus yang akan
bekerja sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan oleh konstitusi. Lebih jauh lagi
pertemuan besar ini adalah kesempatan untuk mengelompokan para anggota kedalam
berbagai komisi atau seksi yang ada. Antara lain pendidikan dan penelitian, pengorganisiran.
keuangan, keanggotaan dan sebagainya tergantung pada kepentingannya dan
kesanggupannya. Sesudah pendirian formal, pertemuan-pertemuan berbagai departemen
atau seksi dan tingkat-tingkat berbagai organisasi harus diadakan secara tetap. Pertemuan
tersebut menangani persoalan-persoalan organisasi yang muncul selama organisasi
berjalan. Agenda pertemuan tersebut meliputi, rencana-rencana, perkembangan-
perkembangan baru dan sebagainya. Pertemuan-pertemuan mengecek dan menguji bentuk
organisasi supaya berfungsi lebih baik. Proses mengorganisir tidak berhenti. Pada tahap
pendirian organisasi secara formal. Untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi,
organisasi beserta seluruh perangkatnya harus mengintensifkan kerja pengorganisiran
kembali dan konsolidasinya. Panduan Dasar Berorganisasi Membangun Basis Membangun
basis-basis adalah perwujudan konkret dari kepemimpinan di suatu wilayah. Seluruh usaha
mengorganisir akan diarahkan menuju pembangunan basis. Suatu wilayah basis berdiri pada
saat kehadiran kita di suatu tempat (kampus, desa/kampung/pabrik) memegang peranan
yang menentukan dalam menetapkan arah dan tujuan tempat tersebut. Konkretnya bahwa
organisasi-organisasi dan aliansi-aliansi maupun organisasi formal yang ada ada dibawah
kepemimpinan kita. Dan karena itu sanggup menyokong dan menjawab kebutuhan-
kebutuhan perjuangan dan kampanye-kampanye massa kita. Kepemimpinan langsung di
jamin melalui kelompok inti kita yang memegang dan meliki posisi berpengaruh dalam
tubuh organisasi-organisasi kita. Bagaimana selanjutnya kita membangun basis tersebut?
Dari kampanye-kampanye massa yang dilancarkan oleh organisasi kita dapat mengenali
sejumlah kontak yang dapat dikembangkan sebagai aktifis-aktifis massa yang bekerja
disuatu tempat. Kontak-kotak ini dapat didorong guna menyediakan investigasi awal bagi
wilayah kita dan untuk membentuk cabang-cabang yang tersusun rapi dari organisasi.
Kontak-kontak tersebut kita dorong untuk membentuk komite-komite atau mengubah
himpunan-himpunan fakultas/ universitas menjadi komite-komite dan menyatukannya ke
dalam Liga. Pada saat kita secara meningkat memiliki posisi yang kuat, kita sanggup
meresapkan pengaruh dan memberikan pedoman kepada pemimpin-pemimpin organisasi
lokal yang sudah berdiri dan mendorong mereka untuk maju mengambil pemihakan
terhadap Liga. Dari tengah-tengah aktifis mahasiswa, kita bisa mendapatkan kontak-kontak
mahasiswa aktif yang bisa menerima orientasi program kita dan akhirnya membuka
langsung secara terbuka untuk bergabung ke Liga. Anggota-anggota aktif lain perlu didorong
untuk maju mengambil peranan aktif dalam organisasi dan aliansi-aliansi yang kita bangun
sebagai bagian yang paling berpengaruh dan penting dari kerja-kerja kampanye massa. Hal
ini berbarengan dengan kerja-kerja pendidikan dan propaganda sehingga bisa meluas ke
kampus/Fakultas lain. Adalah keharusan bagi organisasi kita untuk membangun basis jika
kita hendak memobilisasi ribuan massa mahasiswa untuk kampanye kita. Bangkitkan,
Mobilisasikan dan Organisir massa mahasiswa Organisasi kita bertanggungjawab memimpin
gerakan massa mahasiswa. Program-program organisasi mengakui peranan menentukan
kita dalam mewujudkan demokrasi sejati di Indonesia. Program-program kita lebih jauh
mensyaratkan mahasiswa untuk memperjuangkan tuntutan-tuntutan sektoral mahasiswa
maupun issu nasional dan mengorganisir serta membangun front selebar mungkin dalam
sektor mahasiswa secara khusus dan dikalangan rakyat pada umumnya. Perwujudan dan
realisasi tugas-tugas ini sebagian besar tergantung atas dilancarkannya gerakan massa
terbuka mahasiswa. Gerakan massa terbuka mahasiswa adalah aksi bersama mahasiswa
yang terorganisir, terencana, dan berkelanjutan (well organized, well planned, and
sustained) dengan tujuan memberikan dampak perubahan dalam tubuh sektor mahasiswa
maupun masyarakat, seperti : sistem pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan.
Wataknya yang terbuka perlu menyentuh massa mahasiswa selebar mungkin. Dipihak lain,
jumlah populasi sektor ini saja dan keberadaannya yang terpusat di kampus-kampus,
menjadikannya kekuatan massa yang potensial untuk memajukan perjuangan demi
perubahan mendasar dalam tubuh sistem pendidikan dan membantu membentuk pendapat
umum yang sejalan dengan perjuangan demokrasi. Gerakan massa terbuka mahasiswa
berjuang untuk hak-hak dan kepentingan-kepentingan demokratis secara khusus dan
