Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“MASALAH PENELITIAN KEPERAWATAN”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah SatuTugas


Mata Kuliah : Riset Keperawatan
Dosen Pengampu: Dr. Megawati, S.Kep, Ns, M.Kes

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :

AKHMAD ZULKHAIRI CHERLIN ADELITA


ALMIDA KARINA CHRISTINE PANJAITAN
ANGGI DEVI YULIA
ANGGI PARAMITA EMILIA PUTRI
ANGGUN SIANTURI ESA PASKA MANURUNG
BERKATI THERESIA EVA JUNITA
BETHANIA CINDI FEBE FLORENTINA
CALVIN PERMANA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-IV

KEPERAWATAN

TA. 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MASALAH
PENELITIAN KEPERAWATAN” tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini juga merupakan penugasan dari mata kuliah Riset
Keperawatan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dalam
pembuatan makalah ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dan
membantu dalam pembuatan makalah ini, serta rekan-rekan lain yang membantu
pembuatan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memberikan sifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna mengingat penulis masih tahap belajar dan oleh karna itu mohon maaf
apabila masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan makalah ini.

Medan, 12 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Manfaat............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian masalah penelitian keperawatan..................................................... 3
B. Manfaat perumusan masalah penelitian keperawatan....................................... 3
C. Prinsip-prinsip perumusan masalah.................................................................. 4
D. Model perumusan masalah penelitian............................................................... 5
E. Sumber rumusan masalah penelitian................................................................ 7
F. Kriteria perumusan masalah penelitian............................................................. 8
G. Cara memilih masalah....................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
  Setiap melakukan penelitian harus mempunyai masalah penelitian yang akan
dipecahkan. Perumusan masalah ini bukanlah pekerjaan yang mudah, termasuk bagi
peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada di
lingkungan sekeliling kita.
Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk
mengatasi kebingungan kita akan suatu hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk
mengatasi rintangan atau untuk menutup celah antara kegiatan atau fenomena.
Diperkuat oleh Gall, Gall & Borg, 2003 dalam Punaji Setyosari (2010 : 52)
mengatakan bahwa, “proses menemukan suatu masalah dalam penelitian merupakan
suatu langkah yang sangat penting dalam pengembangan profesi”, karenanya peneliti
harus memilih suatu masalah bagi penelitiannya, dan merumuskannya untuk
memperoleh jawaban terhadap maslaah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu
dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam
penelitian ilmiah.
Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa
masalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Sewaktu akan mulai memikirkan
suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan
tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan berpangkal pada
perumusan masalah tersebut.
Melihat betapa pentingnya peran masalah dalam perumusan masalah
penelitian khususnya penelitian keperawatan, maka penulis tertarik untuk membuat
makalah demi memenuhi tugas mata kuliah riset keperawatan, berjudul “Rumusan
masalah riset keperawatan”.

B. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian perumusan masalah penelitian keperawatan
2. Mengetahui manfaat perumusan masalah penelitian keperawatan
3. Mengetahui prinsip-prinsip perumusan masalah penelitian
4. Mengetahui model perumusan masalah penelitian

1
5. Mengidentifikasi sumber-sumber perumusan masalah penelitian
6. Mengetahui kriteria perumusan masalah penelitian
7. Mengetahui pembatasan penelitian
8. Mengetahui analisis perumusan masalah penelitian
9. Mengetahui cara memilih atau menentukan perumusan masalah penelitian

C. Sistematika penulisan
BAB I : Latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan
BAB II : Pengertian perumusan masalah penelitian keperawatan, manfaat
perumusan masalah penelitian keperawatan, prinsip-prinsip
perumusan masalah penelitian, model perumusan masalah penelitian,
sumber-sumber perumusan masalah penelitian, kriteria perumusan
masalah penelitian, pembatasan perumusan masalah penelitian,
analisis perumusan masalah penelitian dan cara memilih atau
menentukan masalah penelitian.
BAB III : Simpulan dan saran
Daftar pustaka

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian masalah penelitian keperawatan


Masalah adalah bagian penting dari suatu penelitian, karena masalah
membutuhkan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, logis, dan ilmiah
dengan menerapkan metode ilmiah (scientific method).
Masalah adalah setiap kesulitan yang mengerakkan manusia untuk
memecahkannya (Marzukki, 2005: 20). Sutrisno Hadi mengidentifikasikan
permasalahan sebagai perwujudan “ketiadaan, kelangkaan, ketimpangan,
ketertinggalan, kejanggalan, ketidakserasian, kemerosotan dan semacamnya”.
Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan dari
bidang yang ditekuninya; dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan
secara “naluriah”; tidak dapat menjelaskan bagaimana cara menemukannya.

B. Manfaat perumusan masalah penelitian keperawatan


Penelitian mempunyai beberapa manfaat di antaranya:
1.  Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan (Buckley et al.).
2.   Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban (sekarang).
3.   Hasil penelitian lebih menekankan pada usaha pemecahan masalah-masalah
praktis yang diperlukan untuk pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
4. Menangkap opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan isu
‘peningkatan moral karyawan tenaga keperawatan  untuk peningkatan kinerja
perawat’.
5.  Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada.
6.  Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang
baru.

C. Prinsip-prinsip perumusan masalah


Menurut Sukardi (2013), diantaranya:
1. Prinsip yang berkaitan dengan teori dari dasar. Peneliti hendaknya senantiasa
menyadari bahwa perumusan masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya
menemukan teori dari-dasar sebagai acuan utama. Dengan hal itu berarti bahwa

3
masalah sebenarnya terletak dan berada di tengah-tengah kenyataan, atau faktam
atau fenomena.
2. Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah. Pada dasarnya inti
hakikat penelitian kualitatif terletak pada upaya penemuan dan penyusunan teori
baru.
3. Prinsip hubungan faktor. Fakus atau masalah merupakan rumusan yang terdiri atas
dua atau lebih faktor yang menghasilkan kebingungan. Faktor-faktor itu dapat
berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena. Definisi tersebut mengarah
pada tiga aturan tertentu yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti pada waktu
merumuskan masalah, yaitu :
a. Adanya dua atau lebih factor
b. Faktor-faktor itu dihubungkan dalam suatu hubungan yang logis atau
bermakna
c. Hasil pekerjaan menghubungkan tadi berupa suatu keadaan yang
membingungkan, suatu keadaan berupa tanda tanya, yang memerlukan
pemecahan atau untuk menjawab.
4. Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi. Penelitian kualitatif bersifat terbuka,
artinya tidak mengharuskan peneliti menganut suatu orientasi teori tertentu. Dalam
penelitian kualiatatif, pilihan subjektif peneliti dihormati dan dihargai. Pilihan itu
bisa didasarkan pada paradigma ilmiah atau alamiah.
5. Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi-ekslusi
Perumusan masalah yang baik adalah yang dilakukan sebelum terjun kelapangan
dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun kelapangan akan membatasi
peneliti guna memilih data mana yang relevan dan mana pula yang tidak.
6. Prinsip berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah. Ada tiga bentuk
perumusan masalah, yaitu :
a. Secara diskusi, yakni yang disajikan secara diskriptif tanpa pertanyaan-
pertanyaan peneliti.
b. Secara proporsisional, yakni secara langsung menghubungkan faktor-faktor
dalam hubungan logis dan bermakna; dalam hal ini ada yang disajikan dalam
bentuk uraian atau deskriptif dan ada pula yang langsung dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan peneliti.

4
c. Secara gabungan, yakni terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi,
kemudian ditegaskan lagi dalam bentuk proposisioanal.
7. Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah. Yang dimaksud dengan
posisi di sini tidak lain adalah kedudukan unsur rumusan maslah di antara unsur-
unsur penelitian lainnya. Unsur-unsur penelitian lainnya yang erat kaitannya
dengan perumusan masalah adalah “latar belakang masalah”, “tujuan” dan “metode
penelitian”.
8. Prinsip yang berkaitan dengan hasil kajian kepustakaan. Pada dasarnya perumusan
masalah itu tidak dapat dipisahkan dari hasil kajian kepustakaan yang berkaitan

D. Model perumusan masalah penelitian


Berdasarkan level of explanation suatu gejala, Loncoln dan Guba sebagaimana
yang dikutip Muhadjir (1998), membagi model rumusan masalah secara umum dalam
tiga bentuk rumusan masalah, yaitu:
1. Rumusan Masalah Deskriptif
Merupakan suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi
dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan
mendalam.
Contoh :
Judul penelitan“ Studi tentang perilaku menyusui pada ibu yang tinggal di Wilayah
Puskesmas A “.
RumusanMasalah :
Bagaimana perilaku meyusui pada ibu-ibu yang tinggal di Wilayah Puskesmas A?
2. Rumusan Masalah Komparatif
Merupakan rumusan masalah yang memandu peneliti untuk membandingkan
antara konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.
Contoh :
Judul Penelitian “Studi Perbedaan Perilaku Menyusui pada Ibu-ibu yang Tinggal di
Wilayah Puskesmas A dan Puskesmas B”
Rumusan Masalah :
Adakah perbedaan perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah
Puskemas A dan Puskesmas B
3. Rumusan Masalah Assosiatif

5
Merupakan hubungan rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang
lainnya. Rumusan masalah assosiatif dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Hubungan simetris yaitu hubungan ini berdasarkan pada kesamaan bukan pada
hubungan sebab akibat atau saling mempengaruhi.
Contoh: Adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap bidan dalam Asuhan
Persalinan Normal (APN) di Wilayah Puskesmas A?
2) Hubungan kausal merupakan hubungan sebab akibat yang saling
mempengaruhi antarvariabel yang digunakan dalam penelitian
Contoh : Adakah Cara Perawatan Payudara terhadap Kelancaran Penggunaan
ASI pada Ibu postpartum yang dirawat di Rumah Bersalin A?
3) Hubungan interaktif merupakan hubungan antarvariabel yang diukur dimana
terdapat interaksi tetai belum diketahui nama variabel independen dan
dependen.
Contoh :
Ada hubungan antara motivasi dan prestasi kerja pada perawat yang bekerja di
Rumah Sakit .

Perumusan masalah dan pertanyaan penelitian sering dikacaukan. Perumusan


masalah dapat dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan.
Sebaliknya, pertanyaan penelitian atau problematika penelitian selalu dalam bentuk
pertanyaan atau pertanyaan- pertanyaan. Titik tekanan problem statement adalah apa
masalah penelitian itu, sedangkan titik tekan pertanyaan penelitian lebih teknis
sifatnya, yaitu mengacu pada tujuan, asumsi, hipotesis, dan bahkan instrumen secara
sangat spesifik. Dalam rangka merumuskan masalah penelitian, langkah-langkah yang
sepatutnya ditempuh adalah sebagai berikut:
1.      Mengenali keberadaan masalah.
2.      Menganalisis variabel.
3.      Mengidentifikasikan variabel.
4.      Membuat rumusan masalah

6
E. Sumber rumusan masalah penelitian
Menurut Aziz Alimul Hidayat (2007: 25-26) ada beberapa sumber yang dapat dikaji
untuk menemukan masalah, misalnya:
1. Bacaan
Merupakan sumber masalah pertama khususya laporan penelitian. Dalam
laporan penelitian, biasanya akan diketahui beberapa masalah yang diajukan atau
direkomendasikan untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya.
2. Hal diskusi, seminar, dan penemuan ilmiah
Merupakan kegiatan dimana segala permasalahan dilihat secara profesional,
kemudian dikaji, dianalisis, dan disimpulkan dengan baik, sehinngaa peneliti dapat
memahami engan jelas dan memperoleh ide tentang masalah penelitian apa yang akan
dilakukan berdasarkan kegiatan tersebut.
Dengan mengikuti seminar atau diskusi terdapat kemungkinan munculnya masalah-
masalah yang perlu penggarapan melalui penelitian.
3. Bersumber dari pernyataan pakar dan orang yang berkompeten di bidangnya
Sumber ini berasal dari apa yang disampaikan oleh pakar di bidang ilmu yang
ditekuninya. Pakar tersebut bisa saja menyampaikan pokok masalah yang harus
ditangani.
4. Pengamatan sepintas
Sumber masalah ini diperoleh ketika seseorang menyaksikan berbagai hal
yang terjadi di lapagan, seperti dari manan seseorang terkena wabah malaria dan
lainnya.
5. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi seseorang dapat pula menjadi sumber masalah baik yang
berhubungan dengan kehidupan pribadinya maupun yang berkaitan dengan kehidupan
profesinya.
6. Perasaan intuitif
Timbul dari konsolidasi atau pengendapan berbagai informasi pada saat orang
sedang istirahat atau bangun tidur, biasanya ini terjadi orang yang telah pakar
dibidangnya.

7
F. Kriteria perumusan masalah penelitian
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam
perumusan masalah penelitian yaitu:
1. Kriteria Pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya
atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban
deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia.
2. Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan
dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya
secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti,
baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori
yang sudah ada.
3. Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya
dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga
pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat
diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia

Menurut Tuckman (1999) dalam Setyosari Punaji, bahwa suatu masalah yang
dipilih harus memiliki ciri-ciri khusus (karakteristik) sebagai berikut: Masalah
menanyakan dua atau lebih variable, dinyatakan atau dirumuskan secara jelas dan
tidak ambigius, dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (atau, kalau tidak, dalam
bentuk suatu pernyataan secara implisit seperti: tujuan penelitian ini adalah ingin
menentukan apakah …), dapat diuji melalui metode empiris; artinya adanya
kemungkinan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
ditanyakan, dan masalah tidak menyangkut moral dan etika

G. Cara memilih masalah


Proses pemilihan masalah penelitian dapat dilakukan sebelum melakukan
rumusan suatu masalah. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam
memilih suatu masalah penelitian.Didalam sebuah literatur yang terlihat bahwa
sebuah masalah atau kajian penelitian itu baru layak untuk dikatakan sebagai masalah
jika telah memenuhi syarat. Widagdo sastro asmoro dalam bukunya mengatakan

8
syarat tersebut adalah FINER, singkatan dari Feasibility, Interesting, Novel, Ethical
dan Relevant.
a.         Feasibility
Adalah kemampulaksanaan dari sebuah penelitian. Hal ini tidak bisa ditawar
tawar lagi. Banyak kesenjangan yang terjadi (sering disebut dengan GAP) dan dapat
dikembangkan menjadi masalah penelitian, namun kadang kadang tidak semuanya
bisa dilaksanakan, penghalangnya antara lain ketidak cukupan subyek penelitian,
ketidak tersediaan dana, sarana, keahlian dan waktu yang cukup. Namun pada
dasarnya semua kendala ini dapat diatasi, antara lain dengan memodifikasi disain,
besar sampel, jenis pemeriksaan, dll. Pada akhirnya pertimbangan praktislah yang
menentukan apakah suatu masalah dapat dijawab dengan penelitian

b. Interesting, ataumenarik.
Penelitian adalah kegiatan yang sangat menyita pikiran, tenaga ,waktu dan
biaya, sehingga akhirnya akan menimbulkan berbagai kendala dalam pelaksanaan
penelitian, baik kendala yang sudah diantisipasi atau masalah yang timbul
belakangan, yang semuanya akan dapat mengancam keberhasilan pelaksanaan
penelitian. Disisi lain, peneliti dituntut harus JUJUR dan TAAT AZAS atas seluruh
tahapan pelaksanaan penelitian, karena itu, penelitian yang akan dilaksanakan tersebut
haruslah menarik dan peneliti betul betul tertarik dengan masalah yang diangkatnya
sebagai subyek penelitian, bila tidak, maka ia akan cepat menyerah bila dihadapkan
dengan berbagai kendala, atau yang paling tidak terpuji ia akan tidak taat azas pada
rencana penelitiannya sendiri.

c. Novel atau ada temuan baru.


Kondisi ini sering disangkutkan dengan ORISINALITAS penelitian, yaitu
penelitian yang benar benar baru dilaksanakan, sedangkan yang mengulangi
penelitian terdahulu disebut dengan replikatif, yang oleh sebagian kalangan dianggaap
sebagai pemborosan waktu, tenaga dan dana. Namun tidak semua penelitian itu harus
baru, bisa saja dilakukan penelitian untuk menguji ke-konsistensian hasil terdahulu,
atau untuk menguji jika dilakukan penerapan pada waktu yang berbeda, atau ingin
membuktikan adanya kekurangan dari metode, pelaksanaan, analisa, atau kesimpulan

9
dari penelitian terdahulu. setiap temuan dari penelitian yang dilakukan kalau direnung
renungkan secara cerdas sebenarnya adalah sebuah novel.

d. Ethical atau etis
  Setiap penelitian yang dilakukan menggunakan subyek manusia harus
tidak bertentangan dengan etika, kesulitan mungkin timbul karena sulit membuat
definisi tentang etika ini dengan tegas, seseorang boleh saja mengatakan bahwa
penelitiannya tidak melanggar etika dan seseorang lain boleh boleh saja mengatakan
penelitian itu melanggar etika, untuk itu, setiap penelitian yang menggunakan subyek
manusia harus mendapat persetujuan dari Komisi etika medis dari  rumah sakit atau
fakultas kedokteran, berkemungkinan atas saran komite etik ini usulan penelitian akan
mengalami perubahan atau ditolak sama sekali.

e. Relevant
Relevansi merupakan hal utama yang harus difikirkan oleh peneliti sebelum
melaksanakan sebuah penelitian, denganmemprediksihasilpenelitiannya tersebut
apakah masih relevan dengan kemajuan ilmu, atau kebijakan kesehatan atau sebagai
petunjuk bagi peneliti berikutnya. Sebaiknya setelah peneliti menemukan ide
penulisan maka peneliti lebih konsentrasi pada pertanyaan penelitian yang urgen saja,
menjawab satu atau dua pertanyaan penelitian secara mendalam, jauh lebih berarti
dari pada menjawab banyak pertanyaan namun dipermukaan saja, ingat, makin
banyak pertanyaan dalam satu penelitian akan membuat ruwetny amenyelesaikan
penelitian tersebut, terutama dalam perhitungan besar sampel, disain, interpretasi uji
statistik, metode, disamping penambahan biaya, waktu dan tenaga, kondisi ini
cenderung dialami oleh peneliti muda.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah adalah bagian penting dari suatu penelitian, karena masalah
membutuhkan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, logis, dan ilmiah
dengan menerapkan metode ilmiah (scientific method).
Proses pemilihan masalah penelitian dapat dilakukan sebelum melakukan
rumusan suatu masalah. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam
memilih suatu masalah penelitian.Didalam sebuah literatur yang terlihat bahwa
sebuah masalah atau kajian penelitian itu baru layak untuk dikatakan sebagai masalah
jika telah memenuhi syarat. Widagdo sastro asmoro dalam bukunya mengatakan
syarat tersebut adalah FINER, singkatan dari Feasibility (kemempulaksanaan),
Interestingi (menarik), Novel (temuan baru), Ethical (etis) dan Relevant.
Tujuan penelitian merupakan pernyataan singkat dalam bentuk kata kerja yang
hasilnya dapat diukur dan berisi hasil yang ingin dicapai dalam penelitian.Tujuan
Penelitian disusun berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sehingga bila
tujuan penelitian tercapai, maka akan diperoleh solusi bagi pengatasan masalah secara
langsung.
Cara yang harus diperhatikan peneliti dalam menyusun tujuan penelitiannya,
yaitu: diperoleh dari rumusan masalah, berguna untuk mengidentifikasi, menjelaskan,
mempelajari, membuktikan, mangkaji, memprediksi alternative pemecahan masalah
terhadap masalah penelitian, tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang
dekleratif yang biasanya dituliskan dalam bentuk kalimat aktif, dan tujuan penelitian
dikembangkan dari permasalahan penelitian, kejelasan variabel (konsep) dan populasi
suatu penelitian

B.  Saran
Diharapkan kepada calon peneliti dapat membuat suatu penelitian dengan
memahami konsep masalah dan tujuan penelitian sehingga penelitian dapat sesuai
dengan metode penelitian seharusnya.

DAFTAR PUSTAKA

11
Budiarto E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2009. MetodePenelitianKeperawatandanTeknikAnalisis   Data.
Jakarta: SalembaMedika.
Polit, Denise E and Cheryl TatamoBeseck. Nursing Research.  Lippondot Williams
&Walkins
Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia
Riyanto Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC

12

Anda mungkin juga menyukai