Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

ILMU GULMA

TENTANG

IDENTIFIKASI GULMA DAN GULMA PENTING DI LAHAN PERTANIAN

OLEH :

NAMA : FADEL GUSTI RAHMAN

NO. BP : 1910251019

KELAS : PROTEKSI B

DOSEN PENGAMPU : 1. DONI HARIANDI, S.P., M.Sc.

2. Ir. IRAWATI, M.Rur.Sc., Ph.D.

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Identifikasi Gulma
dan Gulma Penting di Lahan Pertanian” guna untuk memenuhi tugas matakuliah Ilmu Gulma.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, Bapak Doni Hariandi, S.P.,
M.Sc. dan Ibu Ir. Irawati, M.Rur.Sc., Ph.D. yang membantu mengarahkan dalam proses
penyelesaian makalah ini. Melalui makalah ini, penulis memohon dapat meningkatkan
kemampuan pembaca sesuai dengan potensinya, baik dari segi kognitif, efektif, maupun
psikomotorik, sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri bagi pembaca.
Akhir kata dari penulis dalam pengantar ini, semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pelaku pencari ilmu pengetahuan, Amin.

Padang, 28 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................6
A. Identifikasi Gulma...................................................................................................................6
B. Gulma Penting di Lahan Pertanian..........................................................................................9
BAB III PENUTUP...................................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan yang hidup di dunia ini umumnya terdiri dari 2 jenis berdasarkan manfaat
keberadaannya dalam kehidupan pertanian, yaitu tanaman dan gulma. Tanaman merupakan suatu
jenis tumbuhan yang keberadaannya sangat dibutuhkan oleh manusia secara ekonomis. Gulma
merupakan suatu jenis tumbuhan yang keberadaannya tidak dikehendaki secara waktu dan
tempat oleh manusia. Faizal et al. (2012) menyatakan bahwa gulma merupakan istilah lain dan
termasuk dalam golongan tumbuhan bawah. Secara taksonomi vegetasi bawah umumnya
anggota dari suku-suku Poaceae, Cyperaceae, Araceae, Asteraceae, paku-pakuan dan lain-lain.
Vegetasi ini banyak terdapat di tempat-tempat terbuka, tepi jalan, tebing sungai, lantai hutan,
lahan pertanian dan perkebunan.

Gulma merupakan tumbuhan yang memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan


tanaman budidaya, dimana dampak yang ditimbulkan tersebut dapat bersifat langsung maupun
tidak langsung. Sebagai organisme pengganggu tanaman, gulma dapat mengakibatkan
berkurangnya tingkat produktivitas tanaman budidaya. Hal ini terjadi karena gulma yang tumbuh
pada lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman
budidaya dalam proses penyerapan unsur-unsur hara, penangkapan cahaya dan penyerapan air,
gulma juga dapat menjadi tempat persembunyian hama. Selain itu, gulma merupakan jenis
tumbuhan yang berasal dari spesies liar dan memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan yang terjadi pada saat tanaman talas mulai berkembang (Rosmanah et al.,
2016).

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya, bernilai negatif,
bersaing dengan manusia dalam memanfaatkan lahan, tumbuh secara spontan, dan tumbuh di
tempat yang tidak dikehendaki pada waktu tertentu. Gulma adalah tumbuhan yang telah
beradaptasi dengan habitat buatan dan menimbulkan gangguan terhadap segala aktivitas
manusia. Kaitan dengan budidaya tanaman, gulma adalah tumbuhan yang keberadaannya dapat
menimbulkan gangguan dan kerugian bagi tanaman budidaya (Paiman, 2020).

Gulma adalah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda-beda,
mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang membedakan
gulma dengan tanaman yang dibudidayakan. Kemampuan gulma mengadakan regenerasi besar
sekali, khususnya pada gulma Perennial. Gulma perennial dapat menyebar dengan cara
vegetatif. Luasnya penyebaran gulma karena daun dapat dimodifikasikan. Inilah yang
memungkinkan gulma unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya. Di samping itu,
gulma juga dapat membentuk biji dalam jumlah banyak, ini yang memungkinkan gulma cepat
berkembang biak. Gulma ada yang memberikan bau serta rasa yang kurang sedap, bahkan dapat
mengeluarkan zat di sekitar tempat tumbuhnya yang dapat meracuni tumbuhan lain, yang disebut
Allelopati (Haryanto D., 2016).