berjuang untuk aspirasi demokratis mahasiswa dan rakyat pada umumnya. Untuk
melancarkan, meneruskan dan mengintensifkan organisasi, kita harus secara jelas
memahami saling hubungan antara kerja dan perlengkapan-perlengkapan, gaya
kepemimpinan dan cara-cara mengorganisir. Lancarkan kerja Propaganda dan Pendidikan
Untuk membangkitakan kesadaran dan menggerakan sektor melancarkan aksi, kita
melakukan kerja propaganda pendidikan. Kerja propaganda dan pendidikan kita
memberikan kesadaran dan perhatian terhadap isu-isu sektor mahasiswa yang dihadapi dan
perjuangan demokrasi di Indonesia dengan pandangan memberikan kepada mereka analisis
yang komprehensif dan kontekstual, yang berkaitan dan berakar pada persoalan mendasar
masyarakat kita. Dengan demikian, menggerakan mereka melancarkan aksi yang sejalan
dengan persoalan yang menimpa mereka. Berdasarkan pengalaman, bentuk-bentuk kerja
propaganda-pendidikan tertentu cocok untuk lapisan-lapisan berbeda suatu sektor. Sebagai
contoh bentuk audio-visual seperti teater rakyat atau lagu-lagu rakyat sangat mudah diserap
danm efektif untuk sektor umum. Dalam bentuk propaganda-pendidikan tertulis,
penggunaan bahasa Indonesia, bahasa daerah atau mungkin bahasa Inggris, gaya tulisan,
pemilihan bentuk cetakan (leaflet, buku saku atau selebaran misalnya) harus diperhitungkan
masak-masak tergantung pada lapisan khusus yang ditargetkan. Dalam bentuk propaganda-
pendidikan lisan, misalnya seminar atau diskusi panel, pemilihan pembicara, penyanggah
dan pembawa acara harus memperhatikan peserta/pendengar untuk mewujudkan target
lebih efektif. Sasaran tempat bagi kerja propaganda-pendidikan kita adalah ruangan kelas,
kampus secara umum, organisasi-organisasi mahasiswa, kampung asrama mahasiswa dan
masih banyak lagi. Bentuk dan sasaran tempat untuk kegiatan propaganda-pendidikan
adalah banyak, sebanyak tenaga dan kreativitas yang dimilki dan diditemukan oleh massa
mahasiswa. Kunci pokok bagi kesuksesan kerja propaganda-pendidikan kita terletak pada
kemampuan dan kesanggupan organiser kita mengetahui tingkat kesadaran massa secara
obyektif. Kecakapan bertolak dari tingkat itu dan dari sana membangkitkannya menuju garis
politik. Walaupun begitu seseorang pasti menemukan derajat kesadaran sosial yang
berlainan diantara orang-orang di suatu wilayah atau area kerja. Maka khususnya penting
agar kerja pendidikan-propaganda dirancang ada berbagai tingkat-tingkat agar dapat
menyentuh jumlah orang sebanyak dan seluas mungkin. Jadi, kerja pendidikan-propaganda
dapat digolongkan menurut isu atau topik yang dibawakan dan tingkat kesadaran
peserta/pendengar yang ditargetkan, misalnya, isu-isu tentang hak-hak ekonomis dan
demokratis, isu hak asazi, dan isu-isu demokrasi yang komprehensif. Yang harus jelas bagi
organiser kita bahwa kekhususan peserta/pendengar yang ditargetkan menentukan tingkat
dan bentuk pendidikan-propaganda yang harus digunakan. Memang sudah terang bahwa
setiap aktifis harus menggalakan kerja pendidikan-propaganda pada berbagai tingkat atau
level menuju arah perjuangan politik. Ini berarti bahwa, analisis atas isu-isu sektoral atau
multisektoral khusus harus dilihat dalam konteks merapuhnya struktur pendidikan dan
negara yang diakibatkan oleh krisis di masyarakat Lebih jauh lagi kerja pendidikan-
propaganda haruslah membawa massa pada kenyataan tatanan masyarakat yang tidak
demokratis dan harus mengajaknya pad pilihan perjuangan politik. Singkatnya secara ilmiah
kita mesti mengkaitkan solusi akhir isu-isu sektoral dan subsektoral kepada perjuangan
politik secara nasional. Untuk membantu kerja keras kita menjalankan pendidikan-
propaganda, kita dapat memanfaatkan dan menggunakan program-program dan lembaga-
lembaga formal kampus yang kaya akan ahli, jaringan juga dana dan data. Satukan massa
mahasiswa dalam organisasi kita Tujuan yang lebih konkret dari kerja pendidikan-
propaganda kita adalah membumikan tingkat kesadaran sosial massa yang makin tinggi
menjadi keputusan untuk melakukan aksi massa dan berorganisasi. Adalah penting untuk
menekankan adanya hubungan saling melengkapi antara kerja propaganda massal dengan
menyodorkan bentuk-bentuk organisasi tertentu yang menjamin kehendak anggota-
anggota kita dapat menyatakan kesadaran dan keterlibatan dengan lebih memasyarakat.
Untuk memudahkan kerja, kita menarik garis pemisah antara organisasi massa kita dengan
aliansi berdasarkan orientasi, sasaran yang ditargetkan, arah dan tujuan pokoknya, dan
bentuk bentuk aktivitas masing-masing. Sebuah aliansi yang lebar merupakan suatu
himpunan dari berbagai organisasi mahasiswa dan perorangan dalam suatu wilayah
tertentu. Pada masa awal kerja keras mengorganisir, aliansi dibangun terutama lebih
menangani issu sektoral dan hak-hak ekonomis dan demokratis secara jitu
memperhitungkan wataknya yang longgar, sekalipun demikian pada saat sekarang ini bisa
juga dapat digunakan untuk mengangkat issu-issu politik nasional. Aliansi yang tulen dan
efektif merupakan kunci pokok untuk melancarkan perjuangan massa yang berskala luas
dan memberikan dampak politik besar. Di pihak lain, kita mendirikan organisasi-organisasi
massa untuk lebih efektif mengorganisir dan mensolidkan massa mahasiswa yang jumlahnya
cukup besar, dan anggota-anggota sektor pendidikan lainnya. Berikutnya, kita memberikan
perhatian khusus untuk membentuk organisasi politik dengan tipe organisasi massa dimana
kontak-kontak mahasiswa yang lebih politis diorgnaisir, dimobilisr dan disolidkan untuk
melancarkan aksi-aksi mengenai isu-isu yang lebih umum seperti Dwi Fungsi ABRI,
Pemerintahan Koalisi Demokratik, Imperialisme, ketimpangan dan kemerosotan ekonomi
dan ham dan seterusnya. Melalui organisasi Liga, kita harus sanggup memberikan media
bagi keterlibatan mahasiswa yang lebih militan berkaitan dengan isu-isu sektoral sampai ke
isu-isu rakyat secara umum. Lancarkan kampanye massa dan perjuangan massa Kita
memasukan kontak-kontak kita ke dalam berbagai jaringan organisasi kita sehingga mampu
melibatkan mereka pada berbagai level dan cara perjuangan politik. Targetnya adalah
kampanye massa dan perjuangan massa. Kampanye massa dan perjuangan massa
merupakan aksi politik yang terencana, terorganisir baik, dan terkonsolidasi untuk
mempopulerkan isu-isu strategis seperti : Pencabutan Dwi Fungsi ABRI, Pemerintahan
Transisi dan imperilaisme. Kampanye massa biasanya diadakan secara berkala, seperti
dalam kampanye HAM yang biasanya dilakukan setiap tahun dan memuncak pada bulan
Desember. Perjuangan massa, dipihak lain adalah aksi politik yang dilancarkan untuk
mewujudkan dan dipenuhinya tuntutan-tuntutan tertentu. Seperti juga kampanye massa
juga mutlak merupakan aksi politik yang well organized, well-planned, dan well coordinated.
Perjuangan massa juga harus dilakukan dengan cara yang berkelanjutan. Jenis perjuangan
massa yang paling umum kita kenal adalah aksi-aksi yang secara tetap kita lancarkan sampai
hari ini. Penting untuk dicatat bahwa perjuangan massa dapat dilancarkan dalam suatu
kampanye massa, contohnya, perjuangan para mahasiswa atau dewan mahasiswa,
kebebasan mimbar akademik, otonomi kampus dari campur tangan kelas penguasa,
perbaikan fasiltas belajar (perpustakaan yang lengkap, ruang kelas yang memadai)
penurunan uang SPP, umpamanya dapat dilakukan dalam konteks kampanye massa untuk
sistem pendidikan yang pro-rakyat, ilmiah, dan demokratis. Baik kampanye massa maupun
perjuangan massa biasanya mencakup dilancarkannya aksi massa. Aksi-aksi massa adalah
kegiatan politik khusus yang dijalankan untuk mendramatisir isu atau tuntutan guna
memenangkan simpati dan dukungan khalayak ramai. Ini dapat berwujud dalam berbagai
bentuk, tergantung kreativitas, tenaga dan kegairahan kita. Kita melancarkan kampanye
massa dan perjuangan massa untuk membeberkan penyakit masyarakat dan
memperlihatkan kebenaran dan efektifitas aksi bersama yang militan. Dalam hal perjuangan
massa kita juga melakukan hal yang sama untuk memperjuangkan dan menjebolkan
tuntutan-tuntutan adil dan absah kita. Dalam kedua proses tersebut, kita sanggup
memenangkan simpati dan dukungan warga negara yang semakin bangun berdiri dan
berpihak kepada revolusi demokratik. Partisipasi dalam kampanye massa dan perjuangan
massa massa menempa pengalaman dan menggembleng massa mahasiswa untuk
perjuangan yang lebih gigih dan lebih besar lagi di hari esok. Kampanye massa dan
perjuangan massa juga memperkuat dan mengintensifkan kerja keras kita untuk
mengguncang dan pada akhirnya menjungkirbalikan rejim yang tidak demokratis.
Perjuangan politik yang dilancarkan sektor pemuda dan mahasiswa bersama-sama sektor
lain dalam masyarakat Indonesia --buruh-tani--kaum miskin kota, nelayan, pedagang,
perempuan, intelektual, dosen-dosen, guru , kaum profesional, dan juga suku anak dalam
memang masih kecil dan lemah. Namun demikian sepanjang kita berjuang dan konsisten
dengan prinsip garis massa, oleh massa dan demi kemenangan massa, maka kerja keras kita,
cucuran keringat dan darah kita, akan menjelma menjadi mahkota kemenangan rakyat.
Kampanye massa dan perjuangan massa akan berdampak dua gerakan yang sejajar: yang
satu berhadapan dan memperjuangkan isu-isu ekonomi tetapi selalu terkait dengan level
politik, yang lain berjalan berhadapan secara langsung dengan soal-soal politik. Pada titik
kunci kampanye-kampanye kita, dan dalam koordinasi dengan menghasilkan sektor-sektor
lain, dua gerakan yang bersatu akan menghasilkan derajat kelumpuhan yang meningkat.

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang perlu dalam melancarkan kampanye massa dan
perjuangan massa :

1. Investigasi dan analisa yang menyeluruh atas isu-isu dan tuntutan-tuntutan, satukan
massa mahasiswa pada analisis ini, dan tetapkan bentuk perjuangan yang tepat. Tahap
atau langkah ini mencakup penetapan target minimum dan maximum dalam realisasi
tuntutan-tuntutan dan dalam mempopulerkan isu-isu tersebut. Tentu saja merupakan
keharusan untuk mengkaitkan atau menempatkannya dalam analisa umum demokrasi
sejati. Yang penting harus diperhitungkan juga adalah penentuan kekuatan kita
berhadapan dengan kekuatan musuh.

2. Tetapkan rencana-rencana aksi, anggaran dan jadwal. Langkah ini sangat penting dan
menentukan dalam menjabarkan rencana aksi secara pasti, dalam arti bentuk dan
tingkat mobilisasi dan propaganda, penentuan perlengkapan-perlengkapan yang
diperlukan, tetapkan dan jalankan jadwal kerja (mulai mendirikan panggung sampai
puncak kampanye atau perjuangan hingga penutupan atau perhentiannya) begitu juga
harus ditentukan tempat, pembagian tugas, cara keterlibatan mahasiswa secara umum
dan perorangan tertentu secara khusus.

3. Adakan penilaian terhadap kampanye massa dan perjuangan massa untuk menarik
pelajaran dari sana guna aksi di lain hari. Penilaian sangat menentukan untuk membuat
rencana ke depan. Secara khusus sangat penting mencatat faktor-faktor yang
menyumbang keberhasilan aktivitas-aktivitas politik yang digunakan dalam kampanye
atau perjuangan tersebut. Kesalahan dan kekeliruan harus pula di catat. Penilaian juga
memasukan orang-orang potensial untuk direkrut ke dalam organisasi kita.

4. Gambarkan kemenangan-kemenangan dalam perjuangan! Langkah ini utamanya cocok


bagi perjuangan massa. Tidak ada pengganti untuk menang. Bahkan bila saja perjuangan
tidak seluruhnya berhasil, tetap perlu diproyeksikan, digambarkan hasil-hasil positif,
meskipun sangat minimal, agar massa mahasiswa kita dapat membawa pulang
kesadaran bahwa kita memiliki kekuatan yang melekat dalam berorganisasi dan dalam
melakukan aksi bersama. Jadi bisa melibatkan mereka dalam perjuangan yang lebih
besar di hari depan.

5. Konkretkan keberhasilan menjadi hasil-hasil organisasional! Oleh karena massa


mahasiswa telah digembleng oleh pengalaman mereka dalam kampanye dan
perjuangan, maka kita harus bisa menghitung pengalaman ini untuk memperluas,
mengembangkan dan mengkonsolidasikan organisasi kita. Berupa perekrutan.

Berdasarkan pengalaman perjuangan massa tabun-tahun lalu, kita mengetahui dan


menyadari perlunya langkah-langkah berikut ini :
1. Rancang perjuangan menuju penambahan kekuatan. Suatu perjuangan massa selalu
harus merupakan peristiwa yang dramatik. Karena itu prinsip dasar dramatik dalam
rangka penambahan kekuatan harus diterapkan dalam melancarkan perjuangan massa.
Pastikan bahwa ada persiapan-persiapan yang sudah dibuat sebagai dasar-dasar
tuntutan. Ini berarti dijalankannya kerja propaganda/pendidikan berkaitan dengan
tuntutan-tuntutan tersebut.

2. Ketahui bilamana mundur dalam posisi menang! Pada saat aksi massa berlangsung keras
dan kasar, karena harus berhadapan dengan bayonet, pentungan, gas air mata dan juga
peluru maka kita perlu mengambil langkah mundur kalau memang kekuatan kita tidak
memungkinkan. Dengan segala cara dan perhitungan yang mungkin, ketimbang tuntutan
kita lepas dan hancur tota1 atau para mahasiswa menjadi kapok dan demoralisasi dan
organisasi menjadi keropos total.Dalam kasus ini, maka prinsip yang harus diingat dan
digunakan adalah mundur satu langkah dan maju dua langkah ke depan. Akan tetapi hal
yang penting dan menentukan adalah mengetahui kapan dan bilamana prinsip ini harus
diterapkan suatu penilaian yang obyektif atas situasi diperlukan apakah kita dapat terus
berjalan ataukah kita betul-betul menghadapi jalan buntu.

3. Adakan penilaian sehari-hari terhadap seluruh jalannya perjuangan massa! Supaya kita
selalu berada pada puncak situasi dan kita bisa menentukan setiap langkah kita, maka
kita melakukan asessmen sehari-hari atas seluruh jalannya perjuangan massa.

B. MENSOLIDKAN ORGANISASI KITA !

Sekali kita bekerja memperluas sel dan cabang organisasi kita menjadi sel dan
cabang yang lebih besar, maka harus juga disolidkan semua anggota dan kekuatan
persatuan organisasional dan politis kita. karena itu, hanya melalui kerja saling menguatkan
antara ekspansi dan konsolidasi kita dapat mewujudkan langkah maju dan menentukan
untuk perjuangan demokrasi sejati. Bagaimana, kita mengerjakan ini? Kita mengerjakan hal
ini dengan setahap demi setahap memperkenalkan dan memimpin anggota-anggota kita
pada keyakinan mengikuti dan mematuhi praktek kepemimpinan bersama. Kita
mempraktekkan kepemimpinan bersama, pertama sekali dan paling penting, dengan
menjalankan perencanaan bersama atas kerja pendidikan, politik dan organisasional
kelompok. Konsolidasi di sini dilakukan dalam konteks teori dan praktek revolusioner.
Dengan kerja pendidikan, kita mengidentifikasi bahan-bahan yang menurut anggota harus
dipelajari untuk mengasah pemahaman mereka terhadap isu-isu yang sedang dihadapi,
menempa pengetahuan teoritis mereka, mempertajam skill menjalankan taktik dan
kecerdasan politik mereka atau membimbingnya dalam kerja mengorganisir. Jadwal-jadwal
disusun berdasarkan prioritas. Studi-studi ini dilakukan secara intensif. Kerja politik kita
dalam sel atau cabang pada pokonya meliputi pengadaan kegiatan-kegiatan propaganda,
pendidikan, menggerakan massa untuk kampanye massa dan perjuangan massa,
mengorganisir kawan-kawan mahasiswa lain dalam organisasi dan aliansi kita dan merekrut
lebih banyak lagi ke organisasi kita. Jadi perencanaan kerja politik kita utamanya mencakup
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan- berikut ini: Di mana kita berada sekarang ini?
Bagaimanakah situasi ditempat ini? Sejauh mana kita te1ah menuntaskan kerja kita? Apakah
target kita? apakah issu yang kita hadapi dan bisa kita maksimalkan? Jenis kegiatan apakah
yang yang kita adakan? Bagaimanakah dengan aktivitas-aktivitas persiapannya? Siapakah
yang, bertanggung Jawab atas tugas- tugas ini? Kapan kita akan melancarkan kampanye
massa dan perjuangan massa? Bagaimana kita mengatasi kekurangan dan rintangan. Hanya
dengan, mengurai pertanyaan-pertanyaan dasar ini kita dapat menjamin bahwa kita sampai
pada rencana komprehensif yang dalam berakar pada kondisi yang ada dan satu! bila
diimplementasikan akan mendorong kerja kita beberapa langkah ke depan. Disamping itu
kita adakan, sesion asessmen dan kritik-diri secara tetap dan teratur untuk memastikan
mulusnya jalan kerja kita. Identifikasi kecenderungan positif dan negatif agar kita bisa
bertindak atas ini, garis besarkan status atau keadan kita agar kita dapat menyusun rencana
berikutnya; dan juga keseimbangan organisasional. Baik asessmen dan kritik-diri merupakan
peralatan penting dalam kerja kita untuk mengatasi munculnya perbedaan yang problematis
dan menghambat. Dua soal organisasional yang sama pentingnya adalah soal keamanan dan
keuangan. Bagian dari perencanaan harus meliputi asessmen kebijakan keamanan yang
akan menjamin keamanan anggota dan organisasi keselurahan. Soal keuangan seperti
pengumpulan iuran atau sumbangan dan juga anggaran kebutuhan sel/cabang harus
dibahas pula. Sekali kita merancang program aksi kita bersama-sama, kita berlanjut pada
pelaksanaan secara bersama atas dua prioritas tugas kita : ekspansi dan konsolidasi.
Sepanjang kerja ini, kita adakan pengecekan dan monitoring terhadap kemajuan kerja kita
dan terus mengamati keadaan/kesehatan pribadi kawan-kawan kita.

Akhirnya, tetaplah ingat bahwa selalu ada kegembiraan dalam mengorgansir massa
mahasiswa untuk perjuangan demokrasi sejati! Pada waktu kita berorganisasi kita
mengetahui dan sadar terdapat jutaan jiwa-jiwa pemberani dan tangguh yang sama-sama
bekerja seperti kita demi tugas mulia dan perjuangan hidup-mati di seluruh tanah air
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai