Anda di halaman 1dari 18

Projek Penguatan Profil

Pelajar Pancasila (P5)

OLEH:
TIM P5 SMK PL TARCISIUS
LATAR BELAKANG
Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni peserta didik
dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia.

berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan


FAKTOR INTERNAL
cita-cita bangsa Indonesia

Kompetensi profil pelajar Pancasila

berkaitan dengan konteks kehidupan dan tantangan


FAKTOR bangsa Indonesia di Abad ke-21 yang sedang
EKSTERNAL menghadapi masa revolusi industri 4.0
Profil Pelajar Pancasila
Pengertian projek penguatan profil pelajar Pancasila

Berdasarkan Kepmendikbudristek No.56/M/2022, Projek penguatan profil pelajar Pancasila


merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan
pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu
pelaksanaan.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari intrakurikuler.


Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan
dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat
dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil
pelajar Pancasila.
Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam
keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan
pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan
ekstrakurikuler
BERPIKIRAN TERBUKA

satuan pendidikan diharapkan dapat menghidupkan budaya senang menerima masukan, terbuka
terhadap perbedaan, serta berkomitmen terhadap setiap upaya perbaikan untuk perubahan ke
Budaya Sekolah yang arah yang lebih baik.
Mendukung
SENANG MEMPELAJARI HAL BARU
Penerapan Projek
Penguatan Profil
Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila akan berjalan secara optimal jika setiap individu
Pelajar Pancasila
memiliki kesenangan untuk mempelajari hal baru dan mengembangkan diri secara terus menerus.
Harapannya, kegiatan projek profil ini pada akhirnya dapat membantu tercapainya karakter
pelajar sepanjang hayat pada setiap individu yang terlibat di dalamnya.
KOLABORATIF

Dalam hal ini budaya kolaboratif menjadi hal yang penting untuk dibangun dibandingkan dengan
budaya kompetitif. Diharapkan budaya kolaboratif dapat mendorong semangat senang bekerja
sama, saling mengapresiasi, dan saling memberikan dukungan satu sama lain.
Profil Pelajar Pancasila
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter,
dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.”
HARAPAN
PELAJAR DIMENSI PROFIL PELAJAR
PANCASILA
INDONESIA
Pelajar Indonesia diharapkan
1.Beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan
memiliki kompetensi untuk
berakhlak mulia.
menjadi warga negara yang
demokratis serta menjadi manusia 2. Berkebinekaan global.
unggul dan produktif di Abad ke- 3. Bergotong-royong.
21. Oleh karenanya, Pelajar
4. Mandiri.
Indonesia diharapkan dapat
berpartisipasi dalam 5. Bernalar kritis.
pembangunan global yang 6. Kreatif.
berkelanjutan serta tangguh dalam
Tidak hanya Kognitif, namun juga Sikap dan Perilaku
menghadapi berbagai tantangan. yang jadi Fokus Capaian
Sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar
Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses
penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk
belajar dari lingkungan sekitarnya

Perlunya Projek Penguatan


Projek penguatan profil pelajar Pancasila diharapkan
Profil Pelajar Pancasila
dapat menginspirasi peserta didik untuk berkontribusi
bagi lingkungan sekitarnya

Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan


dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong
peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang
kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila
Kegiatan Seni (Membuat Mandala)

Mandala adalah desain abstrak yang kompleks, yang


biasanya membentuk lingkaran. Pada intinya,
Mandala adalah hubungan antara dunia batin dan
realistis luar.

Dalam konsep Buddha, Mandala representasi perjalanan manusia dalam relasinya dengan
manusia yang lain, alam semesta. Perspektif sejarah di Asia Tenggara, mandala merupakan
konsep yang dipahami secara sosial politik yang merupakan simbol atas kekuasaan dan
kerajaan konsentris.
CONTOH SENI MANDALA
CONTOH SENI MANDALA DARI KERIKIL,BATU,DAUN
CONTOH SENI MANDALA DARI KERIKIL,BATU,DAUN
CONTOH SENI MANDALA DARI DAUN
Wacana Setara
Mengenal Wacana Kesetaraan dalam berdemokrasi

Secara politis kelompok marginal disebut dengan kaum


terpinggirkan, namun orang yang terpinggirkan tidak
semuanya dapat masuk dalam ke dalam kategori miskin.
Banyak kelompok terpinggirkan yang tidak miskin seperti kaum perempuan,
kaum difabel, dan banyak kelompok lainnya. Marginal bisa disebut orang yang
memiliki kedudukan yang rendah atau di bawah.
Wacana Setara
Mengenal Wacana Kesetaraan dalam berdemokrasi

Janice Perlman (2010) membedakan marginal menjadi


empat dimensi. Pertama, marginalitas sosial yang
terpinggirkan secara sosial, marginalisasi budaya,
marginalitas ekonomi, dan marginalisasi politik. Masyarakat
marginal adalah mereka (kelompok atau individu) yang lahir
di dalam kota, yang tersisihkan dari pendidikan, kesehatan,
memiliki taraf hidup yang rendah, serta akses mereka yang
terbatas atau dibatasi oleh struktur yang ada.
Wacana Setara
Mengenal Wacana Kesetaraan dalam berdemokrasi

Kelompok Non Marginal kelompok dalam sistem


sosial yang diakui di masyarakat tanpa ada
eksploitasi dan diskriminasi di dalam
kehidupannya.
Wacana Setara
Mengenal Wacana Kesetaraan dalam berdemokrasi

Kelompok RENTAN Menurut UU Republik Indonesia


Kelompok rentan adalah orang lanjut usia, anak-anak, fakir miskin,
perempuan hamil, dan orang dengan Disabilitas.
Masyarakat rentan yaitu kelompok orang yang mengalami kehidupan yang tidak
layak dan dapat mengalami potensi menjadi korban pelanggaran hukum . Yang
termasuk masyarakat rentan yaitu anak jalanan, anak dengan kedisabilitasan, anak
yang jadi korban bencana, anak korban tindakan kekerasan, anak telantar, lansia
telantar, disabilitas, perempuan korban kekerasan, korban bencana alam dan
bencana sosial,” jelasnya mengenai masyarakat rentan.
Wacana Setara
Mengenal Wacana Kesetaraan dalam berdemokrasi

Kelompok TIDAK RENTAN


Kelompok tidak rentan adalah kelompok orang yang mengalami
kehidupan yang layak dan tidak mengalami kehidupan yang dapat
mengancam hukum bagi orang lain.
TERIMA KASIH
TUHAN MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai