Anda di halaman 1dari 3

01.01.2-T4-7.

Koneksi Antar Materi - Pancasila dan Profil Pelajar


Pancasila dari Perspektif lain

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si.

Oleh:
Muhammad Syahrul Romadhoni
(2313026)

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PROGRAM


PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN
PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2023
PANCASILA DAN PROFIL PELAJAR PANCASILA: PERSPEKTIF LAIN

Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, merupakan sebuah konsep yang tidak
hanya bersifat politis, tetapi juga mencakup nilai- nilai moral dan etika. Dalam esai ini, saya akan
mengeksplorasi Pancasila dan melihat profil pelajar Pancasila dari perspektif yang berbeda,
menggali lebih dalam makna dan aplikasi dari konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Pancasila, sebagai pilar utama negara Indonesia, terdiri dari lima sila yang saling melengkap i:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ini bukan hanya sebuah ideologi politik,
melainkan sebuah filosofi hidup yang merangkul aspek-aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Dari segi ketuhanan, Pancasila menekankan pengakuan akan keberadaan Tuhan Yang
Maha Esa. Ini bukan hanya sekadar kewajiban formal, melainkan landasan spiritual yang
mendorong pelajar Pancasila untuk mengembangkan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap
tindakan mereka. Dalam konteks ini, pelajar Pancasila tidak hanya berfokus pada pencapaian
akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan moral yang kokoh.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah nilai kedua dalam Pancasila. Dari perspektif
ini, pelajar Pancasila diharapkan untuk menjadi agen perubahan yang mendorong keadilan dan
martabat kemanusiaan. Mereka diajak untuk memahami perbedaan, menghormati hak asasi
manusia, dan mempromosikan perdamaian.
Pelajar Pancasila menjadi pembela keadilan sosial, memerangi diskriminasi, dan
membangun masyarakat yang beradab. Persatuan Indonesia, sebagai sila ketiga, mengajarkan
pelajar Pancasila tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam keragaman. Dalam kehidupan
sehari- hari, pelajar Pancasila mempraktikkan toleransi, menghargai perbedaan budaya, dan
membangun solidaritas nasional. Mereka tidak hanya mencintai negara, tetapi juga menghor ma ti
hak-hak individu dan kelompok.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan
Perwakilan menekankan pentingnya demokrasi dan partisipasi aktif dalam pengambila n
keputusan. Pelajar Pancasila belajar untuk berpikir kritis, menyuarakan pendapat mereka, dan
menghormati proses demokratis. Mereka tidak hanya menjadi pemimpin masa depan, tetapi juga
kontributor yang berharga dalam pembangunan negara.
Terakhir, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah landasan bagi
keberlanjutan dan keadilan ekonomi. Pelajar Pancasila diharapkan memahami peran mereka dalam
mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi. Mereka diajarkan untuk berbagi, peduli terhadap
sesama, dan ikut berperan dalam menciptakan masyarakat yang adil.
Dari perspektif pelajar Pancasila, kita dapat melihat profil individu yang bersemangat,
bertanggung jawab, dan berdedikasi untuk kepentingan kolektif. Mereka bukan hanya pandai
dalam pelajaran akademis, tetapi juga memiliki kesadaran moral yang tinggi. Mereka menjadi agen
perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan masyarakat tempat mereka tinggal.
Pelajar Pancasila tidak hanya mencari keunggulan pribadi, tetapi juga berkomitmen untuk
meningkatkan kesejahteraan bersama. Mereka aktif dalam kegiatan sosial, membantu sesama, dan
terlibat dalam berbagai proyek yang bertujuan untuk memajukan masyarakat. Mereka adalah
pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki empati dan
kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Dalam menghadapi tantangan global, pelajar Pancasila
mampu berpikir lintas budaya dan bersikap inklusif. Mereka memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan, menghargai keragaman, dan bekerja sama secara efektif dalam tim
multikultural. Hal ini membuat mereka menjadi individu yang siap menghadapi tantangan global
dan berkontribusi positif dalam skala yang lebih luas.
Dalam kesimpulan, Pancasila bukanlah sekadar dokumen atau pidato retoris, tetapi sebuah
konsep yang dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh pelajar Pancasila.
Dari perspektif ini, kita melihat bahwa Pancasila bukan hanya menjadi dasar negara, tetapi juga
menjadi panduan moral bagi generasi muda. Profil pelajar Pancasila dari perspektif lain adalah
cerminan dari konsep- konsep tersebut yang terwujud dalam tindakan nyata, menjadikan mereka
pemimpin yang berkualitas dan bertanggung jawab dalam membangun masa depan yang lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai