Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI DITINJAU DARI

ASPEK SOSIAL-BUDAYA:

PELESTARIAN KARAKTERISTIK ETIKA SOSIAL-BUDAYA


PADA PEMUDA INDONESIA

DISUSUN OLEH:

FARHANA SALSABILA RASYID ASHADI

119380072

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem demokrasi di era globalisasi seperti sekarang ini, menimbulkan

perubahan-perubahan yang mempengaruhi nilai-nilai etika (moral) yang

sudah berlaku di kalangan masyarakat selama ini. Hal tersebut membuktikan

bahwa globalisasi memilki pengaruh besar dalam tatanan kemajuaan serta

perkembangan suatu negara.

Pengaruh globalisasi yang paling bahaya akan tetapi justru sering kali

dianggap sepele adalah pengaruhnya dalam nilai-nilai etika (moral) pada

masyarakat. Pada hakikatnya, bangsa Indonesia telah merumuskan etika yang

mengatur segala aspek kehidupan bermasyarakat serta bernegara didalam

Pancasila. Pancasila mencerminkan nilai-nilai luhur yang bersifat universal

mulai dari berbagai ras, suku, bahasa, dan agama.

Hilangnya nilai-nilai etika dalam masyarakat yang tercermin didalam

Pancasila salah satunya adalah ketidak pedulian etika sosial dan keagamaan.

Contoh saja di zaman sekarang banyak sekali dikalangan, pemuda, siswa,

bahkan mahasiswa yang kurang beretika, bahkan bisa dikatakan tidak

memiliki etika dalam bermasyarakat dan bersosialisasi. Hal tersebut akan

membawa dampak buruk dimasa yang akan datang. Mengingat bahwa

generasi muda yang akan membawa sebuah perubahan di masa yang akan
datang. Karena penerus serta penentu keberhasilan sebuah negara adalah

tergantung pada para pemudanya.

Mungkin banyak orang masih berfikir bahwa meredupnya etika

dikalangan diri para pemuda adalah hal yang dianggap biasa-biasa saja. Akan

tetapi justru itulah yang berpengaruh besar di masa yang akan datang.

Generasi muda yanag seharusnya mampu menjadi “Agent of Change”,

berkontribusi besar dalam perubahan bangsa dan menjadi tonggak peradaban,

justru tidak memiliki dasar atau pondasi kokoh yang menjadi modal dalam

segala aspek sendi kehidupan.

Bukan suatu hal yang asing lagi saat ini, banyak pemuda yang

mengalami krisis etika (moral). “Data Unicef tahun 2016 lalu menunjukkan

bahwa kekerasan kepada sesama remaja bahkan kepada orang tua di

Indonesia diperkirakan mencapai 50 persen”. Dari data tersebut menunjukkan

betapa miris dan krisisnya etika dikalangan pemuda Indonesia di era

globalisasi seperti sekarang ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1) Apa yang membuat para pemuda Indonesia mulai kehilangan

karakteristik etika sosial-budaya?

2) Apa dampak yang terjadi pada bangsa Indonesia atau ideologi

Pancasila jika krisis etika sosial-budaya ini masih terus berlanjut?

3) Bagaimana upaya menumbuhkan etika sosial-budaya sesuai nilai-nilai

Pancasila terhadap para pemuda Indonesia?


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bahasa Yunani, Etika berasal dari kata “ethos” atau dalam bentuk

jamaknya “ta etha” dimana ia memiliki arti yaitu adat istiadat atau kebiasaan yang

berlaku dalam suatu masyarakat. Etika dalam hal ini memiliki hubungan dengan

adat istiadat atau kebiasaan yang dinilai baik, baik disini haruslah baik kepada

orang lain dan juga dirinya sendiri, hal ini disampaikan oleh Badroen dkk. (2006).

Menurut Sukrisno dan Ardana (2009), prinsip tentang moral dan perbuatan

yang menjadi landasan seseorang untuk melakukan sesuatu dapat disebut juga

sebagai etika. Apabila seseorang memiliki etika yang baik, maka hal tersebut

dapat membuat masyarakat memandang bahwa perbuatan orang tersebut adalah

perbuatan yang terpuji dan dapat meningkatkan martabat dan juga kehormatan

seseorang tersebut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1995) mendefinisikan etika

sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral (akhlak).

Menurut Nugrahaningsih (2005), apabila kita membahas perilaku etis

maka hal tersebut tidak dapat dipisahkan dengan etika yang dimiliki oleh

seseorang, Perilaku yang dilakukan sesuai dengan nilai-nilai dan 13 norma sosial

yang berlaku lalu dapat diterima secara umum oleh masyarakat luas dan juga

dinilai baik dan benar dapat disebut juga perilaku etis.


BAB III

PEMBAHASAN

Seperti telah diurai di atas, dalam masyarakat bangsa yang mengalami

transisi dan perubahan besar yang menjadikannya semakin terdiferensiasi ke

dalam berbagai banyak substruktur berdasarkan okupasi, profesi, kepentingan

politik, ekonomi, gender, dan lain-lain, semakin sulit bagi banyak orang untuk

mengidentifikasikan dirinya hanya pada salah satu kelompok saja. Mereka bisa

menjadi anggota dari beberapa kelompok yang berbeda dengan moralitas yang

juga berbeda, tergantung pada ruang dan waktu.

Beberapa faktor yang menyababkan para pemuda di zaman sekarang kurang

dalam beretika. Pertama, kurangnya kepedulian orang tua terhadap pentingnya

menanamkan serta mengajarkan etika (moral) terhadap anak. Kedua,

berkembangnya teknologi yang sanagat pesat membuat pola pikir para pemuda di

zaman sekarang menjadi serba instan dan tidak peduli akan lingkungan sekitarnya.

Ketiga, lingkungan sekitar yang membentuk karakter dan membentuk kepribadian

seorang pemuda masih kurang diperhatiakan atau bahkan tidak diperhatikan sama

sekali oleh masyarakat sekitar, terkhusus orangtuanya. Keempat, kurangnya

penanaman jiwa religius didalam diri pemuda serta masih kurangnya pengetahuan

tentang agama yang menjadikannya turntutan untuk selalu berperilaku etis.

Anda mungkin juga menyukai