Anda di halaman 1dari 3

Kasus Keracunan Susu

Kasus keracunan setelah minum susu di Indonesia sering dilaporkan, baik melalui
media cetak maupun media elektronik. Pada bulan September 2004 telah terjadi keracunan
setelah minum susu pada 72 siswa Sekolah Dasar (SD) di Tulung Agung Jawa Timur, 300
siswa SD di Bandung, dan 73 karyawan Carefour di Surabaya. Menurut Badan Pemeriksaan
Obat dan Makanan (BPOM), kasus tersebut disebabkan oleh E. coli dan S. aureus (Kompas, 4
September 2004).
Kasus serupa terjadi pada tanggal 2 Juni 2009 pada 10 siswa SD di Cipayung Jakarta
Timur dan 293 siswa SD di Kecamatan Sindangkarta Kabupaten Bandung yang mengalami
mual-mual setelah mengonsumsi susu dalam kemasan.
Kasus-kasus keracunan setelah minum susu dari survei yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kota Padang terjadi pada karyawan perusahaan 45%, sekolah 25%, masyarakat
umum 20%, dan orang dewasa 75% (Dinas Kesehatan Padang 2008).
ANALISA

1. PENYEBAB TERJADINYA KERACUNAN SUSU


Kasus keracunan setelah mengkonsumsi susu disebabkan karena beberapa
bakteri, diantaranya adalah :
a. Staphylococcus aureus
Salah satu bakteri penyebab keracunan setelah minum susu adalah S. aureus. Di
beberapa negara di Eropa, seperti Norwegia, S. aureus merupakan salah satu bakteri
penyebab keracunan setelah minum susu. Sumber-sumber S. aureus terdapat di sekitar
kita, yaitu bagian permukaan kulit, mukosa mulut, hidung, dan kulit kepala.
b. Bakteri pencemar
Bakteri pencemar dalam susu dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bakteri
patogen dan bakteri pembusuk. Bakteri pembusuk seperti Micrococcus sp., Pseudomonas
sp., dan Bacillus sp. akan menguraikan protein menjadi asam amino dan merombak
lemak dengan enzim lipase sehingga susu menjadi asam dan berlendir. Beberapa Bacillus
sp. yang mencemari susu antara lain adalah B. cereus, B. subtilis, dan B.licheniformis.
c. Salmonella sp.
Salmonella sp. merupakan bakteri berbahaya yang dikeluarkan dari saluran
pencernaan hewan dan manusia bersama dengan feses. Salmonella enteritidis merupakan
salah satu serotipe yang sering mengontaminasi susu disamping Salmonella
typhimurium.

2. GEJALA-GEJALA YANG TERJADI


Pada kasus keracunan setelah minum susu, S. aureus sering dilaporkan sebagai
penyebabnya. Hal yang penting dari S.aureus adalah menghasilkan toksin yang bersifat
tahan panas. S. Aureus menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan gejala-gejala
mual, muntah, dan diare dan kasus tersebut disebut intoksikasi. Kasus intoksikasi terjadi
karena mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung toksin.

3. CARA MENGATASI DAN MENCEGAH KERACUNAN SUSU


Cara mengatasi keracunan pada susu adalah dengan meminum teh peppermint dengan
menambahkan daun kemangi dan beberapa tetes madu. Minuman ini berguna untuk
menyembuhkan infeksi. Selain itu, sangat dianjurkan untuk minum banyak air putih,
karena akan membuat tubuh bertenaga dan meringankan kondisi akibat keracunan. Banyak
minum air juga dapat membantu mengatasi rasa mual yang biaanya dirasakan penderita
keracunan, Selain itu, minum banyak air putih membantu tubuh mengeluarkan racun.

Mencegah keracunan setelah minum susu dapat dilakukan dengan memperbaiki


proses penerimaan bahan baku atau susu segar, penanganan, pemrosesan, dan
penyimpanan. Kontaminasi pada susu dapat dikurangi antara lain dengan menjaga
kesehatan ternak, higiene susu, dan pasteurisasi. Higiene personal berperan penting pula
dalam mencegah keracunan setelah minum susu. Penerimaan bahan baku harus
memenuhi standar SNI susu segar. Selama penanganan, susu ditempatkan pada suhu
dingin dalam milk can tertutup sehingga terhindar dari kontaminasi lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai