Dosen Pengampu;
Dr. Darsono, M.Pd
Dr. Pujiati, M.Pd
Oleh:
Rahmad Nurhasan
Purnama Walinda Turnip
Arum Kusuma Dewi
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya pemahaman anda akan membahas Model-Model Pembelajaran Konsep Dasar IPS
yang Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan yaitu meliputi Hakikat dan perencanaan model
pembelajaran konsep dasar Ips, Model-model pembelajaran konsep dasar Ips, Implementasi
model-model pembelajaran konsep dasar Ips, dan Model desain pembelajaran pengambilan
keputusan.
B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas kelompok
2. Menambah wawasan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca maupun pendengar.
BAB II
PEMBAHASAN
Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena sedikitnya persediaan
air tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-lembah atau mendekati alur
sungai. Hal ini dikarenakan mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air yang relatif mudah.
Ladang yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah pegunungan.
Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas. Setelah kita pelajari ternyata
kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek:
1. Sosial, semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses, faktor-
faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi
2. Ekonomi, berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi
3. Psikologi, dibahas dalam ilmu psikologi
4. Budaya, dipelajari dalam ilmu antropologi
5. Sejarah, berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari
dalam ilmu sejarah
6. Geografi, hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
manusia dipelajari dalam ilmu geografi
7. Politik, berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.
♦ Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS
anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru
sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.
Kita menyadari bahwa menelaah manusia dimulai dari kelomppok yang paling mendasar yang
tak lain adalah keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak atau sering disebut dengan istilah
keluarga inti (nuclear family) mulai dari keluarga inilah tumbuhnya individu menjadi suatu
kehidupan pribadi dari dalam keluarga ini juga mulai berkembang aspek-aspek kehidupan sosial
yang meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya sejarah, geografi serta aspek
politik.
Keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah negara, sebab keluarga merupakan pendidikan
yang pertama dan utama. Keluarga juga merupakan lembaga yang berfungsi mejemuk. Sebagai
lembaga pendidikan berfungsi meletakkan dasar-dasar pendidikan kepada anak-anaknya.
Sebagai lembaga ekonomi berfungsi memenuhi kesejahteraan material keluarganya, sebagai
lembaga kebudayaan berfungsi mempertahankan dan mengembang kan nilai-nilai budaya,
sebagai lembaga agama yang berfungsi meletakkan dasar iman dan taqwa kepada anggotanya,
sebagai politik berfungsi memelihara serta mempertahankan kesejahteraan, ketentraman,
keamanan, hak dan kewajiban anggotanya. Keluarga sebagai kelompok inti dalam masyarakat
merupakan lembaga yang bernilai dasar dan strategis membina dan mengembangkan sumber
daya manusia (SDM) dalam mencipatakan masyarakat yang adil dan makmur, aman dan
sejahtera. Demikian seterusnya salam masyarakat yang lebih besar dan luas ukurannya juga
mempunyai proses sosial dengan segala aspek kehidupan masyarakatnya.\berdasarkan uraian
diatas, ruang lingkup IPS tersebut secara garis besarnya meliputi hubungan sosial, ekonomi,
psikologi sosial, budaya, sejarah, dan aspek politik dari ruang lingkup kelompoknya meliputi
keluarga, rukun tetangga, rukun kampung, warga desa, organisasi masyarakat sampai tingkat
bangsa.
Ditinjau dari ruangnya meliputi tingkat local, regional, sampi ketingkat global. Sedangkan dari
proses interaksi sosialnya meliputi interaksi dalam bidang budaya, politik, dan ekonomi, melihat
luasnya ruang lingkup IPS maka harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan tingkat
kemampuan peserta didik.
c. Nilai teoritis
Pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas tentang fakta, dan data yang terlepas-
lepas, tetapi harus dapat mengaitkan dari satu aspek kehidupan sosial dengan yang lainnya. Anak
didik didorong untuk mengembangkan daya nalarnya sehingga mereka mampu membuat suatu
“hipostesis” dan dugaan-dugaan terhadapa persoalan, sehingga kemampuan berteori dapat
dikembangkan.
d. Nilai filsafat
Pembahasan tentang ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan
perkembangan kemampuan peserta didik, dan menyadarkan mereka sebagai anggota masyarakat
dan sebagai makhluk sosial dan keberadaan nya dialami dan dikembangkan kemampuan
berfilsafat sehingga dengan demikian berfaedah dalam kehidupannya.
e. Nilai Kemanusiaan.
Nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang, tanggung jawab, kejujuran, kedamaian, tanpa
kekerasan, dan sebagainya perlu disaampaikan secara terpadu dalam pembelajaran IPS, sehingga
dihasilkan kualitas lulusan yang unggul (human excellence) atau manusia utuh/kaffah sesuai
dengan cita-cita pendidikan nasional.
f. Niali ketuhanan
Penamaan dan pengembangan niali ketuhanan merupakan landasan yang kuat untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin dengan kenikmatan yang diberikan tuhan berupa pikiran, kita dapat
memenuhi kebutuhan yang telah disediakakn olehnya, sehingga kita mampu menguasai IPTEK
dan meningkatkan IMTAK (Iman dan taqwa) sebab kalau hanya IPTEK saja yang berkembang
tanpa dibarengi dengan IMTAK, maka manusia akan binasa.
Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik. 1992 : 42-44), anak mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Anak merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia
sekitarnya.Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian-
peristiwa, benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka memiliki minat yang laus dan
tersebar di sekitar lingkungnnya.
2. Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan
menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
3. Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin
aktif, belajar, dan berbuat
4. Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang
seringkali kurang penting/bermakna
5. Anak kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam pengalaman-
pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga dapat
memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat dikembangkan dengan
merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada
siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.
Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
Suka memuji diri sendiri
Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya
Suka meremehkan orang lain
Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah.
Menurut Jean Piagiet, usia siswa SD (7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh
karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa,
misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan
yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.
Mata pelajaraan kelompok cipta adalah kelompok mata pelajaran yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat diluar wilayah geografis dunia. Kedua mata pelajaran ini merupakan ini
merupakan bagian disiplin sejarah dan geogarafi yang mewakili pendidikan ilmu-ilmu social
yang dimaksudkan dalam pembahasan ini. Kelompok cipta ini berkaitan dengan kehidupan
masyarakat diluar wilayah geografi Indonesia, sejarah dunia dan geografi dunia.
b) Tahun 1968
Dalam kurikulum tahun 1968 untuk pendidikan dasar dan menengah pendidikan ilmu social
masih diwakili oleh pendidikan sejarah, geografi, dan ekonomi. Kedudukan pendidikan ilmu
social dalam kurikulum 1968 tidak berubah dari kurikulum sebelumnya. Pendidikzn sejarah dan
geografi Indonesia masih dalam pelajaran kelompok dasar, sedangkan ilmu social yang lain
masuk dalam kelompok cipta atau khusus. IPS disaajikan secara terpisah.
c) Tahun 1975
Kurikulum tidak dikembangkan oleh kementrian atau departemen pendidikan dan kebudayaan
tetapi oleh suatu lembaga dibawah kementrian tersebutyang dinamakan pusat perkembangan
kurikulum. Dalam kurikulum ini selain model pengembangan juga digunakan pula pendekatan
pengembangan materi kurikulum yang berbeda dari kurikulum sebelumnya.
Dalam kurikulum tahun 1975 dinyatakan bahwa IPS adalah paduan sejumlah mata pelajaran
Ilmu social. Untuk IPS pada jenjang pendidikan dasar disebutkan bahwa materi pelajaran IPS
ditunjang geografi dan kependudukan, sejarah dan ekonomi koperasi, sedangkan untuk
menengah IPS mencakup geografi dan kependudukan, sejarah, antropologi budaya, ekonomi dan
koperasi serta tata buku dan hitung dagang. Jadi orientasi pendidikan intinya mata pelajaran IPS
masuk ke kurikulum 1975 masuk ke dalam SD/MI SMP/MTS.
d) Tahun 1984
Kurikulum tahun 1984 merupakan penyempurnaan kurikulum tahun 1975 dalam kurikulum
tahun 1984 nama IPS hanya digunakan untuk menyebutkan nama pelajaran pada jenjang
pendidikan dasar MI/SD dan MTS/SMP sama seperti kurikulum 1975. Disiplin ilmu yang
dimasukan dalam mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar (MTS/SMP) menjadi lebih
luas seperti sosiologi, antropologi, hokum, politik, dijadikan materi baru bagi IPS. Maka dapat
dikatakan bahwa kurikulum tahun 1984 untuk IPS lebih maju dibandingkan dengan dengan
kurikulum1975 untuk jenjang pendidikan menegah nama IPS tidak lagi digunakan melainkan
disiplin ilmu social itu sendiri, seperti diwakili mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi,
antropologi-sosiologi dan tata Negara. Di kurikulum 1984 ada kurikulum program inti dan
program pilihan. Program inti :diberikan kepada semua siswa dan siswi. Program pilihan :hanya
diberikan pada siswa jurusan tertentu untuk tingkat menengah atas. Sejarah, geografi, ekonomi,
antropologi-sosiologi dan tata Negara tiap-tiap disiplin ilmu memiliki GBPP tersendiri.
e) Tahun 1994
Dalam keputusan MENDIKBUD No 060/u/1993 disebutkan bahwa jenjang pendidikan dasar
terdapat mata pelajaran yang disebut ilmu pengetahuan social (IPS) yang mencakup Ilmu Bumi
sejarah(nasional dan umum) dan ekonomi. Demikaian juga kajian terhadap rancangan GBPP
memperlihatkan bahwa pendidikan dasar pengajian yang integrative hanya berlaku untuk jenjang
pendidikan dasar di tingkat SD/MI.
Sedangkan untuk jenjang pendidikan dasar tingkat menengah MTs/SMP pendidikan disiplin ilmu
terpisah merupakan suatu yang tetap dominan. Kurikulum 1994 meliputi geogrsfi, sejarah, dan
ekonomi masing-masing mendapatkan jatah 2 jam pelajaran per minggu. Kondisi ideal
mengajarkan IPS di MTs/SMP dan MA/SMA adalah setiap disiplin ilmu dalam IPS diajarkan
oleh guru yang berbeda.
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya;
memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan
manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota
masyarakat.
Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai
anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi
materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan
peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus
diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-
materi yang bersumber
pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan
masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai
tujuannya.
Daftar pustaka
Pengertian dan Tujuan IPS / Studi Sosial, HIMA Sejarah Universitas Riau, 2012
Khoirul Ulum, hakekat dan tujuan IPS, 2012
(http://griyasavingnet.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-ips.html)
Direktorat Tenaga Pendidik Dirjen PMPTK Depdiknas. 2008. Strategi Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dan Ilmu Pengathuan Sosial. Jakarta.
Mr. achmad 234 din, PGMI ONE MODE A1, april 2012
ety rizky handayani, mari belajar bersama, oktober 2012
akhmad sudrajat, karakter mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial, maret 2011
Ahmad nursobah, lembar pengetahuan, tulung agung, jawa timur, 2012