Gulma merupakan salah satu OPT yang mampu beradaptasi, tumbuh, dan berkembang
pada semua agroekosistem dan dalam kondisi iklim yang telah berubah. Gulma merupakan
tumbuhan yang memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan tanaman budidaya, dimana
dampak yang ditimbulkan tersebut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Sebagai
organisme pengganggu tanaman, gulma dapat mengakibatkan berkurangnya tingkat
produktivitas tanaman budidaya. Hal ini terjadi karena gulma yang tumbuh pada lahan pertanian
dapat mengakibatkan terjadinya kompetisi atau persaingan dengan tanaman budidaya dalam
proses penyerapan unsur- unsur hara, penangkapan cahaya dan penyerapan air, gulma juga dapat
menjadi tempat persembunyian hama (Kastanja, 2015).

Berdasarkan penjelasan mengenai gulma dari beberapa kutipan yang dinyatakan oleh
para ahli, maka perlu dilakukan penulisan makalah ini untuk memahami identifikasi gulma dan
mengetahui jenis gulma penting yang ada di lahan pertanian.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, antara lain :
1. Bagaimana cara mengidentifikasi gulma?
2. Apa saja gulma penting di lahan pertanian?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini, antara lain :
1. Untuk memahami cara mengidentifikasi gulma
2. Untuk mengetahui dan memahami gulma penting di lahan pertanian
BAB II PEMBAHASAN

A. Identifikasi Gulma
Identifikasi sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda karakteristik seperti
yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar) gulma. Dengan memahami
karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya pengendalian gulma akan lebih mudah.
Disamping itu juga kita harus memperhatikan faktor-faktor lainnya, seperti misalnya iklim, jenis
tanah, biaya yang diperlukan, dan pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkannya
(Tjitrosoedirjdjo, 1984).
Cara identifikasi dengan membandingkan tumbuhan gulma dengan gambar paling praktis
dan dapat dikerjakan sendiri di tempat, oleh karena telah banyak publikasi gambar dan foto-foto
gulma. Identifikasi dengan membandingkan determinasi dari spesies gulma kemudian mencari
dengan kunci identifikasi sedikit banyak kita harus memahami istilah biologi yang berkenaan
dengan morfologi (Sastroutomo, 1990).
Menurut Buchler, et al. (1995) Cara-cara identifikasi gulma dapat ditempuh satu atau
kombinasi dari sebagian atau seluruh cara-cara di bawah ini:
1. Membandingkan gulma tersebut dengan material yang telah diidentifikasi di herbarium;
2. Konsultasi langsung dengan para ahli di bidang yang bersangkutan;
3. Mencari sendiri melalui kunci identifikasi;
4. Membandingkan dengan determinasi yang ada;
5. Membandingkan dengan ilustrasi yang tersedia.
Klasifikasi gulma terdiri atas beberapa pengklasifikasian diantaranya yaitu (Harsono,
2015):
1. Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat dikelompokan menjadi :
a. Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan
siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun
(mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji dan kemudian mati). Karena
kebanyakan umurnya hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering
disebut sebagai gulma semusim. Walaupun sebenarnya mudah dikendalikan, tetapi
kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma tersebut mempunyai
beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek, menghasilkan biji dalam jumlah yang
banyak dan masa dormansi biji yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidupnya.
Di Indonesia banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun, contohnya Echinochloa
crusgalli, Limnocharis flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya
b. Gulma dua tahun (biennial weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya
lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama digunakan
untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua
berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode roset gulma tersebut
sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma dua tahun yaitu Dipsacus sylvestris,
Echium vulgare, Circium vulgare, Circium altissimum dan Artemisia biennis.
c. Gulma tahunan (perennial weeds), yaitu gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun
atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). Kebanyakan berkembang biak
dengan biji dan banyak diantaranya yang berkembang biak secara vegetatif. Pada
keadaan kekurangan air (di musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena
bagian yang berada di atas tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup
untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali
2. Berdasarkan habitatnya, gulma dikelompokkan menjadi :
a. Gulma darat (terrestial weeds), yaitu gulma yang tumbuh pada habitat tanah atau darat.
Contoh Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon dactylon, Amaranthus spinosus,
Mimosa sp dan lain sebagainya
b. Gulma air (aquatic weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air. Gulma air dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Gulma air garam (saltwater atau marine weeds), yaitu gulma yang hidup pada
kondisi air seperti air laut, misal di hutan-hutan bakau. Sebagai contoh Enchalus
acoroides dan Acrosticum aureum.
2) Gulma air tawar (fresh water weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air
tawar
3. Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma dikelompokkan menjadi :
a. Terdapat di tanah sawah, contohnya Echinochola crusgalli, Echinochola colonum,
Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Marsilea crenata
b. Terdapat di tanah kering atau tegalan, contohnya Cyperus rotundus, Amaranthus
spinosus, Eleusine indica c. Terdapat di tanah perkebunan besar, contohnya Imperata
cylindrica, Salvinia sp., Pistia stratiotes
4. Berdasarkan sistematikanya, gulma dikelompokan ke dalam :
a. Monocotyledoneae, gulma berakar serabut, susunan tulang daun sejajar atau melengkung,
jumlah bagian-bagian bunga tiga atau kelipatannya, dan biji berkeping satu.
Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, Cyperus dactylon, Echinochloa
crusgalli, Panicum repens
b. Dicotyledoneae, gulma berakar tunggang, susunan tulang daun menyirip atau menjari,
jumlah bagian-bagian bunga 4 atau 5 atau kelipatannya, dan biji berkeping dua.
Contohnya Amaranthus spinosus, Mimosa sp., Euphatorium odoratum
c. Pteridophyta, berkembang biak secara generatif dengan spora. Sebagai contoh Salvinia
sp., Marsilea crenata.
5. Berdasarkan morfologinya, gulma dikelompokan ke dalam :
a. Golongan rumput (grasses): Gulma golongan rumput termasuk dalam
familia Gramineae/Poaceae. Deangan ciri, batang bulat atau agak pipih, kebanyakan
berongga.Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya
bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun
biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas
pada batas antara pelepah daun dan helaian daun. daun sejajar, terdiri atas dua bagian
yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun
rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian
daun. Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau
tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil
(floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung
(bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut
palea.Buah disebut caryopsis atau grain. Contohnya Imperata cyliindrica, Echinochloa
crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens
b. Golongan teki (sedges): Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae.Batang
umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak
berongga.Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu
tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak
bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka.
Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.
c. Golongan berdaun lebar (broad leaves): Gulma berdaun lebar umumnya termasuk
Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala.
Contohnya Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus
spinosus, Portulaca olerace, Lindernia sp
6. Berdasarkan asalnya, gulma dikelompokan ke dalam :
a. Gulma obligat (obligate weeds) adalah gulma yang tidak pernah dijumpai hidup secara
liar dan hanya dapat tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia.
Contoh Convolvulus arvensis, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava
b. Gulma fakultatif (facultative weeds) adalah gulma yang tumbuh secara liar dan dapat pula
tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia. Contohnya Imperata cylindrica,
Cyperus rotundus Opuntia sp
7. Berdasarkan parasit atau tidaknya, dibedakan dalam :
a. Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus.
b. Gulma parasit, dibedakan lagi menjadi :
c. Gulma parasit sejati, contoh Cuscuta australis (tali putri). Gulma ini tidak mempunyai
daun, tidak mempunyai klorofil, tidak dapat melakukan asimilasi sendiri, kebutuhan akan
makannya diambil langsung dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya (haustarium)
memasuki sampai ke jaringan floem
d. Gulma semi parasit, contohnya Loranthus pentandrus. Gulma ini mempunyai daun,
mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan
unsur hara lainnya diambil dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya masuk sampai
ke jaringan silem.
e. Gulma hiper parasit, contoh Viscum sp. Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil,
dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan hara lainnya diambil
dari gulma semi parasit, dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan xylem.

B. Gulma Penting di Lahan Pertanian


Adapun beberapa gulma yang keberadaannya sangat penting di lahan pertanian, antara
lain :
1. Ageratum conyzoides L.
Ageratum conyzoides berasal dari famili Asteraceae atau Compositae (Bandotan atau
babadotan: Sunda, wedusan: Jawa) merupakan gulma semusim (annual weed), tumbuh tegak
sampai 120 cm, bercabang, berbunga pada setiap tunas daun. Daun berpasangan di bagian
bawah batang dan berseling di bagian atas. Bentuk daun oval dengan variasi ukuran 2-10 x
0,5-5 cm. Bunga rata pada permukaan atas dengan 60-70 bunga, tangkai bunga 5-17 mm
panjangnya. Buah tipe achene oblong, berwarna hitam, berbulu 1,5-2 mm panjangnya.
Gulma ini berasal dari kawasan tropika Amerika, dikenalkan di Indonesia sebelum 1860-an,
dan saat ini telah tersebar di seluruh Indonesia (Paiman, 2020).
2. Bidens pilosa L. var. minor (Bl.) Sherff.
Berasal dari famili Asteraceae (ajeran: Sunda, ketul: Jawa, blackjack, beggarstick:
Inggris) merupakan gulma semusim (annual weed) tumbuh tegak sampai tinggi 1 m, banyak
cabang, sedikit beraroma, berbulu. Daun daun satu tangkai sepanjang 1-6,5 cm dengan 1-3
lembar daun, berbentuk oval-oblong dengan cuneate, ukuran 1-12 x 0,5-5,5 cm. Bunga
bisexual, dalam bentuk heads, dengan 20-40 bunga. Buah mencuk dari bunga dengan
menghasilkan biji tipe achene bulat, dan panjang 0,5-1,3 cm. Gulma ini berasal dari Afrika
Selatan, menyebar sampai ke Jawa sebelum tahun 1835. Saat ini menyebar ke seluruh
Indonesia kecuali Kalimantan dan Maluku (Paiman, 2020).
3. Amaranthus spinosus L.
Nama sinonim: bayam duri dari famili Amaranthaceae merupakan gulma semusim
(annual weed), tumbuh tegak, banyak cabang, tinggi sekitar 100 cm, duri berpasangan. Daun
dengan tangkai agak panjang, ovate- oblong-lanceolate 7,5 x 4 cm. Bunga jantan dan betina
menjadi satu kluster, biji hitam mengkilap, diameter 0,7 mm. Gulma ini tersebar di
Indonesia, pada tanaman padi gogo dan polowijo, menyukai areal terbuka, kering, umumnya
pada tanah subur, tumbuh baik sampai ketinggian 1800 m dpl. Produksi biji dapat mencapai
20.000 butir per individu (Paiman, 2020).
4. Chromolaena odorata L.
Gulma anggota famili Asteraceae (atau Compositae), asal Meksiko Amerika selatan
(tropis). Gulma ini dapat dibedakan dengan cirinya beberapa garis pada phyllaries,
memanjang, dan cenderung silindris keujung. Daun memiliki tiga vena yang jelas, dan
beraroma apabila diremas. Nama Inggris devil weeds atau siam weeds atau kirinyu
(Indonesia) tumbuh pada pertanaman makanan ternak, nanas, karet, kelapa sawit, tebu
bahkan teh, dan sayuran (Paiman, 2020).
5. Cyperus rotundus L.
Dikenal dengan nama “purple nutsedge (purple nutgrass atau teki), tahunan, famili
Cyperaceae. Mampu beradaptasi pada banyak tipe tanah, dan kondisi lingkungan.
Terdistribusi ke kawasan tropis dan subtropis, sementara di temperate adalah C. esculentus
(yellow nutsedge), namun tidak sangat merugikan dibandingkan purple nutsedge. Hampir
semua lahan kering memiliki gulma ini, bahkan sering mendominasi (Paiman, 2020).
6. Centella asiatica (L.) Urb. (= Hydrocotyle asiatica L.)
Nama sinonim: daun kaki kuda, pegagan: Indonesia, pegagan: Jawa, wangee: Sunda.
Gulma ini masuk famil Apiaceae atau Umbelliferae adalah gulma tahunan (perennial weed),
tumbuh menjalar sampai 2,5 m, beraroma, dengan rhizom pendek, berakar pada setiap
ruasnya. Daun roset 2-10, berbentuk ginjal, agak tebal remah, berbulu. Ukuran daun 1-7 x
1,5-9 cm. Bunga berkelamin hermaprodit (bisexual), buah 2 x 1,5 mm, berkembang biak
dengan biji atau bagian vegetatifnya (Paiman, 2020).
7. Echinochloa colona (L.) Link
Gulma ini sebagai gulma semusim (annual weed), pada awal pertumbuhannya mirip
dengan tanaman padi, hanya dapat dibedakan adanya bulu-bulu pada dasar lembaran
daunnya. E. colona banyak membentuk anakan dan “outgrows” sebagian besar varietas padi.
Perakaran yang kuat menyebabkan gulma ini memiliki kemampuan berkompetisi dengan
tanaman padi untuk mendapatkan sinar matahari dan nutrisi. Gulma ini mampu menurunkan
hasil sebanyak 18% dengan 20 E. colona per m2 selama 7-40 HST (Paiman, 2020).
8. Scirpus maritimus L.
Gulma ini termasuk kelompok gulma tahunan, tekian, famili Cyperaceae dengan nama
umum: bulrush (Inggris), purua grass (Selandia baru), apulid atau malabawang, marilanggo
(Filipina), dan wlingi (Indonesia) biasa terdapat pada genangan dangkal dan utamanya lahan
payau. Gulma ini cocok di kawasan pertanaman padi, dan adaptif di wilayah salin (Paiman,
2020).
9. Imperata cylindrical
Alang-alang (Imperata cylindrica L. Beauv) merupakan rumput yang tumbuh secara liar,
dan tersebar luas dihutan, sawah, kebun atau pekarangan rumah dan lingkungan terbuka
lainnya. Rumput ini memiliki bentuk morfologi terna, herba, merayap, tumbuh tegak dan
tinggi tanaman 30 – 180 cm, berdaun tunggal, pangkal saling menutup, helaian berbentuk
pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, panjang daun (180 cm) dan lebar
daun (3 cm). Tanaman ini dapat berkembang biak dengan biji dan rhizoma. Biji alang-alang
yang sangat ringan dapat menyebar ketempat lain melalui angin, air, hewan dan manusia.
Proses pembungaannya sering terjadi pada musim kemarau dan sering terjadi akibat stress
oleh adanya pembakaraan, pembabatan hutan atau kekeringan (Fujianto et al., 2015).
10. Asystasia gangetica L.
Asystasia gangetica L. tumbuh merambat dan bercabang, batangnya bentuk segi empat
dengan panjang hingga 2 m. Bentuk daun saling berlawanan dan tidak ada stipula. Panjang
tangkai daun 0,5-6 cm dengan daun yang berbentuk ovutus dengan panjang 4-9 cm dan lebar
2-5 cm. Bentuk pangkal daun segitiga sungsang atau berbentuk jantung saat daun masih
kecil. Ujung daun berbentuk meruncing dan permukaan daun berbulu pendek dan lembut.
Memiliki 4-6 urat daun disetiap sisi pelepah. Bentuk perbungaan majemuk dan berderet
mengarah pada satu sisi dengan panjang deret bunga mencapai 25 cm. Tangkai bunga
memiliki panjang hingga 3 mm dan kelopakbunga dengan panjang 4-10 mm. Bunga biasanya
berwarna putih/putih dengan bintik keungu-unguan (Adli, 2014).
11. Euphorbia hirta L.
Patikan (Euphorbia hirta L.) merupakan tumbuhan herba satu tahun dengan batang tegak
anaik naik sedikit demi sedikit dan tingginya 0,1-0,6 m. Batang berbulu terutama pada
ujungnya. Daun berbaris dua, memanjang dengan pangkal yang miring, setidaknya dibagian
ujung bertoreh tidak dalam dengan tonjolan lancip, pada sisi bawah berbulu jarang,
panjangnya 0,5-5 cm. Terdapat seperti bunga berkelamin dua dalam karangan tambahan
dengan bentuk setengah bola yang terkumpul menjadi karangan bunga bertangkai pendek,
duduk diketiak daun dan berbulu. Buah tingginya 1,5 mm. vegetasi menyebar di daerah
rumput, halaman, tepi jalan dan kebun pada ketinggian 1-1.400 m (Steenis, 2006).
12. Kyllinga monocephala
Teki pendul (Kyllinga monocephala) merupakan gulma herba menahun; tinggi 0,1-0,5 m.
Akar rimpang pendek, merayap. Batang bersegi tiga yang tajam. Daun pada pangkal batang
2-4, bentuk garis sempit, berlunas, hijau tua, lebar 2-4 mm; pelepah daun menutup
sekelilinganya. Bongkol semu berbentuk bola telur atau bulat memanjang, hijau, kalau luntur
menjadi coklat; yang terbesar panjangnya lebih kurang 1 cm; yang lain jika ada lebih kecil
dan menempel pada pangkal daripada yang terbesar. Daun pembalut 3-4, tak sama besar.
Sumbu utama dari bongkol semu berbentuk kerucut, dengan banyak anak bulir yang tersusun
spiral. Anak bulir duduk, ellips miring, lancip, duduk, tertekan ke samping, panjang lebih
kurang 3 mm. Glumae 4-5, tersusun dalam 2 baris yang berhadapan dan berseling, dua yang
terbawah kecil dan kosong. Tenda bunga sama sekali tidak ada. Benang sari 3. Cabang
tangkai putik 2. Buah bulat memanjang, sedikit gepeng, coklat muda, berjerawat halus,
panjang lebih kurang 1,5 mm (Hartati, 2008).
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa cara
mengidentifikasi gulma adalah membandingkan gulma yang ditemukan di lapangan dengan buku
kunci identifikasi gulma dan memahami karakteristik morfologi dari gulma dengan baik. Gulma
yang penting di lahan pertanian, yakni Ageratum conyzoides, Echinochloa colona, Scirpus
maritimus, Centella asiatica, Cyperus rotundus, Chromolaena odorata, Bidens pilosa, Kyllinga
monocephala, Euphorbia hirta, Asystasia gangetica, Imperata cylindrical dan Amaranthus
spinosus.

B. Saran
Saran dalam penulisan makalah tentang identifikasi gulma dan gulma penting di lahan
pertanian adalah sebaiknya mencari lebih banyak tentang gulma penting di lahan pertanian agar
memperoleh informasi yang dapat dipertimbangkan pada proses budidaya tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Adli, A. S. 2014. Karakterisasi Ekstrak Etanol Tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica)
dari Tiga Tempat Tumbuh di Indonesia. [Skripsi]. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Buchler, D.B., J.D. Doll, R.T. Proost, and M.R. Visocky. 1995. Integrating mechanical weeding
with reduce herbicide use in conservation tillage corn production systems. Journal
Agron. Vol. 87(2):507-512.

Faizal, R., Edy, B. M. S., dan Nelly, A. 2012. Inventarisasi Gulma pada Tegakan Tanaman
Muda Eucalyptus spp.. Jurnal Ilmiah. 1 (2): 43-48.

Fujiyanto, Z., Erma, P., dan Sri, H. 2015. Karakteristik Kondisi Lingkungan, Jumlah Stomata,
Morfometri, Alang-alang yang Tumbuh Di Daerah Padang Terbuka di Kabupaten
Blora dan Ungaran. Buletin Anatomi dan Fisiologi. 23 (2): 48-52.

Harsono, A. 2015. Implementasi Pengendalian Gulma Terpadu pada Kedelai. Balai Penelitian
Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang.

Hartati, S. 2008. Uji Efek Antipiretik Infusa Herba Teki (Kyllinga brevifolia (Rottb.) Hassk.)
pada Kelinci Putih Jantan Galur New Zealand. [Skripsi]. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Haryanto, D. 2016. Identifikasi Gulma Di Lahan Pertanian Padi (Oryza sativa L.) Pasang Surut
di Desa Pegayut Kecamatan Pemulutan Kabupaten Ogan Ilir Dan Sumbang
Sihnya Pada Pokok Bahasan Keanekarangaman Hayati Kelas X Di MA/SMA.
[Skripsi] Universitas Islam Negeri Raden Fatah. Palembang.

Kastanja, A.Y. 2015. Analisis Komposisi Gulma Pada Lahan Tanaman Sayuran. Jurnal
Agroforestri X Nomor 2.

Paiman, 2020. Gulma Tanaman Pangan. UPY Press. Yogyakarta.

Rosmanah, S., Kusnadi H., dan Harta, L. 2016. Identifikasi dan Dominansi Gulma pada Lahan
Kering Dataran Tinggi di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Prosiding Seminar
Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyaraka
Ekonomi ASEAN.

Sastroutomo, S.S. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Steenis, C.G.GJ. Van. 2006. Flora. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Tjitrosoedirdjo, Soekisman et al. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai