Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 2

nama nama kelompok:


1. Ni putu puspita ika dewi_E32121153
2.Moh.fahreza_E32121134
3.Taufiq Hidayat_E28121255
4. Astianti Ajis Apoe_E32121147
5.Rezki Amina _E32121155
6.Aji Purnomo_E28121244
7. SURYADI_E32121146
8.Eka bintang jatmiko_E32121141
9.Ayu_E32121140
10.Badrin_E28121250
A.Peran Mahasiswa Terhadap Pendidikan Antikorupsi

Korupsi merupakan masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia
dan dunia. Korupsi sudah ada sejak lama sejak manusia mengenal pemerintahan administrasi.
Korupsi sering dikaitkan dengan masalah atau kebijakan politik di lingkungan pemerintah.
Korupsi termasuk perilaku criminal, korupsi bukan sekedar mencuri, tapia da unsur penyalah
gunaan wewenang atau kekuasaan didalamnya, memberikan moral konten korupsi. Korupsi
tidak hanya berdampak pada suatu aspek kehidupan tetapi juga berdampak pada efek domino
pada aspek kehidupan yang lainnya. Salah satu cara terbaik untuk memutus mata rantai di
negri ini adalah dengan memberikan Pendidikan anti korupsi kepada generasi penerus.
Karena generasi penerus bangsa akan menjadi generasi yang menggantikan pejabat negara
lama , untul membangun negara tercinta agar bisa Berjaya dimata dunia.
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan
berdampak burukluar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi
telah menghancurkan sistemperekonomian, sistem demokrasi, sistem politik,
sistem hukum, sistem pemerintahan,dan tatanan sosial kemasyarakatan di
negeri ini. Dilain pihak upaya pemberantasankorupsi yang telah dilakukan
selama ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Korupsidalam berbagai
tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian
darikehidupan kita yang bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika
kondisi ini tetapkita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi
akan menghancurkan negeri ini.
Korupsi harus dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang oleh karenaitu
memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya. Upaya pemberantasankorupsi–yang
terdiri dari dua bagian besar, yaitu (1) penindakan, dan (2) pencegahan–tidak akan pernah
berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpamelibatkan peran serta
masyarakat. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika mahasiswa–sebagai salah satu bagian
penting dari masyarakat yang merupakan pewaris masa depan–diharapkan dapat terlibat aktif
dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.Keterlibatan mahasiswa dalam upaya
pemberantasan korupsi tentu tidak pada upayapenindakan yang merupakan kewenangan institusi
penegak hukum. Peran aktif mahasiswadiharapkan lebih difokuskan pada upaya pencegahan
korupsi dengan ikut membangunbudaya anti korupsi di masyarakat. Mahasiswa diharapkan
dapat berperan sebagai agenperubahan dan motor penggerak gerakan anti korupsi di masyarakat.
Untuk dapatberperan aktif mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang
—SOMEONE
selukbeluk korupsi dan pemberantasannya. FAMOUS
Yang tidak kalah penting, untuk dapat berperanaktif
mahasiswa harus dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai anti korupsi dalamkehidupan
sehari-hari.Upaya pembekalan mahasiswa dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain
melaluikegiatan sosialisasi, kampanye, seminar atau perkuliahan.
Berdasarkan UU (Undang-Undang) Nomor 30 Tahun 2002, pemberantasan tindak
pidana korupsi dirumuskan sebagai serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas
korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peranserta masyarakat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (KPK, 2002). Upaya pemberantasan korupsi tidak akan
pernah berhasil tanpa melibatkan peran-serta masyarakat, khususnya mahasiswa yang mana
diharapkan menjadi motor penggeraknya Peran mahasiswa, dalam pemberantasan korupsi,
memiliki tujuan agar mereka dapat menjaga diri dari korupsi dan perilaku koruptif lainnya;
membangun dan memelihara gerakan anti-korupsi; serta membentuk karakter mahasiswa
yang anti-korupsi. Mahasiswa diharapkan dapat lebih peka dan siaga dalam menanggapi isu
korupsi lokal, yang terjadi di daerahnya, melalui mata kuliah PETISI atau Pendidikan Anti-
Korupsi
 
B.Peran Pancasila Dalam Dunia Pendidikan
 

01.
Bagi generasi milenial yang terlahir di abad ke 21, perilaku meniru merupakan hal yang
lumrah. Baik melalui tontonan televisi maupun akibat tuntutan teman sebaya terhadap tokoh
idola. Kebiasaan meniru terhadap figur panutan tidak melulu soal ucapan dan penampilan,
akan tetapi terhadap tindakan pula. Tayangan sinetron tertentu lambat laun berhasil memupuk
perilaku individu. Mulai dari gaya hidup yang glamor, sampai perilaku membangkang
terhadap sosok orang tua. Terlebih di era globalisasi sekarang ini yang ditandai dengan
kemajuan teknologi, sehingga nilai-nilai kesopanan dan budi pekerti seakan telah diabaikan.
Selain faktor meniru, faktor lingkungan juga turut serta dalam membentuk perilaku seseorang.
Lingkungan agamis misalnya akan membentuk perilaku masyarakat yang religius. Sebaliknya
lingkungan barbar akan membentuk perilaku masyarakat yang arogan dan tak kenal etika.
Indonesia saat ini memasuki zaman modern di mana kemajuan
pesat terjadi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini menyebabkan
manusia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Kemajuan ini
tidak hanya dirasakan oleh Indonesia saja, tetapi juga dirasakan seluruh
penjuru dunia. Kemajuan teknologi ini tentunya bertujuan untuk
mempermudah berbagai urusan dan pekerjaan manusia, berbagai alat-alat
canggih diciptakan supaya dapat digunakan masyarakat luas. Saat ini kita
semua dapat melihat dan merasakan perkembangan IPTEK tersebut
dalam kehidupan sehari-hari dan telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan kita.
 
Indonesia adalah sebuah negara multikultural yang terdiri dari berbagai suku, bahasa
maupun agama yang berbeda-beda. Keberagaman ini di satu sisi merupakan satu kelebihan dan
kekayaan bangsa yang harus dijaga. Namun di sisi lain, keberagaman ini dapat menjadi potensi
terjadinya konflik di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
semboyan bangsa “bhineka tunggal ika” harus ditanamkan kepada generasi muda sejak dini
agar mereka mampu berperan dalam menjaga persatuan di tengah kemajemukan bangsa. salah
satu upaya yang dapat direalisasikan demi merespon permasalahan ini adalah dengan
mengimplementasikan konsep pendidikan multikultural (multicultural education) di dalam
pendidikan di Indonesia. Artikel ini berupaya membahas konsep pendidikan multikultural dan
prakteknya pada pendidikan di Indonesia.
 
Pancasila menjadi pedoman peraturan bangsa Indonesia, selain ituialah system hipotesis yang dirangkai untuk menaruh tuntutan serta
pedoman pada masyarakat negara Indonesia dalam berpandangan dan berkepribadian. Maksudnya, manusia dituntut untuk mampu
meningkatkan dimensi moralitras pada dirinya, sehingga memiliki kompetensi untuk menunjukkan sikap pengabdian dalam kehidupan
sebagai warga negara Indonesia. Dengan harapan menjadi masyarakat ilmiah-akademik pada akhirnya mampu mengambil keputusan yang
komprehensif dengan menggunakan pertimbangan moralitas. Menurut Yudhyarta (2020) Etika Pancasila secara normatif bisamembentuk
suatu tumpuan atas perbuatan benar, dan secara aturan dapat membentuksudut pandang tinjauan atas nilai dan kebiasaan yang bertumbuh
padawarga negara. Menurut Putranto (2007)Etika Pancasila berperan menjadi prinsip, panduan dan kriteria perilaku manusia Indonesia
pada segala aspek kehidupan termasuk pada administrasi negara Indonesia.Dengan begitu, manusia dapat meningkatkanbudi pekerti yang
Pancasilais melalui beragam kepribadian yang positif, misalnyadisiplin, jujur, mandiridan tanggung jawab. Etika dan Pancasila
merupakan dua hal yang tidak bisa di sisihkan karena isi nya mengajarkan tentangnilai yang tercantum kebaikan. Menurut Hartati (2019)
Etika Pancasila ialah etika dasar penaksiran buruk dan baik dalam nilaisila Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, dan
kerakyatan, serta keadilan. Sebagai masyarakat Indonesia perilaku tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan harus bisa meninggikan
nilai sila yang jelasmembentuk suatu hal yang banyak meneruskan faedahpada banyak orang. Di lihat berdasarkan nilai sila Pancasila
yang ada tidak hanya bersifat keabsahan, tetapi pula realistsis dan penerapan. Menurut Latif (2013) menyebutkan dalam menafsirkan,
mempercayai, dan mengamalkannya, hendaknya diingat bahwa Pancasila initidak hanya pengantar statis, melainkan juga bintang
pimpinan yang dinamis sehingga mesti merespons terhadap dinamika kemajuan zaman. Pancasila memegang kewajiban krusial pada
pelaksanaan semacam sistem etika yang benarpadawilayah ini. Dapat dilihatbagaimana dan kapan saja ketika berupaya kita hendaklah
untuk melaksanakan budi pekerti etika seperti etika berbicara, berpakaian, dan juga sopan santun seperti tercantum dalam sila kedua
Pancasila, dimana tidak dapat di pungkiri bahwa keberadaanPancasila dalam lingkungan dapat membentuk etika bangsa ini sungguh
sangat diperlukan. Terdapat dua istilah Pancasila sebagai sistem etika yakni etika dan etiket. Etika merupakan moral sementara itu etiket
lebih kepada sopan santun dan adat istiadat. Contoh etika yaitu parkir sembarangan merupakan pelanggaran moral. Sedangkan contoh
etiket yaitu tata cara dalam pergaulan. Pancasila sebagai sistem merupakan suatu tanda atau suatu kumpulan asas yang mendirikan suatu
keseluruhan yang kestabilan, selaras, dan terpadu.
C. Isu Pendidikan Pancasila
Dalam konteks nasional, isu kewarganegaraan cakupannya berkaitan
dengan seluruh teritorial bangsa Indonesia yang kompleks. Nasional
sendiri dapat diartikan sesuatu yang bersifat kebangsaan; berkenaan atau
berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/nasional). Sementara dalam buku
bahan ajar “Identitas Nasional” (Sulisworo, Wahyuningsih, dan Arif, 2012)
dijelaskan bahwa Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu
“natie” dan “nation”, artinya masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh
sejarah yang memiliki unsur satu kesatuan bahasa, daerah, ekonomi, dan
satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya.
Dari penjelasan diatas, maka dapat dipahami bahwa
kewarganegaraan adalah perihal kebangsaan atau berkenaan dengan
bangsa sendiri yang meliputi unsur-unsur seperti kesatuan bahasa,
kesatuan daerah, kesatuan ekonomi, kesatuan hubungan ekonomi, dan
kesatuan budaya. Isu kewarganegaraan dalam konteks nasional secara
garis besar akan meliputi isu-isu yang berkaitan dengan bidang ideologi,
politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan agama
dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Daftar pustaka
Hanum, Farida. Implementasi Pendidikan
Multikultural Dalam Kurikulum KTSP. http/
www. Blogspot.com (diakses 17 April 2017)
.
Nurgiansah, T. Heru. "Pendidikan Pancasila sebagai upaya membentuk karakter jujur." Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Undiksha 9.1 (2021): 33-41.

Amir, Syarifuddin. 2013. Pancasila as Integration Philosophy of Education and National


Character. International Journal of Scientific & Technology Research. Volume 2, Issue
1, January 2013

Nurgiansah, T. H. (2021). Pendidikan Pancasila sebagai upaya membentuk karakter jujur. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Undiksha, 9(1), 33-41.
Kemendikbud, R. I. (2013). Buku Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi
.
Sulianti, Ani, Yusuf Effendi, and Halimatus Sa’diah. 2020. “Penerapan Nilai-Nilai
PancasilaDalam Lembaga Pendidikan.” JPK : Jurnal Pendidikan Dan
Kewarganegaraan 5(1):54–

Subagyo, Agus. 2020. “Implementasi Pancasila Dalam Menangkal Intoleransi,


RadikalismeDan Terorisme.” Jurnal Rontal Keilmuan PKn 6(1):10–24.

Kristiono, Natal, Giri Harto Wiratomo, and Hansa Nuha Alfira. 2019.
“Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kegiatan Kepramukaan (Studi
Kasus Madrasah Aliyah Al-AsrorSemarang).” HARMONY 4(1):13–18

Hidayat, Dewi Oktaviani, Inggi Eltariant, Oktralika, Rahmat Kevin Priyatna,


Fernanda, andSindi Agustina. 2019. “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
Dalam Mencegah DegradasiMoral Terhadap Isu Sara Dan Hoax.” Jurnal
Rontal Keilmuan 5(1):49–56
…sekian dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai