Kelas : PGSD 5
1. Apa yang Anda ketahui tentang Pancasila sebagai entitas dan identitas Bangsa Indonesia?
Jawaban :
Entitas adalah sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, walaupun
tidak dalam bentuk fisik. Sedangkan identitas bermakna pendefinisian bangsa itu sendiri
sebagai suatu bangsa. Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia karena berorientasi dari
nilai kebhinekatunggalikaannya. Pancasila sebagai identitas karena ideologi bangsa yang
unik dan merupakan cerminan secara fisik bangsa Indonesia berbeda dengan negara
lainnya. Pancasila merupakan entitas sekaligus identitas bangsa ini karena ciri,
kepribadian, yang digali dari nilai - nilai luhur yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat dan budaya identitas Indonesia itu sendiri yang hidup dalam
kebhinekatunggalikaan (pengalaman berbeda dari segi latar belakang, agama, suku,
bahasa, dan sebagainya).
Jawaban :
Profil Pelajar Pancasila (PPP) menurut saya adalah bagaimana pendidikan Indonesia
membentuk pelajar yang mampu memiliki sikap beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan gobal, gotong royong, mandiri, bernalar
kritis, kreatif. Untuk membentuk sikap tersebut, kembali menguatkan fondasi Pancasila,
karena Pancasila memuat nilai - nilai yang perlu dilestarikan dan diwariskan generasi
melalui pendidikan. Pendidikan Pancasila bertujuan untuk membentuk kemampuan
berperilaku: 1) mampu mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati
nuraninya demi kemajuan bangsa, 2) mampu mengenali masalah hidup bersama dan
menemukan cara-cara pemecahannya, 3) mampu mengenali perubahan-perubahan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, 4) mampu memaknai peristiwa
sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia (Kaelan,
2016). Dengan menjadikan Pancasila sebagai profil pelajar sudah tercermin jelas arah
pendidikan Indonesia yang megupayakan sumber dayanya memiliki softskill dan hard
skill dengan karakter religius sepanjang hayat. Merangkum dari Profil Pelajar Pancasila,
pelajar Indonesia adalah pelajar yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Keimanan dan ketakwaannya termanifestasi dalam akhlak yang mulia terhadap diri
sendiri, sesama manusia, alam, dan negaranya. Segala tindakannya menggunakan
panduan rasional dan religus atas integritas, benar-salah, serta keadilan. Pelajar Indonesia
senantiasa berpikir dan bersikap terbuka terhadap kemajemukan dan perbedaan, serta
secara aktif berkontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan manusia sebagai bagian
dari warga Indonesia dan dunia. Berkebhinekaan global dan bergotong royong. Pelajar
Indonesia merupakan pelajar yang mandiri. Ia berinisiatif dan siap mempelajari hal-hal
baru, serta gigih dalam mencapai tujuannya. Pelajar Indonesia adalah ia yang aktif
meningkatkan kapasitas diri.
Jawaban :
Visi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden untuk
mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global
Misi
melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara konsisten, bertanggung
jawab, dapat dipercaya, dengan mengedepankan profesionalitas dan integritas. Oleh
karena itu, perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan dan
kebudayaan akan mengedepankan inovasi guna mencapai kemajuan dan kemandirian
Indonesia. Sesuai dengan kepribadian bangsa yang berlandaskan gotong royong,
Kemendikbud dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, bekerja
bersama untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan Visi dan Misi
Presiden tersebut. Implementasi dari lingkup terkecil adalah Memahami bahwa setiap
peserta didik memiliki keunikan. Guru abad-21 memiliki landasan pemikiran Ki Hadjar
yang paham kodrat alam dan kodrat zaman, melakukan pendidikan yang menuntun, dan
menajamkan budi pekerti. Pada abad-21 Guru tidak lagi hanya transfer ilmu pengetahuan
melainkan membangun komunikasi yang inklusif dengan peserta didik. Alangkah
baiknya bahasan dalam pembelajaran juga relevan dengan kebudaayan sehari - hari agar
senantiasa memberi wawasan mengenai kebhinekatunggalikaan. Guru dapat menjadi
tutor, fasilitator, dan memanfaatkan peran tutor sebaya yang turut mencerminkan Profil
Pelajar Pancasila. Pembelajaran tidak lagi dilakukan secara monoton, peserta didik dapat
secara mandiri untuk memperoleh sumber belajar yang terpenting tetap memperhatikan
etika dalam menggunakan teknologi.