Anda di halaman 1dari 30

Hubungan Antropologi

dengan Ilmu Lain


Hubungan antropologi dengan ilmu
anatomi
Meneliti ras-ras di dunia, sangat
perlu akan ilmu anatomi karena ciri
dari berbagai bagian kerangka
manusia, berbagai bagian
tengkorak, dan ciri dari bagian
tubuh manusia, untuk mendapatkan
pengertian tentang asal mula dan
penyebaran manusia serta
hubungan antara ras-ras di dunia.
Hubungan antropologi dengan ilmu kesehatan

Data mengenai konsepsi dan sikap penduduk


desa tentang kesehatan, tentang sakit,
terhadap dukun, terhadap obat-obatan
tradisional, terhadap kebiasaan makan, dan
sebagainya ilmu antropologi memberikan
sumbangan kepada para dokter yang anak
bekerja di daerah tersebut dengan
keberagaman kebudayaan, metode-metode
dan cara untuk segera mengerti dan
menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan
adat istiadat lain
Hubungan antropologi dengan ilmu
linguistik

Ilmu linguistik telah berkemabang menjadi suatu ilmu


yang berusaha mengembangkan konsep dan metode
untuk mengupas segala macam bentuk bahasa apapun
juga, dari daerah manapun di dunia. Dengan demikian
dapat di capai suatu pengertian tentang ciri-ciri dasar dari
tiap bahasa di dunia secara cepat dan mudah.
Hubungan antropologi dengan
arkeologi
Pada mulanya meneliti sejarah dari
kebudayaan kuno dalam zaman purba.
Peneliti menggunakan bekas bangunan kuno
tetapi juga prasasti atau buku-buku kuno yang
di tulis dalam zaman kebudayaan itu Berjaya.
Selain itu peneliti menggunakan sisa-sisa
benda kebudayaan manusia yang tertinggal
dalam lapisan bumi sebagai bahan
penelitiannya, dan dapat memperpanjang
jarak waktu dari sejarah kebudayaan manusia
dengan bahan yang lebh tua dari piramida-
piramida, candi, dan buku-buku kuno.
Hubungan antropologi dengan ilmu
sejarah
Antropologi memberi bahan
prehistori sebagai pangkal bagi
tiap penulis sejarah dan tiap
bangsa didunia. Sumber sejarah
berupa prasasti, dokumen, naskah
tradisional, dan arsi kuno, sering
hanya dapat memberi informasi
peristiwa sejarah yang terbatas
kepada bidang politik saja
Hubungan antropologi dengan ilmu
hukum
Para sarjana hukum adat mempergunakan metode
antropologi untuk menyelami latar belakang kehidupan
hukum adat di berbagai daerah di Indonesia. Antropologi
menganggap penting karena hukum adat bukan
merupakan suatu system hukum yang telah
diabstraksikan sebagai aturan dalam kitab, undang-
undang melainkan timbul dan hidup langsung dari
masalah perdata yang berasal dari masyarakat Indonesia.
Hubungan antropologi dengan ilmu
politik
Hubungan antara kekuatan serta proses politik berbagai Negara
dengan berbagai macam sistem pemerintahan ke masalah yang
menyangkut latar belakang sosial budaya dari kekuatan politik
tersebut. Ahli antropologi dalam mempelajari suatu masyarakat
untuk menulis sebuah deskripsi etnografi tentang masyarakat
tersebut, tentu akan juga menghadapi sendiri keuatan dan proses
politik lokal serta aktifitas dari cabang partai politik nasional
disitu, menganalisis gejala itu perlu mengetahui konsep dan teori
ilmu politik juga.
Hubungan
antropologi dengan
ilmu administrasi
Bahan keterangan
mengenai masalah
yang berhubungan
dengan agraria yang
juga menjadi suatu
komplek masalah yang
sangat penting dalam
ilmu administrasi.
Hubungan antropologi dengan geografi

Geografi mencoba memberikan gambaran


mengenai ciri-ciri dari segala macam bentuk hidup
yang menduduki muka bumi seperti flora dan
fauna. Antropologi salah satu ilmu yang mampu
menyelami masalah keberagaman makhluk
manusia.
Hubungan antropologi dengan ilmu
ekonomi

Ahli ekonomi tidak dapat mempergunakan dengan


sempurna konsep dan teori tentang kekuatan,
proses, dan hukum ekonomi, tentang suatu
pengetahuan tentang sistem kemasyarakatan,
cara berfikir, pandangan, dan sikap hidup dari
warga masyarakat pedesaan.
E. Etnografi: Metode dalam antropologi
• Koentjaraningrat isi dalam sebuah karangan etnografi adalah
suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu bangsa.

• Terdapat suku bangsa yang kecil yang tediri dari hanya beberapa
ratus orang maupun suku bangsa besar yang terdiri dari berjuta-
juta orang , sehingga antropolog tidak dapat membuat deskripsi
yang komprehensif terhadap suku bangsa yang besar.

• Naroll dan Clinton mencoba untuk menyusun Sembilan prinsip


yang biasanya dipergunakan oleh antropolog untuk menentukan
batas-batas dari masyarakat, bagian dari suku bangsa yang
menjadi pokok dan lokasi yang nyata dari deskripsi etnografi
J. A. Clinton menyusun 9 prinsip untuk
menentukan batas-batas dari
masyarakat, yaitu :
1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau
lebih
2. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang
mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa
3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas
suatu daerah politikal administratif
4. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh
rasa identitas penduduknya sendiri
J. A. Clinton menyusun 9 prinsip
(Lanj)
5. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu
wilayah geografi yang merupakan kesatuan daerah fisik
6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan
ekologi
7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami
satu pengalaman sejarah yang sama
8. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi
interaksinya satu dengan yang lainnya merata dan tinggi
9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang
seragam
Metode dalam atropologi
• Metode yang digunakan para
etnograf pada masa awal
perkembangan awal ilmu
atropologi hingga kini adalah
metode wawancara dan
pengamatan
Metode wawancara
 Metode pengumpulan data dengan cara menanyakan sesuatu
kepada seseorang responden dengan bercakap-cakap secara
tatap muka.
 Wawanacara merupakan suatu teknik untuk melengkapi metode
pengamatan.
 Seorang peneliti pada hakikatnya tidak dapat mencakup
aktivitas pengamatan semua warga suatu masyarakat secara
terus menerus selama 24 jam.
 Oleh karena itu , lowongan data yang tidak sempat tercatat oleh
pengamatan dapat diatasi dengan wawancara.
Metode wawancara
Teknik wawancara dibagi menjadi dua, yaitu wawancara
terencana dan wawancara tanpa rencana :
A. Wawancara terencana
 peneliti menyusun daftar pertanyaan sebelum ia
terjun kelapangan untuk mengambil data
 Mengajukan daftar pertanyaan yang seragam dan
dengan bahasa dan tata urut yang seragam pula.
 Bila tidak seragam dikhawatirkan akan kemungkinan
besar respon yang tidak memiliki nilai yang seragam,
sehingga sukar dibandingkan satu dengan yang lain.
Metode wawancara
B. Wawancara tanpa rencana
 peneliti tidak membuat daftar pertanyaan sebelum ia terjun
kelapangan untuk mengambil data
Wawancara tanpa rencana dibagi lagi menjadi dua :
1. Wawancara berstruktur, menggunakan metode tertentu, misal
wawancara psikoanalisa atau untuk mengumpulkan daftar
riwayat hidup.
2. Wawancara tidak struktur dibagi menjadi dua :
a. Wawancara fokus
b. Wawancara bebas
Metode wawancara
Wawancara tidak struktur dibagi menjadi dua :
a. Wawancara focus
 Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang tidak memiliki
struktur tertentu, namun selalu terpusat pada satu pokok
tertentu.

b. Wawancara bebas
• Wawancara bebas tidak memiliki pusat , sehingga
pertanyaan dapat beralih dari satu pokok ke pokok lainnya,
akibatnya data yang terkumpul dari wawancara bebas dapat
beraneka ragam sifatnya.
Metode wawancara
 Menurut Danandjaja terdapat satu teknikwawancara lain yang
disebut wawancara sambal lalu.
 Wawancara sambal lalu sebenernya termasuk kedalam
wawancara tidak terencana, namun perbedaanya adalah
responden yang diwawancarai tidak diseleksi terlebuh dahulu
secara seksama.
 Responden dapat demui dimana saja selama penelitian sedang
berlangsung.
 Cara wawancaranya dapat dilakukan menurut situasi dan
kondisi, sehingga dapat berbentuk berstruktur , berfokus,
maupun bebas.
Metode Genealogis
 Merupakan ini dikembangkan oleh rivers yaitu metode wawancara yang
tidak terencana, namun berstruktur untuk mencatat silsilah atau daftar asal
usul dari informan-informan dalam masyarakat yang dijadikan objek
penelitian.
 Metode ini muncul karena rivers menyadari bahwa seorang informan
biasanya tidak memiliki suatu pengertian mengenai keseluruhan dari
system kekerabatannya sendiri , dan bahwa istilah-istilah kekerabatan dari
satu bahasa tidak dapat diterjemahkan secara tepat sama dengan istilah-
istilah kekerabatan dalam bahasa lain.
 Pada contohnya para informam tidak dapat ditanya langsung oleh peneliti
dengan istilah-istilah yang lazim dalam antropologi seperti clan (klen),
keluarga luas (extended family), keluarga inti (nuclear family), dan
sebagainya.
Metode Genealogis
Terdapat 3 tahap dalam metode genealogis yaitu :
1. . Peneliti hanya menanyakan kerabat-kerabat informan, nama tersebut
digambar dengan bagan dengan informan sebagai pusat dari bagan.
2. Pada tahap berikutnya ditanyakan hubungan-hubungan kekerabatan dari
semua anggota kerabat informan yang nama-namanya telah tercata dalam
gambar tersebut.
3. Pada tahap selanjutnya apabila peneliti sudah mengumpulkan genealogi dari
informan , maka diadakan perbandingan dan kupasan dari daftar asal usul tadi
dengan tujuan untuk mendapatkan keterangan sebanyak mungkin dari daftar-
daftar yang didapatkan.
Metode Pengamatan
Pengamatan berdasarkan sifat interaksi dibagi menjadi dua :
1. Pengamatan
2. Pengamatan terlibat
Perbedaan dari kedua jenis pengamatan ini terletak pada ada
atau tidaknya interaksi antara peneliti dengan responden atau
informannya.
Pada pengamatan terlibat interaksi peneliti dengan responden
berjalan intens karena peneliti tinggal bersama dalam satu
rumah dengan responden.
Metode Pengamatan
Pengamatan berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua :
1. Pengamatan berstruktur/formal
2. Pengamatan tak berstruktur/informal/partisipan observation

Merupakan pengamatan paling ideal dalam antropologi merupakan


pengamatan yang melibatkan secara langsung penelitinya dengan
membangun hubungan yang baik dengan responden sehingga terjadi
hubungan saling percaya-mempercayai.
Metode ilmiah dari antropologi dalam
koentjaraningrat

1. Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta


2. Penentuan Ciri-Ciri Umum dan Sistem
3. Verifikasi
Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta
Pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat
dan kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Aktivitas
pengumpulan fakta terdiri dari mengobservasi, mencatat,
mengolah dan mendeskripsikan fakta yang terjadi dalam
masyarakat yang hidup.
• Penelitian lapangan : gejala yang menjadi objek observasinya
• Penelitian
laboratorium : gejala yang menjadi objek observasi
dapat dibuat dan sengaja diadakan oleh peneliti
• Perpustakaan : objek penelitian harus di cari dari beratus
Penentuan Ciri-Ciri Umum dan Sistem

Ilmu antropologi bekerja dengan bahan berupa


fakta berasal dari sebanyak mungkin macam
masyarakat dan kebudayaan dari seluruh dunia,
untuk mencari ciri umum diantara beragam fakta
masyarakat tersebut digunakan berbagai metode
pembandingan (metode komparatif), komparatif
dimulai dengan metode klasifikasi.
Verifikasi
Pengujian terdiri dari cara menguji rumusan kaidah atau
memperkuat“pengertian” yang telah dicapai, dilakukan
dalam kenyataan alam atau masyarakat yang hidup. Cara
berfikir deduktif, yaitu perumusan umum kembali ke arah
fakta khusus. Kuantitatif mencoba menguji kebenaran
dari “ pengertian” dan kaidah dengan mengumpulkan
sebanyak mungkin fakta mengenai kejadian dan gejala
social budaya yang menunjukan asas persamaan.
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai