Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizqy Feby Prasti Widy Astuti

NIM : 240211105833

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Indonesia

Topik 4-Mulai Dari Diri-Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila menurut Saya

Tugas 4.1 Fondasi Pendidikan Indonesia


1. Apa yang Anda ketahui tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa
Indonesia?
2. Apa yang Anda ketahui tentang Profil Pelajar Pancasila (PPP)?
3. Bagaimana menjadikan Pancasila sebagai fondasi pendidikan Indonesia?

Jawab :

1. Pancasila adalah dasar falsafah negara dan ideologi resmi Indonesia. Kata "Pancasila"
berasal dari bahasa Sansekerta, di mana "panca" berarti lima, dan "sila" berarti prinsip atau
dasar. Pancasila adalah seperangkat lima prinsip dasar yang menjadi landasan ideologis dan
moral bagi negara Indonesia. Prinsip-prinsip ini dirumuskan oleh Soekarno, presiden
pertama Indonesia, dalam pidatonya pada tahun 1945 dan kemudian diadopsi sebagai dasar
negara dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Lima prinsip dasar Pancasila, yang
pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, prinsip ini menekankan keberagaman agama di
Indonesia dan mengakui keberadaan Tuhan. Negara Indonesia tidak mengikat diri pada
agama tertentu, namun menghormati dan melindungi kebebasan beragama bagi seluruh
warganya. Yang kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab: Pancasila menekankan
pentingnya menghormati hak asasi manusia, keadilan sosial, dan kesejahteraan umum.
Prinsip ini menekankan perlunya menghindari penindasan, diskriminasi, dan ketidakadilan.
Yang ketiga Persatuan Indonesia: Prinsip ini menegaskan pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia, meskipun negara ini memiliki keberagaman etnis, budaya, dan
bahasa. Ini adalah pijakan bagi pemeliharaan kerukunan antar-etnis dan kemajemukan
budaya di Indonesia. Yang keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan: Prinsip ini menekankan prinsip demokrasi, di mana
keputusan politik diambil melalui pemilihan umum, perwakilan rakyat, dan konsultasi yang
bijak. Yang kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Pancasila menekankan
pentingnya keadilan sosial, di mana pemerintah harus berperan aktif dalam menciptakan
kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan sosial bagi seluruh warga negara.
Pancasila adalah komponen integral dalam identitas Indonesia sebagai negara dan bangsa.
Ini adalah landasan moral dan ideologis yang mengikat seluruh warga negara Indonesia.
Pancasila menggambarkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari kehidupan sosial, politik, dan
ekonomi di Indonesia. Dalam konteks sejarah, Pancasila juga dimaknai sebagai alat untuk
mempersatukan bangsa Indonesia yang memiliki beragam etnis, budaya, dan
agama.Pancasila juga mencerminkan semangat nasionalisme dan kemerdekaan yang
melandasi perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Oleh karena itu,
Pancasila adalah entitas yang sangat penting dalam konstruksi identitas nasional Indonesia
dan menjadi fondasi bagi berbagai aspek kebijakan negara.
2. Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah karakter dan kompetensi yang
diharapkan untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
Tujuan utama PPP adalah untuk mempromosikan dan mengembangkan pemahaman yang
lebih dalam tentang Pancasila serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Organisasi ini
berupaya untuk mengenalkan Pancasila kepada pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum
agar mereka dapat menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila, profil Pelajar Pancasila memiliki 6
dimensi dan beberapa elemen di dalamnya, yaitu :

a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia


Pelajar Pancasila mengimani dan mengamalkan nilai dan ajaran
agama/kepercayaannya. Hal ini diwujudkan dalam akhlak yang baik pada diri
sendiri, sesama manusia, alam, dan negara Indonesia (nasionalisme).
b. Berkebinekaan global
Pelajar Pancasila mengenal dan mencintai budaya dan negaranya (nasionalisme),
menghargai budaya lain, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi antar budaya.
Mereka juga melakukan refleksi terhadap pengalaman kebinekaannya, sehingga
dapat menyelaraskan perbedaan budaya untuk mewujudkan masyarakat inklusif,
adil, dan berkelanjutan.
c. Mandiri
Pelajar Pancasila memiliki pemahaman terhadap diri dan situasi yang dihadapi, serta
regulasi diri untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
d. Bergotong royong
Pelajar Pancasila melakukan kolaborasi yang dibangun atas dasar kemanusiaan dan
kepedulian kepada bangsa dan negara, sehingga dapat berbagi kepada sesama.
e. Bernalar kritis
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis menganalisa dan mengevaluasi semua
informasi maupun gagasan yang diperoleh dengan baik. Mereka juga mampu
mengevaluasi dan merefleksi penalaran dan pemikirannya sendiri.
f. Kreatif
Pelajar Pancasila yang kreatif adalah pelajar yang bisa menghasilkan gagasan, karya,
dan tindakan yang orisinal. Mereka juga memiliki keluwesan berpikir dalam mencari
alternatif solusi permasalahan.
3. Dalam upaya penguatan nilai-nilai profil pelajar pancasila pada peserta didik, guru
harus memiliki kemampuan utama sebagai teladan yang dapat di contoh oleh peserta didik.
Setiap dimensi memiliki beberapa elemen yang menggambarkan lebih jelas kompetensi dan
karakter esensial dengan tahap perkembangan peserta didik serta sebagai acuan bagi
pembelajaran dan asesmen, indikator kinerja pada setiap elemen dipetakan pada setiap fase.
Selain itu, dalam mewujudkan profil pelajar pancasila guru dapat melakukan kegiatan
sebagai berikut untuk menumbuhkan nilai-nilai pancasila pada diri peserta didik:
a. Melakukan kegiatan berdoa sebelum dan sesudah belajar
b. Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya sebelum proses pembelajaran
c. Menyanyikan lagu kebangsaan nasional di jam pelajaran terakhir
d. Menayangkan film dan cerita-cerita inspiratif dalam kegiatan pembelajaran.
e. Memberikan nasihat dan cerita motivasi yang membangkitkan semangat peserta
didik
f. Menanamkan kebiasaan positif kepada peserta didik, seperti gotong royong,
membuang sampah, piket, dan sebagainya.
g. Penugasan yang memicu pada kreativitas dan budaya kemandirian. Seperti
membatik, observasi di museum, studi kasus mengenai fenomena sosial dan lain
sebagainya

Anda mungkin juga menyukai